Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kasus Etika Profesional

Frank Dorrance, seorang manajer audit senior untuk Bright and Lorren, CPA baru saja
diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi rekanan
pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu yang tinggi sama
seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk mengaudit Machine International
sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang keseluruh dunia yang merupakan
klien Bright and Lorren yang bergengsi. Selama audit, Frank menentukan bahwa Machine
International menggunakan metode pengenalan pendapatan yang disebut tagih dan tahan
yang baru saja dipertanyakan oleh SEC.
Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan bahwa metode pengenalan
pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Ia membahas hal ini dengan rekanan
penugasan yang menyimpulkan bahwa metode akuntansi itu telah digunakan selama lebih
dari 10 tahun oleh klien dan ternyata tepat. Frank berkeras bahwa metode tersebut tepat pada
tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank menyadari
tanggung jawab rekan itu untuk membuat keputusan akhir, tetapi ia merasa cukup yakin
untuk menyatakan bahwa ia merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311)
dan menyertakan sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan
keputusan rekannya. Rekan itu memberitahukan Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan
pernyataan demikian karena potensi implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah surat
kepada Frank yang menyatakan bahwa ia mengambil tanggung jawab penuh untuk keputusan
akhir bila timbul suatu permasalahan hukum. Ia menutup dengan mengatakan, Frank, rekan
harus bertindak seperti rekan. Bukan seperti meriam lepas yang berusaha untuk membuat
hidup menjadi sulit bagi rekan mereka. Anda masih harus bertumbuh sebelum saya merasa
nyaman

dengan

anda

sebagai

rekan.

Kasus Kecurangan Audit : Perusahaan Phar Mor Inc.

Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang melegenda
dikalangan auditor keuangan. Eksekutif di Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk
mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top
manajemen perusahaan. Phar Mor Inc, termasuk perusahaan retail terbesar di Amerika
Serikat yang dinyatakan bangkrupt pada bulan Agustus 1992 berdasarkan undang-undangan
U.S. Bangkruptcy Code. Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet
besar di hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan. Produk
yang dijual sangat bervariasi, dari obat-obatan, furniture, electronik, pakaian olah raga
hingga videotape. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat 2 laporan
ganda. Satu laporan inventory, sedangkan laporan lain adalah laporan bulanan keuangan
(monthly financial report). Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar
(true report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang
diadjustment dan ditujukan untuk auditor use only.
Demikian juga dengan laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar
berisi tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan, ditujukan hanya untuk jajaran
eksekutif. Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah
perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.
Dalam mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor sengaja
merekrut staf dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut yang
kemudian dipromosikan menjadi Vice President bidang financial dan kontroler, yang
dikemudian hari ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud tersebut.
Dalam kasus Phar Mor, salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu
fungsicontrol environment telah diberangus. Control environment sangat ditentukan oleh
attituted dari manajemen. Idealnya, manajemen harus mendukung penuh aktivitas internal
audit dan mendeklarasikan dukungan itu kesemua jajaran operasional perusahaan. Top
manajemen Phar Mor, tidak menunjukkan attitude yang baik. Manajemen kemudian malah
merekrut staf auditor dari KAP Cooper & Librand untuk turut dimainkan dalam fraud.
Langkah ini bukan tanpa perencanaan matang. Staf mantan auditor kemudian dipromosikan

menduduki jabatan penting, tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan keuangan
ganda.
Sejauh ini manajemen Phar Mor telah membuktikan tentang teori : The Fraud Triangle. Yaitu
teori yang menerangkan tentang penyebab fraud terjadi. Menurut teori ini, penyebab fraud
terjadi

akibat

hal

: Insentive/Pressure,

Opportunity dan

Rationalization/Attitude.

Insentive/Pressure adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat insentive atau justru
mendapat tekanan (presure) sehingga mereka commited untuk melakukan fraud.
Opportunity adalah peluang terjadinya fraud akibat lemahnya atau tidak efektivenya control
sehingga membuka peluang terjadinya fraud. Sedangkan Rationalization/Attitudemenjelaskan
teori yang menyatakan bahwa fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang
membolehkan terjadinya fraud.
Dalam kasus Phar Mor, setidak-tidaknya top manajemen telah membuktikan satu dari tiga
penyusun triangle, yaitu : top manajemen telah melakukan Insentive/Pressure.

Anda mungkin juga menyukai