Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
ISI...............................................................................................................................
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI.........................................................................
B. SKENARIO..............................................................................................................
C. DAFTAR UNCLEAR TERM.........................................................................................
D. DAFTAR CUES.........................................................................................................
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE................................................................................
F. HASIL BRAINSTORMING............................................................................................
G. HIPOTESIS DK-1......................................................................................................
H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE......................................................................
I. HIPOTESIS DK-2.........................................................................................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................................................
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
TIM PENYUSUN..............................................................................................................

1
2
3
3
3
3
4
4
5
6
7
20
21
22
24

ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
B. SKENARIO
Adakah yang mudah saya pahami?
Ny. K usia 54 tahun datang kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS. tempat dia bekerja. Ny. K
merupakan pegawai administrasi di RS tersebut dengan latarbelakang pendidikan SMEA.
Saat datang ke poli, tampak Ny. Kkesulitan untuk berjalan. Ny. K mengeluh sendi-sendi
kakinya sakit, hal tersebut mengurangi kemampuan geraknya. Menurut Ny. K, beliau
telah didiagnosa Osteoartritis sejak 4 tahun yang lalu. Rasa sakit tersebut ditambah pula
dari hasil pemeriksaan asam urat yang tinggi yaitu 6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang
besar, dimana berat badan Ny. K adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm. Kondisi
kelebihan berat badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny. K menyatakan bahwa dia
mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu. Hasil pemeriksaan tensi darah saat ini
adalah180/100 mmHg. Terkait informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny. K tidak
pernah mencari tau. Ny. K beranggapan jika dia merasa sakit dia dapat mengkonsumsi
obat. Obat yang dikonsumsi furosemid 40 mg rutin setiap hari dan codein 3x1 yang
diberikan dokter untuk dikonsumsi selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi, Ny. K
sering menyampaikan adakah yang harus saya ketahui?. Dan dengan masalah sulitnya
dia memahami informasi medis, Ny. K mengatakan adakah info yang mudah untuk
dipahami? dan adakah media untuk memudahkan saya memahami informasi yang
saya butuhkan?
C.

DAFTAR UNCLEAR TERM


No
1.

Istilah
Furosemid

Pengertian
Diuretik loop yang dipakai dalam pengobatan
edema dan hipertensi. (Dorland, 2011)

2.

Osteoartritis

Penyakit degeneratif sendi noninflamatorik yang


ditandai dengan degenerasi cartilago articularis
( tulang rawan yang melapisi permukaan artikular
pada sensi synovial ), hipertrofi tulang pada tepitepinya,

dan

perubahan

pada

membrane

sinovialis, disertai nyeri dan kekakuan. (Dorland,


2011)
3.

Codein

Alkaloid narkotik yang dipeoleh dari opium (getah


3

putih buah papaver somniferum yang belum


matang dan dikeringkan, berkhasiat, narkotik,
analgesic, candu) atau dibuat morfin melalui
proses metilasi dan digunakan dalam bentuk basa
atau garam fosfat/sulfatnya sebagai analgesic
opioid

(zat

yang

mempunyai

khasiat

seperti

opium), antitusif, dan antidiare. (Dorland, 2011)


(Kamus saku kedokteran, 2011)
4.

Asam urat

Hasil akhir dari metabolism purin berbentuk Kristal


yang banyak terdapat di persendian sehingga
menyebabkan penyakit asam urat dengan gejala
sakit pada persendian. (Kamus gizi, 2010)

5.

Sendi

Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak


(Kamus saku kedokteran, 2011)

6.

Hipertensi

Tingginya tekanan darah arteri secara persisten


dan tidak diketahui penyebabnya. (Dorland, 2011)

D.

DAFTAR CUES
Ahli gizi mampu memberikan edukasi gizi dengan bahasa yang mudah dipahami
dan membuat media edukasi gizi yang informatif dan mudah dipahami kepada pasien
dengan diagnosa osteoarthritis.

E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE


1.
2.
3.
4.

Patofisiologi penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT


Keterkaitan penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT
IOM dari furosemid dan codein
Makanan yang harus dihindari, dibatasi, dianjurkan, serta zat gizi yang ditekankan

dan prinsip diet utama penyakit osteoarthritis untuk pasien Ny. K


5. Cara memilih dan mengolah makanan yang tepat
6. Aktivitas yang dianjurkan untuk pasien Ny. K
7. Media-media yang digunakan untuk menyampaikan informasi gizi kepada pasien dan
media yang paling tepat beserta alasannya
8. Penjelasan informasi dalam media yang disampaikan dengan menggunkan bahasa
awam yang mudah dimengerti ( patofisiologi penyakit, keterkaitan penyakit, IOM,
makanan yang dihindari dibatasi dan dianjurkan )

F.

HASIL BRAINSTORMING
4

1. Bagaimana patofisiologi penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT?


- Asam urat: Karena konsumsi tinggi purin dan ginjal tidak mampu menyaring
sehingga purin yang seharusnya dikelurkan tertahan di dalam tubuh dan
termetabolisme sehingga mengakibatkan asam urat dalam darah tinggi.
- Osteoarthritis : Ny. K kurang konsumsi kalsium sehingga tulang mudah rapuh dan
sendi tidak bisa menopang tubuh.
- HT : Obesitas menyebabkan munculnya plak pembuluh darah dan menyempit.
2. Bagaimana keterkaitan 3 penyakit tersebut?
- Obesitas pada pasien yang terjadi karena

cadangan

lemak

banyak

dan

menimbulkan plaque pada pembuluh darah sehingga menyebabkan vasokontriksi


lalu

mengakibatkan

hipertensi,

lemak

tinggi

mengakibatkan

gangguan

metabolisme purin sehingga asam urat tinggi dalam darah dan tersimpan pada
sendi akhirnya sendi tidak mampu menopang badan.
3. Bagaimana IOM dari codein dan furosemid?
- Codein: cukup serat, dihindari alkohol
- Furosemid : memperhatikan natrium, interaksi dengan susu dan tinggi vit K, kafein
karena bersifat antagonis dengan obat.
4. Apa makanan yang harus dihindari, dianjurkan, dibatasi, zat gizi yang ditekankan
serta bagaimana dan alasan prinsip diet utama untuk OA ny. K?
- Prinsip: rendah purin dan cukup natrium
- Dihindari: jerohan, tinggi lemak dan kolesterol, daun singkong, makanan2 kaleng,
karbo sederhana, buah2an kering
- Dianjurkan: sayur rendah purin dan buah, susu, pisang
- Dibatasi: sayur bayam, cake, kacang-kacangan
- Zat gizi yang ditekankan: natrium dan purin
5. Bagaimana cara memilih dan mengolah makanan yang tepat?
- Memilih: Melihat info nilai gizi jika makanan kemasan, menggunakan garam meja,
tidak memilih makanan kaleng.
- Mengolah: menghindari metode penggorengan, lebih baik dikukus atau direbus,
ditumis.
6. Apa aktivitas yang dianjurkan untuk Ny. K?
- Aktivitas ringan (20-30 menit): Berenang atau jalan di air, pemanasan, jalan santai
10-15 menit, berkebun, beternak ikan.
7. Media apa yang digunakan untuk meyampaikan informasi pada pasien ? Media yang
tepat dan alasannya?
- Poster popular karena bahasa tidak ilmiah dan banyak gambar, leaflet karena bisa
diisi banyak tulisan, booklet karena bisa menampung banyak informasi, food
model, TGS, piring makanku dijelaskan jumlah porsi makan, flash player (animasi),
video grafis.
- Media yg tepat: flash player/booklet (karena bisa disimpan dan menampung info
yang cukup banyak).
5

8. Apa saja yang dicantumkan pada media agar mudah dipahami? Bagaimana
penjelasan dengan bahasa awam (patofis, keterkaitan 3 penyakit, IOM, makanan
yang dianjurkan dan zat gizi yg ditekankan)?

G. HIPOTESIS DK-1
Pengetahuan
medis terbatas

Ny. K

Patofisiologi
Bahan
makanan
dibatasi
Bahan
makanan
dihindari
Bahan
makanan
dinjurkan
Prinsip diet

Asam urat + osteoarthritis


+ HT
Edukasi gizi

Flash player /
booklet

Pemilihan
media
Konten media

BM dibatasi
BM dianjurkan

IOM furosemid
& codein

Tips memilih
& mengolah
BM

IOM furosemid
& codein

Patofisiolog
i

Prinsip diet

BM dihindari

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE


1. Patofisiologi penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT
- Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir yang terbentuk dari senyawa purin, dihasilkan
dalam jaringan yang mengandung enzim xantine oksidase terutama di hati dan
usus halus. Dalam keadaan normal asam urat dapat dikeluarkan melalui ginjal.
Tetapi apabila sintesis asam urat terlalu banyak atau eksresinya melalui ginjal
terlalu sedikit, maka kadarnya dalam darah meningkat, kristal kristal urat yang
sukar larut dalam semua cairan tubuh mengendap di sendi-sendi dan jaringan
serta menimbulkan peradangan.
6

Peningkatan kadar asam urat darah dapat disebabkan karena beberapa hal
sebagai berikut :
adanya gangguan metabolisme purin bawaan
kelainan pembawa sifat atau gen
kelebihan mengkomsumsi makan berkadar purin tinggi seperti: daging, jeroan,
kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, bucis.
penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi, radioterapi
Terganggungya pembuangan asam urat di dalam darah dapat disebabkan sebagai
berikut:
minum obat tertentu (anti TB/pirzinamid, diuretic, salisilat)
dalam keadaan kelaparan/ puasa, diet yang terlalu ketat
keracunan
olah raga terlalu berat
Terjadinya
peningkatan
aktivitas
maka
akan

terjadinya

phosphoribosylpyrophospate (PRPP) syntase, PRPP sendiri ialah kunci sintesa


purin/asam urat sehingga akan menyebabkan kosentrasi PRPP akan meningkat,
serta terjadinya defisiensi hypoxanthine guanine phosphoribosyl (HGPRT) yang
akan meningkatkan metabolisme guanine dan hipoxantin akibatnya akan terjadi
asam urat.
meningkatnya kadar kalsium darah akibat penyakit hiperparatiroid, mungkin
juga hipertiroid
hipertensi
gagal ginjal
Obesitas juga dapat meningkatkan hiperuresemia
(Fajar, 2010) (Hawkins, 2005) (Misnadirly, 2008)

- Osteoarthritis
7

Osteoarthritis terjadi dikarenakan berbagai faktor resiko yang mengakibatkan erosi


pada tulang rawan dan berkurangnya cairan sendi. Kondrosit adalah sel yang
bertugas membentuk proteoglikan dan kolagen pada tulang rawan sendi.
Osteoarthritis terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks yang baik dan
memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraselular
termasuk produksi kolagen. Hal itu menyebabkan perubahan diameter dan
orientasi dari serat kolagen yang mengubah biomekanik tulang rawan. Sinoviosit
juga mengalami radang (sinoviositis) menyebabkan timbulnya rasa nyeri, hal ini
dikarenakan sinoviosit yang mengalami keradangan akan menghasilkan MMPs
(Matrix Mettaloproteinase) dan berbagai sitokin yang dilepaskan ke rongga sendi
dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya
tulang subkondral juga ikut berperan dimana osteoblas akan terangsang dan
menghasilkan enzim proteolitik. Berbagai sitokin turut berperan merangsang
kondrosit dalam menghasilkan enzim perusak rawan sendi. Sitokin yang terpenting
adalah IL-1, selain sebagai sitokin pengatur (IL-6, IL-8, LIFI) dan sitokin inhibitor (IL4, IL-10, IL-13, dan IFN-). Sitokin inhibitor ini bersama IL-Ira dapat menghambat
sekresi berbagai MMPs dan meningkatkan sekresi TIMPs. Selain itu, IL-4 dan IL-13
juga dapat melawan efek metabolic IL-1. IL-1 juga berperan menurunkan sintesis
kolagen tipe II dan IX dan meningkatkan sintesis kolagen tipe I dan II, sehingga
menghasilkan matriks rawan sendi yang berkualitas buruk. (Maharani, 2007)
Faktor resiko osteoartritis yaitu faktor sistemik (usia, jenis kelamin, suku, genetik)
dan faktor biomekanik (cidera, obesitas dan pekerjaan). Faktor-faktor resiko
tersebut menyebabkan kerusakan pada daerah sendi melalui tiga mekanisme
yaitu peningkatan matrix metalloprotease (MMP), inflamasi pada membran sinovial
dan

stimulasi

produksi

nitric

oxide.

Stimulasi

produksi

Nitric

Oxide

Il-1

memunculkan efek yg dapat menyebabkan inflamasi dengan menstimulasi


produksi nitric oxide (NO). NO dapat menghambat produksi kolagen dan sintesis
proteoglikan. (Bachtiar, 2010)
- Hipertensi
Terjadinya hipertensi melalui beberapa penyebab yaitu
a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat
sedikit urin yang di eksresikan ke luar tubuh sehingga urin menjadi pekat dan
tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. akibatnya
volume darah meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron meningkat
sehingga tekanan dari dinding arteri juga semakin besar. Selain itu kelebihan
8

BB juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan

kadar insulin dalam

darah. Peningkatan kadar insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan


c.

air yang mengakibatkan volume dan tekanan darah meningkat.


Keseimbangan curah jantung dan tahanan periferal sangat berpengaruh
terhadap normalitas tekanan darah. Curah jantung terjadi melalui dua cara
yaitu peningkatan volume cairan (preload) dan rangsangan saraf yang
mempengaruhi kontraksi jantung. Peningkatan volume cairan (preload) terjadi
dikarenakan peningkatan vol. Plasma berkepanjangan akibat gangguan
pengaturan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam berlebih. Kontraksi
jantung

dapat

meningkatkan

curah

jantung

melalui

rangsangan

saraf

adrenegik. Pada keadaan normal ada barorefleks yang menurunkan resistensi


vaskular sehingga tekanan darah kembali normal. Sedangkan pada orang
tertentu tertentu barorefleks tidak adequat sehingga terjadi vasokontriksi
perifer. Vasokontriksi periferal inilah yang meningkatkan tahanan periferal.
d. Sistem renin-angiotensin merupakan sistem endokrin penting dalam
pengontrolan tekanan darah. Sistem ini terdapat di organ ginjal yang
mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan ekstraselular
dan sekresi renin. Mekanisme hipertensi adalah angiotensinogen dirubah oleh
hormon renin menjadi angiotensin I oleh ACE (Angiotensin I-Converting Enzym)
dirubah lagi menjadi angiotensin II yang berpotensi besar meningkatkan
tekanan darah karena bersifat vasokontriktor melalui : Peningkatan sekresi
hormon ADH serta rasa haus, dan peningkatan sekresi aldosteron yang
e.

mengatur volume cairan ekstracelular dengan cara mereabsrobsi NaCl.


Sistem saraf simpatik
Merupakan saraf otonom yang mengatur kontriksi pembuluh darah. Hipertensi
terjadi karena interaksi antara saraf otonom dan sistem RAA bersama faktor

f.

lain natrium, volume sirkulasi dan beberapa hormon.


Perubahan struktur dan fungsi pembuluh darah
Perubahan struktur pembuluh darah bertanggung jawab terhadap perubahan
tekanan darah. Perubahan struktur pembuluh darah meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah. Sel endotel pembuluh darah memiliki peran
mengontrol pembuluh darah jantung dengan vasoaktif lokal molekul oksida
nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus
hipertensi primer.

Renin

Angiotensin I
Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Angiotensin II

Sekresi hormone ADH rasa haus

Stimulasi sekresi aldosteron dari


korteks adrenal

Urin sedikit pekat & osmolaritas


Ekskresi NaCl (garam) dengan
mereabsorpsinya di tubulus ginjal
Mengentalkan

Menarik cairan intraseluler ekstraseluler


Volume darah

Tekanan darah

Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Diencerkan dengan volume
ekstraseluler

Volume darah

Tekanan darah

(Nuarima, 2012) (Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009 dalam Jafar, 2010)
(Kartikasari, 2012)
2. Keterkaitan penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT
- Penyakit osteoarthritis, hipertensi, dan asam urat dapat terjadi dikarenakan bentuk
manifestasi klinis dari keadaan obesitas.
Hubungan obesitas dengan osteoarthritis
Ketika berjalan berat badan akan dipindahkan ke sendi lutut 3-6 kali lipat berat
badan. Maka bila proporsi berat badan lebih besar dari tinggi badan (obesitas),
kerja sendi juga akan semakin berat. Secara biomekanika bahwa pada keadaan
normal gaya berat badan akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi
otot-otot paha bagian lateral sehingga resultannya akan jatuh pada bagian
sentral sendi lutut. Namun pada keadaan obesitas resultan itu akan bergeser ke
medial sehingga beban yang diterima sendi lutut tidak seimbang. Hal ini
berakibat ausnya tulang rawan karena pergeseran titik tumpu badan. (Mquet,
2005 dalam Wahyuningsih, 2009)
Hubungan obesitas dengan hipertensi
10

Obesitas meningkatkan faktor resiko kardiovaskular, resistensi insulin, dan


dislipidemia. Peningkatan aktivitas saraf simpatis sangat umum terjadi pada
individu obes dan bila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan tekanan
arteri

serta

vasokontriksi

perifer.

Selain

itu

hiperleptinemia

pada

obes

menunjukkan adanya resistensi leptin karena tidak adanya proses metabolik,


hal ini berperan terjadinya hipertensi pada obes. (Saraswati, 2010)
Hubungan obesitas dengan asam urat
Obesitas dengan BMI >35 kg/m 2 beresiko terjadinya hiperurisemia. Adanya
lemak omentum dalam rongga perut yang menggantung menjadi penyebabnya.
Semakin besar volume lemak omentum maka akan mendesak ginjal sehingga
mengganggu fungsi ginjal dalam mengekspresikan kelebihan asam urat.
(Kusmiyati DK, 2014)
3. IOM dari furosemid dan codein
- Furosemid
Perlu memperhatikan penambahan potasium, magnesium, clasium, sodium
yang bisa ditambahkan dari makanan : pisang, alpokat , susu , pepaya, yogurt
Meningkatkan eksresi kalium dan magnesium
Dapat diberikan bersamaan makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman di
GI
Penyerapan furosemid di pengaruhi oleh waktu makan akan diserap lebih baik
ketika perut dalam keadaan kosong agar dapat di absorbsi sempurna namun
akan lebih tidak menimbulkan rasa tidak nyaman ketika setelah makan.
Licorice berinterinteraksi akan menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Berinteraksi dengan alcohol yang dapat menyebabkan dan meningkatkan
terjadinya hipotensi ortostatik yaitu penurunan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba.
(Anymous,2012)(Krause,2012) (Enterpraise Inc, 1998) (Ira, tanpa tahun)
- Codein
Akan diserap lebih baik dan tidak menimbulkan rasa ketidaknyaman ketika
dikonsumsi dalam keadaan setelah makan karena obat-obatan opiates seperti
morphin dab codein menyebabkan penurunan motilitas (kemampuan untuk
bergerak ) dari gastrointestinal.
Alcohol menimbulkan efek sedative karena alcohol dapat meningkatkan
kemungkinan efek samping yang berbahaya seperti koma atau kematian.
Herbal yang mengandung salisilat dapat memicu alkaloid dimana

jika

dikonsumsi dalam dosis tinggi bersama kodein akan mengganggu penyerapan


kodein.
(Enterpraise Inc, 1998) (FADI, Tanpa Tahun) (Mozayani dan Raymon, 2004)
(Mollie,2011)
4. Makanan yang harus dihindari, dibatasi, dianjurkan, serta zat gizi yang ditekankan
dan prinsip diet utama penyakit osteoarthritis untuk pasien Ny. K
11

- Makanan yang dihindari


Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol karena berhubungan dengan
obat yang di konsumsi pasien yaitu codein.
Makanan dan minuman kaleng seperti sarden,sosis,kornet,sayuran dan buahbuahan kaleng.
Makanan yg diawetkan seperti ikan asin, dendeng, abon, ikan pindang dan lainlain.
Makanan tinggi purin (150-800 mg / 100 gr) contohnya jerohan, kerang, dan
makarel.
Makanan berfermentasi contohnya tape.
Tidak ada makanan spesifik yang dihindari untuk penderita OA kecuali orang
tersebut mempunyai alergi terhadap makanan atau food intolerance.
Makanan bersantan karena mengandung lemak yang mengandung ikatan jenuh
sehingga sulit untuk dipecah menjadi bahan bakar.
(maharani,2007) (Almatsier 2005) (hartin kartika, 2012) (The Arthritis Society,
2008) (setiono yustian,2012)
- Makanan yang dibatasi
Makanan mengandung purin sedang (50-150 mg / 100 gr) contohnya ikan yang
tidak termasuk golongan tinggi purin, daging sapi, kacang-kacangan kering,
kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun papaya,
kangkung, tahu, tempe, kapri, jamur, kacang polong.
(Almatsier 2005)
- Makanan yang dianjurkan
Wortel, labu siam, terong, pare, oyong, ketimun, labu air, selada air, tomat,
lobak.
Makanan yang dapat mengurangi gejala dari Osteoarthritis yaitu yang
mempunyai zat anti-inflammatory untuk mengurangi rasa sakit, contohnya teh
hijau, delima, jahe dan kunyit.
Makanan sumber karbohidrat yaitu nasi, bubur, bihun, roti, gandum, makaroni,
pasta, jagung, kentang, ubi, talas, singkong, dan juga BM tinggi potasium
seperti pisang.
Bertujuan untuk membantu proses penyerapan furosemid
a. Makanan tinggi kalium, ( Kentang , Pisang dan susu)
b. Makanan kalium sedang ( Brokoli , tomat , jeruk dan strawberry)
c. Makanan rendah kalium ( Apel dan anggur)
Putih telur, susu sapi non fat, daging ayam tanpa kulit
(Kemenkes RI, 2011) (The Associations of UK Dietitians, 2015) (Drug and Food
Interaction, 2007) (LIPI, 2009)
- Prinsip
Rendah lemak karena pasien mengalami obesitas jadi diet pertama yang
dilakukan adalah rendah lemak untuk menurunkan bb pasien dan mengurangi
beban sendi yang terkena OA dan dikombinasikan dengan diet rendah purin.
12

- Zat gizi yang ditekankan


Vitamin C karena sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
akibat inflamasi dan menggantikan kolagen yang hilang.
Memperhatikan tokoferol (vitamin D), B-carotene, dan selenium dapat berguna
bagi management osteatritis dan perlu penambahan untuk vitamin B6, vitamin
D , dan folat.
a. Bahan makanan sumber vitamin D untuk membantu proses dan penyerapan
kalsium. Suplementasi 400-800 microgram. Pada bahan makan contohnya
minyak tumbuh-tumbuhan , terutama minyak kecambah gandum dan bijibijian , sayur , dan buah.
b. Bahan makanan sumber vitamin C pada sayur dan buah seperti jeruk,
pepaya , tomat.
c. Bahan makanan sumber selenium pada makanan laut , hati, ginjal , pada
buah dan sayur redah , namun untuk hati dan ginjal sebaiknya tidak
diberikan karena ditakutkan mempengaruhi kadar asam urat.
d. Vitamin B6 pada kecambah , serealia, kacang, kentang , dan pisang .
e. Sumber folate pada sayuran hijau , hati ( sebaiknya dihindari) , daging tanpa
lemak, serealia, jeruk
Kalsium untuk kesehatan tulang dikarenakan orang penderita OA lebih beresiko
mengalami osteoporosis dan osteomalaise jika kekurangan. Kebutuhan 1000mg.
Zat besi, untuk mencegah anemia karena efek samping NSAIDs menyababkan
pendarahan.
Suplemen chondroitin dan glucosamine untuk memperbaiki tulang rawan yang
rusak.
(Ambardini, tanpa tahun) (Almatsier, 2009) (Krause,2012) (Wolhurter, 2010) (Research
UK, 2011)
5. Cara memilih dan mengolah makanan yang tepat
- Memilih
Memilih makanan yang segar tanpa diolah, seperti sayur dan buah segar.
Jangan memilih makanan yang diawetkan karena mengandung natrium tinggi.
Prinsip modifikasi makanan
a. skip : menghindari makanan berlemak dan manis
b. trim : membuang lemak pada daging
c. pick : memilih blender sayuran daripada buah-buahan manis
d. nick : mungurangi makanan yang beresiko terhadap penyakit
Tidak menggunakan bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, tauco.
Menghindari makanan yang mengandung alkohol.
Coba tambahkan bumbu, herb, lemon, cuka di dalam masakan untuk
mengurangi penggunaan garam.
Membaca food label dan mengecek kandungan dalam produk.
Menambah 1 serving sayuran dan buah sebagai snack.
Pakailah minyak tumbuh-tumbuhan seperti olive oil, bunga matahari, minyak
zaitun untuk mencegah reaksi radang
13

(Kemenkes, 2011) (setiono yustian,2012) (Rismayanti, 2010) (Hombar, 2013)


- Mengolah
Dengan merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang dan pepes
Perhatikan suhu saat memasak, makanan yang dimasak dengan suhu tinggi
akan menghasilkan komponen yang akan menyebabkan reaksi radang. Nama
komponen tersebut ialah AGES (Advanced glycation end products). Salah satu
contohnya adalah dipanggang.
(Kemenkes RI, 2011) (Hombar, 2013)
6. Aktivitas yang dianjurkan untuk pasien Ny. K
Prinsip aktivitas pada penderita OA adalah : latihan kelenturan + penguatan +
ketahanan serta faktor yang terpenting ialah suhu. Jumlah dan bentuk pilihan
olahraga tergantung dari keadaan persendian pasien, kestabilan sendi dan apakah
pernah dilakukan pembedahan akan sangat mempengaruhi pemilihan aktivitas pada
pasien OA. Aktivitas pada penderita osteoarthritis dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kondisi pasien. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa latihan fisik
yang bertujuan memperbaiki funsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan
mengurangi stress pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas,
dan meningkatkan kebugaran jasmani. Jenis aktivitas yang dapat dilakukan yaitu:
a. Terapi Manual
Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan
meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang
digunakan adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar
sendi secara pasif, merenggangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan
massage.
b. Latihan Fleksibilitas (ROM)
Pada pasien osteoarthritis, latihan fleksibilitas ditujukan untuk mengurangi
kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan
lunak. Latihan fleksibikitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau
tergabung dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik. Latihan fleksibilitas
dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali
seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok

14

otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama
pada ekstremitas atas dan bawah.
c. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobic dalam
memperbaiki disabilitas, nyeri, dan kinerja. Latihan kekuatan ada 3 macam yaitu
latihan isometrik, latihan isotonic, dan isokinetik. Latihan kekuatan otot secara
isometric, isotonic, maupun isokinetik dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta
memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoarthritis. Latihan ini dianjurkan
untuk latihan kekuatan awal pasien osteoarthritis dengan nyeri lutu saat latihan.
Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan paling besar dan
pengurangan disbilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga latihan ini
disarankan untuk memperbaiki stabilitas atau ketahanan berjalan. Latihan
isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau sendi tidak
stabil. Latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot dan ketahanan statis (static
endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan
merupakan titik awal program penguatan. Apabila instabilitas sendi dan nyeri
berkurang, program latihan secara bertahap diubah ke latihan yang dinamis
(isotonik). Kontraksi isotonic digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan

kekuatan isotonic memperlihatkan efek positif pada metabolism energy, kerja


insulin, kepadatan tulang, dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak
terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi
baik oleh pasien osteoarthritis.
d. Latihan Aerobik
Latihan aerobik (berjalan, bersepeda, berenang, senam aerobic, dan latihan
aerobic di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat
otot, meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi
konsumsi obat pada pasien osteoarthritis. Pemilihan aktivitas aerobic tergantung
15

pada beberapa faktor, yaitu status penyakit, stabilitas sendi, suber daya dan minat
pasien. Latihan aerobic di kolam renang air hangat dapat mengurangi nyeri otot
dan

sendi,

mengurangi

beban

sendi,

meningkatkan

gerakan

yang

tidak

menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit.


-

(Ambardini, 2005)
Selain itu juga dapat dilakukan aktivitas seperti dibawah ini:
1. Duduk dengan posisi kedua tungkai lurus pada lantai, tempat tidur atau tempat
duduk yang panjang. Gerakkan telapak kaki mendekat ke arah tubuh dan tekan
lutut hingga mengenai lantai, untuk menguatkan otot-otot di sekitar lutut. Tahan
dalam lima hitungan, lalu istirahatkan.
2. Seperti posisi diatas, lalu angkat tungkai hingga membentuk sudut 30 derajat
dengan lantai, usahakan lutut tetap lurus dan angkat 2 sampai 3 inci. Tahan
dalam 5 hitungan.
3. Seperti posisi di atas, letakkan gulungan kain/selimut/bola tenis. Tekan lutut
keatas benda tersebut, tahan dalam 5 hitungan
4. Duduk dengan posisi kedua lutut tepat pada tepi kursi. Lalu angkat salah satu
kaki dengan kekuatan penuh sampai posisi kaki lurus, tahan dalam 5 hitungan.
Lakukan bergantian. (Wachjudi, dkk, 2007)

7. Media-media yang digunakan untuk menyampaikan informasi gizi kepada pasien dan
media yang paling tepat beserta alasannya
- Media untuk menyampaikan informasi ada 3 macam
1. media cetak :
booklet sepertt buku yang isinya tulisan maupun gambar
Keunggulannya :
a. Lebih mudah dalam menyimpan
b. Isi atau pesan yang di sampaikan dapat terperinci dan jelas
Kelemahannya :
a. Tidak bisa di gunakaan sebagai alat edukasi massa.
b. Memerlukan tenaga yang banyak dalam penyebarannya .
leaflet berupa lembar kertas berukuran kecil yang dilipat, isi informasi
dapat berupa tulisan/gambar/kombinasi keduanya
flyer (selebaran) seperti leaflet tetapi tidak dilipat
flip chart bentuk lembar balik, biasanya dalam bentuk baku dimana tiap
lembar berisi gambar peragaan dan baliknya berisi informasi tentang
gambar
rubrik tulisan pada surat kabar mengenai masalah kesehatan
poster bentuk media cetak yang berisi pesan infomasi kesehatan yang

2.

ditempel di dinding / tempat umum.


media elektronik
televisi melalui media televisi dalam bentuk forum diskusi/tanya jawab
mengenai kesehatan
radio melalui media radio dalam bentuk obrolan/tanya jawab, ceramah
video penyampaian informasi melalui pemutaran video kesehatan
slide penyampaian informasinya berupa poin-poin
16

3.

media luar ruang


papan reklame seperti poster namun dalam ukuran yang besar
spanduk pesan dalam bentuk tulisan/gambar yang dibuat di secarik kain

yang besar
Media yang dipilih berupa slide.
Kelebihan slide : dapat memberikan realita meskipun terbatas, memberikan
informasi, cocok untuk sasaran dalam jumlah besar sekalipun, dan dapat
mengangkat masalah.
Kekurangan slide : memerlukan ruang yang sedikit gelap, listrik dan peralatan

mahal.
(Fitriani, 2013) (Putu dan Nyoman,2008)
8. Penjelasan informasi dalam media yang disampaikan dengan menggunkan bahasa
awam yang mudah dimengerti ( patofisiologi penyakit, keterkaitan penyakit, IOM,
makanan yang dihindari dibatasi dan dianjurkan )
- Patofisiologi
Osteoartritis
Penyakit osteoartritis adalah penyakit pada sendi diibaratkan seperti sendi
adalah engsel pintu. Ketika seseorang mengalami OA , keadaan sendi kita akan
seperti engsel pintu yang berkarat yang disebabkan berbagai faktor salah
satunya ausnya pelumas pada daerah engsel tersebut sehingga dianalogikan
pada sendi lutut akan sakit jika digerakkan.
Hipertensi
Kondisi terjadinya hipertensi dapat diibaratkan dengan proses mengalirnya air
di dalam selang atau pipa. Selang dianalogikan sebagai pembuluh darah, air
dapat mengalir lancar jika tidak ada hambatan di dalam selang tersebut. Namun
jika pada selang tersebut terdapat hambatan, maka air akan tersumbat
sehingga akan tertahan dan tidak dapat mengalir dengan semestinya pada
akhirnya terjadi tekanan yang besar pada selang tersebut. Sama halnya dengan
pembuluh darah jika terdapat hambatan maka darah tidak dapat mengalir
dengan normal ke seluruh tubuh. Hambatan yang terdapat pada pembuluh
darah dapat berupa endapan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Lemak
tersebut akan menempel pada pembuluh darah dan jika terlalu banyak maka
pembuluh darah akan menyempit dan terjadi tekanan yang besar pada
pembuluh darah tersebut.
Asam urat
Asam urat dapat dianalogikan dengan limbah suatu pabrik. Limbah tersebut
seharusnya dikeluarkan atau dibuang karena merupakan hasil akhir yang tidak
bermanfaat. Jika limbah tersebut tidak dikeluarkan akan menimbulkan berbagai
masalah. Limbah yang tidak bisa keluar dapat disebabkan beberapa hal
contohnya terdapat produksi limbah yang berlebih dan atau ada gangguan pada
proses pengeluaran. Sama halnya dengan asam urat yang seharusnya
17

dikeluarkan oleh tubuh bila tertahan di dalam tubuh dapat menimbulkan


-

masalah penyakit yang baru.


Hubungan Obesitas dan Osteoartritis
Hubungan ini dapat digambarkan dengan sebuah meja. Jika diberikan beban yang
besar dan diletakkan pada meja dalam waktu lama maka dapat mengakibatkan
patahnya kaki yang melalui proses secara perlahan mulai dari berubahnya posisi
kaki-kaki meja lalu menjadi rapuh dan akhirnya patah. Sama halnya dengan obesitas
jika berat badan yang lebih maka beban badan akan ditopang oleh tulang-tulang
kaki. Dalam waktu lama tulang-tulang tersebut akan berubah posisi atau bergeser
sedikit demi sedikit dan terjadi pengikisan sendi. Pada akhirnya akan rapuh dan

terasa sakit.
Makanan dengan penyakit
Makanan dapat digambarkan dengan bahan bakar pada kendaraan bermotor. Ada
banyak jenis bahan bakar mulai dari premium, pertamax, solar, dan lain sebagainya.
Diumpamakan kendaraan bermotor berupa sebuah sepeda motor. Premium dapat
digunakan pada kendaraan bermotor namun tidak member keuntungan lebih selain
penggerak mesin sepeda motor, sedangkan pertamax memiliki nilai lebih baik
dibandingkan premium sehingga pertamax lebih dianjurkan untuk sepeda motor,
sedangkan solar tidak dapat digunakan karena tidak memiliki keuntungan untuk
sepeda motor sehingga tidak direkomendasikan. Analoginya adalah sepeda motor
sebagai tubuh manusia, premium sebagai bahan makanan yang diperbolehkan,
pertamax sebagai bahan makanan yang dianjurkan, dan solar sebagai bahan
makanan yang dihindari.

18

OBESIT
AS

I. HIPOTESIS DK-2

Asam
urat
Endapan
sehingga
inflamasi

Kristal
terjadi

Hipertens
i

Osteoarthri
tis

Obesitas
menyebabkan
kadar
insulin
dan
menahan
Na
dan
air
sehingga volume tekanan
darah

Obesitas
menyebabkan
tumpuan
pada
tulang
semakin
besar

Edukasi
Gizi
Materi

Prinsip :
Lema
k
Purin

Alat
edukasi
Cara memilih
dan mengolah:
Tdk makanan
kaleng
Tidak digoreng

Audio
Visual

Terapi

IOM

BM

Slide

AF:
Terapi
manual
Fleksibilit
as
Kekuatan
Aerobik

Furosemi
de
Interaksi
Dianjurka
Dihindari:
Dibatasi:
dg
n:
Otak
Tahu
alcohol
Teh hijau
Hati
Tempe
menyeba
Delima
Jeroan
Bayam
bkan
Jahe
Makarel
Daun
Zat gizi
hipotensi
Kunyit
Bersanta
singkong
yang
ortostatik
Codein:
n
Kangkung
ditekanka
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berintera
Makanan
n:
ksi
kaleng
Vit D
A. KESIMPULAN
dengan
Alkohol
C

Terjadinya obesitas dapat menimbulkanalkohol


manifestasi Vit
klinis
metabolic
As. Folat
sindrom berupa penyakit osteoarthritis, hipertensi, dan asamdllurat. Hubungan
obesitas

dengan

osteoarthritis

yaitu

ketika

Penerapan
pada
dengan
bahasa

berjalan
pasien
yang

berat

badan

akan
19

dipindahkan ke sendi lutut 3-6 kali lipat berat badan. Maka bila proporsi berat
badan lebih besar dari tinggi badan (obesitas), kerja sendi juga akan semakin
berat. Secara biomekanika bahwa pada keadaan normal gaya berat badan akan
melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi otot-otot paha bagian lateral
sehingga resultannya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Namun pada
keadaan obesitas resultan itu akan bergeser ke medial sehingga beban yang
diterima sendi lutut tidak seimbang. Hal ini berakibat ausnya tulang rawan
karena pergeseran titik tumpu badan. Hubungan obesitas dengan hipertensi
adalah obesitas meningkatkan faktor resiko kardiovaskular, resistensi insulin, dan
dislipidemia. Peningkatan aktivitas saraf simpatis sangat umum terjadi pada
individu obes dan bila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan tekanan
arteri

serta

vasokontriksi

perifer.

Selain

itu

hiperleptinemia

pada

obes

menunjukkan adanya resistensi leptin karena tidak adanya proses metabolik, hal
ini berperan terjadinya hipertensi pada obes. Sedangkan hubungan obesitas
dengan asam urat yaitu obesitas dengan BMI >35 kg/m 2 beresiko terjadinya
hiperurisemia. Adanya lemak omentum dalam rongga perut yang menggantung
menjadi penyebabnya. Semakin besar volume lemak omentum maka akan
mendesak ginjal sehingga mengganggu fungsi ginjal dalam mengekspresikan
kelebihan asam urat. Untuk menjelaskan kepada pasien agar mudah dipahami
diperlukan media yang tepat dengan bahasa yang sedehana. Media yang dapat
digunakan adalah slide. Kelebihan slide adalah dapat memberikan realita
meskipun terbatas, memberikan informasi, cocok untuk sasaran dalam jumlah
besar sekalipun, dan dapat mengangkat masalah. Sedangkan kekurangan slide
adalah memerlukan ruang yang sedikit gelap, listrik dan peralatan mahal.
B. REKOMENDASI / SARAN
Diharapkan skenario selanjutnya di perjelas lagi untuk menentukan cues yang
terdapat dalam skenario dan mempermudah mahasiswa dalam menyelesaikan kasus
dan fokus pada skenario.

20

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta.pt gramedia
Graedon Enterpraise Inc. 1998. Drug & Food Interaction.
University of Florida. 2009. Food/Drug and Drug/Nutrient Interaction
Arthritis Research UK. 2011. Diet and Arthritis
Wahyu, Fajar. 2010. Efek Catechin Terhadap Kadar Asam Urat, C-Reactive Protein Dan
Malondialdehid Darah Tikus Putih Hiperurisemia
Ester, Muki. 2013. Interaksi Obat Dan Makanan
Kemenkes RI. 2011. Diet Rendah Purin
Rismayanti. 2010. Diet Bagi Penderita Hipertensi
Sidauruk, Perdana. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dengan Tindakan
Terhadap Faktor-Faktor Yang Memperberat Terjadinya Gout Arthritis Di Kecamatan
Tebing Tinggi Medan 2011-2012. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara:
Medan
Bacthiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale) terhadap Tanda dan
Gejala Osteoartritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota
Malang. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan: Depok
Mozayani, Ashraf dan Raymon, Lionel P. . 2004. Handbook Of Drug Interactions: A Clinical
And Forensic Guide. Humana Press: Totowa
LIPI. 2009. Pangan dan Kesehatan : Bab VI Gaya Hidup Sehat. UPT Balai Informasi
Teknologi LIPI
Hawkins D.W.,Rahn D.W., Gout and Hyperuricemia, Pharmacotherapy, A
Pathophysiologikal Approach, Mc Graw-Hill 2005
American gastrics society panel on exercise and osteoartrithis
Tehupeiory ES. Artritis Pirai. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua,
Soeparman (ed), Balai penerbit FKUI Jakarta, : 714-20
Kartika, diit pada pasien nyeri sendi, 2012.
Hombar, Menjalani Hidup dengan Osteoartrithis. 2013
Departemen Kesehatan., pharmacceutical care untuk pasien penyakit arthritis rematik.,
2006.
Putu dan Nyoman.2008. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Depkes, 2008. Field Book Metode dan Media Promosi Kesehatan
Wachjui, dkk. 2007. Osteoartritis. Sub. Bag. Reumatologi RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung
Maharani, Eka Pratiwi. 2007. Faktor-faktor resiko osteoarthritis lutut. Undip
Mustafiza, Pramdya Vardhani. 2010. Hubungan antara Hiperurisemia dengan Hipertens.
Universitas Sebelas Maret
Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama
21

Nur Aini S W, 2009. Hubungan obesitas dengan osteoartritis lutut pada lansia .surakarta.
Universitas sebelas maret
Drug and food interaction, 2007. Lasix, furosemid , hydrocholothiazide , Dixongin ,
lanoxin
Saiful Bahri , 2009. Komunikasi Massa. Surabaya
Kartikasari, Agnesia Nuarima. 2012. Faktor resiko hipertensi pada masyarakat di desa
kabongan kidul, kabupaten rembang. laporan hasil penelitian karya tulis ilmiah.
Universitas Diponegoro
Maharani pratiwi. 2007. faktor- faktor resiko osteoarthritis lutut. program studi magister
epidemologi UNDIP : semarang
Maharani pratiwi. 2007. faktor- faktor resiko osteoarthritis lutut. program studi magister
epidemologi UNDIP : semarang
Setiono,yustiana. 2012. dislipidemia pada obesitas dan tidak obesitas di RSUP . FK UNDIP
Lestari dkk. 2012 . efektifitas pendidikan kesehatan tentang ASI terhadpa tingkat
pengetahuan. universitas Riau
Fitriani, arifah. 2013. pengaruh intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet
terhadap perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dematitis kontak dan
pencegahannya pada pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah.
Kartikasari, Agensia Nuarima. 2012. Faktor resiko hipertensi pada masyarakat di Desa
Kabongan

Kidul,

Kabupaten

Rembang.

Fakultas

Kedokteran.

Universitas

Diponegoro. Semarang
Kemenkes, 2011. Diet Hipertensi
Mollie.2011. The effect of drug on nutrition.
US department of health . 2006. Your guide to lowering your blood pressure with DASH.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi.
Arthritis Research campain . osteoarthritis and obesity.
Mahan , L. Kathleen. 2012. Krauses food and Nutrition theraphy 12 th edition.
Wahyuningsih, NAS. 2009. Hubungan Obesitas dengan Osteoarthritis Lutut pada Lansia
di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Ira. Tanpa tahun. Farmakologi Obat.
BDA. 2015. Diet and Osteoarthritis. The Associations of UK Dietitians.
Ambardini. Tanpa tahun. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu Osteoarthritis.
Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe Terhapad Tanda dan Gejala Osteoarthritis
Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang.
FADI. Tanpa Tahun. Avoid Food-Drug Interactions.
The Arthritis Society. 2008. Nutrition & Arthtritis.

22

TIM PENYUSUN
A. KETUA

: Merisa

B. SEKRETARIS

125070307111023

1. Scriber 1 : Bintang Kurniawan A

125070300111018

2. Scriber 2 : Dania Kumalasari Utomo125070302111002


C. ANGGOTA
1. Efi Setiowati

125070307111008

2. Eka Nanda Wulandari

125070300111008

3. Shabrina Dessy

125070301111027

4. Refi Pravanda Sintia

125070300111029

5. Apriliawan H

125070307111005

6. Krisna wati Setia W

125070300111009

7. Senja Deanantha

125070300111033

8. Andayu Nareswari

125070300111049

9. Wildania Nurin Izzati

125070301111018

10. Primalia Netta Resti Adiputri


11. Winda nurtika

125070301111023

125070300111030

D. FASILITATOR : Mas Lukas Adi Kurniawan


E. PROSES DISKUSI
1. Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi
Fasil sudah membantu dalam proses diskusi dan selalu memberi umpan balik
yang tepat, serta selalu memberi kesempatan kita untuk berdiskusi lebih
dalam mengenai skenario dan bisa membuat mahasiswa fokus pada kasus
skenario.

23

Anda mungkin juga menyukai