KAJIAN TEORI
A. DeskripsiTeori
1. Kurikulum 2013
Kurikulum berkaitan erat dengan mutu pendidikan, walaupun kurikulum
bukanlah
satu-satunya
faktor
yang
mempengaruhi
mutu
pendidikan
(Kwartolo
2002).
Menurut
Nasution
(2008)
kurikulum
adalah
sesuatu
yang
yang
disediakan oleh
lembaga
pendidikan (sekolah) bagi siswa. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata
pelajaran namun semua hal yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa.
Kurikulum merupakan suatu prencanaan yang memuat isi dan bahan pelajaran,
cara, metode atau strategi pembelajaran,
dan
merupakan
pedoman
maupun pedoman
yang
mengajarkan
berbagai
kegiatan
yang
mempengaruhi
beriman dan
Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara
yang demokratis, dan bertanggung jawab yang mulai dioperasikan pada tahun
pelajaran
penataan
kurikulum
meliputi
perangkat
kurikulum,
perangkat
pembelajaran, dan buku teks sudah dilaksanakan mulai desember 2012 - maret
2013. Untuk implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan mulai juni 2013 dengan
penilaian formatif pada juni 2016. Pada penataan dan implementasi Kurikulum
2013 juga didukung sosialisasi, uji publik, pelatihan guru dan tenaga
kependidikan.
a. Alasan Pengembangan Kurikulum 2013
Lunenburg (2011)
menyatakan pengembangan
kurikulum dapat
2.
Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan perilaku (WinaSanjaya, 2009:112). Aktivitas
mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat
atau tidak dapat disaksikan. Hal itu hanya mungkin dapat disaksikan dari adanya
gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak.
Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 10), belajar pada hakikatnya
merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar
memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dannilai. Timbulnya kapabilitas tersebut
dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pebelajar. Sehingga belajar menurut Gagne adalah seperangkat proses kognitif yang
mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru. Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu
kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.
Hilgard (WinaSanjaya, 2009: 112), menyatakan bahwa belajar adalah proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium
maupun dalam lingkungan alamiah. Dengan demikian belajar dianggap sebagai
proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Oema rHamalik,
2005:27). Dari pengertian ini, maka belajar merupakan suatu9 proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
melainkan pengubahan kelakuan. Menurut Mayer pengertian belajar sebagai
perubahan yang relative permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang
diakibatkan oleh pengalaman (Benny A Pribadi, 2009: 8). Pengalaman yang sengaja
penyusunan strategi belajar mengajarnya maka pola belajar itu di antaranya terdiri
dari pola belajar individu, pola belajar kelompok, pola belajar terbimbing. Pola
belajar leaving, pola belajar supervisi.
Lebih lanjut, Roestiyah (2000:58) menyimpulkan:
Bila kita membicarakan mengenai pola belajar, berarti kita akan mebicarakan
tentang: komponen-komponen dasar dalam proses belajar secara menyeluruh, model
pembelajaran, dan jenis dan tingkah laku kepemimpinan guru sebagai pribadi yang
mengarahkan, mengawasi dan mengatur pelaksanaannya.
Menurut Glasser (dalam Rohani, 2004:74) mengemukakan ada 4 komponen pola
belajar yaitu:
a.
b.
c.
d.