BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak
digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan
pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan
mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi dan
identifikasi yang baik.
Diketahui bahwa mikroba tersebar di alam, terdapat di lingkungan mana
saja dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikroba dijumpai
sebagai
satu
spesies
tunggal
di
alam.
Untuk
mencirikan
dan
kondisi
RISNA YULIANI
O1A114080
lingkungan
di
sekitar
kita
yang
HENDRA SENDANA
banyak
terdapat
dari
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
campurannya
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Bakteri yang ditumbuhkan di laboratorium dalam sebuah larutan yang
terdiri atas air, nutrien, dan sumber-sumber energi disebut sebagai suatu biakan
atau kultur bakteri. Bakteri juga bisa ditumbuhkan dalam suatu kaldu (broth)
atau medium kaldu cair atau pada medium yang dipadatkan dengan
penambahan agar. Agar adalah suatu jenis karbohidrat kompleks yang diisolasi
dari alga.
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
B. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : Agar
Nama lain
: Agar-agar
Pemerian
: Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah
Kelarutan
: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih
Kegunaan
: Sebagai bahan pemadat medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Pepton (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : Pepton
Nama lain
: Pepton
Pemerian
: Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak
bau
Kelarutan
: Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat ke
kuningan yang bereaksi asam.
3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV, 1995)
Nama resmi : Beef extract
Nama lain
: Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak daging
Pemerian
: Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi
konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi
segar tanpa lemak, dengn cara merebus dalam air dan
menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara
sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa
berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai
coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan
: Larut dalam air dingin
Kegunaan
: Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
4. Akuades (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : Akua destillata
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
Kegunaan
: Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995)
Nama resmi : Dextrosum
Sinonim
: Glukosa, dekstrosa
RM / BM
: C6H12O6/180,16
Pemerian
: Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih,
tidak berbau, rasa manis
Kelarutan
Kegunaan
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
Nama
Alat
Fungsi
1.
Tabung
reaksi
Sebagai tempat
dilakukan
pengenceran dan
sebagai media untuk
meletakkan suspensi
bakteri
2.
Cawan
petri
3.
Pipet
tetes
Untuk meneteskan
suspensi bakteri
5.
Rak
tabung
Sebagai tempat
diletakkannya
tabung reaksi
6.
Bunsen
Untuk memijarkan
jarum inokulum dan
untuk memanaskan
cawan petri
7.
Jarum
inokulum
Untuk digoreskan
pada bakteri yang
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
Elektrom
antel
Untuk memanaskan
media
9.
Inkubato
r
Untuk menginkubasi
bakteri yang telah
ditanam
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tabel.2. Bahan pada pewarnaan Sederhana
No.
Nama
Alat
Fungsi
1.
Saos
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
tomat
akan diuji
2.
Akuad
es
3.
Alkoh
ol
Untuk mensterilkan
tangan dan tempat
dilakukan isolasi
4.
Media
NA
Ikan
Sebagai tempat
penanaman bakteri
C. Cara Kerja
1. Pengenceran
a. Diisi tabung reaksi dengan akuades. Dengan 10ml pada tabung satu dan
9 ml pada tabung dua sampai tabung sepuluh
b. Dilarutkan saos dalam tabung satu yang berisi akuades 10 ml
c. Dikocok hingga homogen
d. Dipipet 1 ml kedalam tabung dua yang berisi akuades 9 ml
e. Dikocok hingga homogen
f. Diulangi perlakuan di atas sampai tabung ke sepuluh
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel.3.Hasil isolasi dan inokulasi bakteri
No
Sa
m
pe
l
1.
Sa
os
to
m
at
Gambar
ISOLASI
K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
e
t
o
d
e
a
g
a
r
t
u
a
n
g
p
a
d
a
c
a
w
a
n
p
e
t
r
i
2.
RISNA YULIANI
O1A114080
Sa
os
to
m
ISOLASI
HENDRA SENDANA
P
e
n
a
at
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
a
g
a
r
t
a
b
u
r
u
l
a
s
p
a
d
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
a
c
a
w
a
n
p
e
t
r
i
3.
Sa
os
to
m
at
ISOLASI
P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
a
g
a
r
t
a
b
u
r
u
l
a
s
p
a
d
a
t
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
4.
Sa
os
to
m
at
ISOLASI
P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
a
g
a
r
t
u
a
n
g
p
a
d
a
t
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i
5.
RISNA YULIANI
O1A114080
Sa
os
to
m
at
INOKULASI
HENDRA SENDANA
P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
a
g
a
r
t
a
b
u
r
u
l
a
s
p
a
d
a
t
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i
6.
Sa
os
to
m
at
INOKULASI
P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
a
g
a
r
t
u
a
n
g
p
a
d
a
t
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i
B. Pembahasan
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan
secara zigzag pada permukaan medium. Kemudian diinkubasikan selama
1x24 jam untuk bakteri dalam inkubator pada suhu 37oC.
Dalam kultur murni digunakan pula metode isolasi yang terbagi menjadi
dua bagian yaitu isolasi substrat padat dengan metode gores, pertama-tama
medium dimasukkan dalam cawan petri, ditunggu hingga memadat. Lalu
digoreskankan sampel yang telah digerus pada medium yang memadat. Setelah
itu, cawan petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik. Diamati
pertumbuhan koloni mikrobanya.
Isolasi substrat cair dengan metode tuang dilakukan dengan cara Sampel
yang berupa larutan atau suspensi dimasukkan ke dalam cawan Petri, lalu
dimasukkan juga medium. Dihomogenkan dengan cara digerakkan membentuk
angka delapan. Ditunggu hingga medium memadat lalu cawan Petri tersebut
dibungkus dan diinkubasi secara terbalik dan diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya.
Bakteri membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1-2 hari.
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar
uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang
dapat mengganggu petumbuhan mikroba.
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa untuk
memisahkan mikroba dari campurannya sehingga didapat kultur murni dapat
dilakukan dengan cara isolasi dan inokulasi. Isolasi adalah proses pengambilan
atau pemindahan mikroorganisme dari alam ke medium buatan. Metode isolasi
terbagi dua yaitu isolasi substrat padat dengan metode gores dan isolasi substrat
cair dengan metode tuang.
Inokulasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memindahkan
mikroorganisme yang telah ditumbuhkan pada suatu media buatan ke media
buatan yang baru. Metode inokulasi terbagi dua yaitu metode agar tegak dimana
metode ini menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan tegak
(permukaannya rata) dalam tabung reaksi dan metode agar miring. Pada metode
agar miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan
dimiringkan dalam tabung reaksi.
B. Saran
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Hidayati, E., Juli, N., Marwani, E, 2002, Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari
Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L.) Serta Uji
Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap pertumbuhan Bakteri
yang Diisolasi, Jurnal Matematika dan Sains, 7(2)
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA
Kharisma, Adnan., Manan, Abdul, 2012, Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi Dini
Serangan Penyakit Vibriosis, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(2)
Makfoeld, D., Marseno, D.W., Hastuti, P., Anggrahini, S., Raharjo, S.,
Sastrosuwignyo, S., Suhardi., Martoharsono, S., Hadiwiyoto, S., Tranggono,
2002, Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Muliawan, Sylvia Y, 2007, Bakteri Anaerob yang Erat Kaitannya dengan Problem di
Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Safrida, Y.D., Yulvizar, C., Devira, C.N, 2012, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Berpotensi Probiotik Pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.), Jurnal Depik,
1(3)
RISNA YULIANI
O1A114080
HENDRA SENDANA