Anda di halaman 1dari 12

A.

Pengertian dosa

EFRAIM GADIEL
14.1342.574.03
DIII ANALIS KESEHATAN
KELAS 1A

Dosa dapat didefinisikan sebagai : tidak mencapai sasaran, kebejatan pemberontakan, kesalahan,
memilih jalan yang tidak benar, kejahatan, penyimpangan, keadaan tidak beriman, perbuatan
jahat, pelanggaran terhadap hukum, pelanggaran , kebodohan, dan kesengajaan meninggalkan
jalan yang benar.
Secara lebih ringkas dossa basanya telah didefinisikan sebagai pelanggaran terhadap
hukum( 1 Yoh 3:4). Definisi ini tepat sejauh menyangkut hukum dalam arti yang luas, yaitu
pelanggaran terhadap standar- standar yang telah ditetapkan Allah. Strong memberikan contoh
pada saat dia mendefinisikan dosa sebagai ketidak sesuaian terhadap hukum moral Allah,baik
dalam perbuatan, watak/sifat, dan keadaan (Systematic Theology,[Philadelphia: Judson,1907,
hlm. 269).
Dosa dapat pula didefinisikan sebagai berlawanan dengan atau menentang karakter
Allah( Rm. 3:23 _____ dimana kemuliaan Allah merupakan Refleksi dari karakter/sifat-Nya).
Busswell mendefiniskan dosa sebagai berikut : Dosa dapat didefinisikan sebagai Apa saja
didalam diri ciptaan yang tidak menyatakan, atau yang bertentangan dengan sifat kudus Sang
Pencipta. ( A Systemic Theology, [ Grand Rapids: Zondervan,1962],1:264)
Jadi sifat utama dosa adalah terletak pada arahnya yang bertentangan dengan Allah. ( Hal
ini bisa juga dinyatakan dalam hubungannya dengan hukum Allah). Setiap definisi yang tidak
menyatakan hal ini tidaklah Alkitabiah. Kelompok yang menyatakan bahwa dosa sebagai
pertetangan terhadapa diri sendiri, terhadap sesame, atau terhadap Allah, gagal menekankan
kebenaran bahwa, semua dosa pada dasarnya bertentangan dengan Allah ( Mzm 51:6; Rm. 8:7).
Kiranya penyelidikan kata dan definisi tentang dosa diata tidak membuat kita lupa betapa
mengerikannya dosa dalam pandangan Allah yang kudus. Secara ringkas Habakuk berkata :
Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman
(Hab. 1:13). Dosa begit merusak atau menghancurkan, shingga hanya kematian Anak Allah saja
yang dapat menhapusnya (Yoh. 1:29)
B. Etimologi Kata Dosa

Dalam pembahasan ini diupayakan meninjau masalah dosa dalam berbagai aspeknya, sebab hal ini adalah
tugas dogmatika. Dalam Alkitab ( PL dan PB ) dapat ditemukan banyak kata yang menunjuk kepada
istilah dosa dan yang dalam bahasa Indonesia lebih sering diterjemahkan "dosa".
Berdasarkan buku teologi Teologi Dasar 1 Karangan Dr. Charles C. Ryrie hlm: 305. Ada 8 kata dalam
Perjanjian Lama (Ibrani) yang menunjuk istilah dosa ini :

1. Khata artinya tidak mengenai sasaran, bahkan mengenai sasaran lain. (sepadan dengan
hamartano dalam PB)

2. Ra artinya menghentikan atau menghancurkan ( sepadan dengan kakos, poneros dalam PB )


3. Pasha artinya pemberontakan atau sering diterjemahkan "pelanggaran".
4. Awon , kata ini mencakup pengertian perbuatan salah atau rasa bersalah.
5. Shagag berarti melakukan kesalahan atau penyimpangan ( seperti yang dilakukan seorang
pemabuk atau domba ).

6. Asham, kata ini berkenaan dengan kesalahan yang dilakukan di bait Allah atau Tabernakel.
7. Rasha berarti kejahatan, kata ini lawan kebenaran.
8. Taah, arti kata ini adalah menyimpang atau tersesat , dosa yang dilakukan secara sengaja.
Berdasarkan buku teologi Teologi Dasar 1 Karangan Dr. Charles C. Ryrie hlm: 308. Adapun dalam
Perjanjian Baru ada 12 kata yang menunjuk istilah dosa ini.

1. Kakos, artinya buruk (tidak baik), kata ini kadang-kadang menunjuk keadaan fisik yang buruk
seperti penyakit.

2. Poneros, ini merupakan istilah dasar untuk kejahatan dan hampir selalu menunjuk kepada
kejahatan moral.

3. Asebes, artinya tanpa Allah.


4. Enokhos, berarti kesalahan dan biasanya menyatakan seseorang yang melakukan kejahatan
sehingga patut dihukum mati.

5. Hamartia, artinya luncas, tidak kena sasaran. kata ini paling banyak digunakan dalam PB.
6. Adikia, kata ini berarti setiap tingkah laku yang tidak benar dalam arti yang sangat luas. Kata ini
untuk menyatakan orang-orang yang belum diselamatkan. Kata ini juga menunjuk kepada suatu
keadaan hati/pikiran.

7. Anomos, seringkali kata ini diterjemahkan "kedurhakaan".Kata ini berarti melanggar hukum
dalam arti yang luas.

8. Parabates, artinya pelanggar hukum atau orang berdosa ; Biasanya dihibungkan dengan
pelanggaran khusus terhadap hukum.

9. Agnoein, kata ini berhubungan dengan ibadah yang keliru yang ditujukan kepada Allah lain.
10. Planao, kata ini berarti menyimpang atau tersesat dalam arti sebagai perbuatan yang patut dicela.
11. Paraptoma, kata ini mengandung arti pelanggaran yang dilakukan secara sengaja.
12. Hipokrisis, kata ini lebih mendekati pengertian munafik dalam bahasa Indonesia.
Melihat sedemikian banyak kata yang menunjuk kepada istilah dosa baik dalam Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru, maka sukarlah kita memformulasikan pengertian dosa secara singkat tetapi sudah
mencakup seluruh pengertian yang terkandung didalam istilah dosa ini.

C. Fakta Tentang Dosa


1. Penciptaan mengatakannya.
Segenap alam mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah. Alam membuktikan bahwa ada
kehidupan dan kematian, ada keharmonisan dan perselisihan, ada keindahan dan keburukan,
terang dan gelap, yang menyatakan fakta adanya dosa. Kekuatan-kekuatan alam dapat menjadi
berkat tetapi dapat juga menjadi kutuk. Bumi yang dimaksudkan memberkati manusia, tetapi ada
waktunya mendatangkan kesengsaraan. Ini semua jadi karena dosa telah masuk ke alam semesta.
Karena engkau mendengarkan perkataan istrimu dan memakan dari buah pohon yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena
engkau. (Kejadian 3:17).

2. Sejarah manusia mengatakannya.


Pandangan singkat atas sejarah, dengan adanya perang, pertumpahan darah, kebencian,
pembunuhan, kebejatan moral dan ketamakan, menunjukkan bahwa ada yang salah pada
manusia bangsa-bangsa di bumi. Alkitab mengatakan bahwa perang dan perkelahian,
pertengkaran dan pembunuhan adalah karena dosa. (Yakobus 4:1-2).

3. Logika manusia menyatakannya.


Manusia yang jujur akan mengakui bahwa ada yang salah di dalam dirinya. Ia mengakui
bahwa ia tidak harmonis di dalam dirinya. Inilah fakta adanya dosa di dalam diri yang
bersangkutan. Seorang yang jujur dengan dirinya, mengakui di Alkitab, Karena bukan apa

yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang
tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. (Roma 7:14,19). Manusia melakukan
yang salah karena ia orang berdosa.

4. Kata hati manusia menyatakannya.


Kata hati manusia adalah saksi tentang dosa yang ada pada manusia. Pada saat seseorang
melakukan yang salah, kata hatinya menyalahkan dia, menuduh dan menghukum dia. Suara
hati mereka saling menuduh atau saling membela. (Roma 2:15). Kata hati membuktikan
adanya dosa pada manusia.

5. Pengalaman manusia menyatakannya.


Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian,
pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat,
kesombongan, kebebalan. (Markus 7:20,21). Mereka akan membual dan menyombongkan
diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu
berterima kasih, tidak memperdulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka
menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka
mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu daripada
menuruti Allah. (2 Timotius 3:2-4). Ayat-ayat Firman Tuhan ini dan ayat-ayat lainnya
mengatakan tentang dosa dalam hidup manusia dan pengalaman manusia mengesahkan bahwa
apa yang dikatakan Firman Allah benar. Pengalaman manusia menyatakan bahwa dosa itu ada
dalam hidup manusia.

6. Agama-agama manusia menyatakannya.


Bangsa-bangsa di dunia mempunyai allah atau allah-allah yang disembah. Dengan korbankorban dan ibadah mereka berusaha menyenangkan dewa-dewa karena rasa bersalah atau dosa di
hati mereka. Kepercayaan atau agama bangsa-bangsa di dunia membuktikan adanya dosa pada
manusia. Manusia dengan agamanya mau menutupi atau menyelesaikan dosa itu.

7. Orang percaya menyatakannya.

Orang percaya yang telah percaya Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya yang lebih
menyadari adanya dosa. Setelah mendengar Injil, percaya dan bertobat dan dilepaskan dari dosa
yang menguasainya, orang percaya lebih menyadari realitas dosa itu. Tetapi orang percaya yang
menyadari bahwa untuk menyelesaikan dosa yang menguasai manusia, harus disucikan dan
dikuasai oleh Firman Allah dan Roh Kudus.

8. Kitab Suci menyatakannya.


Pengadilan tertinggi untuk membuktikan sesuatu adalah Firman Allah. Justru Firman Allah
yang mengatakan bahwa semua manusia berdosa. Karena semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah. (Roma 3:23). Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke
dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar
kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. (Roma 5:12).

D. Jenis Dosa
Alkitab mengajarkan bahwa ada dua jenis dosa secara umum. Yaitu, yang pertama disebut
sebagai Dosa Warisan. Adam dijadikan Tuhan Allah sebagai kepala umat manusia. Sebagai
kepala umat manusia ia menerima perintah/perjanjian Tuhan dan sebagai kepala umat manusia ia
melanggar perintah/perjanjian itu. Rasul Paulus mengatakan, karena seorang, dosa masuk ke
dalam dunia (Roma 5:12,19). Akibatnya semua orang sesudah Adam adalah berdosa di hadapan
Allah. Bukan hanya itu saja, kesalahan Adam juga diperhitungkan dan dijatuhkan kepada umat
manusia keturunannya (Kej 3; Rm 3:23; Rm 5:18). Keberdosaan Adam, mengakibatkan
masuknya dosa ke dalam dunia. Peristiwa tersebut merupakan awal dari kerusakan moral
manusia. Secara perlahan, dosa mempengaruhi aspek-aspek hidup manusia, sehingga segala
kecenderungan hati manusia adalah jahat sejak kecil (Kejadian 8:21).
Kedua, adalah dosa perbuatan. Yaitu dosa yang dilakukan oleh individu manusia yang
bersangkutan,

baik

secara

sengaja

atau

tidak

hati/pikiran/pandangan mata/perkataan dan perbuatan.

E. Sumber-sumber Dosa
a. Iblis

sengaja

dan

diperbuat

melalui

Kristus benar-benar mengetahui kuasa,program dan cara kerja iblis. Memang ada
beberapa orang yang mencoba berpendapat bahwa sebenarnya Tuhan Yesus tidak
percaya akan adanya iblis, dan hanya memanfaatkan kebodohan orang banyak pada saat
Dia mengajarkan tentang Setan. Akan tetapi, harus ditegaskan bahwa tidaklah mungkin
Yesus berbicara mengenai iblis apabila tidak ada perlunya kecuali Ia sungguh-sungguh
yakin akan keberadaannya (Luk 10:18). Tuhan Yesus menyebut iblis sebagai penguasa
atas dunia ini (Yoh 12:31), kepala kerajaanya sendiri (Mat 12:26). Bapa pemberontak dan
pembohong (Yoh 8:44). Si jahat yang senantiasa menentang penerimaan terhadap
pemberitaan Injil (Mat 13:19), musuh yang menebarkan benih lalang diantara benih
gandunm yang baik (Mat 13:39), dan dengan demikian membuat banyak orang
melaksanakan perkara-perkara yang dirancangnya. (Teologi Dasar 1 [Yogyakarta: Dr.
Charles C. Ryrie, 1991] hlm: 318)

b. Dunia
Dunia iblis selalu menentang umat Allah dan menggencarkan rencana-rencananya.
Karena itu, sistem dunia merupakan sumber dosaapabila seseorang menjadi serupa
dengannya (Yoh 15:18-19). (Teologi Dasar 1 [Yogyakarta: Dr. Charles C. Ryrie, 1991] hlm:
319)

c. Hati
Seringkali Yesus menekankan bahwa apa yang diperbuat oleh seorang merupakan
pancaran dari apa yang ada didalam hatinya (Mat 15:19). (Teologi Dasar 1 [Yogyakarta:
Dr. Charles C. Ryrie, 1991] hlm: 319)

F. Hukuman Bagi Dosa


a. Bagi orang yang tidak percaya
Orang yang tidak percaya yang mati tanpa pemgampunan dosa pasti akan menderita
siksaan kekal didalam lautan api (Why 20:15)
Gambaran tentang temapt penhukuman orang berdosa dikutip dari [ Come Thirsty
oleh Max Lucado hlm. 45]

Tempat kegelapan (Mat. 8:12)

Dapur api ( Mat. 13:42)

Tempat ulat-ulat tidak akan mati dan api tidak akan padam ( Mrk. 9:48
NCV)

b. Bagi orang percaya yang berdosa


1. Persekutuan. Dosa merusak persekutuan ( 1 Yoh. 1:3,6,7).
2. Sukacita. Dosa membuat orang percaya kehilangan sukacita ( Yak. 5:11; Gal.
5:22).
3. Cara hidup. Dosa membuat orang percaya hidup didalam kegelapan( 1 Yoh. 1:6;
2:10)
4. Doa. Dosa membuat kurangnya kepercayaan dalam doa ( 1 Yoh. 3:19-2)
c. Bagi orang percaya yang terus-menerus Berdosa
Jika orang yang percaya hidup dilam dosa, maka akibat yang akan dialaminya
1. Hukuman. Ia akan mengalami ganjaran (Ibr. 12:5-11). Penyakit dapat merupakan
bentuk hukuman yang dimksud ( 1 Kor. 11:30)
2. Pengucilan. Pengucilan yang dilakukan oleh jemaat amatlah perlu ( Mat. 18:17; 1
Kor. 5).
3.

Kematian fisik. Dalam bebrapa kasus kematian mugkin merupakan hukuman bagi
dosa yang dilakukan terus-menerus. ( 1 Kor. 11:30; 1 Yoh. 5:16).

G. Pencegahan terhadap dosa


Mencegah selalu lebih baik dari pada mengobati, dan Allah memang telah menyediakan
jalan bagi kita untuk mencegah dosa didalam hidup ini. Hal ini berfungsi seperti memberi
vaksinasi guna mencegah penyakit yang mematikan.
a.

Firman Allah
Firman Allah didalam hati berkuasa mencegah kita dari berbuat dosa, karena
firman itu memberikan peringantan, dorongan, kekuatan,dan bimbingan manakala
kita mengahadapi godaan. (Mzm. 119:11).

b. Doa syafaat Kristus

Tuhan Yesus pernah berdoa bagi kita dimasa hidup-Nya dibumi ini ( Ibr. 7:25).
Salah atu doa-Nya adalah agar kita tidak berbuat dosa. Perhatikan peristiwa yang
diaami Petrus dalam Luk 22:32 dan juga pernyataan-Nya yang langsung dalam
Yob. 17:15. Kita tidak dapat memahami semua maksudnya sebelum kita tiba
disurga, dan bahkan sekalipun disana kelak mungkin kita juga tidak diberitahu.
(Teologi Dasar 1 [Yogyakarta: Dr. Charles C. Ryrie, 1991] hlm: 345)

c. Kehadiran roh kudus


Kebanyakan pelayanan roh kudus didalam kehidupan orang percaya sekarang ini
berkaitan dengan pencegahan terhadap dosa, namu ada beberapa yang tidak
tampak menonjol.
1. Membuat nyata aspek posisi kita didalam kristus. Sebagai contoh kita telah
mati terhadap daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, namun kita
perlu hidup didalam roh untuk emmbuat pengalaman ini nyata ( Gal.5:16-24).
2. Mengajar. Roh kudus memberikan pengajaran yang dalam tentang Firman
Tuhan sehingga menolong kita untuk mampu membedakan antara yang baik
dengan yang jahat ( 1Kor. 2:10; Ibr. 5:14). Pengetahuan superficial bia
mencegah dosa-dosa nyat teatpi, pengetahuan yang lebih dalam tentang firman
Tuhan dapat mencegah Lebih banyak Dosa.
3. Memimpin dalam doa. Pada waktu memimpin kita didalam Doa Roh kudus
dapat membimbing kita untuk memikirkan cara mencegah dosa dalam
kehidupan kita (Mat 6:13; Rm 8:34; Ef. 6:180.
4. Memberi kemampuan untuk melayani. Roh kudus memampukan kita untuk
melayani (Yoh. 7:37-39), sehingga memelihara kita dari penggunaan waktu,
uamg dan energi secara sia-sia yang bisa membawa kita jatuh kedalam dosa.
(Teologi Dasar 1 [Yogyakarta: Dr. Charles C. Ryrie, 1991] hlm: 345)

Daftar Pustaka
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru TB terbitan Lembaga Alkitab Indonesia
Anonym A. Makalah Agama Kristen Tentang Dosa
http://boyballo.blogspot.com/2013/07/makalah-agama-kristen-dosa.html Di akses pada 15
November 2014

Anonym B. Dosa menurut Alkitab


http://yuniasministry.blogspot.com/2008/11/dosa-menurut-alkitab.html Di akses pada 15
November 2014
Anonym C. Makalah Agama Kristen
http://sarusmalafu25.blogspot.com/2013/03/makalah-agama-kristen-protestan-menjadi.html Di
akses pada 15 November 2014
Lucado Max.2004. Come Thirsty Yogyakarta : PT. Gloria Usaha Mulia
Ryrie Charles C. 1991. Teologi Dasar 1 Yogyakarta: ANDI

Sumber Sumber Referensi

Sumber sumber kutipan

Anda mungkin juga menyukai