Anda di halaman 1dari 11

ABU, SEPTEMBER 16, 2009

Pandangan Agama, Hukum, Etika dan Medikolegal tentang Aborsi

Pandangan Agama, Hukum, Etika dan Medikolegal


tentang Abortus Provokatus

Disusun Oleh:
DAVID ANGGARA PUTRA
G0007054

PROGAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini dunia kedokteran menghasilkan berbagai teknologi yang bertujuan membantu
meningkatkan taraf kesehatan dengan tujuan menyejahterakan masyarakat. Akan tetapi
seperti yang kita ketahui bersama dengan lahirnya teknologi-teknologi tersebut juga
memicu lahirnya pro kontra baru. Aspek-aspek kehidupan seperti agama, etika moral
serta hukum juga mempunyai pandangan tersendiri menyikapi hal ini. Kita sebagai
mahasiswa kedokteran yang nantinya menjadi dokter yang terjun di masyarakat
diharapkan mampu mengambil kebijakan kesehatan tanpa melanggar nurma-nurma yang
ada di masyarakat dan tetap berpegang teguh pada kode etik kedokteran yang ada.

2. DEFINISI MASALAH
Pada scenario 3 "Saya masih mau sekolah kok dok" muncul permasalahan sebagai
berikut :

Seorang gadis 16 th, belum menikah, pelajar SMU, datang sendirian dengan
keluhan pendarahan per vaginam, flek2. Penderita pucat, lemah, kesadaran masih
baik, vital sign normal. Anamnesa menyebutkan gadis tersebut 2 hari sebelumnya
melakukan aborsi.

Gadis tersebut tidak ingin siapapun tau tentang masalahnya termasuk orang
tuanya.

Gadis tersebut juga tidak ingin dirujuk ke rumah sakit maupun dokter spesialis

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengintegrasikan alasan etik dalam perawatan pasien untuk mencapai standar
profesi
2. Mengenali dan menghadapi (bila perlu menyelesaikan) perilaku/sikap tidak
professional dari anggota lain dalam tim pelayanan kesehatan

2. MANFAAT PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari blok ini diharapkan mahasiswa :
1. Mampu menentukan, menyatakan dan mengenalisis segi etika dalam kebijakan
kesehatan.
2. Mampu menganalisa secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam
pengobatan atau penyelesaian masalah setiap individu pasien.
3. Mampu berperilaku professional dalam hubungan dokter pasien

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Anamnesa
Merupakan Tanya jawab antara dokter dan pasien yang bertujuan menggali informasi dari
pasien sehingga dapat mengetahui kondisi pasien agar dokter dapat mendiagnosa
penyakit yang diderita pasien hingga mendekati kebenaran.
4. Abortus

Adalah pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari uterus dimana embrio tidak dapat
tumbuh di luar kandungan.Abortus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Abortus spontan/alami atau Abortus Spontaneus
2. Abortus Buatan/Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis
3. Abortus Terapeutik/Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum
5. Aspek Hukum
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin
termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah "Abortus Provocatus Criminalis"
Yang dikenai hukuman dalam hal ini :
1. Ibu yang melakukan abortus
2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain yang melakukan aborsi
3. Orang-orang/pihak yang mendukung terlaksananya aborsi
Beberapa pasal yang terkait adalah :

KUHP pasal 299, 346, 347, 348, 349 tentang larangan pengguguran kandungan.

UU RI No. 1 tahun 1946 menyatakan aborsi merupakan tindakan pelanggaran hukum.

UU RI No. 7 tahun 1984 tentanf menghapus diskriminasi pada wanita.

UU RI No. 23 tahun 1992,

pasal 15 : abortus diperbolehkan dengan alasan medis.


Pasal 77c : kebebasan menentukan reproduksi
Pasal 80 : dokter boleh melakukan aborsi yang aman.

Apabila ditinjau dari Human Rights (HAM) :


o

Setiap manusia berhak kapan mereka bereproduksi

RUU pasal 7 : berhak menentukan kapan dan jumlah reproduksi.

RUU Kesehatan pasal 63

1. Aspek Etika Kedokteran

Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
dari pasien bahkan hingga pasien meninggal.

Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan menghormati setiap hidup insane mulai dari
pembuahan.

Penjelasan Pasal 7c KODEKI : Abortus Provokatus dapat dibenarkan dalam tindakan


pengobatan/media

Pasal 10 KODEKI : Dokter wajib mengingat akan kewajibannya melindungi hidup tiap
insani.

1. Aspek agama

"Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang
mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakanakan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara
keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara
keselamatan nyawa manusia semuanya." (QS Al-Maidah:32)

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan. Kami


akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu." (QS Al An'aam : 151)

BAB III
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
1. Aspek Hukum
Sesuai dengan hukum yang ada di Indonesia tindakan aborsi yang dilakukan oleh
siapapun bukan karena alasan medis merupakan tindak pidana. Sehingga dalam scenario
ini dokter yang melakukan aborsi kepada gadis tersebut telah melakukan tindakan yang

melanggar undang-undang serta peraturan yang ada. Oleh sebab itu dokter keluarga yang
mengetahui hal tersebut diwajibkan untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib agar
tidak terjadi praktek serupa serta korban yang bertambah
2. Aspek Agama
Beberapa pandangan agama tentang aborsi adalah sebagai beriku :
1. Islam
Majelis Ulama Indonesia memfatwakan bahwa :
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada
dinding rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat.
1. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang
membolehkan aborsi adalah:
1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker
stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit
fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter.
2. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si
ibu.
2. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat
membolehkan aborsi adalah:
1. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic
yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan.
2. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim
yang berwenang yang didalamnya terdapat antara lain
keluarga korban, dokter, dan ulama.

3. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan


sebelum janin berusia 40 hari.
3. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat
zina.
2. Kristen
Secara singkat di dalam Al Kitab dapat disimpulkan bahwa aborsi dalam bentuk dan
alasan apapun dilarang karena :
3. Apabila ada sperma dan ovum telah bertwmu maka unsure kehidupan
telah ada.
4. Abortus pada janin yang cacat tidak diperbolehkan karena Tuhan
mempunyai rencana lain pada hidup seorang manusia
5. Anak adalah pemberian Tuhan.
6. Bila terjadi kasus pemerkosaan, diharapkan keluarga serta orang-orang
terdekat dapat memberi semangat.
7. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan.
8. Katolik
Hampir sama dengan pernyataan agama Kristen, dalam agama katolik aborsi
juga dilarang.
9. Hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa karma"
yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan
menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan
nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan.
10. Budha

Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak dibenarkan karena suatu karma harus
diselesaikan dengan cara yang baik, jika tidak maka akan timbul karma yang lebih buruk
lagi.

3. Aspek Etika Profesi Kedoktersn


Jika dilihat dalam etika kedokteran maka dokter yang melakukan aborsi tersebut telah
melanggar kode etik kedokteran yang berlaku di Indonesia karena dalam Kode Etik jelas
termuat bahwa seorang dokter dilarang melakukan aborsi kecuali untuk alasan medis.
Sehingga dokter tersebut seharusnya dilaporkan kepada MKEK agar mendapat tindakan
dari majelis tersebut sehingga ke depannya tidak akan terjadi lagi

BAB IV
KESIMPULAN
Dalam scenario ini dokter keluarga harus segera menangani atau memberikan tindakan
medis karena kondisi pasien kritis (NonMaleficence). Setelah kondisi pasien membaik
dokter keluarga harus dapat membujuk agar masalah ini diberitahukan kepada orang tua
gadis tersebut. Dokter keluarga tidak boleh lepas tangan dari permasalahan ini karena
sebagai dokter keluarga semestinya telah mempunyai ikatan emosional sehingga selain
bereran sebagai dokter juga sebagai problem solver. Selain itu dokter keluarga itu juga
seharusnya melaporkan dokter pelaksana aborsi ke MKEK IDI setempat karena dokter
tersebut telah melanggar kode etik serta melakukan tindak pidana. Diharapkan dengan
laporan tersebut dapat mencegah terjadinya praktek aborsi serta tidak ada lagi korban
aborsi illegal.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2007. Hukum dan Aborsi. http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm


(12Oktober 2007)
2. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC
3. Dwija,

Bahgawan.

2007.

Aborsi

dalam

Teologi

Hinduisme.http://stitidharma.org/modules.php?
name=Content&pa=showpage&pid=34
4. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 4 Tahun 2005 tentang Aborsi.
2007.http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=101

5. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia. 2002. Kode Etik
Kedokteran Indonesia dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran
Indonesia. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
6. Syafruddin,

SH,

MH.

2007.

Abortus

Provocatus

dan

Hukum.

library.usu.ac.id/modules.php?
op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=447
7. Zuhra,

Farah.

2007.

Aborsi

dalam

Pandangan

Hukum

Islam.http://www.gaulislam.com/aborsi-dalam-pandangan-hukum-islam/ (14
Agustus 2007)
DIPOSKAN OLEH GORESAN TINTA'KU DI 15:34
LABEL: OPINI

0 KO M E N TA R :
P O S K A N KO M E N TA R

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)


MENGENAI SAYA

GORESAN TINTA'KU
PONOROGO - SOLO, INDONESIA

Mungkin halaman ini tidak terlalu berguna tetapi semoga halaman ini bisa saya manfaatkan
untuk sekedar menulis dan mengisi waktu luang saya
LIHAT PROFIL LENGKAPKU
SEARCH

Cari

diberdayakan oleh

SELAMAT DATANG

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya


FOLLOWERS
DAV-CHATROOM
ARSIP BLOG

2009 (8)
September (7)

I'tikaf

Pandangan Agama, Hukum, Etika dan Medikolegal tent...

KB dipandang dari berbagai aspek

Pro kontra Reproduksi Buatan

Makna idul fitri

Laporan kasus..

Rhinosinusitis
Agustus (1)

o
BERITA

politik indonesia kesehatan indonesia


Anas Minta UU Pemilu Mencerminkan WajahPolitik Indonesia
Tribunnews
COM, CIREBON - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengungkapkan bahwa Undangundang Pemilu yang saat ini digodok di DPR RI harus mencerminkan wajah politik Indonesia. "Hasil
undang-undang Pemilu nanti, harus merepresentasikan wajah politik ...
Artikel Terkait
Rahasia Keunggulan AKP Turki, Otokritik Buat Partai Politik Indonesia

Okezone
Turki di bawah Erdogan adalah showcase negara Muslim yang berhasil dalam reformasipolitik dan
ekonominya. Indonesia juga punya potensi dan peluang yang sama. Sayangnya, reformasi
di Indonesia masih setengah hati sehingga gagal, misalnya, ...
Konflik Politik-Hukum di 2012 Kian Panas
Koran Sindo
JAKARTA Kondisi politik pada 2012 diprediksi semakin memanas. Konflik politikdan hukum masih
akan terjadi di berbagai lokasi. Pengamat politik dari Lembaga SurveiIndonesia (LSI) Burhanuddin
Muhtadi mengatakan, tahun depan hampir tidak ada celah bagi ...
Artikel Terkait
KNPI Jangan Jadi Alat Politik Golkar
Koran Sindo
JAKARTA Komite Nasional PemudaIndonesia (KNPI) jangan sampai menjadi alatpolitik untuk
menyukseskan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) menjadi calon presiden (capres)
2014. Sekretaris Jenderal DPP Barisan Muda Partai Amanat ...
Artikel Terkait
diberdayakan oleh

Anda mungkin juga menyukai