Makalah Blok 6
Makalah Blok 6
Pendahuluan
Otak merupakanbagian yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya otak,
manusia dapat berpikir dan mengerjakan segala aktivitas. Karena itu, otak dapat disebut pula
sebagai pusat pengendali segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Otak kita terletak di
bagian kepala yang membuat bagian kepala kita menjadi salah satu bagian yang terpenting.
Walaupun demikian, tidak jarang pula ditemukannya cedera pada bagian kepala. Salah satu
contohnya adalah fraktur pada basis cranii. Fraktur basis kranii adalah suatu fraktur linier
yang terjadi pada dasar tulang tengkorak, fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada
durameter yang merekat erat pada dasar tengkorak. Fraktur basis kranii berdasarkan letak
anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media dan fraktur fossa posterior.
Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria.
Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria dan durameter daerah
basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kalfaria. Sehingga bila terjadi
fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini dapat menyebabkan
kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak
(meningitis). Pada pemeriksaan klinis dapat ditemukan rhinorrhea dan raccon eyes sign
(fraktur basis kranii fossa anterior), atau ottorhea dan batles sign (fraktur basis kranii fossa
media). Kondisi ini juga dapat menyebabkan lesi saraf kranial yang paling sering terjadi
adalah gangguan saraf penciuman (N.olfactorius), saraf wajah (N.facialis) dan saraf
pendengaran (N.vestibulokokhlearis). Penanganan dari fraktur basis kranii meliputi
pencegahan peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencegah
batuk, mengejan, dan makanan yang tidak menyebabkan sembelit. Jaga kebersihan sekitar
lubang hidung dan telinga, jika perlu dilakukan tampon steril (konsultasi ahli THT) pada
tanda bloody/ otorrhea/ otoliquorrhea. Pada penderita dengan tanda-tanda bloody/ otorrhea/
otoliquorrhea penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala miring ke posisi yang sehat.
Pembahasan
Skenario 11
Analisis Masalah
Seorang wanita 45 tahun mengalami kecelakaan lalu-lintas sehingga tidak sadar diri, di bawa
ke rumah sakit. Dokter yang memeriksanya mengatakan dia mengalami fraktur pada basis
craniinya.
A. Basis Cranii
Anatomi Basis Cranii
Tulang tengkorak terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis kranii. Tulang tengkorak
terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital. Kalvaria
khususnya di regio temporal adalah tipis, namun dilapisi oleh otot temporalis. Basis kranii
berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses
akselerasi dan deselerasi. Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fossa cranii
anterior, fossa cranii media dan fossa cranii posterior.1
pars os temporal. Fissura orbitalis superior, yang merupakan celah antara ala mayor
dan minor os sphenoidalis dilalui oleh n. lacrimalis, n.frontale, n.trochlearis, n,
occulomotorius dan n. abducens.2 Fraktur pada basis cranii fossa media sering terjadi,
karena daerah ini merupakan tempat yang paling lemah dari basis cranii. Secara
anatomi kelemahan ini disebabkan oleh banyak nya foramen dan canalis di daerah ini.
Cavum timpani dan sinus sphenoidalis merupakan daerah yang paling sering terkena
cedera. Bocornya CSF dan keluarnya darah dari canalis acusticus externus sering
terjadi (otorrhea). N. craniais VII dan VIII dapat cedera pada saat terjadi cedera pada
pars perrosus os temporal. N. cranialis III, IV dan VI dapat cedera bila dinding lateral
sinus cavernosus robek.
crania sering terjadi pada dua lokasi anatomi tertentu, yaitu regio temporal dan regio
occipital condylar.
Fraktur basis crania dapat dibagi berdasarkan letak anatomis fraktur fosa anterior dan
fraktur fosa posterior. Fraktur basis crania merupakan yang paling serius terjadi karena
melibatkan tulang-tulang dasar dari tengkorak.4
Dasar tengkorak terbagi atas tiga bagian yaitu :
Fossa Anterior
Fossa Media
Fossa Posterior
Fraktur Temporal
Dijumpai pada 75% dari semua fraktur basis cranii. Terdapat 3 suptipe dari fraktur
temporal berupa longitudinal, transversal dan mixed.5
1. Fraktur longitudinal
Terjadi pada regio temporoparietal dan melibatkan bagian squamousa pada os
temporal, dinding superior dari canalis acusticus externus dan tegmen timpani.
Tipe fraktur ini dapat berjalan dari salah satu bagian anterior atau posterior
menuju cochlea dan labyrinthine capsule, berakhir pada fossa cranii media dekat
foramen spinosum atau pada mastoid air cells. Fraktur longitudinal merupakan
yang paling umum dari tiga suptipe (70-90%).
2. Fraktur transversal
Dimulai dari foramen magnum dan memperpanjang melalui cochlea dan
labyrinth, berakhir pada fossa cranial media (5-30%).
3. Fraktur mixed
Memiliki unsur unsur dari kedua fraktur longitudinal dan transversal. Namun
sistem lain untuk klasifikasi fraktur os temporal telah diusulkan. Sistem ini
6
B. Bagian-Bagin Otak
Otak terletak di dalam cavum cranii dan bersambung-sambung dengan medulla
spinalis melalui foramen magnum. Otak dibungkus oleh tiga meningen : duramater,
arachnoidea mater, dan piamater dan ketiganya berlanjut ke medulla spinalis. Liquor
cerebrospinalis mengelilingi otak di dalam spatium subarachnoideum.6
Secara konvensional, otak dibagi menjadi tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut
secara berurutan dari medulla spinalis ke atas adalah rhombencephalon, mesensephalon
dan prosencephalon. Rhombencephalon( Otak belah ketupat ), dibagi menjadi medulla
oblongata, pons dan cerebellum. Prosencephalon ( Otak depan ), dapat dibagi menjadi
diencephalon( di antara otak ), yang merupakan bagian sentral prosencephalon dan
cerebrum. Batang otak( istilah untuk gabungan medulla oblongata, pons dan
mesencephalon ) adalah bagian otak yang tertinggal setelah hemispherium cerebri dan
cerebellum diangkat .7
Pons
Terletak di permukaan anterior cerebellum , inferior dari mesencephalon, dan superior
dari medulla oblongata, pons atau jembatan, dinamakan dari banyaknya serabut-serabut
yang berjalan secara transversal pada permukaan anteriornya, yang menghubungkan
kedua hemispherium cerebelli. Pons juga mengandung banyak nuklei dan serabut
asendens dan desendens.
Cerebellum
Otak Kecil atau Cerebellum terletak di bagian belakang kepala, dekat dengan ujung
leher bagian atas. Cerebellum mengontrol banyak fungsi otomatis otak, diantaranya:
mengatur sikap atau posisi tubuh, mengkontrol keseimbangan, koordinasi otot dan
gerakan tubuh. Otak Kecil juga menyimpan dan melaksanakan serangkaian gerakan
otomatis yang dipelajari seperti gerakan mengendarai mobil, gerakan tangan saat
menulis, gerakan mengunci pintu dan sebagainya. Jika terjadi cedera pada otak kecil,
dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi
tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke
dalam mulutnya atau tidak mampu mengancingkan baju.
bagian
sempit
otak
yang
menghubungkan
prosencephalon
dengan
menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi dalam hal mengontrol
respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata, mengatur gerakan tubuh dan
pendengaran.
Lobus Frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol
perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
9
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
10
11
Gambar 4: Atas , Permukaan lateral kanan otak. Bawah, Permukaan medial sisi kanan otak
setelah pemotongan secara midsagital9
12
Gambar 5: Permukaan medial sisi kanan otak yang diperbesar setelah pemotongan secara
midsagital; memperlihatkan lanjutan canalis centralis , ventriculus quartus, aquaductus
cerebri, dan ventriculus tertius dan pintu masuk ke ventriculus quartus melalui foramen
interventriculare.9
C. Vaskularisasi Cerebral
Arteri Otak
Otak diperdarahi oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis, di mana letak
dari dari ke empat arteri tersebut berada di dalam spatium subarachnoideum dan cabangcabangnya beranastomosis pada permukaan inferior otak untuk membentuk circulus
Willisi.
13
Dimulai pada bifurcatio arteriae carotidis communis, di sini terdapat sinus caroticus .
Arteri ini berjalan kemudian naik melalui leher dan menembus basis cranii melalui
caroticus ossis temporalis. Selanjutnya arteri tersebut akan berjalan secara horizontal ke
depan melalui sinus cavernosus dan muncul pada sisi medial processus clinoideus
anterior dengan menembus duramater yang kemudian arteri tersebut masuk ke dalam
spatium subarachnoideum dengan cara menembus arachnoidea mater dan berbelok ke
posterior menuju ke ujung medial sulcus cerebri lateralis . Di sini, arteri carotis interna
terbagi dua menjadi arteri cerebri anterior dan arteri cerebri media.
opticus, masuk ke dalam cornu inferius ventriculi lateralis dan berakhir pada plexus
choroideus. Arteri ini membentuk cabang-cabang kecil untuk struktur-struktur di
sekitarnya, termasuk crus cerebri , corpus geniculatum laterale , tractus opticus dan
capsula interna .
arteria ini
15
Gambar 6. Asal serta perjalanan yang ditempuh arteria carotis interna dan arteria
vertebralis saat berjalan naik di daerah leher untuk masuk ke cranium3
Arteria Vertebralis
Merupakan cabang pertama bagian arteria subclavia, naik ke dalam leher melalui enam
foramen processus transversus vertebrae cervicales bagian atas. Arteri ini masuk ke
cranium melaui foramen magnum dan menembus duramater dan arachnoidea
materuntuk masuk ke dalam spatium subarachnoideum. Kemudian arteri berjalan ke
atas, depan dan medial terhadap medulla oblongata. Pada pinggir bawah pons, arteria
vertebralis bergabung dengan arteria vertebralis sisi kontralateral untuk membentuk
arteria basilaris.
Berasal dari arteria vertebralis atau arteria inferior posterior cerebelli. Arteri ini
berjalan turun pada permukaan posterior medulla spinalis dekat radices posterius
nervi spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat oleh arteria radicularis yang masuk
canalis vertebralia melalui foramina intervertebralis.
Distribusi arteria spinalis posterior
Arteria spinalis posterior dapat berasal langsung dari arteria vertebralis di dalam
tengkorak atau tidak langsung dari arteria inferior posterior cerebelli. Masingmasing arteri akan berjalan turun pada permukaan posterior medulla spinalis dekat
dengan radix posterior saraf dan membentuk cabang-cabang yang masuk ke dalam
substansi medulla spinalis. Arteria spinalis posterior berukuran kecil pada daerah
thoracica bagian atas dan tiga segmen thoracica bagian teratas sangat rentan
terhadap iskemia bila terjadi oklusi pada arteria segmentalisatau arteria radicularis.
3. Arteria spinalis anterior
Dibentuk dari cabang masing-masing arteria vertebralis dekat bagian akhirnya.
Sebagian arteri tunggal, arteria spinalis anterior berjalan turun pada permukaan
anterior medulla oblongata dan medulla spinalis, serta terbenam dalam pia mater di
sepanjang fissura mediana anterior. Arteri ini diperkuat oleh arteri radicularis yang
masuk canalis vertebralis melalui foramen intervertebralia.
cerebelli,
dan
permukaan
bawah
hemispherium
cerebelli
dan
17
19
20
Gambar 10: Circullus willisi memperlihatkan distribusi darah dari 4 arteri utama9
Arteri untuk daerah otak tertentu
Corpus striatum dan capsula interna terutama mendapat darah dari rami centrales
mediales dan laterales arteriae cerebri mediae. Cabang-cabang central arteria cerebri
anterior memperdarahi struktur-struktur otak lainnya.
Thalamus :
Terutama mendapat darah dari cabang-cabang arteria communicans posterior , arteria
basilaris dan arteria cerebri posterior.
Mesencephalon :
21
Diperdarahi oleh arteria cerebri posterior , arteria superior cerebelli, dan arteria
basilaris.
Pons
Diperdarahi oleh arteria basilaris dan arteria anterior , inferior dan superior cerebelli.
Medulla Oblongata :
Diperdarahi oleh arteria vertebralis , arteria spinalis anterior dan posterior, arteria
inferior posterior cerebelli dan arteria basilaris.
Cerebellum :
Diperdarahi oleh arteria cerebelli superior, inferior anterior cerebelli, dan inferior
posterior cerebelli.
22
Gambar 11: Aliran darah vena pada hemispherium cerebri kanan. A: Permukaan lateral.
B: Permukaan medial9
Vena Cerebri Interna
Terdapat dua buah vena cerebri interna dan vena-vena ini terbentuk dari gabungan vena
thalamostriata dengan vena choroidea di foramen interventriculare. Kedua vena
berjalan ke posterior di dalam tela choroidea ventriculi tertii dan keduanya bergabung
23
di bawah splenium corporis callosi untuk membentuk vena cerebri magna, yang akan
bermuara ke dalam sinus rectus.
Vena untuk Daerah Tertentu Otak
Mesencephalon :
Dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena basalis atau vena cerebri
magna.
Pons :
DiaSlirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena basalis, vena cerebelli,
atau sinus venosus yang ada di dekatnya.
Medulla Oblongata :
Dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena spinalis dan sinus venosus
yang terdapat di dekatnya
Cerebellum :
Dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena cerebri magna atau sinus
venosus yang berdekatan.
Simpulan
Fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tengkorak yang
tebal. Secara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kalfaria.
Sehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan durameter. Hal ini
dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang menimbulkan resiko terjadinya
infeksi selaput otak (meningitis). Kalvaria khususnya di regio temporal adalah tipis,
namun dilapisi oleh otot temporalis. Basis kranii berbentuk tidak rata sehingga dapat
melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi. Rongga
tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu : fossa cranii anterior, fossa cranii media dan fossa
cranii posterior. Jenis Fraktur Basis Cranii :Fraktur Temporal, dijumpai pada 75% dari
semua fraktur basis cranii. Terdapat 3 suptipe dari fraktur temporal berupa longitudinal,
transversal dan mixed.
24
Daftar Pustaka
1. Khalilulah
SA.
Fraktur
basis
cranii.
Banda
Aceh:
Dalam : Soepardi EA, Iskandar N, Bashruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu
kesehatan tenggorok kepala & leher. Edisi ke 6. Balai Penerbit FK-UI: Jakarta;
2007.p.114-7.
5. Kevin KH, Makishima T. Temporal bone frakture. [last revised Oct 12, 2005; cited
Dec 21,2011]. Available from: http://www.utmb.edu/otoref/gmds/Temp-bone-trauma051012.
6. Snell, R.S. Clinical Anatomy by Regions (8th ed.).Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2008.
25
12. Goets, C.G. Textbook of Clinical Neurology (2nd ed.). Philadelphia: Saunders, 2003.
26