ABSTRAK
Judul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan statuta hutan pendidikan UNHAS menjadi Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) untuk Hutan Pendidikan UNHAS berdasarkan
SK. Menteri Kehutanan No. SK 86/Menhut-II/2005, memberikian peluang yang
sangat besar dalam rangka peningkatan kapasitas hutan pendidikan tersebut
kedepan sebagai salah satu lokasi untuk pengembangan Tri Darma Perguruan
Tinggi.
penyusunan
yang
segera
rencana
harus
dilaksanakan
pemanfaatan
dan
dalam
pengelolaan
rangka
hutan
terlihat di lapangan dimana pohon-pohon pinus yang tua mulai mati satu persatu.
Dan apabila hal ini dibiarkan berlangsung, maka kita akan kehilangan salah satu
potensi sumberdaya alam yang besar manfaatnya bagi masyarakat. Selain itu
berpeluang terjadinya bencana ekologis seperti longsor, banjir di musim hujan
dan kekeringan di musim kemarau.
Permasalahan tersebut di atas memerlukan kajian ilmiah yang
mendalam sehingga menjadi bahan untuk menerapkan teknik peremajaan yang
tepat guna mempertahankan kelestarian tegakan hutan Pendidikan BengoBengo.
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi permudaan alam
tegakan pinus, mahoni, dan akasia, yang dilakukan dilakukan dengan meneliti
densitas (kerapatan) dan distribusi permudaan dari jenis tegakan yang diteliti.
II.
METODE PENELITIAN
spesies
tumbuhan
adalah
jumlah
plot
contoh
tempat
diketemukannya suatu spesies dari sejumlah plot contoh yang dibuat. Dengan
demikian frekuensi dapat menggambarkan tingkat penyebaran spesies dalam
habitat yang dipelajari.
Untuk kepentingan analisis komunitas tumbuhan, frekuensi spesies
(F), frekuensi spesies ke-I (F-i) dan frekuensi relatif spesies ke-I (FR-i) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
jumlah plot contoh ditemukannya suatu spesies
jumlah seluruh plot contoh
jumlah plot contoh ditemukannya suatu spesies ke i
jumlah seluruh plot contoh
frekuensi suatu spesies ke i
FR-i = frekuensi seluruh spesies x 100%
F=
F-i =
3. Dominansi/Luas Penutupan
Jumlah
Individu
6
9
2
3
1
3
1
1
Nama Jenis
Cinnamomum sp.
Coffee sp.
Schleicera sp.
Zysigium sp.
Lea indica
Alstonia sp.
Arthophyllum sp.
Flacourtia rucam
Jumlah
FR (%)
18,182
18,182
9,091
9,091
18,182
9,091
9,091
9,091
100,00
KR (%)
23,077
34,615
7,692
11,538
11,538
3,846
3,846
3,846
100,00
DR (%)
21,862
0,617
30,497
17,003
1,476
14,102
9,564
4,879
100,00
INP
63,121
53,414
47,280
37,632
31,196
27,039
22,501
17.817
300,00
jenis
tersebut
memiliki
tingkat
penyebaran
yang
lebih
luas
bahwa terdapat lima janis yang memiliki potensi paling besar yang ditandai
dengan Indeks Nilai Penting tertinggi, yaitu Cinnamomum sp. (63,121 %),
Coffee sp. (53,414 %), Schleicera sp. (47,280 %), Zysigium sp. (37,632 %),
dan Lea indica (31,196 %).
Tabel 2. Rekapitulasi Indeks Nilai Penting Permudaan Jenis Tumbuhan di
Bawah Tegakan Pinus Tahun Tanam 1970/1971
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Jenis
Arthophyllum sp.
Cinnamomum sp.
Flacourtia rucam
Schima wallichii
Jumlah
Individu
11
7
1
10
FR (%)
18,182
27,273
9,091
9,091
KR (%)
32,533
20,588
2,941
29,412
DR (%)
36,589
8,243
36,589
2,816
INP
87,124
56,104
48,621
41,319
5.
Leea indica
6.
Litsea sp.
7.
Schleicera sp.
Jumlah
2
2
1
18,182
9,091
9,091
100,000
5,882
5,882
2,941
100,000
1,866
6,435
7,463
100,000
25,929
21,408
19,495
300,00
Schima
walichii (29,412 %), dan Cinnamomum sp. (20,588 %). Sedangkan Dominansi
Relatif hanya dua jenis yang memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu
Arthophyllum sp. dan Flacourtia rucam dengan nilai dominansi yang sama
yaitu 36,589 %. Terhadap Indeks Nilai Penting maka terdapat empat jenis
yang dominan yang memiliki potensi terbesar, yaitu Arthophyllum sp. (87,124
%), Cinnamomum sp. (56,104 %), Flacourtia rucam (48,621 %), dan Schima
walichii (41,319 %).
Tabel 3. Rekapitulasi Indeks Nilai Penting Permudaan Jenis Tumbuhan di
Bawah Tegakan Pinus Tahun Tanam 1974/1975
No.
Nama Jenis
1.
Flacourtia rucam
2.
Schima wallichii
3.
Arthophyllum sp.
4.
Coffee sp.
Jumlah
Jumlah
Individu
10
14
1
1
FR (%)
KR (%)
DR (%)
INP
33,333
33,333
16,667
16,667
100,00
38,462
53,846
3,846
3,846
100,00
44,915
20,818
27,414
6,854
100,00
116,710
107,997
47,927
27,366
300,00
Nama
Jenis
Alstonia sp.
Arthophyllum sp.
Cinnamomum sp.
Coffee sp.
Flacourtia rucam
Semai
-
No.
6.
7.
8.
9.
10.
Total
Nama
Jenis
Leea indica
Litsea sp.
Schima walichii
Schleicera sp.
Zysigium sp.
Nama Jenis
Jmlh
Individu
FR (%)
KR (%)
DR (%)
INP
1.
Flacourtia rucam
18,182
26,087
2,339
46,608
2.
Zysigium sp.2
9,091
4,348
30,314
43,752
3.
Zysigium sp.1
9,091
4,348
27,039
40,478
4.
Schleicera sp.
9,091
17,391
12,917
39,399
5.
Arthophyllum sp.
18,182
13,044
3,558
34,783
6.
Swietenia
macrophylla
9,091
8,696
11,841
29,628
7.
Cinnamomum sp.
9,091
13,044
5,741
27,875
8.
Leea indica
9,091
8,696
0,988
18,775
9.
Garcinia sp.
9,091
4,348
5,263
18,702
100,00
100,00
100,00
300,00
Jumlah
Nama
Jenis
Arthophyllum sp
Cinnamomum sp.
Flacourtia rucam
Garcinia sp.
Leea indica
Schleicera sp.
Swietenia macrophylla
Zysigium sp.1
Zysigium sp.2
Total
mereka panjat sebelum jatuh ke tanah. Selain itu regenerasi mahoni ini juga
terhambat akibat pengambilan anakan alam berupa tiang oleh masyarakat
sebagai bahan pembuatan pagar pembatas kebun, hal ini terlihat dengan
ditemukannya tonggak-tonggak bekas tebangan di bawah tegakan dan tiangtiang pagar kebun masyarakat di sekitar hutan pendidikan.
3. Permudaan di Bawah Tegakan Akasia
Pengamatan permudaan alami
di
bawah
tegakan
akasia
dilaksanakan pada dua kelas umur yaitu, pertama pada tegakan akasia
dengan tahun tanam 1970/1971 dan kedua pada tegakan akasia dengan
tahun tanam 1974/1975, dimana pada masing-masing kelas umur tersebut
dibuat dua plot pengamatan. Hasil pengamatan dan penelitian menunjukkan
bahwa sama sekali tidak ditemukan permudaan pohon-pohon hutan di bawah
tegakan akasia, termasuk permudaan dari akasia itu sendiri. Lantai hutan
didominasi oleh jenis jonga-jonga (Chromolaena odorata), selain itu juga
ditemukan jenis-jenis seperti Lantana camara dan Melastoma malabatricum.
Lebatnya tumbuhan penutup tanah (cover crops) pada lantai hutan di
bawah tegakan akasia disebabkan karena tajuk akasia yang lebih tipis dan
lebih terbuka dibandingkan dengan tajuk mahoni maupun pinus, sehingga
intensitas cahaya matahari yang sampai ke lantai hutan cukup tinggi yang
akan merangsang pertumbuhan gulma dengan cepat dan tidak memberikan
kesempatan regenerasi bagi pohon-pohon hutan yang ada. Kalaupun ada biji
dari kelompok pohon-pohonan yang sempat berkecambah maka ia tidak
mampu bersaing dengan gulma-gulma yang pertumbuhannya lebih pesat.
B. Peningkatan Nilai Potensi Tegakan
Guna meningkatkan nilai potensi serta nilai manfaat tegakan hutan yang
sedang dikembangkan di areal hutan pendidikan UNHAS Bengo-Bengo dimasa
yang akan datang, maka dari hasil studi ini terdapat empat jenis pohon lokal yang
memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dikembangkan, yaitu Schima walichii,
Litsea sp., Alstonia sp., dan Schleicera sp.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Komposisi jenis permudaan yang tumbuh di bawah tegakan pinus terdiri atas
sepuluh jenis, yaitu Alstonia sp., Arthophyllum sp., Cinnamomum sp., Coffee
sp., Flacourtia rucam, Lea indica, Litsea sp., Schima walichii, Schleicera sp.,
dan Zysigium sp.
8
Alstonia sp., dan Schleicera sp. dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman
karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
2. Mengingat kondisi wilayah kawasan hutan pendidikan sebagian besar
memiliki topografi berat serta jenis pinus dan akasia yang bersifat intoleran,
maka dalam rangka peremajaan tegakan pinus dan akasia perlu dilakukan
penelitian tentang luas tebangan minimal yang dapat menjamin keberhasilan
peremajaan dari kedua jenis tegakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, B., 1992. Pengaruh Pemberian Hormon Tumbuh Rooton-F dan Pupuk
Gandasil-D terhadap Pertumbuhan Stump Anakan Mahoni (Swietenia
macrophylla King) di Rumah Kaca. Lembaga Penelitian Universitas
Hasanuddin. Ujung Pandang.
Earle, C.J., 2002. Pinus merkusii, Junghuhn and de Vriese, (Online),
(http://www.conifers.org/pi/pin/merkusii.htm, diakses 14 Juni 2008).
Erviana. 1992. Pengaruh Kadar Air Tanah Mineral terhadap Pertumbuhan
Anakan Mahoni (Swietenia macrophylla King) pada Berbagai Jenis Tanah.
Skripisi S1 (Tidak Dipublikasikan) Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.
Hardiyanto, E.B., 2001. Pengantar Genetika Pohon. Training Course on Basic
Forest Genetics. Indonesia Forest Seed Project , Faculty of Forestry
Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Havmoller, P., 1993. Introduction to Tree Improvement. Proc. Regional Training
Workshop on Selection and Management of Plus Trees and Seed Stands
and Establishment and Management of Seed Orchards, Held at FRIM.
Malaysia.
Hitalessy, N.H., 2002. Kegiatan Pembebasan pada Areal HPH. PT. Balantak
Rimba Rejeki Kecamatan Lamala Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi
Tengah. Laporan Magang D-3 Kehutanan (Tidak Dipublikasikan) Fakultas
Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Leksono, B., 2001. Strategi Pemuliaan Pohon dan Peningkatan Genetika Hasil
Uji Keturunan Acacia mangium, A. auriculiformis, dan Eucalyptus pellita.
Training Course on Basic Forest Genetics. Indonesia Forest Seed Project,
Faculty of Forestry Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Naiem, 2001. Veriasi pada Spesies Pohon Hutan. Training Course on Basic
Forest Genetics. Indonesia Forest Seed Project , Faculty of Forestry
Gadjah Mada University, Yogyakarta.
Nurkin, B., 1975. Hubungan Sifat-sifat Tanah dengan Bonita Pinus merkusii
Jungh. Et de Vriese di Bagian Hutan Paninggaran Kesatuan Pemangkuan
Hutan Pekalongan Timur. Skripsi S1 (Tidak Dipublikasikan) Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin afiliasi Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
10
Pakalla, E., 2003. Analisis Potensi Pinus pada Hutan Rakyat di Kecamatan Alla
Timur Kabupaten Enrekang. Skripsi S1 (Tidak Dipublikasikan) Jurusan
Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Pathibang, M.R., 2005. Hubungan Beberapa Sifat Fisik Tanah dan Fisiografi
dengan Pertumbuhan Tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese)
di Areal Hutan Rakyat Kabupaten Tana Toraja. Tesis S2 (Tidak
Dipublikasikan) Kekhususan Kehutanan Program Studi Sistem-Sistem
Pertanian Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.
Ramayana, 2003. Kegiatan Inventarisasi Tegakan Tinggal pada Areal HPH. PT.
INHUTANI I Satuan Wilayah Mamuju Propinsi Sulawesi Selatan. Laporan
Magang D-3 Kehutanan (Tidak Dipublikasikan) Fakultas Pertanian dan
Kehutanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Sudjana, 1992. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito . Bandung.
Sujono, I., 1992. Analisis Potensi Permudaan Beberapa Jenis Pohon Komersial
di Pulau Mangole Propinsi Maluku. Skripsi S1 (Tidak Dipublikasikan)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Suryowinoto, S.M., 1997. Flora Eksotika, Tanaman Peneduh. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Yudha, A.T., 2003. Uji Viabilitas Benih Mahoni (Swietenia macrophylla King) pada
Berbagai Posisi Tanam dan Kedalaman Penanaman di Persemaian Balai
Penelitian Tanaman Hutan (BPTH). Skripsi S1 (Tidak Dipublikasikan)
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Zainuddi, S., 1994. Pengaruh Variasi Ukuran Lubang Tanam dan Jenis Mulsa Ki
Hujan (Samanea saman Merr) terhadap Pertumbuhan Anakan Mahoni
(Swietenia macrophylla King). Skripsi S1 (Tidak Dipublikasikan) Jurusan
Kehutanan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Makassar.
11