Sex Education Kel 4
Sex Education Kel 4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlunya orang tua untuk memberikan pendidikan sek kepada anaknya, yang pada
dasarnya pendidikan sek penting dan bukan permasalahan yang tabu untuk disampaikan atau
diberikan sejak dini kepada anak agar anak dapat mengenali perbedaan jenis kelamin laki-laki
dan perempuan. Pendidikan sek juga memperhatikan tentang batas-batas anak untuk
mengetahui pendidikan sek sesuai perkembangan anak dan juga memperhatikan umur anak.
Hal itu dilakukan agar anak dapat memahami dan tidak melakukan hal-hal yang tidak
seharusnya anak lakukan, sekaligus anak juga dapat lebih memperhatikan kebersihan dan
kesehatan atas organ genetalia.
Di Indonesia, ternyata banyak orang yang tidak ingin benar-benar membicarakan seks.
Tetapi ketika mereka muda dan tumbuh dan masalah ini muncul pada keluarga mereka,
semua orang menjadi tegang. Apa yang harus dikatakan dan kapan Sex education/pendidikan
seks sebenarnya berarti pendidikan seksualitas yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas
dalam arti luas. Seksualitas meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek
biologik, orientasi, nilai sosiokultur dan moral, serta perilaku.
Sesuai dengan kelompok usia berdasarkan perkembangan hidup manusia, maka pendidikan
sex dapat dibagi menjadi pendidikan seks untuk anak prasekolah dan sekolah, pendidikan seks
untuk remaja, untuk dewasa pranikah serta menikah.
Sex education untuk anak-anak bertujuan agar anak mengerti identitas dirinya dan terlindung
dari masalah seksual yang dapat berakibat buruk bagi anak. Pendidikan seks untuk anak pra
sekolah lebih bersifat pemberian informasi berdasarkan komunikasi yang benar antara
orangtua dan anak.
Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis
juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang benar
harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama
diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.
Ketika kita mendengar kata seks apa yang terpikir di benak kita? Pornografi, vulgar,
menjijikkan dll. Memang sebagian besar masyarakat menganggap membicarakan seks itu
adalah sesuatu hal yang tabu dan tak layak dibicarakan. Ketika anak kita bertanya soal
1
seksualitasnya pasti kita dengan cepat akan mengalihkannya dan akan mengatakan Hus
tidak baik ngomong gitu, masih kecil nanti kalo sudah besar kan tau sendiri. Sikap seperti
itulah yang salah, karena anak memiliki rasa ingin tahu tentang banyak hal, bila kita sebagai
orang tua tidak bisa mengarahkan dengan baik, tidak bisa memberikan informasi yang jelas
cenderung mereka akan mencari informasi dari orang lain dan teman-temannya, informasi
tersebut belum tentulah informasi yang baik.
Sedikit sekali masyarakat terutama orang tua yang peduli akan pendidikan seks dan
menempatkan bahwa seks adalah sesuatu yang penting. Bahkan banyak orang tua yang tidak
memberikan pendidikan seks pada anak, dengan alasan anak akan tabu dengan sendirinya.
Selama ini seks identik dengan orang dewasa saja. "Pendidikan seks tidak selalu mengenai
hubungan pasangan suami istri, tapi juga mencakup hal-hal lain seperti pemberian
pemahaman tentang perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta memahami
berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat," ujar Dra Dini Oktaufik dari yayasan ISADD
(Intervention Service for Autism and Developmental Delay).
Membahas masalah seks pada anak memang tidak mudah. Namun, mengajarkan pendidikan
seks pada anak harus diberikan agar anak tidak salah melangkah dalam hidupnya. Pendidikan
seks wajib diberikan orangtua pada anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak usia
3-4 tahun, karena pada usia ini anak sudah bisa melakukan komunikasi dua arah dan dapat
mengerti mengenai organ tubuh mereka dan dapat pula dilanjutkan pengenalan organ tubuh
internal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang dan penjelasan diatas, maka dapat diambil Rumusan
Masalah yaitu :
Bagaimana cara memberikan pendidikan sek (sexs education) pada anak dalam mengenali
perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sesuai perkembangan anak ? .
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
a) Untuk menambah pengetahuan bagi semua orang tua untuk mengetahui
tentang pentingnya memberikan pendidikan sek kepada anak sesuai
perkembangan anak dalam mengenali perbedaan jenis kelamin pria dan
wanita,
b) Untuk mempermudah anak dalam mengembangkan harga diri, kepercayaan
diri, kepribadian yang sehat, dan penerimaan diri yang positif,
c) Untuk mengetahui pentingnya pendidikan sek pada anak
sesuai
2) Tujuan Khusus
a) Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan
biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral,
b) Untuk mengetahui pentingnya pendidikan sek pada anak dalam mengenali
perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan sesuai perkembangan
anak.
c) Untuk memberitahu kepada orang tua cara memberikan pendidikan sek
(sexs education) pada anaknya dalam mengenali perbedaan jenis kelamin
laki-laki dan perempuan sesuai perkembangan anak.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis : Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pendidikan sek
sesuai perkembangan anak dalam mengenali perbedaan jenis kelamin pria dan
wanita.
2. Bagi Pembaca : Dapat menambah ilmu dan mempermudah anak dalam
mengembangkan harga diri, kepercayaan diri, kepribadian yang sehat, dan
penerimaan diri yang positif.
A. Pengertian
3
Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas
manusia yang jelas dan benar. Informasi itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan
sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan,
kejiwaan dan kemasyarakatan.
Pendapat lain mengatakan bahwa Pendidikan Seks (sex education) adalah suatu pengetahuan
yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Ini
mencakup mulai dari pertumbuhan jenis kelamin (Laki-laki atau wanita). Bagaimana
fungsi kelamin sebagai alat reproduksi. Bagaimana perkembangan alat kelamin itu pada
wanita dan pada laki-laki. Tentang menstruasi, mimpi basah dan sebagainya, sampai kepada
timbulnya birahi karena adanya perubahan pada hormon-hormon. Termasuk nantinya masalah
perkawinan, kehamilan dan sebagainya.
Pendidikan seks atau pendidikan mengenai kesehatan reproduksi atau yang lebih trend-nya
sex education sudah seharusnya diberikan kepada anak-anak yang sudah beranjak dewasa
atau remaja, baik melalui pendidikan formal maupun informal. Ini penting untuk mencegah
biasnya sex education maupun pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di kalangan
remaja.
Sementara dr. Warih A Puspitosari, M.Sc, Sp.K.J. menjelaskan bahwa Pendidikan seks
usia dini bukan berarti mengajarkan bagaimana cara melakukan seks. Namun pendidikan seks
pada usia dini menjelaskan tentang organ-organ yang dimiliki manusia dan apa fungsinya.
B. Pembahasan
Cara memberikan penjelasan pendidikan seks kepada anak sesuai dengan tahapan atau umur
mereka :
1) Balita (0/1-5 tahun),
Bagaimana caranya mengajarkan hal ini setelah anak berusia di atas satu tahun?
Triknya yaitu:
a) Ajak anak mengenali bagian tubuhnya, dan jelaskan fungsi setiap bagian dengan
bahasa sederhana. Katakan bahwa tubuhnya adalah karunia yang sangat berharga dan
harus dijaga dengan baik,
b) Bangun kebiasaan positif. Misalnya, tidak berganti baju di tempat terbuka, tidak pipis
di sembarang tempat, dll,
c) Tanamkan pentingnya menjaga organ tubuh tertentu, seperti alat vital, dari sentuhan
orang lain. Tentu saja, disertai penjelasan sederhana yang bisa ia terima dan
mengerti dengan baik,
d) Biasakan anak berpakaian sesuai identitas kelaminnya sejak dini. Banyak kelalaian
orang
tua
untuk
hal
ini.
Mereka
menjadi
feminin. Dalam
kondisi
segala macam bentuk kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan fisik. Hal ini
menjadi penting, karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan seksual adalah
orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga diharapkan untuk
tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium orang lain jika dia tidak
menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk menyatakan penolakannya.
2) Umur 6 - 9 tahun
Anak-anak sering sekali menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual dari
orang dewasa karena ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan
dengan mudah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal itu terjadi
karena anak tidak tahu dan keluguan si anak atau karena pelaku berdalih bahwa hal
yang dilakukan adalah tanda kasih sayang.
Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus dilakukan
untuk melindungi dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak menolak untuk
membuka pakaian bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak diraba alat
kelaminnya oleh temannya. Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak sekencang
mungkin meminta pertolongan dan melapor ke orang tua jika orang dewasa yang
berada
di
sekitar
mereka
mengancam
untuk
memberikan
hukuman
atau
individu. Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi basah
yang akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap perkembangan
individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber, Anda sudah bisa
memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga pada anak Anda, jika
dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka tak perlu banyak khawatir.
4) Umur 12 - 14 tahun
Data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja di Jakarta, Bogor,
Tangerang, dan Bekasi telah berhubungan seksual sebelum menikah. Penulis memang
tidak mendapatkan angka pasti untuk data di tahun 2012, tetapi dengan adanya berita
di berbagai media massa yang menyatakan adanya peningkatan dalam tingkat aktivitas
seksual remaja, maka tentunya harus ada pendidikan yang memadai untuk
menanggulangi hal ini.
Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena itu,
orang tua sebaiknya mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana caranya
bekerja. Penekanan terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan emosional untuk
hubungan seksual juga sangat penting untuk diajarkan. Beritahukan kepada anak
segala macam konsekuensi yang ada dari segi biologis, psikologis, dan sosial jika
mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain mengajarkan keterbukaan
komunikasi dengan anak terutama dalam membicarakan seksualitas, juga perlu
menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual terlalu dini sebelum
mencapai masa dewasa.
Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak merasa
ragu, takut, enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual mereka.
Jika orang tua merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual dengan
anak, orang tua bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk memberikan
pendidikan seksual kepada anak dan
remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk
payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
6) Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara
seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya.
Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan
dan akibat-akibat secara emosi.
Diharapkan, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar
pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak
perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan
informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks,
maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan
jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa
jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka
pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.
Pendapat lain :
Pendidikan Sex Bagi Anak Berdasarkan Usia
1) Pada usia 1 sampai 4 tahun
Paparnya, orang tua disarankan mulai memperkenalkan anatomi tubuh,
termasuk alat genital. Perlu juga ditekankan pada anak bahwa setiap orang adalah
ciptaan Tuhan yang unik. Dan berbeda satu sama lain. Kenalkan, ini mata, ini kaki, ini
vagina. Itu tidak apa-apa, terangkan bahwa anak laki-laki dan perempuan diciptakan
Tuhan berbeda. Masing-masing dengan keunikan sendiri ujarnya.
2) Pada usia 5-7 tahun
Rasa ingin tahu anak tentang aspek seksual biasanya meningkat. Maka aku
menanyakan kenapa temannya memiliki organ-organ yang berbeda dengan dirinya
sendiri. Rasa ingin tahu itu merupakan hal yang wajar karena itu orang tua diharapkan
bersikap sabar dan komunikatif. Menjelaskan hal-hal yang ingin diketahui anak. Kalau
anak laki-laki mengintip temanya perempuan yang sedang buang air. Itu mungkin
karena ia ingin tahu, jangan hanya ditegur lalu ditinggalkan tanpa dijelaskan terangkan
bedanya banya anak laki-laki dan perempuan.
3) Pada usia 8-10 tahun
8
Anak sudah mampu mmbedakan dan mengenali hubungan sebab akibat pada
fase ini. Orang tua sudah bisa menerangkan secara sederhana proses reproduksi.
Misalnya tentang sel telur dan sperma bila bertemu akan membentuk bayi.
4) Pada usia 11-13 tahun
Sudah memasuki pubertas, ini mulai mengalami perubahan fisik dan mulai
tertarik pada lawan jenisnya. Ia juga sedang giat mengekplorasi diri. Misal: anak
perempuan akan mencoba alat make up ibunya. Anak perempuan memiliki hubungan
lebih dekat dengan ibu dan sebaliknya. Hal itu mempermudah anak membentuk
identitas dirinya sendiri sebagai individu dewasa. Kalau anak perempuan kurang akrab
dengan ibunya, ia bisa saja mencari sosok ayah jika ia mencari pasangan hidup kelak.
C. Anatomi Fisiologi
1. Anatomi Sistem Reproduksi pria
Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran (terdiri dari epididimis, vas
deferens, uretra), kelenjar aksesori (mencakup vesikula seminalis, kelenjar prostat,
kelenjar bulbouretral), dan struktur penunjang (skrotum dan penis). Fungsi sistem
reproduksi pria antara lain; (1) memproduksi sperma dan hormon testosteron, (2)
duktus (saluran) untuk mengangkut, menyimpan, dan mematangkan sperma, (3)
kelenjar aksesori mensekresi semen, dan (4) uretra pada penis untuk saluran ejakulasi
semen dan ekskresi urine.
a. Skrotum
Dari luar, skrotum terlihat seperti satu kantung yang dipisah menjadi 2 bagian
lateral oleh raphe. Di dalam, scrotal septum yang terdiri dari jaringan otot polos
(disebut otot dartos) dibagi menjadi dua, yang masing-masing berisi satu testis. Kedua
testis dihubungkan oleh otot cremaster. Dengan posisi letak dan kontraksi ototototnya, skrotum berfungsi untuk mempertahankan suhu testis.
b. Testis
Testis disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu membran yang
disebut tunica vaginalis. Cairan yang ada di membran tersebut disebuthydrocele. Di
dalam tunica vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang disebut tunica
albuginea yang memanjang ke dalam membentuk sekat yang membagi testis ke
beberapa bagian yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus seminiferus
yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu pembentukan sperma.
Tubulus seminiferus mengandung dua macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel
tempat mensistesis sperma) dan sel sertoli (membantu proses spermatogenesis). Sel
9
spermatogonia yang berkembang dari sel benih primordial akan aktif pada masa
pubertas/. Aktifnya spermatogonia ditandai dengan adanya spermatogenesis.
Spermatogonium (2n) mengalami mitosis dan terbentuk dua spermatosit
primer (2n). Kemudian terjadi meiosis I dimana masing-masing spermatosit primer
menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu terjadi meiosis II dan terbentuk total 4
spermatid (n). Tahap terakhir dari spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana
masing-masing spermatid menjadi sel sperma.
c. Sperma
Sperma bertugas untuk membuahi ovum. Bagian utama sperma adalah bagian
kepala dan ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, dengan selaput pada ujungnya
yang mengandung enzim hyaluronidase dan protease untuk penetrasi ke ovum. Bagian
ekor terbagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher (mengandung sentriol), bagian
tengah (mengandung mitokondria), principal piece (bagian terpanjang dari ekor), dan
bagian akhir (merupakan terminal). Sel sperma tidak bertahan lebih dari 8 jam di luar
tubuh.
Hormon yang terlibat dalam spermatogenesis adalah testosteron yang
produksinya dimulai oleh LH yang merangsang sel Leydig pada tubulus seminiferus
untuk mensekresikan testosteron, sedangkan FSH merangsang spermatogenesis.
d. Saluran reproduksi pada pria
Saluran Testis
Sel sertoli mengeluarkan cairan yang mendorong sperma untuk
melewati lumen tubulus seminiferus untuk kemudian ke sebuah saluran lurus
yang sangat pendek, dan kemudian sampai ke epididimis.
e. Epididimis
Saluran epididimis adalah sebuah saluran (duktus) yang panjangnya
sekitar 6 m, merupakan tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma
dapat berada di epididimis hingga berbulan-bulan. Bila tidak dikeluarkan,
sperma akan reabsorpsi oleh tubuh.
f. Vas deferens
Vas deferens terletak pada akhir epididimis, panjangnya sekitar 45 cm.
Seperti halnya epididimis, vas deferens dapat menyimpan sperma selama
berbulan-bulan.
g. Saluran spermatik
10
PSA
(prostate-spesific
antigen),
pepsinogen,
amilase,
dan
m. Semen
Semen adalah campuran dari sperma dan cairan seminal (terdiri dari
sekresi tubulus seminiferus, vesikula seminalis, prostat, dan kelenjar
bulbouretral). Terdapat sperma 50-150 juta sperma per mL semen. Cairan
seminal menyediakan perlindungan, makanan dan media transpor bagi sperma
dari suasana asam. Kelainan dimana terdapat darah pada semen disebut
hemospermia.
n. Penis
Penis berbentuk silinder, berfungsi sebagai saluran ejakulasi semen dan
ekskresi urine. Penis terdiri dari tiga jaringan silinder, yang masing-masing
dikelilingi oleh jaringan yang disebut tunica albuginea. Dua bagian
dorsolateraldisebut corpora
cavernosa
penis. Bagian
midventral, corpus
e. Klentit/ Clitoris yang sangat peka karena banyak mengandug serabut saraf,
f. Vestibulum,
g. Mulut vagina,
h. Perineum.
2) Bagian dalam terletak di dalam rongga panggul terdiri dari:
a. Vagina (liang senggama/ kemaluan),
b. Mulut rahim (serviks),
c. Rahim (uterus),
d. tuba pallopi, adalah 2 buah saluran penghubung ovarium dengan rongga rahim,
yang terletak disebelah kanan dan kiri rahim,
e. 2 buah indung telur (ovarium) kanan dan kiri.
Alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam proses
melanjutkan keturunan. Bila salah satu bagian tidak berfungsi maka dengan
sendrinya akan menghambat (mengganggu) fungsi reproduksi wanita.
1) GENITALIA EKSTERNA
a. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari
mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium
urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
b. Mons pubis / mons veneris (Tundun)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak,
area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.
c. Labia mayora (Bibir Besar)
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah
perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
d. Labia minora (Bibir Kecil)
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut.
Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
e. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog
embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris.
Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
13
f. Vestibulum
Merupakan rongga yang berada di antara labia minora, muka belakang dibatasi
oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari :
1. Liang senggama (introitus vagina),
2. Uretra,
3. Kelenjar Bartolin,
4. Kelenjar skene kiri dan kanan.
g. Introitus / orificium vagina
Mulut vagina merupakan rongga penghubung rahim dengan bagian luar tubuh.
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat
berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Konsistensinya
ada yang kaku, dan ada yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari (Syaifudin,1997). Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau saat
hubungan seksual pertama kali.
Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi
tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak
pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata)
menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di
rongga genitalia interna.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Panjangnya lebih
kurang 4 cm. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan
diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
2) GENITALIA INTERNA
a. Vagina (liang kemaluan)
14
itu
terdapat
organ/sistem
ekstragonad/ekstragenital
yang
juga
dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan
sebagainya.
b. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Panjang uterus 7 cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm, berat 50 g. Pada rahim wanita
dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus 5-8 cm dan beratnya 3060 g.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan
serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari :
1. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot
polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam
rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri
externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
15
17
terfiksasi
oleh
ligamentum
ovarii
proprium,
ligamentum
18