Anda di halaman 1dari 18

SEX EDUCATION MENURUT PERKEMBANGAN ANAK

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlunya orang tua untuk memberikan pendidikan sek kepada anaknya, yang pada
dasarnya pendidikan sek penting dan bukan permasalahan yang tabu untuk disampaikan atau
diberikan sejak dini kepada anak agar anak dapat mengenali perbedaan jenis kelamin laki-laki
dan perempuan. Pendidikan sek juga memperhatikan tentang batas-batas anak untuk
mengetahui pendidikan sek sesuai perkembangan anak dan juga memperhatikan umur anak.
Hal itu dilakukan agar anak dapat memahami dan tidak melakukan hal-hal yang tidak
seharusnya anak lakukan, sekaligus anak juga dapat lebih memperhatikan kebersihan dan
kesehatan atas organ genetalia.
Di Indonesia, ternyata banyak orang yang tidak ingin benar-benar membicarakan seks.
Tetapi ketika mereka muda dan tumbuh dan masalah ini muncul pada keluarga mereka,
semua orang menjadi tegang. Apa yang harus dikatakan dan kapan Sex education/pendidikan
seks sebenarnya berarti pendidikan seksualitas yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas
dalam arti luas. Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek
biologik, orientasi, nilai sosiokultur dan moral, serta perilaku.
Sesuai dengan kelompok usia berdasarkan perkembangan hidup manusia, maka pendidikan
sex dapat dibagi menjadi pendidikan seks untuk anak prasekolah dan sekolah, pendidikan seks
untuk remaja, untuk dewasa pranikah serta menikah.
Sex education untuk anak-anak bertujuan agar anak mengerti identitas dirinya dan terlindung
dari masalah seksual yang dapat berakibat buruk bagi anak. Pendidikan seks untuk anak pra
sekolah lebih bersifat pemberian informasi berdasarkan komunikasi yang benar antara
orangtua dan anak.
Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis
juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang benar
harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama
diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.
Ketika kita mendengar kata seks apa yang terpikir di benak kita? Pornografi, vulgar,
menjijikkan dll. Memang sebagian besar masyarakat menganggap membicarakan seks itu
adalah sesuatu hal yang tabu dan tak layak dibicarakan. Ketika anak kita bertanya soal
1

seksualitasnya pasti kita dengan cepat akan mengalihkannya dan akan mengatakan Hus
tidak baik ngomong gitu, masih kecil nanti kalo sudah besar kan tau sendiri. Sikap seperti
itulah yang salah, karena anak memiliki rasa ingin tahu tentang banyak hal, bila kita sebagai
orang tua tidak bisa mengarahkan dengan baik, tidak bisa memberikan informasi yang jelas
cenderung mereka akan mencari informasi dari orang lain dan teman-temannya, informasi
tersebut belum tentulah informasi yang baik.
Sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seks dan
menempatkan bahwa seks adalah sesuatu yang penting. Bahkan banyak orang tua yang tidak
memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tabu dengan sendirinya.
Selama ini seks identik dengan orang dewasa saja. "Pendidikan seks tidak selalu mengenai
hubungan pasangan suami istri, tapi juga mencakup hal-hal lain seperti pemberian
pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta memahami
berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat," ujar Dra Dini Oktaufik dari yayasan ISADD
(Intervention Service for Autism and Developmental Delay).
Membahas masalah seks pada anak memang tidak mudah. Namun, mengajarkan pendidikan
seks pada anak harus diberikan agar anak tidak salah melangkah dalam hidupnya. Pendidikan
seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak usia
3-4 tahun, karena pada usia ini anak sudah bisa melakukan komunikasi dua arah dan dapat
mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan pengenalan organ tubuh
internal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang dan penjelasan diatas, maka dapat diambil Rumusan
Masalah yaitu :
Bagaimana cara memberikan pendidikan sek (sexs education) pada anak dalam mengenali
perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sesuai perkembangan anak ? .
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
a) Untuk menambah pengetahuan bagi semua orang tua untuk mengetahui
tentang pentingnya memberikan pendidikan sek kepada anak sesuai
perkembangan anak dalam mengenali perbedaan jenis kelamin pria dan
wanita,
b) Untuk mempermudah anak dalam mengembangkan harga diri, kepercayaan
diri, kepribadian yang sehat, dan penerimaan diri yang positif,
c) Untuk mengetahui pentingnya pendidikan sek pada anak

sesuai

perkembangan anak dalam mengenali perbedaan jenis kelamin pria dan


wanita.
2

2) Tujuan Khusus
a) Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan
biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral,
b) Untuk mengetahui pentingnya pendidikan sek pada anak dalam mengenali
perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sesuai perkembangan
anak.
c) Untuk memberitahu kepada orang tua cara memberikan pendidikan sek
(sexs education) pada anaknya dalam mengenali perbedaan jenis kelamin
laki-laki dan perempuan sesuai perkembangan anak.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis : Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan sek
sesuai perkembangan anak dalam mengenali perbedaan jenis kelamin pria dan
wanita.
2. Bagi Pembaca : Dapat menambah ilmu dan mempermudah anak dalam
mengembangkan harga diri, kepercayaan diri, kepribadian yang sehat, dan
penerimaan diri yang positif.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
3

Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas
manusia yang jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan,
kejiwaan dan kemasyarakatan.
Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan
yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini
mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana
fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada
wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada
timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah
perkawinan, kehamilan dan sebagainya.
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih trend-nya
sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa
atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah
biasnya sex education maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan
remaja.
Sementara dr. Warih A Puspitosari, M.Sc, Sp.K.J. menjelaskan bahwa Pendidikan seks
usia dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks. Namun pendidikan seks
pada usia dini menjelaskan tentang organ-organ yang dimiliki manusia dan apa fungsinya.
B. Pembahasan
Cara memberikan penjelasan pendidikan seks kepada anak sesuai dengan tahapan atau umur
mereka :
1) Balita (0/1-5 tahun),
Bagaimana caranya mengajarkan hal ini setelah anak berusia di atas satu tahun?
Triknya yaitu:
a) Ajak anak mengenali bagian tubuhnya, dan jelaskan fungsi setiap bagian dengan
bahasa sederhana. Katakan bahwa tubuhnya adalah karunia yang sangat berharga dan
harus dijaga dengan baik,
b) Bangun kebiasaan positif. Misalnya, tidak berganti baju di tempat terbuka, tidak pipis
di sembarang tempat, dll,
c) Tanamkan pentingnya menjaga organ tubuh tertentu, seperti alat vital, dari sentuhan
orang lain. Tentu saja, disertai penjelasan sederhana yang bisa ia terima dan
mengerti dengan baik,
d) Biasakan anak berpakaian sesuai identitas kelaminnya sejak dini. Banyak kelalaian
orang

tua

untuk

hal

ini.

Mereka

membuat anak perempuan

menjaditomboy dan anak laki-laki

menjadi

feminin. Dalam

kondisi

ekstrem, anak bahkan bisa mengalami kebingungan identitas seksual.


Pada usia ini, Anda bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup
mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks
miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu
atensi anak biasanya pendek. Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa
memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut,
dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin
dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis. Selain
itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan
sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang
tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya.
Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasus
kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.
Umur 3-5 tahun
Pada rentang umur ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi masingmasing organ tubuh, jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin si kecil.
Saat yang paling tepat untuk mengajarkannya adalah di saat Anda sedang
memandikannya. Diharapkan untuk hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan di
masyarakat untuk menyebut alat kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti vagina
atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti apem atau burung. Anda
tidak perlu membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak Anda atau
mengajarkannya dalam kondisi belajar yang serius.
Pertanyaan yang sering dilontarkan anak pada usia ini , seperti mama, kita
lahir dari mana?, Anda juga bisa memberikan penjelasan mengenai darimana bayi
berasal dengan menggunakan sebuah cerita agar si buah hati bisa lebih memahami dan
tertarik untuk mendengarkannya. Di usia ini juga, seorang anak sudah bisa diajarkan
apa itu perempuan dan laki-laki. Jadi bila Anda memiliki dua anak yang berlawanan
jenis, akan lebih mudah untuk Anda menjelaskan perbedaan penis dan vagina
kepadanya.
Ajarkan juga kepada anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya,
adalah milik pribadinya yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus
diajarkan untuk tidak menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan kepada
mereka bahwa mereka memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau ciuman dan
5

segala macam bentuk kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini
menjadi penting, karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah
orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk
tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak
menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk menyatakan penolakannya.
2) Umur 6 - 9 tahun
Anak-anak sering sekali menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual dari
orang dewasa karena ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan
dengan mudah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal itu terjadi
karena anak tidak tahu dan keluguan si anak atau karena pelaku berdalih bahwa hal
yang dilakukan adalah tanda kasih sayang.
Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan
untuk melindungi dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk
membuka pakaian bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat
kelaminnya oleh temannya. Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak sekencang
mungkin meminta pertolongan dan melapor ke orang tua jika orang dewasa yang
berada

di

sekitar

mereka

mengancam

untuk

memberikan

hukuman

atau

mengintimidasi mereka di saat mereka menolak untuk melakukan hal-hal yang


menurut anak tidak nyaman untuk dilakukan.
Selain itu, di rentang umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang
tumbuh dengan cepat dan terlihat jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak
ayam) di saat bertumbuh dewasa untuk mengajarkan mengenai perkembangan alat
reproduksi. Ajaklah anak anda untuk turut mengamati perkembangannya. Jika mereka
tidak terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa berikan informasi lebih
lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga akan berubah
seiring mereka bertumbuh dewasa nanti.
Orang tua harus memperhatikan suasana hati anak agar saat menyampaikan
materi seksualitas, si anak tidak merasa terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi
terlalu liar dalam menyikapi seks.
3) Umur 9 - 12 tahun
Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si
anak saat menjelang masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap
6

individu. Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah
yang akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap perkembangan
individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa
memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika
dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.
4) Umur 12 - 14 tahun
Data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja di Jakarta, Bogor,
Tangerang, dan Bekasi telah berhubungan seksual sebelum menikah. Penulis memang
tidak mendapatkan angka pasti untuk data di tahun 2012, tetapi dengan adanya berita
di berbagai media massa yang menyatakan adanya peningkatan dalam tingkat aktivitas
seksual remaja, maka tentunya harus ada pendidikan yang memadai untuk
menanggulangi hal ini.
Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu,
orang tua sebaiknya mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya
bekerja. Penekanan terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk
hubungan seksual juga sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak
segala macam konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika
mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan
komunikasi dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas, juga perlu
menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum
mencapai masa dewasa.
Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa
ragu, takut, enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka.
Jika orang tua merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan
anak, orang tua bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk memberikan
pendidikan seksual kepada anak dan

membantu orang tua merasa nyaman

membicarakan topik ini.


5) Usia Menjelang Remaja
Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai
haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang

remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk
payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
6) Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara
seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya.
Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan
dan akibat-akibat secara emosi.
Diharapkan, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar
pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak
perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan
informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks,
maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan
jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa
jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka
pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.
Pendapat lain :
Pendidikan Sex Bagi Anak Berdasarkan Usia
1) Pada usia 1 sampai 4 tahun
Paparnya, orang tua disarankan mulai memperkenalkan anatomi tubuh,
termasuk alat genital. Perlu juga ditekankan pada anak bahwa setiap orang adalah
ciptaan Tuhan yang unik. Dan berbeda satu sama lain. Kenalkan, ini mata, ini kaki, ini
vagina. Itu tidak apa-apa, terangkan bahwa anak laki-laki dan perempuan diciptakan
Tuhan berbeda. Masing-masing dengan keunikan sendiri ujarnya.
2) Pada usia 5-7 tahun
Rasa ingin tahu anak tentang aspek seksual biasanya meningkat. Maka aku
menanyakan kenapa temannya memiliki organ-organ yang berbeda dengan dirinya
sendiri. Rasa ingin tahu itu merupakan hal yang wajar karena itu orang tua diharapkan
bersikap sabar dan komunikatif. Menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui anak. Kalau
anak laki-laki mengintip temanya perempuan yang sedang buang air. Itu mungkin
karena ia ingin tahu, jangan hanya ditegur lalu ditinggalkan tanpa dijelaskan terangkan
bedanya banya anak laki-laki dan perempuan.
3) Pada usia 8-10 tahun
8

Anak sudah mampu mmbedakan dan mengenali hubungan sebab akibat pada
fase ini. Orang tua sudah bisa menerangkan secara sederhana proses reproduksi.
Misalnya tentang sel telur dan sperma bila bertemu akan membentuk bayi.
4) Pada usia 11-13 tahun
Sudah memasuki pubertas, ini mulai mengalami perubahan fisik dan mulai
tertarik pada lawan jenisnya. Ia juga sedang giat mengekplorasi diri. Misal: anak
perempuan akan mencoba alat make up ibunya. Anak perempuan memiliki hubungan
lebih dekat dengan ibu dan sebaliknya. Hal itu mempermudah anak membentuk
identitas dirinya sendiri sebagai individu dewasa. Kalau anak perempuan kurang akrab
dengan ibunya, ia bisa saja mencari sosok ayah jika ia mencari pasangan hidup kelak.
C. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Sistem Reproduksi pria
Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran (terdiri dari epididimis, vas
deferens, uretra), kelenjar aksesori (mencakup vesikula seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar bulbouretral), dan struktur penunjang (skrotum dan penis). Fungsi sistem
reproduksi pria antara lain; (1) memproduksi sperma dan hormon testosteron, (2)
duktus (saluran) untuk mengangkut, menyimpan, dan mematangkan sperma, (3)
kelenjar aksesori mensekresi semen, dan (4) uretra pada penis untuk saluran ejakulasi
semen dan ekskresi urine.
a. Skrotum
Dari luar, skrotum terlihat seperti satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian
lateral oleh raphe. Di dalam, scrotal septum yang terdiri dari jaringan otot polos
(disebut otot dartos) dibagi menjadi dua, yang masing-masing berisi satu testis. Kedua
testis dihubungkan oleh otot cremaster. Dengan posisi letak dan kontraksi ototototnya, skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu testis.
b. Testis
Testis disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu membran yang
disebut tunica vaginalis. Cairan yang ada di membran tersebut disebuthydrocele. Di
dalam tunica vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica
albuginea yang memanjang ke dalam membentuk sekat yang membagi testis ke
beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus seminiferus
yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu pembentukan sperma.
Tubulus seminiferus mengandung dua macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel
tempat mensistesis sperma) dan sel sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel
9

spermatogonia yang berkembang dari sel benih primordial akan aktif pada masa
pubertas/. Aktifnya spermatogonia ditandai dengan adanya spermatogenesis.
Spermatogonium (2n) mengalami mitosis dan terbentuk dua spermatosit
primer (2n). Kemudian terjadi meiosis I dimana masing-masing spermatosit primer
menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu terjadi meiosis II dan terbentuk total 4
spermatid (n). Tahap terakhir dari spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana
masing-masing spermatid menjadi sel sperma.
c. Sperma
Sperma bertugas untuk membuahi ovum. Bagian utama sperma adalah bagian
kepala dan ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, dengan selaput pada ujungnya
yang mengandung enzim hyaluronidase dan protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian
ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher (mengandung sentriol), bagian
tengah (mengandung mitokondria), principal piece (bagian terpanjang dari ekor), dan
bagian akhir (merupakan terminal). Sel sperma tidak bertahan lebih dari 8 jam di luar
tubuh.
Hormon yang terlibat dalam spermatogenesis adalah testosteron yang
produksinya dimulai oleh LH yang merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus
untuk mensekresikan testosteron, sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
d. Saluran reproduksi pada pria
Saluran Testis
Sel sertoli mengeluarkan cairan yang mendorong sperma untuk
melewati lumen tubulus seminiferus untuk kemudian ke sebuah saluran lurus
yang sangat pendek, dan kemudian sampai ke epididimis.
e. Epididimis
Saluran epididimis adalah sebuah saluran (duktus) yang panjangnya
sekitar 6 m, merupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma
dapat berada di epididimis hingga berbulan-bulan. Bila tidak dikeluarkan,
sperma akan reabsorpsi oleh tubuh.
f. Vas deferens
Vas deferens terletak pada akhir epididimis, panjangnya sekitar 45 cm.
Seperti halnya epididimis, vas deferens dapat menyimpan sperma selama
berbulan-bulan.
g. Saluran spermatik
10

Saluran spermatik merupakan salah satu struktur penunjang sistem


reproduksi pada pria yang terdiri dari vas deferens yang menanjak melalui
skrotum, arteri testikuler, vena, saraf otonom, pembuluh limfa, dan otot
cremaster.
h. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi mempunyai panjang sekitar 2cm dan dibentuk dari
kesatuan duktus dari seminal vesikel dan ampulla vas deferens. Berfungsi
sebagai saluran sperma untuk keluar.
i. Uretra
Uretra adalah saluran terminal dari sistem reproduksi dan sistem
perkemihan. Berfungsi sebagai saluran keluar baik urine maupun semen.
Panjangnya sekitar 20 cm, melalui prostat, perineum, dan penis, Terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu uretra prostatik, uretra membranosa, dan spongy
urethra yang berakhir diexternal urethra orifice.
j. Vesikula seminalis
Cairan yang mengandung fruktosa, prostaglandin dan gmpalan protein
dikeluarkan melalui vesikula seminalis. Cairan ini membantu menetralkan
suasana asam yang dapat menonaktifkan dan membunuh sperma. Fruktosa
digunakan sperma untuk membentuk ATP, prostaglandin berperan dalam
viabilitas sperma. Gumpalan protein berfungsi untuk membantu semen
menggumpal setelah ejakulasi.
k. Kelenjar prostat
Prostat mensekresi cairan seperti susu yang agak asam (pH 6,5),
mengandung beberapa substansi; (1) Citrid acid yang digunakan oleh sperma
untuk produksi ATP melalu siklus Krebs, (2) beberapa enzim proteolitik,
seperti

PSA

(prostate-spesific

antigen),

pepsinogen,

amilase,

dan

hyaluronidase, (3)acid phosphatase, (4) seminalplasmin berperan dalam


melawan bakteri.
l. Kelenjar Bulbouretral
Disebut juga kelenjar Cowper, menghasilkan cairan yang berfungsi
untuk membersihkan uretra, menetralkan suasana asam dari urine pada uretra.
Juga mensekresikan lendir yang melumasi ujung penis agar sperma tidak rusak
pada saat ejakulasi.
11

m. Semen
Semen adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari
sekresi tubulus seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar
bulbouretral). Terdapat sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan
seminal menyediakan perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma
dari suasana asam. Kelainan dimana terdapat darah pada semen disebut
hemospermia.
n. Penis
Penis berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan
ekskresi urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing
dikelilingi oleh jaringan yang disebut tunica albuginea. Dua bagian
dorsolateraldisebut corpora

cavernosa

penis. Bagian

midventral, corpus

spongiosum penis, mengandung uretra spons dan menyimpannya selama


ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile tissue (jaringan erektil).
Pada waktu melakukan senggama (coitus) sel mani dikeluarkan oleh kantong
mani dan zat cair yang dihasilkan oleh kelenjar prostat.

2. SISTEM REPRODUKSI WANITA


Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam
tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:
a) Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur,
b) Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan,
c) Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
Anatomi sistem reproduksi wanita
Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian luar dan dalam yaitu:
1) Bagian luar terdiri dari:
a. Vulva,
b. Mons pubis / mons veneris (Tundun),
c. Bibir luar (labia mayor),
d. Bibir dalam (labia minora),
12

e. Klentit/ Clitoris yang sangat peka karena banyak mengandug serabut saraf,
f. Vestibulum,
g. Mulut vagina,
h. Perineum.
2) Bagian dalam terletak di dalam rongga panggul terdiri dari:
a. Vagina (liang senggama/ kemaluan),
b. Mulut rahim (serviks),
c. Rahim (uterus),
d. tuba pallopi, adalah 2 buah saluran penghubung ovarium dengan rongga rahim,
yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim,
e. 2 buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri.
Alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
melanjutkan keturunan. Bila salah satu bagian tidak berfungsi maka dengan
sendrinya akan menghambat (mengganggu) fungsi reproduksi wanita.

1) GENITALIA EKSTERNA
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris (Tundun)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak,
area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
c. Labia mayora (Bibir Besar)
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah
perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d. Labia minora (Bibir Kecil)
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.
Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris.
Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
13

f. Vestibulum
Merupakan rongga yang berada di antara labia minora, muka belakang dibatasi
oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari :
1. Liang senggama (introitus vagina),
2. Uretra,
3. Kelenjar Bartolin,
4. Kelenjar skene kiri dan kanan.
g. Introitus / orificium vagina
Mulut vagina merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh.
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Konsistensinya
ada yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari (Syaifudin,1997). Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat
hubungan seksual pertama kali.
Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi
tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak
pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Panjangnya lebih
kurang 4 cm. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan
diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2) GENITALIA INTERNA
a. Vagina (liang kemaluan)
14

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di


bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar
cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan
fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang
elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan
lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus
urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di
sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3
anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormonhormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus hipofisis - adrenal - ovarium.
Selain

itu

terdapat

organ/sistem

ekstragonad/ekstragenital

yang

juga

dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan
sebagainya.
b. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Panjang uterus 7 cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm, berat 50 g. Pada rahim wanita
dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus 5-8 cm dan beratnya 3060 g.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan
serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari :
1. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot
polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
15

Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat


kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air.
Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
2. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa
otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri,
menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri
berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita.
3. Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
Dinding uterus terdiri dari :
a) Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah),
Merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting dalam
siklus haid. Seorang wanita pada masa reproduksi, pada kehamilan endometrium
akan menebal, pembuluh darah bertambah banyak yang diperlukan untuk
memberi makanan pada janin.
b) Miometrium (lapisan otot polos)
Tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada
waktu persalinan. Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampaike
ukuran normal sebelumnya.
c) Lapisan serosa (peritoneum visceral)
Terdiri atas ligamentum yang menguatkan uterus yaitu :
1. Ligamentum karnidale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak
turun,
2. Ligamentum sakrouterinum kiri dan kanan, menahan uterus supaya tidak
banyak bergerak,
3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam
keadaan antefleksi,
16

4. Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba,


5. Ligamentum infundibulo pelvikum, ligament yang menahan tuba falopi.
c. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

d. Salping / Tuba Falopi


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Ada 2 saluran
telur kiri dan kanan, panjang kira-kira 12 cm diameter 3-8 mm, berfungsi
sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri atas :
1. Pars interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus,
2. Pars isthmica/isthmus, merupakan bagian medial tuba yang sempit
seluruhnya dan terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet,
3. Pars ampularis (medial/ampula), tempat yang sering terjadi fertilisasi
adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik)
sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini,
4. Pars infundibulum (distal), dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium.
Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari
permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
e. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
f. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang
kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan
saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum
(dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks),
ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen
oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan

17

dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae


"menangkap" ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium

terfiksasi

oleh

ligamentum

ovarii

proprium,

ligamentum

infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta


abdominalis inferior terhadap arteri renalis.

18

Anda mungkin juga menyukai