Anda di halaman 1dari 30

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak
digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan
pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan
mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi dan
identifikasi yang baik.
Diketahui bahwa mikroba tersebar di alam, terdapat di lingkungan mana
saja dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikroba dijumpai
sebagai

satu

spesies

tunggal

di

alam.

Untuk

mencirikan

dan

mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama


spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari organisme lain, lalu ditumbuhkan
menjadi biakan murni.
Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan denga cara yang
aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi degan mikroorganisme lain.
Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi da diinokulasi dalam biakan
murni dengan memindahkan suatu koloni secara cermat, mensuspensikan
kembali dalam cairan dan menanamnya kembali pada medium yang selektif.
Isolasi dan inokulasi merupakan percobaan yang sangat penting, karena
melihat

kondisi

RISNA YULIANI
O1A114080

lingkungan

di

sekitar

kita

yang

HENDRA SENDANA

banyak

terdapat

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

mikroorganisme baik yang pathogen maupun non patogen, sehingga pemisahan


dan identifikasi bakteri yang saru dengan lainnya juga dibutuhkan.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memisahkan mikroba
dari campurannya sehingga didapat kultur murni.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat memisahkan mikroba

dari

memperoleh kultur murni.

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

campurannya

dan

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum
Bakteri yang ditumbuhkan di laboratorium dalam sebuah larutan yang
terdiri atas air, nutrien, dan sumber-sumber energi disebut sebagai suatu biakan
atau kultur bakteri. Bakteri juga bisa ditumbuhkan dalam suatu kaldu (broth)
atau medium kaldu cair atau pada medium yang dipadatkan dengan
penambahan agar. Agar adalah suatu jenis karbohidrat kompleks yang diisolasi
dari alga.

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Inokulasi bakteri ke atas permukaan agar disebut planting (disebar di atas


plate). Jika sampel encer hasil dilusi dari suatu kultur disebar, masing-masing
sel bakteri memproduksi dirinya sendiri menjadi kumpulan ribuan sel yang
disebut koloni bakteri yang bisa dilihat dengan mata telanjang (Elrod &
Stansfield,2002).
Pertumbuhan mikroorganisme yang pada keadaan ideal sangat cepat, tiap
organisme mengadakan reproduksi setiap 10-30 menit. Jika dilakukan pada
suatu medium, pertumbuhan mikroorganisme terdiri atas beberapa fase yaitu :
fase lag, merupakan fase adaptasi terhadap medium (lingkungan). Fase
eksponensial (fase log) yaitu pertumbuhan cepat secara logaritma. Fase
stasioner merupakan fase tetap, dalam fase ini tidak terjadi pertumbuhan
mikroorganisme. Fase otolitik (fase kematian) pada fase ini pertumbuhan
menurun secara logaritmis, disebabkan sel-sel mikroorganisme rusak oleh
enzim-enzim yang dihasilkan sendiri (Makfoeld,dkk,2002).
Setiap koloni atau galur mikroba yang akan diidentifikasi harus benarbenar murni dan untuk mendapatkan biakan murni digunakan media selektif
yang memungkinkan untuk isolasi koloni mikroba tersangka berdasarkan pada
karakter biokimia dari mikroba yang akan mempengaruhi sifat pertumbuhan
bakteri pada suatu media spesifik. Identitas mikroba dapat dilihat dari
pembentukan koloni yang spesifik pada media (Anonim,2008)
Frekuensi isolasi bakteri aerob yang bersamaan dengan bakteri anaerob
sering kali dikutip sebagai bukti bahwa bakteri anaerob hanya terdapat karena
adanya bakteri aerob. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa sedikitnya

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

sepertiga sampai setengah jumlah infeksi yang melibatkan bakteri anaerob


menghasilkan flora anaerob saja, sedangkan sisanya campuran dengan bakteri
aerob (Muliawan,2007).
Tahap penanaman sampel air yaitu dengan cara dalam penanaman sampel
air ini yaitu sample air dihomogensikan dengan cara dikocok terlebih dahulu
menggunakan vorteks, diambil sebanyak 1 ml dengat pipet ukur dan
dimasukkan kedalam larutan trisalt secara aseptic. Untuk pengisolasian total
bakteri, sample air diencerkan hingga 100 ml sedangkan untuk pengisolasian
bakteri Vibrio sp., sampel air diencerkan hingga 10 ml. Setelah diencerkan,
sebanyak 0,1 ml larutan dimasukkan ke dalam media kultur. Pengisolasian
bakteri dilakukan secara aseptik dengan menerapkan metode sebar dimana
setelah larutan dimasukkan ke dalam media, larutan tersebut disebar ratakan di
permukaan media menggunakan spatula. Media kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24 jam dalam inkubator (Kharisma & Manan,2012).
Metode pengenceran dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 g sampel,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml akuades sehingga didapat
pengenceran 10-1, untuk mendapatkan pengenceran 10-2 dilakukan dengan
mengambil 1 ml dari pengenceran 10-1 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi 9 ml akuades, demikian seterusnya dilakukan seri pengenceran
hingga 10-5. Pengenceran 10-4 dan 10-5 diambil 1 ml kemudian dimasukkan
ke dalam cawan petri yang telah berisi media TSA dan diratakan, kemudian
diinkubasi dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam pada temperatur
30oC.

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Setelah inkubasi selama 48 jam, dilakukan isolasi bakteri dengan metode


goresan kuadran beberapa tahap hingga diperoleh 1 isolat yang murni. Isolatisolat yang diperoleh kemudian diamati morfologi. Pengamatan pada morfologi
koloni meliputi bentuk, tepian, elevasi dan warna koloni, sedangkan
pengamatan morfologi sel meliputi uji pewarnaan Gram, bentuk sel dan uji
motilitas (Safrida,dkk,2012).
Salah satu contoh isolasi yaitu isolasi bakteri dari sampel makanan.
Isolasi Enterobacteriaceae dari sampel makanan dilakukan menggunakan
medium Eosin Methylen Blue Agar (EMB Agar), Salmonella Shigella Agar
(SSA), dan Selenith Broth. Bakteri yang berhasil diisolasi kemudian
diidentifikasi melalui serangkaian uji biokimia. Empat jenis isolasi kemudian
dipilih untuk digunakan sebagai bakteri uji dalam uji hayati. Pada langkah
kerja ini juga dilakukan penghitungan frekuensi ditemukannya bakteri yaitu
dengan cara menghitung keberadaan bakteri pada setiap sampel makanan
(Hidayati,dkk,2002).

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

B. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : Agar
Nama lain
: Agar-agar
Pemerian
: Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah
Kelarutan
: Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam air mendidih
Kegunaan
: Sebagai bahan pemadat medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Pepton (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : Pepton
Nama lain
: Pepton
Pemerian
: Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak
bau
Kelarutan
: Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat ke
kuningan yang bereaksi asam.
3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV, 1995)
Nama resmi : Beef extract
Nama lain
: Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak daging
Pemerian
: Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi
konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi
segar tanpa lemak, dengn cara merebus dalam air dan
menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara
sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa
berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai
coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan
: Larut dalam air dingin
Kegunaan
: Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
4. Akuades (Ditjen POM Edisi III, 1979)
Nama resmi : Akua destillata
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Kegunaan
: Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Dekstrosa (Ditjen POM Edisi IV, 1995)
Nama resmi : Dextrosum
Sinonim
: Glukosa, dekstrosa
RM / BM
: C6H12O6/180,16
Pemerian
: Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih,
tidak berbau, rasa manis
Kelarutan

: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air


mendidih, agak sukar larut dalam etanol (95%)

Kegunaan

: Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba


jamur

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 23 Februari 2015 pada pukul
11.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi lantai II Fakultas
Farmasi Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.
B. Alat Dan Bahan
1. Alat

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Alat yang digunakan dalam praktikum morfologi mikrroba adalah :


Tabel.1. Alat-alat pada pewarnaan Gram dan Sederhana
No.

Nama
Alat

Fungsi

1.

Tabung
reaksi

Sebagai tempat
dilakukan
pengenceran dan
sebagai media untuk
meletakkan suspensi
bakteri

2.

Cawan
petri

Sebagai media untuk


meletakkan suspensi
bakteri yang akan
inkubasi

3.

Pipet
tetes

Untuk meneteskan
suspensi bakteri

5.

Rak
tabung

Sebagai tempat
diletakkannya
tabung reaksi

6.

Bunsen

Untuk memijarkan
jarum inokulum dan
untuk memanaskan
cawan petri

7.

Jarum
inokulum

Untuk digoreskan
pada bakteri yang

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

telah diinkubasi dan


akan dipindahkan
pada media baru
8.

Elektrom
antel

Untuk memanaskan
media

9.

Inkubato
r

Untuk menginkubasi
bakteri yang telah
ditanam

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Tabel.2. Bahan pada pewarnaan Sederhana
No.

Nama
Alat

Fungsi

1.

Saos

Sebagai sampel yang

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

tomat

akan diuji

2.

Akuad
es

Sebagai bahan pelarut

3.

Alkoh
ol

Untuk mensterilkan
tangan dan tempat
dilakukan isolasi

4.

Media
NA
Ikan

Sebagai tempat
penanaman bakteri

C. Cara Kerja
1. Pengenceran
a. Diisi tabung reaksi dengan akuades. Dengan 10ml pada tabung satu dan
9 ml pada tabung dua sampai tabung sepuluh
b. Dilarutkan saos dalam tabung satu yang berisi akuades 10 ml
c. Dikocok hingga homogen
d. Dipipet 1 ml kedalam tabung dua yang berisi akuades 9 ml
e. Dikocok hingga homogen
f. Diulangi perlakuan di atas sampai tabung ke sepuluh

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

2. Penanaman dengan metode agar tabur ulas


a. Diambil suspensi bakteri yang berasal dari tabung kesepuluh dari
pengenceran sebanyak 0,1 ml
b. Diteteskan pada media agar yang padat
c.

Diratakan suspensinya dengan menggunakan batang L yang telah


disterilkan.

d. Diinkubasi dengan menggunakan inkubator selama 24 jam dengan suhu


370C
3. Penanaman dengan metode agar tuang
a. Diambil suspensi bakteri yang berasal dari tabung kesepuluh dari
pengenceran sebanyak 1 ml
b. Dituang ke dalam cawan petri
c. Dituangkan media yang masih cair
d. Diputar cawan hingga homogen
e. Dipanaskan pada bunsen sambil diputar-putar

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

f. Diinkubasi dengan menggunakan inkubator selama 24 jam dengan suhu


370C
4. Penanaman dengan goresan
1.) Media Nutrient Agar (NA)
a. Disentuhkan isolat bakteri dengan menggunakan jarum ose yang telah
dipijarkan
b. Digoreskan pada media NA yang baru pada tabung reaksi secara zigzag
c. Dimasukkan ke dalam inkubator
2.) Media Nutrient Broth (NB)
a. Disentuhkan isolat bakteri dengan menggunakan jarum ose yang telah
dipijarkan
b. Digoreskan pada media NB yang baru pada tabung reaksi
c. Dimasukkan ke dalam inkubator

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel.3.Hasil isolasi dan inokulasi bakteri
No

Sa
m
pe
l

1.

Sa
os
to
m
at

Gambar

ISOLASI

K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

e
t
o
d
e
a
g
a
r
t
u
a
n
g
p
a
d
a
c
a
w
a
n
p
e
t
r
i
2.

RISNA YULIANI
O1A114080

Sa
os
to
m

ISOLASI

HENDRA SENDANA

P
e
n
a

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

at

n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
a
g
a
r
t
a
b
u
r
u
l
a
s
p
a
d

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

a
c
a
w
a
n
p
e
t
r
i
3.

Sa
os
to
m
at

ISOLASI

P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

a
g
a
r
t
a
b
u
r
u
l
a
s
p
a
d
a
t
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

4.

Sa
os
to
m
at

ISOLASI

P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

a
g
a
r
t
u
a
n
g
p
a
d
a
t
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i
5.

RISNA YULIANI
O1A114080

Sa
os
to
m
at

INOKULASI

HENDRA SENDANA

P
e
n
a
n
a
m

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e
a
g
a
r
t
a
b
u
r
u
l
a
s
p
a
d
a
t

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i
6.

Sa
os
to
m
at

INOKULASI

P
e
n
a
n
a
m
a
n
d
e
n
g
a
n
m
e
t
o
d
e

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

a
g
a
r
t
u
a
n
g
p
a
d
a
t
a
b
u
n
g
r
e
a
k
s
i

B. Pembahasan
RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Isolasi adalah cara pemisahan mikroorganisme tertentu dari lingkungan,


sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga dapat dibuat
sebagai biakan kultur murni.
Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium
yang berisi zat hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium
biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam bentuk padat,
semi padat, dan cair, yang digunakan dalam praktikum ini adalah medium
padat yaitu agar. Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan
oleh mikroba. Media yang digunakan dalam praktikum adalah Nutrient Agar
(NA) karena yang akan di biakan adalah bakteri.
Metode inokulasi terbagi dua yaitu metode agar tegak dimana metode ini
menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan tegak (permukaannya
rata) dalam tabung reaksi. Inokulasi dengan cara ini menggunakan ose lurus
dengan cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri ke
dalam medium yang memadat hingga dari tinggi medium. Kemudian
diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam untuk
bakteri dan selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar.
Metode inokulasi selanjutnya yakni metode agar miring. Pada metode
agar miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan
dimiringkan dalam tabung reaksi. Pada metode ini digunakan ose bulat yang

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan
secara zigzag pada permukaan medium. Kemudian diinkubasikan selama
1x24 jam untuk bakteri dalam inkubator pada suhu 37oC.
Dalam kultur murni digunakan pula metode isolasi yang terbagi menjadi
dua bagian yaitu isolasi substrat padat dengan metode gores, pertama-tama
medium dimasukkan dalam cawan petri, ditunggu hingga memadat. Lalu
digoreskankan sampel yang telah digerus pada medium yang memadat. Setelah
itu, cawan petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik. Diamati
pertumbuhan koloni mikrobanya.
Isolasi substrat cair dengan metode tuang dilakukan dengan cara Sampel
yang berupa larutan atau suspensi dimasukkan ke dalam cawan Petri, lalu
dimasukkan juga medium. Dihomogenkan dengan cara digerakkan membentuk
angka delapan. Ditunggu hingga medium memadat lalu cawan Petri tersebut
dibungkus dan diinkubasi secara terbalik dan diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya.
Bakteri membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1-2 hari.
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar
uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang
dapat mengganggu petumbuhan mikroba.

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa untuk
memisahkan mikroba dari campurannya sehingga didapat kultur murni dapat
dilakukan dengan cara isolasi dan inokulasi. Isolasi adalah proses pengambilan
atau pemindahan mikroorganisme dari alam ke medium buatan. Metode isolasi
terbagi dua yaitu isolasi substrat padat dengan metode gores dan isolasi substrat
cair dengan metode tuang.
Inokulasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk memindahkan
mikroorganisme yang telah ditumbuhkan pada suatu media buatan ke media
buatan yang baru. Metode inokulasi terbagi dua yaitu metode agar tegak dimana
metode ini menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan tegak
(permukaannya rata) dalam tabung reaksi dan metode agar miring. Pada metode
agar miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan
dimiringkan dalam tabung reaksi.
B. Saran

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Sebaiknya saat melakukan isolasi dan inokulasi mahasiswa dapat melakukan


dengan cara yang sesuai agar mikroba dapat tumbuh sesuai dengan waktu
pembelahannya yaitu 12 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Pengujian Mikrobiologi Pangan, Jurnal Badan Pengawasan Obat


dan Bahan Makanan Republik Indonesia, 9 (2)

Elrod, Sausan., Stansfield, William, 2002, Genetika Edisi Keempat, Penerbit


Erlangga, Jakarta

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Hidayati, E., Juli, N., Marwani, E, 2002, Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari
Makanan Berbumbu dan Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L.) Serta Uji
Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) Terhadap pertumbuhan Bakteri
yang Diisolasi, Jurnal Matematika dan Sains, 7(2)

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

ISOLASI DAN INOKULASI MIKROORGANISME

Kharisma, Adnan., Manan, Abdul, 2012, Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. Pada Air
Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Sebagai Deteksi Dini
Serangan Penyakit Vibriosis, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(2)

Makfoeld, D., Marseno, D.W., Hastuti, P., Anggrahini, S., Raharjo, S.,
Sastrosuwignyo, S., Suhardi., Martoharsono, S., Hadiwiyoto, S., Tranggono,
2002, Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Muliawan, Sylvia Y, 2007, Bakteri Anaerob yang Erat Kaitannya dengan Problem di
Klinik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Safrida, Y.D., Yulvizar, C., Devira, C.N, 2012, Isolasi dan Karakterisasi Bakteri
Berpotensi Probiotik Pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.), Jurnal Depik,
1(3)

RISNA YULIANI
O1A114080

HENDRA SENDANA

Anda mungkin juga menyukai