Anda di halaman 1dari 10

1

A. Judul
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri Di Areal Pertambangan PT. ANTAM Tbk Unit Bisnis
Pertambangan Emas Pongkor Kabupaten Bogor Tahun 2010
B. Latar Belakang
Kalimantan Selatan kaya akan sumber daya mineral,salah

satunya

adalah batubara. Keberadaaan potensi batubara di Kalimantan Selatan hamper


menyebar di seluruh Kabupaten. Beberapa kabupaten yang memiliki potensi
batubara antaralain Kotabaru, Tabalong, Balangan,Tapin, Tanah Lautdan
Tanah Bumbu.
Untuk mengetahui

keberadaan potensi endapan batubara tersebut,

dilakukan eksplorasi. Dari data-data hasil eksplorasi yang didapatkan, kita


dapat menghitung sumber daya batubara. Sumber daya batubara akan menjadi
cadangan batubara jika pada saat studi kelayakan dinyatakan layak untuk
ditambang. Untuk menghitung jumlah cadangan batubara diperlukan
perhitungan cadangan.
Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah
(kuantitas) dan kualitas terhadap suatu endapan bahan galian.Jumlah
cadangan menentukan umur tambang. Selain itu, perhitungan cadangan juga
digunakan

untuk

mengetahui

tertambangapakahtelahsesuaidengan

jumlah
target

produksi

cadangan
yang

yang
diinginkan

sehingga mengetahui jumlah losses dari kegiatan penambangan. Hasil dari


perhitungan cadangan juga digunakan untuk mengevaluasi apakah sebuah
kegiatan penambangan yang direncakan layak atau tidak.
C. Batasan Masalah
Batasan Masalah yang diuraikan dalam penelitian iniyaitu :
1. Kajian penelitian hanya dilakukan dilokasi IUP PT. PAMAPERSADA
Nusantara Site KCMB.
2. Menghitung cadangan batubara denganmetode cross section.
3. Perhitungan cadangan didasarkan pada SR yang ditetapkan di
perusahaan.
D. Perumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diteliti dalam tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan data log bor?


2. Bagaimana karakteristik bentuk endapan yang berkembang?
3. Bagaimana cara perhitungan cadangan batubara ?
E. Tujuan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami kondisi geologi bawah
permukaan, terutama evaluasi situasi bawah pemukaan dari lapangan di
daerah eksplorasi PT. PAMAPERSADA Nusantara Site KCMB.
Tujuan dari penelitian ini adalah antara lain :
1. Memplotting titik titik pemboran melalui perangkat lunak/software.
2. Membuat cross section dan menghitung volume sumberdayabatubara yang
ada di lokasi PT. PAMAPERSADA Nusantara Site KCMB.

3. Menghitung cadangan berdasarkan SR yang telahditentukan di PT. Pama


Persada Nusantara Site KCMB.

F.

Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sumber Daya dan Cadangan Batubara
Sumberdaya batubara adalah bagian dari endapan batubara yang
diharapkan dapat dimanfaatkan. Sumberdaya batubara ini dibagi dalam
kelas-kelas sumberdaya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang
ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan
secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumberdaya ini dapat
meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan
dinyatakan layak. (BSN, 1999)
Cadangan batubara adalah bagian dari sumberdaya batubara yang
telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada
saat pengkajian kelayakan dinyatakan layak untuk ditambang. (BSN,
1999).
Memperhitungkan sumberdaya dan cadangan batubara secara
nasional tidak akan sempurna bila ditangani oleh satu disiplin kebumian
tertentu. Hal ini disebabkan ahli ilmu kebumian (misalnya disiplin
geologi) yang mencoba mengklasifikasikan sumberdaya dan cadangan
batubara pada umumnya kurang memahami ilmu ekonomi tambang,
transportasi, pemrosesan dan pemasaran.Demikian juga disiplin tambang
kiranya juga kurang mendalami kondisi geologi dan lingkungan
pengendapan batubara termasuk stratigrafi sebagai titik awal untuk

menilai sebaran dan ciri pengendapan serta sebaran batubara di bawah


tanah.
Kondisi ekonomi akan selalu berubah bersama waktu. Demikian
juga perubahan hukum dan perundang-undangan dapat mempengaruhi
bidang transportasi pemasaran, dan lain-lain. Dengan demikian status
sumberdaya dan cadangan batubara akan ikut berubah sesuai dengan
pertumbuhan ekonomi dan perundang-undangan. Ketelitian dalam
perkiraan besarnya sumberdaya atau cadangan sebenarnya tergantung dari
ketersediaan data eksplorasi dan tingkat kompetensi atau kepakaran
pembuatnya.
Dalam Pedoman Pelaporan dan Estimasi Sumberdaya dan
Cadangan Batubara kerapatan titik informasi yang optimal untuk masingmasing katagori sumberdaya tergantung pada kondisi geologi dan tingkat
keyakinan geologi yang diinginkan. Kerapatan titik untuk tiap kategori
sumberdaya pada kondisi geologi sederhana, moderat dan kompleks
sudah ditentukan dalam SNI tentang perhitungan sumberdaya dan
cadangan mineral dan batubara yang bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel.1 Klasifikasi Sumberdaya berdasarkan kondisi Geologinya.
SUMBERDAYA
GEOLOGI

Sederhana
Moderat

KRITERIA

Jarak Titik
Infomasi

Kompleks
Tabel.2
Sumber : BSN, 1999

HIPOTETIK

Tak dibatasi

TEREKA

TERTUNJUK TERUKUR

1000<X1500

500<X1000

X500

500<X<1000

250<X<500

X250

200<X<400

100<X<200

X<100

Aspek Tektonik dan Sedimentasi sebagai parameter dalam


pengelompokkan kondisi Geologi.

Sumber : BSN, 1999

Untuk sumberdaya hipotetik kecenderungan dalam menetapkan


ketebalan dan kualitas batubara (daerah pengaruh dari titik informasi)
ditentukan terutama oleh keberanian dan pengalaman estimator dalam
penentuan radius daerah pengaruh dari titik informasi sesuai keadaan
geologi di daerah tersebut. Dalam tabel disebut sebagai tidak dibatasi.
Walaupun begitu dalam estimasi sumberdaya hipotetik harus dinyatakan
jarak batas-batas terluar dari titik informasi dan alasan-alasan yang
mendasarinya.
Bagi sumberdaya batubara tereka, kerapatan dan penyebarluasan
titik-titik informasi, yang mungkin ditunjang oleh data interprestasi, harus
memberikan pengertian yang memadai atas keadaan geologi untuk
menyimpulkan

kemenerusan

lapisan

antara

titik-titik

informasi.

Sumberdaya ini harus juga memungkinkan adanya estimasi kisaran


ketebalan batubara juga kualitasnya walaupun masih pada tingkat
kepastian yang rendah, sehingga tidak memadai untuk tujuan perencanaan
penambangan.
Sumberdaya

batubara

tereka

dapat

diestimasikan

dengan

menggunakan data yang didapat dari titik-titik informasi dengan


kerapatan hingga sejauh 1 km sampai dengan 2 km untuk kondisi geologi
sederhana, 0,5 km sampai dengan 1 km untuk keadaan geologi moderat
dan 0,2 km sampai dengan 0,5 km untuk keadaan geologi yang kompleks.
Kecenderungan dalam ketebalan kualitas batubara tidak dapat diperkiran
lebih dari 2 km dari titik-titik informasi.
Untuk sumberdaya batubara tertunjuk, kerapatan, distribusi dan
keterpaduan titik-titik informasi, yang mungkin diperkuat dengan data
interpretasi, cukup untuk memperoleh estimasi yang realistik atas rata-rata
ketebalan, luas wilayah, kisaran kedalaman, kualitas dan jumlah in-situ
dari batubara. Sumberdaya ini telah mampu memberikan tingkat

kepercayaan yang cukup atas endapan untuk pembuatan rencana-rencana


tambang dan menentukan kualitas produk batubara yang kira-kira akan
didapat.
Sumberdaya batubara tertunjuk ini dapat diestimasikandengan
menggunakan data yang diperoleh dari titik-titik informasi, umumnya
kurang dari 1 km untuk keadaan geologi yang sederhana 0,25 km sampai
dengan 0,5 km untuk keadaan geologi moderat dan 0,1 km sampai dengan
0,2 km untuk keadaan geologi yang kompleks. Kecenderungan akan
ketebalan dan kualitas batubara (daerah pengaruh) jangan diprediksilebih
dari 1 km dari titik-titik informasi.
Sumberdaya batubara terukur ini bisa diestimasikandengan
menggunakan data yang diperoleh dari titik-titik informasi umumnya
kurang dari 500 m untuk keadaan geologi sederhana, 0,25 km untuk
keadaan geologi moderat dan 0,1 km untuk keadaan geologi yang
kompleks. Kecenderungan dalam menetapkan ketebalan dan kualitas
batubara seharusnya tidak diprediksilebih dari 500 m dari titik-titik
informasi. (Anonim, 2006).
2. Parameter Perhitungan Cadangan
Parameter dari unsur-unsur yang mempengaruhi perhitungan
cadangan suatu endapan mineral meliputi:
a. Tebal
Ketebalan dapat diukur antara lain dari data pemboran,
pengukuran langsung, perhitungan skala pada peta, penampang, atau
logging. Pada kegiatan penambangan, ketebalan diukur langsung dari
tempat endapanmineral tersebut diternukan. Untuk batubara periu
b.

memperhatikan roof, floor, parting, cara mengukur tebal.


Luas
Meliputi luas vertikal maupun horisontal dan pengukuran luas
dapat dilakukan secara langsung maupun tak langsung:
1) Pengukuran Langsung
a) Planimeter
Minimal dilakukan 2 kali dengan arah yang berlawanan
dan hasil pembacaan yang dapat diterima bila variasi
pembacaan di bawah.2% dari rata- rata.
b) Template

(1) Pola bujur sangkar, setiap bujursangkar mempunyai nilai


satuan luas tertentu,
(2) Pola garis sejajar, merupakan ukuran luas yang sama dari
garis- garis sejajar yang dibandingkan dengan skala.
c) Perhitungan geometri
Bentuk-bentuk tidak beraturan dibagi menjadi beberapa
bentuk geometri sederhana, misal segitiga, bujur sangkar,
persegi empat,dan trapesium.
2) Pengukuran Tidak Langsung,
Dihitung dari data survai, misal dengan metoda koordinat.
Pada batubara, korelasi adalah proses yang sangat penting dalam
penentuan luas sebaran batubara.
c. Kadar
Penentuan kadar suatu endapan mineral merupakan kegiatan
yang kritis dan penting, sehingga memerlukan banyak pertimbangan
karena kandungan kadar suatu endapan mineral tidak selalu sama.
Dalam perhitungan cadangan diperlukan perhitungan kadar rata-rata
dari endapan mineral. Hasil perhitungan rata-rata yang diperoleh
dibandingkan dengan cut offgrade yang berlaku.
Untuk menghitung kadar rata-rata endapan mineral, memerlukan
beberapa pertimbangan pembobotan, antara lain:
2) Metode aritmatik sederhana atau rata-rata perhitungan.Metode ini
beranggapan seluruh blok mempunyai faktor luas, ketebalan dan
SG (specific gravity) yang sama.
3) Pembobotan tebal (rata-rata ketebalan).Metode ini beranggapan
seluruh blok mempunyai faktor luas dan SG yang sama.
4) Pembobotan luas (rata-rata luas).Metode ini beranggapan seluruh
blok mempunyai faktor ketebalan dan SG yang tetap tetapi faktor
luas yang berbeda.
5) Pembobotan volume (rata-rata volume).Metode ini beranggapan
seluruh blok mempunyai faktor SG yang sama.
6) Pembobotan tonase (rata-rata berat).Metode ini beranggapan bahwa
kadar dan SG pada suatu blok berbeda.
d. Berat
Berat dalam setiap satuan volume suatu endapan mineral banyak
digunakan dalam perhitungan cadangan. Oleh karena itu, perhitungan

volume dan perubahan dari volume ke tonase dengan memperhatikan


SG-nya perlu mendapat perhatian. SG dapat ditentukan dari hasil
analisa di laboratorium atau dari penambangan percobaan.
3. Metode Perhitungan Cadangan
Berbagai metode perhitungan cadangan telah banyak dikemukakan
oleh para ilmuwan, dan kalaupun ada perbedaan hanya berupa sedikit
modifikasi dari sesuatu yang sangat umum. Pada prinsipnya, metode
perhitungan cadangan harus dapat menghitung dengan cepat, dipercaya,
dan mudah dilakukan cek ulang. Perbedaan dari berbagai metode
perhitungan

cadangan

biasanya

dibedakan

menurut

penentuan

perhitungannya yang dipisahkan menjadi bagian-bagian atau blok. Hal ini


didasarkan oleh faktor struktur geologi, ketebalan, kadar, nilai ekonomi,
kedalaman, dan lapisan penutup. Oleh karena itu, dalam pemilihan
metode tergantung pada kondisi geologi endapan mineral, sistem
eksplorasi, penambangan, dan faktor ekonomi.
a. Metode Geological Blocks
Metode ini telah lama dikembangkan oleh para ahli.Blok
geologi digambarkan pada sebuah peta dari hasil interpretesi data
eksplorasi.Prosedur penggunaan metode ini relatif sederhana, secara
berurut sebagai berikut :
1) Membuat batas-batas sebaran endapan mineral.
2) Membagi ke dalam blok-blok geologi.
3) Mengukur luas area setiap blok dan dikoreksi faktor kesalahan
pengukuran.
4) Menghitung

nilai

rata-rata

ketebalan,

kemudian

tentukan

volumenya.
5) Dengan memperhatikan faktor SG, maka dapat ditentukan
beratnya.
Metode blok geologi banyak dipakai karena dapat
diterapkan pada berbagai jenis endapan mineral dan pada
bermacam sistem eksplorasi yang sedang dilaksanakan. Gabungan
metode ini dengan metode cross section sering digunakan untuk
perhitungan cadangan.

Meskipun ketepatan perhitungan cadangan tergantung pada


jenis endapan mineral, jumlah blok, dan kerapatan data, tetapi
faktor subyektif geologist (personal interpretation) lebih berperan
dibandingkan dengan pengamatan obyektif kondisi geologi maupun
hasil pengambilan contoh.
b. Metode Cross Section Atau Geological Section
Metode ini membagi tubuh endapan ke dalam blok-blok
dengan

konstruksi

penampang

geologi

pada

interval-interval

sepanjang garis melintang atau pada level yang berbeda sesuai kerja
eksplorasi . Interval penampang dapat sama atau bervariasi sesuai
dengan keadaan geologi dari persyaratan penambangan.
Berdasarkan pada cara konstruksi blok, maka ada 2 modifikasi metode
cross section, yaitu :
1) Metode standard
Berdasarkan pada kaidah perubahan berangsur. Setiap blok
bagian dalam dibatasi oleh dua penampang dan batas samping yang
tidak beraturan. Pada bagian tepi blok terdiri dari satu penampang
dengan batas samping yang tidak rata. Penampang dapat sejajar,
tidak sejajar, vertikal,horisontal atau miring.
2) Metode linier
Berdasarkan kaidah titik-titik terdekat. Setiap blok dibatasi
oleh satu penampang dan mempunyai. panjang yang sama dengan
jarak setengah dengan bagian yang berdampingan. Metode ini
cocok

untuk

perhitungan

cadangan

pada

endapan

placer.

Keuntungan metode cross section dapat menggambarkan keadaan


geologi endapan mineral, prosedurnya cepat, dan sederhana, tetapi
menuntut analisa bentuk dan ukuran penampang guna menentukan
rumus yang tepat. Metode ini merupakan pilihan yang tepat untuk
endapan mineral ysng seragam, sering pula pada endapan yang
berbentuk perlapisan atau endapan placer.
3) Metode polygon
Metode ini menggunakan bentuk

prisma

poligon.

perbedaan dengan metode blok geologi adalah pada metode


polygon faktor geometrik blok tidak diperhitungkan. Metode ini

digunakan berdasar pertimbangan anggapan teoritis daripada


pertimbangan geologi maupun penambangannya. Metode ini
disebut juga metode areaof influence, adapun prosedur penggunaan
metode ini sebagai berikut :
a) Batas perluasan tiap lubang bor adalah setengah jaraknya
diantara garis yang menghubungkan dua lubang bor terdekat.
Masing-masing luas poligon ditentukan oleh kadar dan tebal
dari lubang bor disamping-sampingnya dalam satu poligon.
b) Menghitung tonase masing-masing cadangan dalam poligon.
Dalam penerapannya faktor-faktor kadar, tebal. dan berat
dipertimbangkan secara konstan pada tiap-tiap blok dengan
sistem eksplorasi pola grid. Penerapan terbaik metode poligon
apabila digunakan untuk perhitungan cadangan endapan
mineral yang tabular, misal batubara, mangan, fosfat, endapan
placer,dan vein yang tebal.
G. Hipotesis
Perhitungan cadangan batubara dapat dilakukan dengan beberapa
metode, salah satunya adalah metode polygon. Perhitungan cadangan
dilakukan untuk menentukan potensi batubara PT. PAMA PERSADA
NUSANTARA site KCMB.
H. Metode Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dibagi menjadi menjadi dua, data primer
dan sekunder.

1) Data Primer
Pengambilan data primer dilakukan dengan metode deskriptif,
yaitu melalui studi lapangan dan observasi (pengamatan
langsung) lapangan.
2) Data Sekunder
Data sekunder dilakukan dengan Studi literatur yaitu
mempelajari, mengumpulkan dan membaca berbagai sumber
pustaka untuk memperkuat landasan teori.Selain studi literatur
data sekunder juga dilakukan dengan wawancara terhadap

10

pegawai atau orang-orang yang dianggap bersangkutan


terhadap permasalahan yang diambil.
2. Teknik Pengolahan Data. Pengolahan data dilakukan dengan metode
komputerisasi yaitu menggunakan Autocad LDD, Minescape, maupun
software lain yang akan digunakan.

Daftar Pustaka
Anonim. 2006. Pedoman Pelaporan dan Estimasi Sumberdaya dan
Cadangan

Batubara,

Pusat

Sumberdaya

Geologi.

www.dim.esdm.go.id [23 juli 2009]

K. Haris dan Agus W. 2005. Modul Responsi TE-3231, Metode Perhitungan


Cadangan. Bandung : ITB Press
Nurhakim. 2008. Draft Bahan Kuliah Metode Perhitungan Cadangan..
Banjarbaru : UNLAM

Anda mungkin juga menyukai