Anda di halaman 1dari 24

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP

EKOSISTEM DAN ZOONOSIS

Agik Suprayogi

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


Jl. Agatis-Kampus IPB Darmaga-Bogor-16680, Indonesia, Phone/Fax: 0062-251629462, email:asupray@yahoo.com

Global temperature observations


Annual averages plus long-term trends, to July 1999
1.0

Change in temperature (C)

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

0.2
1860

BMG

1880

1900

1920

1940

1960

1980

2000

Pemanasan global ?
Pemanasan global adalah
adanya proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada
permukaan Bumi telah meningkat
0.74 0.18 C (1.33 0.32 F)
selama seratus tahun terakhir.
Metan
24%
Nitrous
oxide 10%

Carbon
dioxide
63%

Sebagian besar peningkatan


temperatur rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan
oleh meningkatnya konsentrasi
gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia
(Intergovernmental Panel on
Climate Change/ IPCC)

Dampak pemanasan global


Perubahan iklim telah terjadi sejak periode
1990 an (IPCC, 2001)
Perubahan iklim akan mempengaruhi
kondisi meteorologis yang pada akhirnya
mempengaruhi faktor hidrologis (Trabucco
et.al, 2008).

Berdampak luas dan serius bagi


lingkungan bio-geofisik:

Pelelehan es di kutub, kenaikan


muka air laut, perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir,
perubahan iklim, punahnya flora dan
fauna tertentu, migrasi fauna dan
hama penyakit, dsb.

Epidemiologic Triad

Kejadian penyakit
merupakan hasil
interaksi dalam suatu
sistem dinamis terdiri
dari :
Agen penyakit
Inang
Lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi


penyebaran penyakit (zoonosis)
Lingkungan

Agen

Cuaca

Infektivitas

Habitat/Kandang

Patogenisitas

Geografi

Virulensi

Vegetasi

Immunogenisitas

Kulatitas udara

Stabilitas antigenik

Pakan-Air

Survival
Umur

Jenis kelamin

Inang Genotip

Perilaku
Status Nutrisi
Status Kesehatan

FAKTOR IKLIM KAITANNYA DENGAN KONDISI FISIOLOGIS


Meteorological Factors

Non-Meteorological
Diseases
Parasite
Animal care

Temperature Humidity Wind Radiation


Thermal, Pain

CNS-Limbics

Light

Blood & Body Temperature

Hypothalamus

Heat Loss

Temp. Reg. Ctr

Pineal

Feed Control Center

Vaporation
Respiratory-Skin

Feed Intake
Energy Metab.

H2O Intake-Urine

Body Weight
Substrate

Heat Production

Conduction
Convection
Radiation
Heat Balance

Releasing Hormons
TSH

GH

Calcitonin,
T4, T3

GNRH

ACTH
Cortisol
Aldosteron
Ephineprine

Health-Growth

PRL

Oxyt.
Prog.
Or
Estr.

Blood

Egg Production
Milk Volume
Reproduction

Ambient

Infra Red Thermal


Radiation From Atmosfir
Infra Red Thermal
Radiation From
Animal

Evaporasi
Reflected
Sunlight

Cahaya MT Langsung

Angin

Infra Red Thermal


Radiation From
Ground

FISIOLOGI ADAPTASI: Arus Energi


Antara Ternak Dengan Lingkungan

Reflected
Sunlight

COMFORTABLE ZONE MENENTUKAN TINGKAT METABOLIK DAN


PRODUKSI TERNAK: SAPI PERAH

Maintenance
requirement

optimal atau
kecepatan
metabolik minimal
yang diperlukan
untuk terjadi
produksi yang
optimal, terjadi
pada kondisi
Thermoneutral
Zone

Dampak perubahan iklim pada


agent penyakit.?
Perubahan iklim akan sangat besar pada
penyakit yang agennya berada di luar
tubuh inang dalam jangka waktu yang
cukup panjang :
Penyakit tular vektor
Penyakit yang ditularkan melalui air
Agen penyakit yang membentuk spora

(1) Meningkatkan spektrum dan/atau


perbanyakan hewan reservoir/vektor
Malaria di Papua yang
dahulu hanya
ditemukan di daerah
dataran rendah telah
menyebar ke dataran
tinggi
Perubahan ekologi
meningkatkan jumlah
dan penyebaran
nyamuk
Percepatan siklus hidup
vektor akibat
peningkatan suhu
lingkungan

(2) Memperpanjang masa transmisi penyakit


Kenaikan temperatur yang
lebih awal pada musim semi
memungkinkan vektor
segera dapat berkembang
cepat : perpanjangan
periode kontak antara agen
dan vektor
Aktivitas peternakan dan
perjalanan (akibat pencarian
pakan) meningkatkan resiko
kejadian penyakit

(3) Turunnya daya adaptasi inang dan


penyebaran vektor dan inang reservoir
masuk ke daerah bebas
Banjir menyediakan habitat yang diperlukan
untuk perkembangbiakan vektor, inang
reservoir dan turunnya daya adaptasi inang
Perluasan penyebaran, peningkatan jumlah
vektor, inang reservoir dan turunnya daya
adaptasi inang. Frekuensi wabah
(zoonosis) meningkat

Penyakit yang ditularkan melalui


makanan dan air
Banjir menyebabkan peningkatan
penyebaran patogen ke lingkungan
melalui air
Luapan ekskreta dari sistem
pembuangan (septik tank, saluran
limbah, got) dapat terjadi
Patogen bertahan lebih lama di dalam
medium air (virus AI tahan 8 hari dalam
air)

CONTOH KEJADIAN ZOONOSIS TERKAIT


DENGAN FLUKTUSI IKLIM: AVIAN
INFLUENZA DAN ANTRAKS

Laporan kejadian kasus antraks tahun 2001- september 2006


Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Bogor (Wulantari, 2006).

100
90
80

Duration of Sun Shine (hours)

70
60
50
40
30

Anthrax Potential:
on September 2004 (2 peoples
suffered) and continued to
October 2004 (30 peoples
suffered, 6 peoples of them
death) (Wulantari, 2006).

20
10
0
2,5
2,4

Wind Speed

2,3
2,2

AI Potential:

2,1
2

From December 2004 to June


2005 confirmed that 3 people
suffered by AI virus (H5N1), 2
of them death in Tangerang
(http://www.ds-osac.org,
accessed on 21.04. 2007).

1,9
1,8
1,7
1,6
1,5

26,4

Temperature (oC)

26,2
26
25,8
25,6
25,4
25,2
25
J

Mr

Mi

Jn

Jl

Ag

(2004-2005)

700

Rain fall (mm/month)

600
500
400
300

Anthrax Potential:

200

on September 2004 (2 peoples


suffered) and continued to
October 2004 (30 peoples
suffered, 6 peoples of them
death) (Wulantari, 2006).

100
0
29
27
25
23
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
1
91

Raining Days/Month

AI Potential:
From December 2004 to June
2005 confirmed that 3 people
suffered by AI virus (H5N1), 2
of them death in Tangerang
(http://www.ds-osac.org,
accessed on 21.04. 2007).

Humidity (% rel.)

89
87
85
83
81
79
77
75
J

Mr

Mi

Jn

Jl

Ag

(2004-2005)

CONTOH GANGGUAN FISIOLOGIS


HEWAN TERKAIT DENGAN FLUKTUSI
IKLIM/CUACA: TEMPERATUR UDARA
DAN KELEMBABAN

Physiological status of sheep and bioclimatology status in HPGW


Physiological
Parameters

Physiol. Values
in HPGW

Normal Physiol.
Values of Sheep

Physiological
Status

(Smith and Mangkoewidjojo,


1988)

Heart Rate

75.50 + 5.45

70 - 80

Normal

Respiration

29.75 + 3.15

15 - 25

High

38.85 + 0.25

39,2 - 40

Normal

(beat/minute)
(inspiration/minute)

Body Temperature (oC)

Bioclimatology Parameters
Indoor
System

Values in
HPGW

Temperature (oC)

22.64 + 1.25a

Humidity (% rel.)

96.40 + 6.95a

Outdoor Temperature (oC)


System

26.24 + 2.44b

Humidity (% rel.)

94.92 + 8.07a

Thermoneutral
Zone
(18 21)2

Ideal Humidity
in the Tropic
(60 70)1
(50 60)2

BIOCLIMATIC CONDITION IN HPGW-SUKABUMI RELATED TO THE


COMFORTABLE ZONE FOR LIVESTOCK
35

Critical point for productivity = More than 30 oC (Church, 1972)

Temperature (oC)

30

22.64 + 1.25

25
20

26.24 + 2.44 oC

oC

Optimal productivity of sheep in the tropic= 18 21 oC (Williamson and Payne. 1977)

15
10

Indood
Outdoor

5
0

Humidity (% rel.)

120

96.40 + 6.95 % rel.

100

94.92 + 8.07 % rel.

80
60

Optimal productivity of sheep in the tropic = 60 70 % rel. (McDowel, et al. 1970)

40

Indoor
Outdoor

20

4.
30

2.
30

00
.3
0

22
.3
0

20
.3
0

18
.3
0

16
.3
0

14
.3
0

12
.3
0

10
.3
0

8.
30

6.
30

4.
30

BAGAIMANA TINDAKAN ANTISIPATIF AGAR EKOSISTEM TETAP


SEHAT DAN PRODUKTIF TERKAIT PERUBAHAN IKLIM:
1. Menjaga sumber bahan makanan dan air: kualitas dan kuantitas
2. Menjaga lingkungan/habitat yang nyaman bagi hewan (Comfort-zone)
3. Pengelolaan kesehatan manusia/hewan: Kontrol agen penyakit dan
Early warning system, terutama ZOONOSIS

Bila Kegagalan terjadi: Stress !!!!!!!


Gangguan kesehatan: Kekurusan, daya tahan
tubuh rendah, produktivitas dan reproduktivitas
rendah, dll.
Munculnya penyakit baru (Zoonosis: new
emerging and reemerging diseases)
Perubahan perilaku manusia/hewan: Perusak,
ganas, menyerang hewan/satwa lain, dll.

Kesakitan-Kematian
Kepunahan spesies (hewan)

KESIMPULAN dan SARAN


Perubahan iklim (pemanasan global) akan mengganggu ekosistem
komplek diantaranya kerusakan habitat, penurunan kualitas dan
kuantitas makanan dan air, pertumbuhan dan penyebaran agen dan
vektor penyakit, penurunan daya tahan tubuh (fisiologis), dan
potensi munculnya penyakit zoonosa.
Pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan zoonosis harus
dilakukan secara terintegrasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian dan penyebaran penyakit, yaitu faktor lingkungan, agen
penyakit, dan inang (manusia/hewan).
Perlu adanya Pusat Studi (Center) yang mampu melakukan
penelitian dan pengembangan penyakit zoonosa, yang terfokus
pada kajian faktor lingkungan, agen penyakit, dan inang secara
multidisiplin dan terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai