TINJAUAN PUSTAKA
A. Infeksi
1. Definisi infeksi
Infeksi adalah proses masuknya parasit dan mengadakan hubungan dengan
inang. Infeksi terjadi bila parasit itu sanggup menggandakan penetrasi atau
melalui tanggul pertahanan inang dan hidup di dalamnya. 10 Rongga mulut dihuni
oleh berbagai jenis mikroorganisme yang membentuk mikroflora oral komensal.
Mikroflora ini biasanya mengandung bakteri, mikroplasma, jamur, dan protozoa,
yang semuanya dapat menimbulkan infeksi oportunistik simtomatik tergantung
pada faktor-faktor lokal atau daya pertahanan tubuh penjamu yang rendah.
Sejumlah virus dapat menimbulkan lesi orofasial atau asimtomatis di dalam saliva
pada saat timbulnya infeksi virus secara sistemik atau pada pembawa yang sehat. 11
Faktor utama yang menyebabkan dapat terjadinya infeksi adalah sebagai berikut:10
a. Tempat masuknya parasit ke dalam inang
Biasanya disebut fortal of entry, adalah saluran pernafasan (mulut dan
hidung), saluran gastrointestinal dan pecahan pada selaput lendir superfisial
dan kulit. Beberapa jenis parasit dapat menembus selaput lendir atau kulit
yang utuh, ada juga yang dimasukkan oleh antropoda melalui lapisan-lapisan
yang utuh langsung ke dalam saluran getah bening atau aliran darah.
b. Penempatan dan multiplikasi parasit dalam tubuh inang
Portal of entry parasit dapat segera menyebar melalui saluran getah bening
(lymph) masuk ke dalam aliran darah, yang selanjutnya disebarkan secara luas
sehingga parasit itu dapat mencapai tempat khusus untuk bermultiplikasi.
Susunan biokimia dari lingkungan dalam jaringan itu menentukan kesensitifan
atau resistensi dari inang terhadap parasit tersebut, meskipun tidak terjadi
5
infeksi sangat penting untuk diperhatikan bagi ilmu kedokteran karena ada
syarat lain untuk kelangsungan hidup bagi parasit tersebut, yaitu tempat keluar
(fortal of exit) dari inang yang cocok dan suatu mekanisme untuk transmisi ke
inang yang baru.
2.
(attenuated) pada
Kesanggupan dapat memulai suatu infeksi, tidak selalu harus memiliki sifat
patogenesis yang hebat. Infeksi dan invasi sering terjadi tanpa timbul atau
menampakkan suatu penyakit yang jelas misalnya kebanyakan orang dewasa bila
melakukan tes tuberculin akan memberikan reaksi positif, tetapi sedikit
diantaranya yang jelas menderita TBC. Kesanggupan dapat mengadakan infeksi
tergantung pada banyak sifat-sifat kompleks yang beberapa diantaranya masih
belum diketahui, tetapi yang jelas ialah parasit harus sanggup mengatasi alat
pertahanan inang seperti antibodi dan fagosit yang dapat menahan bahkan
menghancurkan berbagai mikroorganisme patogen.10
Daya
invasi
(invasiveness)
tergantung
pada
kesanggupan
parasit
meninggalkan tempat infeksi pertama dan tumbuh dalam jaringan lain. Invasi ke
dalam darah dan jaringan dapat saja tidak menimbulkan penyakit yang nyata
tergantung pada sifat organisme dan resistensi inang. Dalam mengadakan invasi
dapat terjadi perubahan sifat dari infeksi menjadi komersal atau mikroorganisme
itu mendapat keuntungan khusus dengan keadaan dalam tubuh inang, misalnya
dapat membentuk kapsul untuk melindunginya terhadap efek fagositosis dan
antibodi. Ada pula yang dapat menginvasi dan tumbuh dalam darah, dalam hal ini
timbul keadaan-keadaan yang disebut bakteriemia, viraemia, dan rickettsaemia.10
Daya invasi diperhebat oleh eksoenzim yang dibentuk oleh mikroorganisme
untuk menyerang pertahanan inang misalnya beberapa macam bakteri patogen
membentuk zat berupa enzim yang dinamakan leukosidin yang dapat mematikan
leukosit. Streptococcus yang menyebabkan scarlet fever (erysipelas) dan
septikaemia membentuk aktivator enzim yang dinamakan streptokinase atau
fibrinolisin. Enzim ini membantu menghancurkan fibrin yang membekukan darah
7
dan melingkari tempat luka atau infeksi sebagai tanggul. Dengan hancurnya
tanggul ini bakteri dapat mengadakan invasi sampai jaringan jaringan yang
letaknya lebih jauh.10
Hialuronidase adalah suatu enzim yang menghancurkan asam hialuron, yaitu
zat pengikat antar sel. Hialuronidase yang secara normal menghalangi
mikroorganisme menembus jaringan. Hal ini yang mnyebabkan hialuronidase
disebut spreading factor. Beberapa organisme membentuk enzim lipolitik
misalnya lesitinase. Enzim ini menyebabkan penghancuran eritrosit (hemolisis)
yang berakibat anemia dan anoksemia. Organisme semacam ini dinamakan
organisme hemolitik.10
Enzim tersebut merupakan sifat-sifat yang konstitutif, dalam beberapa hal
merupakan hasil mutasi, akibat dari induk oleh substrat dalam jaringan tubuh.
O2,
dimaksudkan
sebagai
antigen
somatik
(O-antigen)
dari
penyebab
Kontak langsung
Jika suatu bahan infeksi diusapkan pada salah satu tempat pada tubuh
10
tangan.12
Kebiasaan
berjabat
tangan
dapat
memindahkan
dalam debu untuk waktu yang lama. Jika debu itu tertiup angin, maka orang
yang menghirupnya terutama orang yang memiliki luka bekas operasi atau
kecelakaan, dapat menderita serangan suatu penyakit oleh mikroorganisme
dalam droplet nuclei tersebut.10
f. Darah dan derivat darah
Mikroorganisme patogen tidak jarang terkandung di dalam darah. Hal ini
terbukti pada beberapa penyakit penyebab infeksi beredar beberapa lama
dalam darah. Bakteri tifoid segera ditemukan dalam darah pada minggu
pertama dari penyakit itu. Meningokokus tidak jarang ditemukan dalam darah,
meskipun tidak ada meningitis. Rickettisia (typus fever, Rocky Mountain
spotted fever) dan virus demam kuning, demam berdarah, ensefalitis dan
protozoa (malaria, trypanosoma) juga beredar dalam darah. 10
Tiap organisme beredar dalam darah dipindahkan oleh alat-alat pemotong
yang disterilkan secara tidak sempurna. Suatu cara pemindahan darah
terinfeksi yang umum diketahui adalah penggunaan jarum suntik yang tidak
disterilkan untuk penyuntikan obat secara intravena, hal ini perlu diperhatikan
khususnya terhadap virus hepatitis infeksiosa (hepatitis virus A) dan serum
hepatitis (hepatitis virus B). Virus-virus ini sering terbawa dalam darah donor,
serum, plasma, darah dari bank darah, alat suntik, jarum suntik, dan alat-alat
lain yang tidak sempurna disterilkan. Virus hepatitis A juga ditransmisi oleh
tinja, urin, air liur, dan makanan (termasuk kerang) yang terkontaminasi dan
menimbulkan epidemik gawat. Virus B tidak ditransmisi dalam feses, kecuali
ada darah didalamnya.10
B. Tindakan Pencegahan Penularan Infeksi
1. Definisi
12
tangan. Mencuci tangan harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah memakai
sarung tangan.8
Cara mencuci tangan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan yaitu : 1) cuci
tangan higinis atau rutin, dilakukan untuk mengurangi kotoran dan flora yang
ada di tangan dengan menggunakan sabun atau detergen, 2) cuci tangan
aseptik, dilakukan sebelum melakukan tindakan aseptik pada pasien dengan
menggunakan cairan antiseptik, 3) cuci tangan bedah, dilakukan sebelum
melakukan tindakan bedah dengan cara aseptik dengan menggunakan cairan
aseptik dan sikat steril.8
Prosedur mencuci tangan adalah: 1) Untuk mencuci tangan harus selalu
diusahakan tersedia sabun antiseptik dan air mengalir. Melepaskan benda
sekitar tangan (jam tangan, cincin, gelang, dan lain lain). 2) Gunakan tisu
untuk
membuka
keran
air
untuk
menghindari
tangan
yang
kotor
Telapak tangan.
ii.
14
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
15
kontak
langsung
membran
mukosa.
Tidak
semua
pemaparan
dan sarung tangan bedah dibuat berupa sarung tangan sekali pakai untuk
digunakan pada seorang pasien dan kemudian dibuang. Pemakaian ulang dari
sarung tangan meningkatkan risiko infeksi pada tenaga kesehatan gigi dan
terhadap pasien. Mencuci sarung tangan lateks juga membuat sarung tangan
menjadi lemah dan membuat sebagian besar sarung tangan menjadi rusak.16
Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan periksa tidak
memadai, maka sarung tangan sekali pakai yang sudah digunakan dapat
diproses ulang dengan
sarung tangan bekas pakai dalam larutan klorin 0.5% selama sepuluh menit
kemudian dicuci dan dibilas, serta dikeringkan, kemudian disterilkan dengan
menggunakan autoklaf atau dilakukan desinfeksi tingkat tinggi seperti
dikukus.16
Masker digunakan untuk melindungi dokter gigi dan perawat gigi dari
percikan yang berasal dari henpis berkecepatan tinggi yang digunakan dalam
preparasi gigi atau penggunaan skeler ultrasonik. Pada pemakaian peralatan
tersebut, selalu disertai semprotan air. Air yang tersemprot keluar dari alat bor
tadi akan segera tercampur degan saliva dan darah pasien, karena putaran alat
tersebut sangat cepat maka terbentuk aerosol yang patogen.16
Aerosol yang dihasilkan dari peralatan tadi mengandung partikel dalam
ukuran yang berbeda-beda. Partikel yang berukuran >50 m disebut spatter,
sedangkan yang berukuran <50 m disebut droplet nuclei yang biasanya
berukuran 5 15 m. Karena adanya gaya gravitasi maka spatter akan
melekat pada berbagai permukaan, sedangkan droplet nuclei akan tersuspensi
di udara selama beberapa jam, sehingga dapat menginfeksi seseorang melalui
inhalasi atau terhirup langsung masuk paru-paru. Konsentrasi paling besar dari
17
mikroorganisme adalah dua kaki di depan pasien ( 61 cm), tempat dokter gigi
dan perawat berada. Mikroorganisme yang ditemukan pada aerosol gigi
termasuk Staphylococcus, Streptococcus, difteroid, pneumococcus, M.TBC,
virus influenza, virus hepatitis, herpes virus hominis, dan neisseria.16
Masker yang menutupi mulut dan hidung dapat mengurangi terhirupnya
partikel aerosol. Juga melindungi terkontaminasinya membran mukosa hidung
dan mulut. Dianjurkan masker diganti pada setiap pasien atau sekurangkurangnya sekali setiap jam dan lebih sering lagi pada keadaan kontaminasi
aerosol yang hebat. Selama prosedur perawatan gigi, saliva dan partikel
kotoran besar yang berasal dari mulut pasien akan menyemprot ke arah wajah
tenaga kesehatan gigi. Partikel-pertikel ini mengandung sejumlah besar
konsentrasi bakteri dan secara fisik membahayakan mata. Sebagai contoh,
virus hepatitis B dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata.16
Masker dan kacamata harus dipakai saat membilas, memoles, melakukan
skeling termasuk skeling ultrasonik, dan pada saat preparasi dengan bur baik
menggunakan henpis berkecepatan rendah atau tinggi.12 Kacamata melindungi
mata dari partikel-partikel seperti pacahan gigi yang berukuran besar maupun
kecil dari hasil dari preparasi dan melindungi dari cahaya ultraviolet, percikan
cairan kimia yang digunakan pada waktu membersihkan permukaan alat.
Kacamata pelindung yang terkontaminasi harus dicuci bersih dengan sabun
dan air kemudian disterilkan atau didisinfeksi setiap ganti pasien.16
Aerosol gigi dan percikan dapat mengontaminasi pakaian yang digunakan
dokter gigi dan stafnya. Pakaian kerja harus dibuka diruang praktek dan dicuci
terpisah dari pakaian lain serta harus dilepaskan ketika meninggalkan klinik
18
dan tidak digunakan di ruang makan atau kantor untuk mencegah penyebaran
infeksi ke anggota keluarga.16
Pakaian pelindung harus melapisi atau melindungi pakaian di dalamnya. 16
Pakaian pelindung harus diganti setiap hari karena bakteri patogen dan
beberapa virus terutama hepatitis B dapat hidup beberapa hari di pakaian. 12
Jenis pakaian pelindung ada berbagai macam yaitu baju pelindung kedap air
dan tidak kedap air, atau baju pelindung steril dan tidak steril. Baju pelindung
steril dipakai oleh ahli bedah dan para asistennya pada saat melakukan
pembedahan, sedangkan baju pelindung nonsteril dipakai di berbagai tempat
yang beresiko tinggi seperti ruang pemulihan, ruang ICU, dan ruang darurat.16
c. Pengolaan alat kesehatan
Pengelolaan alat kesehatan dapat mencegah penyebaran infeksi melalui
alat kesehatan atau menjamin alat tersebut selalu dalam kondisi steril dan siap
pakai. Pemilihan pengelolaan alat tergantung pada kegunaan alat dan
berhubungan dengan tingkat risiko penyebaran infeksi. Pengelolaan infeksi
dapat dilakukan melalui empat tahap yaitu, dekontaminasi, pencucian,
sterilisasi atau DDT, dan penyimpanan.8
i.
Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan langkah pertama dalam menangani alat bedah
dan sarung tangan yang tercemar. Hal penting yang perlu dilakukan sebelum
membersihkan alat adalah melakukan dekontaminasi alat dan benda lain
yang mungkin terkena darah dan cairan tubuh. Setelah digunakan alat harus
direndam di larutan klorin 0.5% selama 10 menit. Langkah ini bertujuan
mencegah penyebaran infeksi alat kesehatan, menginaktivasi penyakit
(HBV, HCV, dan HIV) serta dapat mengamankan petugas yang
membersihkan alat tersebut dari risiko penularan.8
19
20
dengan larutan deterjen, air, dan sikat. Pencucian harus dilakukan dengan
teliti sehingga darah atau cairan tubuh lain, jaringan, bahan organik, dan
kotoran betul-betul hilang dari permukaan alat tersebut.8
Cuci alat dengan deterjen dan air, gunakan sarung tangan, pencucian
yang hanya menggunakan air tidak dapat menghilangkan protein, minyak,
dan partikel-pertikel. Deterjen digunakan dengan cara mencampurkannya
dengan air dan digunakan untuk membersihkan partikel dan minyak serta
kotoran lainnya. Tidak dianjurkan untuk menggunakan sabun cuci biasa
untuk membersihkan peralatan, karena sabun yang bereaksi dengan air akan
meninggalkan residu yang sulit dihilangkan, hindari juga penggunaan abu
gosok
karena
bekas
goresan
akan
menjadi
tempat
bersembunyi
mikroorganisme.8
iii. Desinfeksi dan Sterilisasi
Desinfeksi adalah penghancuran bakteri patogenik dengan cara
pemberian langsung bahan-bahan kimia atau fisik.12 Desinfeksi bertujuan
menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan
kecuali endospore bakteri menggunakan cairan kimia, pasteurisasi, atau
perebusan. Desinfeksi dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah
proses yang dilakukan sebelumnya, seperti pencucian, pengeringan,
adanya zat organik, tingkat pencemaran, jenis mikroorganisme pada alat
kesehatan, sifat dan bentuk terpajan desinfektan, suhu dan pH. Bila faktorfaktor tersebut ada yang diabaikan maka mengurangi efektivitas
desinfeksi.8
1) Desinfeksi kimiawi
a) Alkohol
Berbentuk etil alkohol dengan konsentrasi 60 90% dapat
bekerja sebagai bakterisidal, tuberkulosidal, fungsidal, dan
21
tetapi
bersifat
karsinogenik
sehingga
jarang
22
dengan
detergen
digunakan
untuk
dekontaminasi
yang
bertujuan
merusak
mungkin ada
mikroorganisme
24
dan tertutup
alat
25
28
29
ginjal, dan sebagainya. Gejala TBC paru-paru adalah batuk disertai riak, bila tidak
mendapat pengobatan TBC paru-paru dapat berkembang terus, sehingga
menimbulkan batuk darah. Dinding dada terasa sakit dan sesak nafas.17
Pada TBC otak penderita mula-mula merasa sakit kepala, tengkuk sakit, kaku
dan demam. Lama-kelamaan kesadaran menurun dan pingsan. Pada TBC tulang
menimbulkan perasaan sakit di daerah yang terangsang TBC itu, lalu tulangnya
melunak dan timbul nanah. Pada TBC ginjal kuman TBC merusak jaringan ginjal,
sehingga tidak dapat berfungsi lagi. Bila menjalar ke kandung kemih, timbul
kencing
yang
keruh.
Penyakit
tuberculosis
disebabkan
oleh
kuman
Peralatan tajam yang biasanya digunakan dalam prosedur bedah mulut dan
sering terkontaminasi darah dan saliva misalnya jarum suntik, jarum jahit,
bilah (blade) skalpel, elevator periosteal, dan elevator akar, dianggap
2.
3.
akan tertarik oleh gaya grafitasi bumi dan menempel disemua permukaan.
Virus berupa Herpes Simpleks Virus (HSV), HIV, Hepatitis, TBC,
4.
5.
18
infeksi.
Tindakan pencegahan penularan infeksi
Kontaminasi yang terjadi melalui tangan dokter gigi yang menyentuh gagang
Screening
pasien
lampu, tombol
dental
unit, kartu pasien, pulpen, kran air/stop kran, meja dan
12
sebagainya.
Mencuci tangan
E. Kerangka Teoritis
Perlindungan diri
Infeksi
Imunisasi
Sarung tangan
Tindakan pencegahan
penularan infeksi
Kacamata pelindung
Masker
Penutup kepala
Faktor resiko
Pakaian pelindung
Pengelolaan alat
kesehatan
F. Kerangka Konsep
Dekontaminasi
Pencucian alat
Desinfeksi dan
sterilisasi
Pengelolaan limbah
dan sanitasi ruangan
31
Variabel yang diteliti
Pengelolaan jarum
dan alat tajam
Variabel yang tidak diteliti