Anda di halaman 1dari 5

KISRUH ANGGOTA DPR RI

Permasalahan yang di hadapi anggota Dewan Perwakilan


Rakyat baru baru ini adalah berkaitan tentang pengocokan
ulang yaitu perebutan posisi strategis Alat Kelengkapan Dewan
(AKD). Dualisme yang terjadi di DPR dapat berpengaruh pada
jalannya pemerintahan Presiden yang sekarang ini yaitu Joko
Widodo.
Situasi yang terjadi di DPR saat ini dapat menjadi
ancaman

serius

terhadap

efektifitas

kinerja

DPR

dan

penyelenggaraan pemerintahan. Permasalahan bermula dari


KIH (Koalisi Indonesia Hebat) yang membentuk pimpinan DPR ,
karena mereka tidak puas dengan kepemimpinan DPR yang
sekarang di pimpin dan dikuasai oleh KMP ( Koalisi Merah
Putih ) khususnya dalam sidang paripurna terkait AKD. Dari
pihak KIH meminta Presiden Joko Widodo untuk menerbitkan
Perpu UU MD3 dengan harapan pemilihan DPR dipilih ulang.
Mereka merasa UU MD3 itulah yang menjadi sumber masalah
sehingga pimpinan DPR akhirnya disapu bersih oleh KMP.
Pasal yang berpengaruh dalam permasalahn DPR dalam
UU MD3 yaitu pasal 98 ayat 7 , dimana ayat tersebut berbunyi
Dalam hal pejabat negara dan pejabat pemerintah tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), komisi dapat mengusulkan penggunaan hak interpelasi ,
hak angket, hak menyatakan pendapat, atau hak anggota
mengajukan pertanyaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam pasal itulah yang dikhawatirkan

oleh KIH yang bisa merontokkan kabinet kerja Jokowi-JK. Karena


lewat pasal ini ,Komisi DPR akan berpotensi mengganti menteri
lewat hak interpelasinya. Sehingga pasal tersebut diminta
untuk dihapuskan karena isi dari pasal tersebut merupakan
pasal yang isinya mengulang dari pasal 79,pasal 194, sampai
pasal 227. Sementara itu ayat 6 dalam pasal 98 akan tetap
dipertahankan , dimana ayat tersebut berbunyi Keputusan
dan/atau kesimpulan repat kerja komisi atau rapat kerja
gabungan komisi bersifat mengikat antara DPR dan pemerintah
serta wajib dilaksanakan oleh pemerintah. Sehingga UU MD3
perlu untuk dilakukan penyempurnaan yang dimasukkan lewat
Badan Legislasi yang harus dibentuk terlebih dahulu.
Permasalahan hukum yang mengakibatkan kisruh politik
yang berkepanjangan dan menghambat pemerintahan dapat
diatasi dengan jalan meminta pertimbangan dari Mahkamah
Agung

jika

memang kisruh tersebut sudah tidak

dapat

diselesaikan secara damai dan musyawarah. Dari masalah


yang melibatkan dua koalisi tersebut seharusnya anggota DPR
dari masing-masing koalisi lebih mengedapankan akal sehat
dan musyawarah sebagai langkah awal yang dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan yang sengit tersebut.
Permasalahan tersebut kemudian diputuskan dari kedua
belah pihak KIH dan KMP yaitu pada akhirnya mencapai kata
sepakat untuk berdamai. Kesepakatan dua kubu itu diharapkan
dapat memperkuat parlemen sebagai lembaga pengawas
pemerintahan. Disamping itu niat baik kedua kubu untuk
segera bekerja juga menjadi kunci penyelesaian perselisihan.

Damai

antara

KIH

dengan

KMP

tercapai

setelah

ada

kesepakatan tentang pembagian kursi pimpinan komisi-komisi


dan alat kelengkapan dewan (AKD) , merevisi UU MD3 dan
mengubah tata tertib DPR. Tujuan perubahan UU MD3 dan tata
tertib DPR itu untuk menambah satu kursi pimpinan di semua
komisi dan AKD.
Drama panjang seteru dua kubu parlemen antara KIH
dengan KMP berakhir dan segera menindaklanjuti kesepakatan
dengan menyetujui 5 poin kesepakatan yang sudah diteken.
Kesepakatan diperoleh setelah kedua belah pihak sepaham
dengan syarat-syarat yang diajukan. 5 poin kesepakatan
tersebut merupakan jalan keluar yang fair dari kedua belah
pihak. Berikut ini adalah 5 poin kesepakatan damai antara KIH
dengan KMP :
1. Berkaitan dengan alat kelengkapan dewan (AKD) , secara
proporsional dibagi dalam dua pihak , KIH secara total akan
mendapatkan 21 pimpinan AKD.
2. Adanya perubahan Undang-undang No.17 tahun 2014 (UU
MD3). Perubahan terjadi di pasal-pasal yang berkaitan
dengan jumlah pimpinan AKD.
Perubahan di pasal 74 dan 98 yang berkaitan dengan hak in
terpelasi, angket, hak menyatakan pendapat yang sudah
diatur dalam pasal 194-227 UUD 1945. Sehingga tidak
terjadi dua kali. Untuk rapat-rapat komisi yang berkaitan
dengan hak hak tersebut penggunaannya terpisah.
3. Waktu penyelesaian sebelum 5 Desember 2014, sebelum
reses.

4. Proses penyelesaian melalui Badan legislasi (Baleg DPR).


Setelah baleg terbentuk akan dibuat prolegnas (program
legislasi nasional), dan akan dibahan revisi UU MD3.
5. Pada tanggal 17 November 2014 akan ada rapat pimpinan
DPR dengan fraksi-fraksi. Dalam forum ini fraksi-fraksi KIH
akan

menyampaikan

sikap

terbuka

terkait

mosi

tidak

percaya yang pernah dilakukan.


Penandatangan kesepakatan tersebut di katakan bahwa
dalam anggota DPR sudah tidak dipersepsikan menjadi dua
kubu

lagi

melainkan

hanya

satu

DPR.

DPR

harus

bisa

mengedepankan persatuan dan kesatuan untuk menjalankan


tugas sebagai wakil rakyat dan bekerja di pemerintahan.

TUGAS KEWARGANEGARAAN

Oleh:
SETI DWI HASTUTI
M0212071

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Anda mungkin juga menyukai