(SAP)
Tema
Sasaran
: Keluarga pasien
Hari/Tanggal
Waktu
: 35 menit
Tempat
1.
Tujuan
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Materi
a. Pengertian Chronic Kidney Disease (CKD)
b. Penyebab Chronic Kidney Disease (CKD)
c. Tanda dan gejala Chronic Kidney Disease (CKD)
d. Pengobatan Chronic Kidney Disease (CKD)
e. Komplikasi Chronic Kidney Disease (CKD)
3.
Media
a. Slideshow
b. LCD
c. Leaflet
4.
5.
Metode
a.
Ceramah
b.
Diskusi
Pengorganisasian
a.
Pembimbing Akademik
b.
Pembimbing Klinik
c.
Moderator
: Moch Romadhon R.
d.
Penyaji
: Rudianto
e.
Fasilitator
: Masrusoh Vivianti
Mubarokah Isnaeni
Krisna Eka K.
f.
Observer
6.
Kegiatan Penyuluhan
No
Komunikator
Komunikan
Pra Interaksi
1
Memberi
Waktu
PJ
5 menit
Moderator
25 menit
Penyaji
salam
memperkenalkan diri
2
Mengontrak
waktu
penyuluhan
yang ditawarkan
Inti
1
Mengecek
dengan
persepsi
memberi
peserta Menjawab
pertanyaan pertanyaan
Penyaji
mendengarkan
Menjelaskan
pengobatan
Menjelaskan
pencegahan
Tanya jawab
Moderator
Mengajukan
pertanyaan
Penutup
11
5 menit
Moderator
12
Menyimpulkan
hasil
kegiatan Mendengarkan
penyuluhan
13
Menutup
penyuluhan
mengucapkan salam
7.
Kriteria Evaluasi
DAFTAR HADIR
Peserta Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
Di Ruang Tunggu Rumah Sakit Petrokimia Gresik
No
Nama
Alamat
Tanda Tangan
Lampiran Materi
1) Pengertian
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur
ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) di dalam darah (Muttaqin, 2011).
Sedangkan menurut Smeltzer (2008), gagal ginjal kronis atau penyakit renal
tahap akhir (ERSD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus; glomerulonefritis kronis; pielonefritis; hipertensi yang
tidak dapat dikontrol; obstruksi traktus urinarius; lesi herideter, seperti penyakit
ginjal polikistik; gangguan vaskuler; infeksi; medikasi; atau agens toksik.
Lingkungan dan agens berbahaya yang mempengaruhi gagal ginjal kronis
mencakup timah, cadmium, merkuri, dan kromium. Dialysis atau transplantasi
ginjal kadang-kadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien.
2) Penyebab
Menurut Muttaqin (2011), banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan
terjadinya gagal ginjal kronik, akan tetapi, apapun sebabnya, respons yang terjadi
adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang
memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal dan diluar
ginjal :
1. Penyakit dari ginjal
1) Kista di ginjal: polcystis kidney
2) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis
3) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis
4) Batu ginjal: nefrolitiasis
5) Trauma langsung pada ginjal
6) Keganasan pada ginjal
7) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
4) Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan
homeostasis selama mungkin. Seluruh faktor yang berperan pada gagal ginjal
tahap akhir dan faktor yang dapat dipulihkan (mis. Obstruksi) diidentifikasi dan
ditangani (Smeltzer, 2008).
1. Terapi Pengganti Ginjal (TPG)/ Replacement Renal Teraphy (RRT)
a. Dialysis
1) Hemodialysis (HD)
Hemodialisis adalah sebuah terapi yang menghilangkan sampah dan
cairan berlebih dari darah. Selama hemodialisis, darah dipompa
melalui selang lembut ke mesin dialisis yang akan menuju fliter
khusus yang disebut dialyzer (juga disebut ginjal buatan). Saat darah
difiltrasi, darah akan dikembalikan ke aliran darah. Untuk dapat
disambungkan dengan mesin dialisis, pasien harus mempunyai akses
atau pintu masuk ke aliran darah. Terapi ini biasanya dilakukan 3 kali
seminggu. Tiap terapi berlangsung selama 3-5 jam. Hemiodialisis
dapat dilakukan di rumah atau di pusat HD. Pusat HD berlokasi di
dalam rumah sakir atau layanan kesehatan. Syarat melakukan HD di
rumah antara lain pasien harus memiliki cukup ruangan untuk
peralatan dan cukup air dan listrik untuk mengoperasikan mesin
dialisis dan mesin purifikasi. Pasien juga membutuhkan pendamping
saat dialisis.
Indikasi Hemodialisis
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia
(2006) umumnya indikasi dialisa pada GGK adalah bila laju filtrasi
glomerulus (LFG < 15 ml/ menit) sehingga dialisis baru dianggap
perlu dimulai bila dijumpai salah satu dari hal di bawah ini :
a) Keadaan umum buruk dan gejala klinin nyata
b) Kalium serum > 6 mEq/L
c) Ureum darah > 200 mg/L
d) Ph darah < 7,1
e) Anuria berkepanjangan (> 5 hari)
f) Fluid overloaded
g) dan peritoneal dialysis (PD).
2) Peritoneal Dialisis (PD)
Dalam Updates Clinical Practice Guidelines for Hemodialysis
Adequacy (2006) pada peritoneal dialisis (PD), darah dibersihkan di
daam tubuh bukan di luar tubuh pasien. Peritoneum bekerja sebagai
filter alami. Cairan pembersih yang disebut dialisat, dialirkan ke
yang
menjalani
hemodialisis
maintenance
yang
b. Transplantasi Ginjal
Dijelaskan dalam Smeltzer (2008) bahwa transplantasi ginjal telah
menjadi terapi pilihan bagi mayoritas pasien dengan penyakit renal tahap
akhir. Pasien memilih transplantasi ginjal dengan berbagai alasan, seperti
keinginan untuk menghindari dialisis atau untuk memperbaiki perasaan
sejahtera dan harapan hidup untuk hidup secara normal. Selain itu, biaya
transplantasi
ginjal
yang
sukses
dibandingkan
dialisis
adalah
penggunaan
diuretic
K-sparring
furosemide,
spironolactone.
Pengobatan hyperkalemia tergantung derajat kegawatannya
Gawat : glukonas calcicus intravena (10-20 ml 10% Ca gluconate); glukosa
intravena (25-50 %); insulin 10-20 unit; natrium bikarbonat intravena (25-100
ml 8,4 % NaHCO3); dapat digunakan juga insulin kerja cepat 2 U yang
dicampur dextrose 40% 25 cc, diberikan bolus IV.
Meningkatkan : Furosemid
Ekskresi kalium : K-exchange resin; dialysis
Asidosis menyebabkan keluhan mual, lemah, air-hunger dan drowsiness.
Pengobatan intravena dengan NaHCO3 hanya diberikan pada keadaan
asidosis berat, sedangkan jika tidak gawat dapat diberikan secara per-oral
(PPDT, 2008).
5) Komplikasi
Komplikasi gagal ginjal kronis yang perlu menjadi perhatian perawat dan
memerlukan pendekatan kolaboratif untuk perawatan meliputi :
1. Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, metabolisme asidosis, katabolisme,
dan asupan yang berlebihan (diet, obat-obatan, cairan).
2. Perikarditis pada PD, efusi perikardial, dan tamponade perikardial karena
retensi produk limbah uremic dan dialisis tidak memadai.
3. Hipertensi akibat retensi natrium dan air dan kerusakan sistem reninangiotensin-aldosteron system.
4. Anemia akibat penurunan produksi erythropoietin, penurunan RBC umur,
perdarahan
di
saluran
pencernaan
dari
racun
menjengkelkan
dan
6) Pencegahan
Pencegahan Gagal ginjal kronik
a. Skrinning atau pemeriksaan kadar kreatinin serum dan ekskresi albumin dalam
urin dianjurkan untuk individu yang mempunyai faktor resiko penyakit GGK
seperti pasien dengan diabetes mellitus atau hipertensi, individu dengan obesitas
atau perokok, individu berumur lebih dari 0 tahun, individu dengan riwyat DM,
hipertensi dan penyakit ginjal dalam keluarga
b. Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecil resiko
penurunan fungsi ginjal
c. Penghentian merokok
d. Peningkatan aktifitas fisik
e. Pengendalian berat badan
f. Hindari menahan kencing
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, kliegman, Arvin. 2000. Ilmu kesehatan anak edisi 15. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Susanne C & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah. EGC : Jakarta
Sudoyo, A. W dkk. 2009. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid II. Edisi V. Pusat Penerbitan IPD FK UI : Jakarta.