JKN a ka n m en er im a m a nfa at
pelayanan kesehatan yang bersifat
menyeluruh (komprehensif) berdasar
ke b u t u h a n m e d i s , t e r m a s u k
didalamnya pelayanan obat. Untuk itu
perlu peningkatan kualitas pelayanan
kefarmasian agar pelayanan obat
dapat terselenggara dengan baik,
obat yang diberikan terjamin mutu,
manfaat dan keamanan, cost efektif
s e r ta m e n j a m i n p e n i n g ka t a n
penggunaan obat yang rasional.
Dalam upaya untuk menjamin
aksesibilitas dan keterjangkauan obat
di era JKN, perlu tersedia suatu daftar
obat yang digunakan sebagai acuan di
d a l a m p e l ay a n a n ke s e h a t a n .
Sehubungan dengan itu, Kementerian
Kesehatan telah menyusun
Formularium Nasional bagi
peng gunaan obat di fasilitas
pelayanan kesehatan tandas Ibu
Dirjen.
FORNAS merupakan daftar obat yang
disusun oleh Komite Nasional
pelayanan kesehatan.
Menjadi acuan penetapan
penggunaan obat dalam Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN),
meningkatkan penggunaan obat
yang rasional, mengendalikan
biaya dan mutu pengobatan,
m e n g o p t i m a l ka n p e l aya n a n
kepada pasien, memudahkan
perencanaan dan penyediaan obat,
meningkatkan efisiensi anggaran
pelayanan kesehatan.
7) Pemberdayaan masyarakat.
Sebagai salah satu poin penting
pelaksanaan JKN terkait dengan
program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan telah melakukan langkah
strategis antara lain:
1)Penggunaan Alat kesehatan yang
tepat guna;
2)Pemantapan keterjangkauan obat
dan alat kesehatan;
3)Analisa kebutuhan alat kesehatan.
Dengan telah dilaksanakannya SJSN
bidang kesehatan maka diprediksi
kebutuhan atas alat kesehatan
meningkat 3 kali dari kebutuhan alat
kesehatan saat ini.
Di samping itu makin berkembangnya
tekhnologi dan pelayanan kesehatan
s e r ta m e n i n g kat nya e ko n o m i
masyarakat maka tuntutan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang
bermutu menjadi semakin tinggi. Hal ini
juga mengakibatkan meningkatnya
penggunaan alat kesehatan baik
produk impor maupun produk lokal.
Pemanfaatan produk dalam negeri
telah ditegaskan dalam Inpres No.2
Tahun 2009. Alat kesehatan telah
menjadi salah satu komoditi bisnis yang
menjanjikan terutama di Indonesia
yang merupakan salah satu negara
dengan jumlah penduduk terbesar di
dunia yang menjadikannya sebagai
pasar alat kesehatan terbesar dunia
khususnya di kawasan ASEAN.
Pembinaan dan pengawasan (Binwas)
di bidang Alat Kesehatan dan PKRT
secara garis besar ditujukan pada 4
Buletin INFARKES Edisi III - Juni 2014 l Hal. 06
Melaksanakan penelitian dan
KUNJUNGAN KERJA
KE PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Ku a l i ta s s u at u ke b i j a ka n ata u
keputusan dalam suatu organisasi
sangat dipengaruhi oleh kualitas data
dan informasi yang dimiliki oleh
organisasi tersebut. Oleh karena itu,
data dan informasi dengan tingkat
akurasi dan validitas yang dapat
dipercaya serta tepat waktu/ada saat
diperlukan, merupakan input yang
utama dalam proses pengambilan
keputusan atau suatu kebijakan di
semua tingkat manajemen.
Untuk mendukung hal tersebut
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan mengadakan
pertemuan Pemutakhiran Data Tingkat
Nasional Ditjen Binfar dan Alkes pada
tanggal 4 s.d 7 Juni 2014 di Hotel Inna
Garuda, Yogyakarta. Pertemuan ini
dilaksanakan dengan melibatkan
seluruh Penanggungjawab program
kefarmasian dan Alkes yaitu Direktorat
dan Sekretariat di lingkungan Ditjen
Binfar dan Alkes dan para Pelaksana
Buletin INFARKES Edisi III - Juni 2014 l Hal. 10
Ulasan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
Convention on Pharmaceutical
Ingredients South East Asia (CPhl SEA)
ketiga digelar di Jakarta International
Expo, Kemayoran, Jakarta pada 20-22
Mei 2014. Konvensi yang
diselenggarakan oleh United Business
Media (UBM) Live ini diikuti pula
dengan pameran P-MEC dan InnoPack.
Kegiatan ini merupakan platform
penting regional bagi profesional
farmasi domestik dan internasional
serta supplier untuk membangun
jejaring dan mendorong sektor farmasi
Asia Tenggara.
Sebagai pusat perekonomian di Asia
Tenggara, pasar farmasi Indonesia
tumbuh lebih cepat dari rata-rata dunia
yang dipicu pertumbuhan ekonomi
yang tercepat di ASEAN.
"Saat ini waktu yang ideal bagi pelaku
farmasi dan supplier global untuk
masuk ke pasar farmasi Asia Tenggara
yang telah berkembang pada tingkat
Buletin INFARKES Edisi III - Juni 2014 l Hal. 18
Liputan
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
triliun.
Ibu Linda mengatakan, tahun 2014
kebutuhan farmasi menyangkut obatobatan mengalami peningkatan dua
kali lipat. Dengan begitu, dana yang
dibutuhkan juga meningkat bisa
mencapai Rp 3 triliun. Apalagi dengan
adanya peluncuran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kesehatan dari pemerintah. Sudah
tentu kebutuhan obat-obatan yang
diperlukan cukup besar.
Untuk itu Ibu Linda menghimbau,
agar bahan baku obat-obatan impor
bisa diturunkan di tahun 2014 dan
selanjutnya hingga lima tahun
mendatang. Dengan harapan,
pengeluaran dana yang besar bisa
diperkecil lagi hingga mencapai target
yang diharapkan pemerintah. Meski
untuk memenuhi kebutuhan dunia
farmasi ada beberapa kesulitan,
terutama mengadaan bahan baku
dari alam dan juga dari kimia.
Namun Ibu Linda optimis semua
Artikel
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan
masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, lembaga sosialbudaya, serta lembaga-lembaga
kemasyarakatan lainnya dan lembaga
internasional.
Pranata Humas harus mampu
membangun kepercayaan publik
melalui jalur komunikasi dengan
menunjukkan hasil kerja nyata,
mampu membangun citra positif
pemerintah dan menyusun strategi
komunikasi efektif serta membentuk
sikap dan perilaku dari orang yang
diberi kepercayaan.
Dalam melaksanakan tugasnya,
seorang Pranata Humas dituntut
bersinergi dan berkoordinasi untuk
menjadi citra pemerintah secara
keseluruhan. Sinergita s perlu
dibangun dalam hal pendistribusian
informasi-informasi melalui potensi
media yang sesuai dengan sifat-sifat
demografis publik/masyarakat
dengan melakukan aktivitas nyata dan
membangun mekanisme aliran
informasi yang baik. Pranata humas
juga dituntut untuk mampu membina
hubungan baik dengan media pers
melalui mekanisme agenda setting
dalam bentuk media gathering.
Koordinasi yang dilakukan seorang
pranata humas meliputi internal
(kepada lingkungan kerja baik
pimpinan maupun pegawai) dalam
bentuk menjalin komunikasi kepada
semua pegawai di organisasi/
instansinya agar tercapai iklim yang
mendukung peningkatan kompetensi
organisasi. Koordinas eksternal yang
meliputi menyediakan dan
memberikan informasi yang benar
dan akurat kepada publik dan media
massa sesuai dengan tugas dan
fungsorganisasi/institusinya; tidak
diperkenankan melakukan
penekanan terhadap wartawan
serta tidak memberi barang dan jasa
kepada wartawan dengan dalih
kepentingan publikasi (publisitas)
pribadi/golongan/organisasi/
instansinya; dan juga menghargai,
INTERAKSI OBAT
Permenkes 2014
Informasi kefarmasian dan alat kesehatan