Anda di halaman 1dari 19

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)


Dept. Obstetri dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA
GEJALA DAN TANDA
Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan
hipertensi dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolik
mengukur tahanan perifer dan tidak tergantung pada keadaan
emosional pasien
Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik 90
mmHg pada 2 pengukuran berjarak 1 jam atau lebih
Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali
sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan/atau dalam
48 jam post partum
Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20
minggu

PENANGANAN UMUM
Segera rawat
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan
umum, sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau
keluarganya
Jika pasien tidak bernafas:
Bebaskan jalan nafas
Berikan O2 dengan sungkup
Lakukan intubasi jika diperlukan

PENANGANAN UMUM2
Jika pasien kehilangan kesadaran / koma:
Bebaskan jalan nafas
Baringkan pada satu sisi
Ukur suhu
Periksa apakah ada kaku kuduk

Jika pasien syok Lihat Penanganan Syok


Jika terdapat perdarahan Lihat
Penanganan Perdarahan

Jika pasien kejang (Eklampsia)


Baringkan pada satu sisi, tempat tidur arah
kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau
darah
Bebaskan jalan nafas
Pasang spatel lidah untuk menghindari
tergigitnya lidah
Fiksasi untuk menghindari pasien jatuh dari
tempat tidur

PENILAIAN KLINIK
TEKANAN DARAH

MENINGKAT
(TD 140/90 mmHg)

NORMAL

Gejala/tanda lain

Nyeri kepala dan/atau


Gangguan penglihatan
dan/atau
Hiperrefleksia dan/atau
Proteinuria dan/atau
Koma

Gejala/tanda lain

Kejang
Riwayat kejang (+)
Demam (-)
Kaku kuduk (-)

EPILEPSI

Demam
Nyeri kepala
Kaku kuduk (+)
Disorientasi

MALARIA SEREBRAL
MENINGITIS
ENSEFALITIS

Hamil < 20 minggu

Hipertensi
kronik

Trismus
Spasme otot
muka

TETANUS

Nyeri kepala
Gangguan
penglihatan
Muntah
Riwayat gejala
serupa
MIGRAINE

Hamil > 20 minggu

Superimposed
preeclampsia

Kejang (-)

Kejang (+)

Eklampsia
Hipertensi

Preeklampsia
ringan

Preeklampsia
berat

Skema 1: Penilaian Klinik Preeklampsia dan Eklampsia

PREEKLAMPSIA BERAT DAN


EKLAMPSIA
Penanganan preeklampsia berat dan
eklampsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 6
jam setelah timbulnya kejang pada
eklampsia.

Penanganan kejang:
Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
Berikan O2 4-6 liter/menit

Penanganan umum1
Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai
tekanan diastolik antara 90-100 mmHg
Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan
proteinuria
Infus cairan dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam

Penanganan umum2
Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin
Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam
Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi
merupakan tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru,
hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (mis. Furosemide
40 mg IV)
Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan
tidak terjadi setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati

Anti konvulsan
Magnesium sulfat merupakan obat pilihan
untuk mencegah dan mengatasi kejang pada
preeklampsia dan eklampsia. Alternatif lain
adalah Diasepam, dengan risiko terjadinya
depresi neonatal.

MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA


DAN EKLAMPSIA
Dosis awal

MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit

Dosis pemeliharaan

Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml Lignokain

Sebelum pemberian MgSO4

(dalam semprit yang sama)

ulangan, lakukan pemeriksaan:

Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4

Cara pemberian MgSO4 IV/Drip

Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit

ialah:

Refleks patella (+)

Hentikan pemberian MgSO4, jika:

Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir

Siapkan antidotum

Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit


Setelah pemberian dosis awal, diberikan 12 gram dalam 500 ml
RL dengan tetesan 15/menit (2 gram/jam)
Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2
Jika terjadi henti nafas:
Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 2 g (20 ml dalam larutan 10%) IV
perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi

DIASEPAM UNTUK PREEKLAMPSIA


DAN EKLAMPSIA

Dosis awal

Diasepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit

Dosis pemeliharaan

Jika kejang berulang, ulangi pemberian sesuai dosis awal


Diasepam 40 mg dalam 500 ml larutan Ringer laktat
melalui infus
Depresi pernafasan ibu baru mungkin akan terjadi bila
dosis > 30 mg/jam
Jangan berikan melebihi 100 mg/jam

Anti hipertensi
Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral yang
dapat diulang sampai 8 kali/24 jam
Jika respons tidak membaik setelah 10 menit, berikan
tambahan 5 mg sublingual Nifedipin 10 mg sublingual.
Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10
menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral.

Persalinan
Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi dalam 24 jam,
sedangkan pada eklampsia dalam 6 jam sejak gejala eklampsia timbul
Jika terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat terjadi dalam 12 jam
(pada eklampsia), lakukan bedah Caesar
Jika bedah Caesar akan dilakukan, perhatikan bahwa:
Tidak terdapat koagulopati. Koagulopati kontra indikasi anestesi spinal.
Anestesia yang aman/terpilih adalah anestesia umum untuk eklampsia dan
spinal untuk PEB. Dilakukan anestesia lokal, bila risiko anestesi terlalu tinggi.

Jika serviks telah mengalami pematangan, lakukan induksi dengan


Oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml Dekstrose 10 tetes/menit atau dengan cara
pemberian prostaglandin/misoprostol

Perawatan post partum


Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam
postpartum atau kejang yang terakhir
Teruskan terapi hipertensi jika tekanan diastolik
masih > 90 mmHg
Lakukan pemantauan jumlah urin

Rujukan
Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap, jika:
Terdapat oliguria (< 400 ml/24 jam)
Terdapat sindroma HELLP
Koma berlanjut lebih dari 24 jam setelah kejang

RINGKASAN
Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam
penanganan hipertensi dalam kehamilan, oleh
karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer
dan tidak tergantung pada keadaan emosional
pasien.
Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah
diastolik 90 mmHg pada 2 pengukuran berjarak 1
jam atau lebih

Anda mungkin juga menyukai