Proposal Metris
Proposal Metris
PENDAHULUAN
Gangguan jiwa yang paling umum adalah skizofrenia yang merupakan suatu
penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran
konkret dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal serta
memecahkan masalah (Stuart dan Sudeen, 2007). Menurut Arif (2006), ciri-ciri
utama skizofrenia adalah adanya waham yang mencolok atau halusinasi auditorik.
Ciri-ciri lainnya meliputi anxiety (cemas), kemarahan, menjaga jarak dan suka
beragumentasi.
Gejala kecemasan, baik akut maupun kronis merupakan komponen utama
bagi semua gangguan psikiatri. Sebagian dari komponen kecemasan itu bisa berupa
gangguan panik, fobia, obsesi kompulsi, dan sebagainya (Nasir, 2011). Gangguan
skizofrenia pada lanjut usia (lansia) ditandai oleh gangguan pada alam pikiran
sehingga pasien memiliki pikiran yang kacau. Hal tersebut juga menyebabkan
gangguan emosi sehingga emosi menjadi labil misalnya cemas, bingung, mudah
marah, mudah salah faham dan sebagainya (Mugiono, 2009)
Pengobatan kecemasan pada pasien skizofrenia saat ini tidak hanya dapat
diobati dengan obat-obatan farmakologi saja tetapi juga dapat diobati dengan cara
pengobatan alternatif. Penggunaan pengobatan alternatif semakin populer karena
selain dengan pengobatan farmakologi, pengobatan alternatif saat ini banyak dilirik
oleh masyarakat karena murah dan aman. Salah satu pengobatan alternatif yang
dilirik adalah aroma terapi. Dalam dua dekade terakhir ini, aroma terapi telah
menjadi mitra bagi terapi pengobatan modern yaitu sebagai terapi pendukung
(Hidayati, 2005).
Aroma terapi merupakan terapi modalitas atau pengobatan alternatif dengan
menggunakan sari tumbuhan aromatik murni berupa bahan cairan tanaman yang
mudah menguap dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan. Cairan tersebut
diperoleh melalui berbagai macam cara pengolahan yang dikenal sebagai minyak
esensial. Aroma terapi merupakan terapi tambahan yang dilakukan di samping
terapi konvensional (Kushariyadi, 2011). Sharma (2009) mengatakan bahwa bau
berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat analgesik. Misalnya,
mencium lavender maka akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam
otak dan membantu untuk merasa rileks.
Aroma terapi dianjurkan mengatasi masalah kecemasan, untuk menenangkan
tubuh, pikiran dan saraf. Aroma yang paling populer adalah Lavender. Lavender
digunakan terutama untuk relaksasi, untuk mengurangi susah tidur, kecemasan, dan
depresi, serta untuk penyakit fisik seperti sakit perut dan sakit kepala (Cuncic, 2012
dalam Pande, Agustini, Putra, 2013).
Menurut penelitian dari Pande, Agustini, Putra (2013), ada pengaruh
signifikan aromaterapi lavender terhadap kecemasan pada pasien skizofrenia di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali. Lavender memiliki nama latin Lavandula
afficinalis syn. L. Angustifolia. Tumbuhan yang termasuk dalam suku Lamiaceae
ini memiliki 25-30 spesies. Kini Lavender berkembang diseluruh Eropa Selatan,
Australia, dan Amerika Serikat. Lavender adalah tumbuhan pendek bercabang yang
tumbuh hingga ketinggian sekitar 60 cm. Minyak Lavender dari bunga yang
berwarna ungu memberikan aroma yang harum dan menenangkan (Hartanto, 2010).
Lansia yang mengalami skizofrenia dapat dirawat di Rumah sakit Jiwa
Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh aromaterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pada
lansia dengan skizofrenia
kontrol dan kelompok perlakuan aromaterapi lavender pada lanjut usia dengan
skizofrenia
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoristis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu literatur di keperawatan
jiwa dan menjadi tambahan informasi yang berguna bagi para pembaca untuk
meningkatkan mutu pendidikan keperawatan jiwa, khususnya dalam penanganan
kecemasan pada lansia dengan skizofrenia
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi institusi rumah sakit
Dapat diterpkan sebagai asuhan keperawatan dalam kegiatan perawatan seharihari
2. Pelayanan keperawatan