Anda di halaman 1dari 24

makalah

GEOKIMIA UMUM
KOMPOSISI KIMIA PENYUSUN BUMI

OLEH :
MUH. JALIL
F1B1 11 037

JURUSAN FISIKA
KONSENTRASI GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013

KATA PENGANTAR

Dengan ucapan Alhamdulillahlirabbilalamin sebagai rasa terima kasih dan puji syukur
kepada Allah S.W.T makalah ini dapat terselesaikan.
Adapun salah satu tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Penyusun makalah dan dalam kesempatan ini
penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pak Armid Selaku dosen pembimbing
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang dalam hal ini juga sebagai pemberi tugas.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan, baik dari segi
kosakata maupun dari segi pengertian. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan agar dalam pembuatan makalah-makalah di masa mendatang
dapat lebih baik lagi. Segala saran dan masukan atas kekurangan makalah ini, penyusun
makalah terima dengan pikiran terbuka dan ucapan terima kasih.

Kendari, 17 juli 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................


KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penulisan Makalah ..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
A. Struktur lapisan penyusun bumi....................................................................
a. sturktur penyusun bumi
b. sturktur bagian dalam bumi.......................................................................
c. sturktur bagian luar bumi...........................................................................
B. komposisi kimia penyusun bumi ....................................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................... ........


A. Kesimpulan .............................................................................. ......................
B. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... ..... ..

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan
usianya mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta
kilometer atau 1 AU (Inggris: Astronomical Unit). Kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4
detik. Sedangkan kala revolusinya adalah 365,25 hari. Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi
dari angin surya, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti Bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi
Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Ionosfer,Termosfer, dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi Bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan Bumi adalah antara -70 C
hingga 55 C bergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun di
Bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan
luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per
meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat
jenis Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi memiliki diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N
kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1.
Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan Bumi diliputi air. Udara
Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen dan 1% uap air, karbondioksida dan gas lain.
Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam Bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal
1.370 kilometer dengan suhu 4.500 C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal
2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk
83% isi Bumi dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak Bumi setebal kurang lebih 85
kilometer.

Kerak Bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak Bumi terbagi kepada
beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori pergeseran benua)
yang menghasilkan gempa Bumi.
Titik tertinggi di permukaan Bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter dan titik
terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau
terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar
adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang
tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian
khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi, menyebabkan ukuran diameter
katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata
dari bulatan Bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/. Karena satuan meter pada
awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui
kota Paris, Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus, meski pada skala
global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17%
dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan
dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan Bumi
adalah Gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana (10.911 m di
bawah permukaan laut). Karena buncitan khatulistiwa, bagian Bumi yang terletak paling jauh
dari titik tengah Bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal dari dalam Bumi.
Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini. Tenaga alam eksogen
berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua tenaga itulah yang membuat berbagai
macam relief di muka Bumi ini seperti yang kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni
ini terdiri atas berbagai bentukan seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dsb. Adanya
bentukan-bentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukanbentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Menentukan struktur lapisan penyusun bumi
2) Menentukan komposisi kimia penyusun bumi

C. TUJUAN MASALAH
1) Untuk menentukan struktur lapisan bumi
2) Untuk menentukan komposisi kimia penyusun bumi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bentuk bumi yang bulat ternyata tidak benar-benar bulat. Bagian tengah yaitu di
daerah katulistiwa bagian bumi mempunyai jari-jari yang lebih panjang dari pada jari-jari
bumi ke bagian kutub. Jari-jari bumi di katulistwa sekitar 6371 km, sedangkan jari-jari yang
ke kutub panjangnya sekitar 3693 km. Bentuk bumi yang demikian disebabkan karena
perputaran bumi pada sumbunya, selain bumi ini berputar mengelilingi matahari pada
orbitnya.
Kerak Bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu
kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra
yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah
granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan
total kurang lebih 80 km.
Temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya
temperatur kerak menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat
membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer
dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30 oC setiap km,
namun gradien panas Bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.

Kerak Bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh
lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh
tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya.
Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta, namun kerak benua memiliki lapisan
yang jauh lebih tua. Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7

hingga 4,28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di
Acasta Gneiss, Kanada.

Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini
berhubungan

dengan

pembentukan

super

Gondwana.(patchett P J dan Samso S D.2003)

benua

seperti

Rodinia,

Pangaea,

dan

BAB III
PEMBAHASAN

A. Struktur lapisan penyusun bumi

Bumi merupakan planet ketiga dalam sistem tata surya dan merupakan satu-satunya
planet yang ditempati oleh makhluk hidup. Bumi terbentuk sekitar 4.600 juta tahun yang lalu,
berwujud massa batuan yang pijar dan cair. Setelah berjuta-juta tahun lamanya massa batuan
itu mendingin sehingga lapisan permukaan menjadi padat dan membentuk lapisan kerak bumi
yang retak-retak akibat proses pendinginan. Batuan yang meleleh dari dalam ada yang keluar
melalui retakan-retakan kerak bumi dan membeku depermukaan bumi.
Gas yang terbentuk waktu proses pendinginan sebagian menjadi uap. Gas-gas pada
permukaan akhirnya menjadi lapisan atmosfer. Gaya grafitasi bumi mencegah gas tersebut
tidak keluar dari permukaan bumi.
Sekitar 1.000 juta tahun yang lalu, permukaan bumi berupa satu daratan yang sangat
luas dan dikelilingi oleh samudra. Daratan tersebut kemudian terpecah menjadi beberapa
daratan akibat adanya pergeseran lempeng peermukaan bumi.
Beumi terdiri dari 3 bagian yang berbeda yaitu, kerak bumi, mantel, inti luar dan inti
dalam. Selain itu secara fisik, bumi juga bisa dibagi menjadi lapisan litosfer dan astenosfer.
Lapisan litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan bagian atas
dari mantel bumi. Litosfer merupakan bagian padat, solid tetapi mudah patah. Litosfer
bergerak terapung diatas lapisan astenosfer.
Astenosfer merupakan lapisan cair yang meliputi mantel bawah dan inti luar bumi.
Lapisan ini lemah dengan temperatur yang sangat tinggi. Di lapisan ini terjadi arus
konveksi yang menggerakkan lempeng-lempeng permukaan bumi.
Struktur Penyusun Bumi
Secara umum bumi terdiri dari beberapa bagian lapisan yang berbeda, yaitu:
1.

Kerak

Kerak bemi terdiri dari lempeng benua dan lempeng samudra.


Lempeng benua berupa lapisan tipis tersusun dari batuan granitik dan merupakan
lapisan pembentuk benua.

Lempeng samudra berupa lapisan tipis tersusun dari batuan basaltik dan merupakan
lapisan pembentuk dasar samudra.

2.

Mantel

Merupakan lapisan yang berbeda di bawah kerak bumi dengan kedalaman kira-kira (40-2891)
km, mempunyai temperatur sangat tinggi sampai 3.8000C.
3.

Inti Bumi

Merupakan lapisan paling dalam penyusun kerak bumi, lapisan ini dibagi menjadi lapisan inti
luar dengan kedalaman (2891-5150) km dan lapisan inti dalam kedalaman (5150-6370 km).
Terperaturnya mencapai 4.3000C.

Batuan
Kerak bumi adalah bagian luar litosfer yang terbentuk dari berbagai jenis batuan.

Menurut proses terbentuknya, batuan dibedakan menjadi 3, yaitu:


1.

Batuan beku

2.

Batuan sedimen

3.

Batuan metamorf

Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena proses pembekuan magma bumi.

Berdasarkan letak pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:


1. Batuan beku dalam (intrusif) adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembekuan
magma yang tidak berhasil keluar atau ekspos ke permukaan bumi. Proses pembekuan lama,
sehingga menghasilkan susunan kristal pembentuknya berukuran besar atau sempurna.
Contoh : granit, diorit, gabro
2. Batuan beku luar (ekstrusif) adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembekuan
magma di permukaan bumi. Proses pembekuannya berlangsung cepat sehingga menghasilkan
susunan kristalnya halus. Contoh : obsidian, basalt, andesit, rhyolit
3. Batuan beku piroklastik adalah batuan dari material hasil erupsi gunung api. Contoh: abu
vulkanik, pumis

Batuan sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan

terlarut dari hasil proses mekanik dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya,
cangkang binatang, sisa tumbuhan.
Berdasarkan asal pembentukannya, klasifikasi batuan sedimen terbagi menjadi 3, yaitu:
1.

Batuan sedimen klastik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari pecahan batuan dan

mineral hasil pelapukan atau erosi (transportaasi). Contoh: breksi, konglomerat, batu pasir,
lanau, lempung, serpih, napal
2.

Batuan sedimen kimiawi, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena proses pelarutan

mineral oleh media air, kemudian mengalami proses kristalisasi. Contoh: batu gamping, batu
gipsum, halit
3.

Batuan sedimen oorganik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa binatang

atau tumbuhan yang mati. Contoh: batubara, batu gamping

Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah batuan ubahan dari batuan yang telah ada sebelumnya, pada

keadaan padat, akibat pengaruh suhu (T), tekanan (P) atau keduanya dan larutan yang aktif
secara kimiawi. Proses ini disebut metamorfisme. Contoh: slate (batu sabak), sekis, fillit,
marmer.

Siklus batuan
batuan mengalami siklus walaupun prosesnya sangat lama, bermula dari magma,

kemudian mengalami kristalisasi dan konsolidasi menjadi batuan beku instrusif dan ekstrusif,
kemudian mengalami proses pelapukan, transportasi, deposisi dan litifikasi menjadi batuan
sedimen.
Betuan sedimen dan beku mengalami proses metamorfisme kemudian menjadi batuan
metamorf. Batuan beku, sedimen dan metamorf mengalami proses pelelehan, kembali
menjadi batuan beku

Susunan bagian dalam bumi


Bentuk bumi yang bulat ternyata tidak benar-benar bulat. Bagian tengah yaitu di
daerah katulistiwa bagian bumi mempunyai jari-jari yang lebih panjang dari pada jari-jari

bumi ke bagian kutub. Jari-jari bumi di katulistwa sekitar 6371 km, sedangkan jari-jari yang
ke kutub panjangnya sekitar 3693 km. Bentuk bumi yang demikian disebabkan karena
perputaran bumi pada sumbunya, selain bumi ini berputar mengelilingi matahari pada
orbitnya.
Bagian dalam dari bumi dapat diketahui dengan mempelajari sifat-sifat fisika bumi
yaitu dengan metode geofisika., terutama dari kecepatan rambat getaran atau gelombang
seismik, sifat kemagnetannya dan gaya berat serta data panas bumi. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa bagian dalam bumi tersusun dari material yang berbeda-beda mulai dari
permukaan bumi sampai ke inti bumi. Dengan metode geofisika tersebut juga diketahui
bahwa berat jenis bumi keseluruhan adalah sekitar 5,52. Kerak bumi sendiri yang merupakan
lapisan terluar dan disusun oleh batu-batuan mempunyai berat jenis antara 2,5 sampai 3,0.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa material yang menyusun bagian dalam bumi
merupakan material yang lebih berat dengan berat jenis yang lebih besar daripada batuan
yang menyusun kerak bumi.
Dengan metode geofsika dapat diketahui bagian dalam bumi disusun oleh
Kerak bumi atau sering disebut kulit bumi, merupakan lapisan terluar yang
disusun oleh batuan yang padat. Kerak bumi dapat dibedakan menjadi kerak
benua dan kerak samudera.
Selubung bumi atau mantel bumi, merupakan lapisan dibawah kerak bumi yang
disusun oleh material cair dan kental dengan berat jenis yang lebih besar dari berat
jenis kerak bumi.
Inti bumi merupakan bagian pusat bumi yang dibagi lagi menjadi inti bagian luar
dan inti bagian dalam. Bagian ini disusun oleh material yang panas dan berat.
Antara kerak bumi dan selubung bumi dipisahkan oleh bidang diskontinuitas yang
disebut bidang diskontiunuitas Mohorovicik atau sering disebut bidang moho. Bidang ini di
bawah daratan atau benua, berada pada kedalaman sekitar 30 sampai 59 km dari permukaan
bumi. Sedang di bawah samudera bidang ini letaknya pada kedalaman 10 sampai 12 km dari
dasar samudera.

Antara selubung bumi dengan inti bumi dipisahkan oleh bidang diskontinuitas
Gutenberg. Bidang ini terletak pada kedalaman sekitar 2900 km dari permukaan bumi
Sedangkan diantara inti bumi bagian luar dan inti bumi bagian dalam terdapat bidang
diskontinuitas Lehman.

Kerak bumi
Kerak bumi atau kulit bumi disusun oleh dapat dibedakan menjadi kerak benua dan

kerak samudera.
Kerak benua atau kerak kontinen, merupakan kerak bumi yang menyusun daratan atau
benua. Kerak benua mempunyai ketebalan antara 30 sampai 35 km dengan ketebalan ratarata sekitar 35 km. Kerak benua ini menyusun sekitar 79% dari volume kerak bumi.
Ketinggian permukaan dari kerak benua rata-rata sekitar 800 meter dari permukaan laut,
meskipun ada daerah yang ketinggiannya mencapai lebih dari 8000 meter. Batuan yang
menyusun kerak benua pada umumnya adalah batuan granitik atau yang bersifat asam.
Bagian atas dari kerak benua ini disusun oleh batuan beku, batuan metamorf dan batuan
endapan. Sedangkan secara keseluruhan batuan beku dan batuan metamorf menyusun sekitar
95% , sisanya yang 5% merupakan batuan endapan. Kerak benua bagian atas dan kerak benua
bagian bawah dipisahkan oleh bidang diskontinuitas Conrad.
Kerak samudera atau kerak oseanik, merupakan kerak bumi yang menyusun lantai
dasar samudera. Kerak ini menyusun sekitar 65% dari luas kerak bumi. Kedalaman dai kerak
oseanik ini rata-rata sekitar 4000 meter dari permukaan air laut, meskipun pada beberapa
palung laut kedalamannya ada yang mencapai lebih dari 10 km. Kerak samudera mempunyai
ketebalan nerkisar antara 5 sampai 15 km.
Batuan yang menyusun kerak samudera adalh batuan yang bersifat basa atau mafik.
Bagian atas dari kerak samudera dengan ketebalan sekitar 1,5 kn disusun oleh batuan yang
bersifat basa atau basaltik, Sedangkan bagian bawahnya disusun oleh batuan metamorf dan
batuan beku gabbro. Permukaan kerak samudera ditutupi oleh endapan sedimen dengan
ketebalan rata-rata sekitar 500 meter.
Batuan yang menyusun kerak bumi terutama terdiri dari 8 unsur, yaitu O, Si, Al, Fe,
Ca, Na, K, dan Mg. Oksigen dan Silikon merupakan dua unsur yang paling dominan

jumlahnya. Pada umumnya unsur-unsur yang menyusun kerak bumi dijumpai dalam bentuk
senyawa oksida.(Lihat Tabel).
Tabel 1.: Senyawa-senyawa yang dominant
menyusun kerak bumi
No.

Senyawa

% berat

1.

SiO2

59,3

2.

Al2O3

15,4

3.

FeO & Fe2O3

6,9

4.

MgO

3,5

5.

CaO

5,1

6,

Na2O

3,8

7.

K2O

3,1

8.

Lain-lain

2,9

Jumlah

100

Selubung Bumi (earth mantle)


Selubung bumi atau mantel bumi merupakan penyusun bagian dalam bumi yang

terbesar. Berat jenis material penyusun selubung bumi rata-rata adalah 4,5. Komposisi kimia
penyusun selubung bumi belum diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan mengandung
unsur oksigen dan silikon dalam jumlah yang besar. Selain itu selubung bumi juga
mengandung ion-ion unsur logam terutama magnesium dan besi. Komposisi umum dari
selubung bumi adalh material yang bersifat ultramafik, seperti peridotit, dunit, dan batuan
lain yang kaya olivin.
Selubung bumi dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu selubung bumi bagian atas,
selubung bumi bagian tengah, dan selubung bumi bagian bawah. Selubung bumi bagian atas
(upper mantle) terletak pada zona 400 km diukur dari dasar kerak bumi. Bagian ini

mempunyai ketebalan sekitar 400 km. Bagian ini disusun oleh suatu material yang kental,
atau batuan yang hampir mencir. Keadaan ini dapat diketahui dari kecepatan gelombang
sekunder dan primer yang rendah.
Selubung bumi bagian tengah atau sering disebut sebagai zona transisi atau peralihan,
terletak mulai dari kedalaman 400 km sampai sekitar 700 km dari dasar kerak bumi. Jadi
ketebalan bagian ini sekitar 300 km. Zona peralihan ini ditandai dengan peningkatan
kecepatan rambat gelombang-gelombang seismik (gelombang S dan P)
Selubung bumi bagian bawah (lower mantle) terletak mulai kedalaman sekitar 700
km. Sampai kedalaman 2900 km (puncak inti bumi). Bagian ini disusun oleh material yang
bersifat padat dan sangat panas dengan temperatur mencapai sekitar 3000oC. Hal ini dapat
diketahui dari dapat merambatnya gelombang S melalui material penyusunnya. Sedangkan
membesarnya kecepatan rambat gelombang seismik pada selubung bumi semakin ke bawah
kemungkinan disebabkan oleh sebagian membesarnya tekanan pada bagian ini.

Inti bumi (core).


Inti bumi terletak mulai kedalaman sekitar 2900 km dari dasar kerak bumi sampai ke

pusat bumi. Inti bumi dapat dipisahkan menjadi inti bumi bagian luar dan inti bumi bagian
dalam. Batas antara selubung bumi dan inti bumi ditandai dengan penurunan kecepatan
gelombang P secara drastis dan gelombang S yang tidak diteruskan. Keadaan ini disebabkan
karena meningkatnya berat jenis material penyusun inti bumi dan perubahan sifat meterialnya
dari yang bersifat padat menjadi bersifat cair.
Meningkatnya berat jenis disebabkan karena perubahan dari material silikat yang
menusun selubung bumi menjadi material campuran logam yang kaya akan besi (Fe) di inti
bumi. Perubahan sifat material menjadi cairan disebabkan karena turunnya titik lebur material
yang mengandung besi dubandingkan material yang kaya silikat. Itulah sebabnya material
yang menyusun inti bumi bagian luar berupa cairan yang kaya logam Fe. Sebaliknya semakin
bertambahnya tekanan ke bagian yang semakin dalam akan mengakibatkankan naiknya titik
lebur material logsm. Hal ini menyebabkan material yang menyusun inti bumi bagian dalam
merupakan material logam yang bersifat padat.

Komposisi material penyusun inti bumi diketahui dengan perkiraan bahwa unsur besi
merupakan unsur yang banyak dijumpai pada kerak batuan penyusun kerak bumi. Dengan
meningkatnya berat jenis pada batuan yang makin dalam letaknya, maka kadar besi juga akan
semakin meningkat, sehingga pada selubung bumi mempunyai kemungkinan mengadung
kadar besi yang lebih besar daripada kerak bumi. Berat jenis inti bumi bagian luar yang
disusun oleh material kaya besi yang cair sama dengan berat jenis berat jenis besi dalam
keadaan cair. Karena inti bumi bagian dalam disusun oleh material kaya besi yang padat,
maka batas antara inti bumi bagian luar dengan inti bumi bagian dalam mempunyai
temperatur sama dengan titik lebur besi pada tekanan ditempat tersebut. Selain itu, komposisi
penyusun inti bumi juga diketahui dengan mendasarkan pada komposisi meteorit yang
dijumpai mengandung logam besi dan nikel sebanyak sekitar 7% sampai 8%. Sehingga
diperkirakan material logam penyusun inti bumi adaalah unsur besi dan nikel.

SUSUNAN BAGIAN DALAM BUMI

Susunan bagian luar bumi

ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan

ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya
pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan

mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di


berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.

HIDROSFER
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi

H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah perairan. Lapisan air yang
menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.

LITHOSFER
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera artinya

lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang
berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang
tebalnya 50 100 km. Lithosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat
menimbulkan pergeseran benua.
Lithosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk
apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika
lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil
pemasukan komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat
digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam wujud
aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di permukaan bumi.
Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber makanan mahluk hidup ini
seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan terdeposit di dasar laut.
Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
1.

Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium,

senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium) ini

antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan
lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat
dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a).

Kerak benua, kerak bumi paling tebal yang berada di bawah benua dengan ketebalan

30-40 km dan ketebalan maksimum 70 km. Umurnya lebih tua dari kerak samudra dengan
batuan berumur 3,8 miliar tahun. Tersusun atas batuan induk dan terbagi atas dua lapisan,
dengan bagian atas dari batuan granit dan bagian bawah dari batuan basal dan diorit. Berat
jenis sekitar 2,7 gram/cm3.
b). Kerak samudera, berada di bawah samudra dengan ketebalan sekitar 6-11 km. Umurnya
sangat muda dibanding kerak benua dengan umur tidak lebih dari 200 juta tahun. Material
pembentuk sebagian besar batuan basal, yang berwarna gelap, halus, berpasir, dan lebih
berat. Kerak samudra terbentuk dari lava sangat cair yang mendingin cepat. Berat jenisnya
sekitar 3 gram/cm3.
2.

Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam

logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2 dan Mg O lapisan ini
mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang
bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .

Lithosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan


dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Lithosfer bagian atas
merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas lithosfer. Selanjutnya lithosfer bagian bawah
mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahan bahan
mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer bagian bawah diantaranya minyak bumi dan
gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan

ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua mahluk hidup yang
berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.

B. KOMPOSISI KIMIA PENYUSUN BUMI

Tabel Kerak oksida F. W. Clarke


Senyawa

Formula Komposisi

Silika

SiO2

59,71%

Alumina

Al2O3

15,41%

kapur

CaO

4,90%

Magnesia

MgO

4,36%

Natrium oksida

Na2O

3,55%

Besi(II) oksida

FeO

3,52%

Kalium oksida

K2O

2,80%

Besi(III) oksida

Fe2O3

2,63%

Air

H2O

1,52%

Titanium dioksida TiO2

0,60%

Fosfor pentaoksida P2O5

0,22%

Total

99,22%

Massa Bumi kira-kira adalah 5,981024 kg. Kandungan utamanya adalah besi
(32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%), magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%),
kalsium (1,5%), and aluminium (1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsurunsur langka. Karena proses pemisahan massa, bagian inti Bumi dipercaya memiliki
kandungan utama besi (88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang
dari 1% unsur langka.
Ahli geokimia F. W. Clarke memperhitungkan bahwa sekitar 47% kerak Bumi terdiri
dari oksigen. Batuan-batuan paling umum yang terdapat di kerak Bumi hampir semuanya
adalah oksida (oxides); klorin, sulfur dan florin adalah kekecualian dan jumlahnya di dalam
batuan biasanya kurang dari 1%. Oksida-oksida utama adalah silika, alumina, oksida besi,
kapur, magnesia, potas dan soda. Fungsi utama silika adalah sebagai asam, yang membentuk
silikat. Ini adalah sifat dasar dari berbagai mineral batuan beku yang paling umum.
Berdasarkan perhitungan dari 1,672 analisis berbagai jenis batuan, Clarke menyimpulkan
bahwa 99,22% batuan terdiri dari 11 oksida (lihat tabel kanan). Konstituen lainnya hanya
terjadi dalam jumlah yang kecil.

Komposisi kimia atmosfer bumi


Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih dikenal dengan nama udara dan

menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini menyatakan komposisi dari
atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi dibatasi oleh daratan, samudera, sungai,
danau, es, dan permukaan salju. Gas pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah
campuran berbagai unsur dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman
terjadi biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa udara
(disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%),
dengan sedikit argon (0.93%), dan gas lainnya.
Tabel Gas-gas Penyusun Atmosfer Bumi
NAMA GAS

SIMBOL KIMIA

VOLUME (%)

Nitrogen

N2

78,08

Oksigen

O2

20,95

Argon

Ar

0,93

Karbondioksida

CO2

0,034

Neon

Ne

0,0018

Helium

He

0,0052

Ozon

O3

0,0006

Hydrogen

H2

0,00005

Krypton

Kr

0,00011

Metana

CH4

0,00015

Xenon

Xe

Sangat kecil

Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga
keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk
hidup. Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil
sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang
makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak
terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari
pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak
dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen antara lain berasal dari hasil
proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan
menyerap gas karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida
secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara
buatan gas karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor,
kebakaran hutan, dan lain-lain.
Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam
atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat
berguna bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang
dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di
permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan
menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di
antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan
menimbulkan penyakit kanker kulit.

Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel padat dan
cair, yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan
partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin,
partikel garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri. Berdasarkan
pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara berubah-ubah dari waktu ke
waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari yang panas, dan musim dingin yang dingin
diikuti musim panas yang panas dalam suatu daur yang tetap. Suhu menjadi beragam dari
tempat ke tempat pada waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang rendah lebih panas
daripada wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah lebih panas daripada
pegunungan tinggi.
Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh, suhu rata-rata di dekat tanah pada
muka laut (suhu permukaan) adalah 15C (288K, 59F). Rata-rata keseluruhan sepanjang
tahun turun menurut ketinggian. Namun, kira-kira di atas 12 km (40.000 kaki) penurunan
suhu berhenti. Lapisan atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang menurut kentinggian,
disebut troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau meningkat disebut stratosfer. Pada
permukaan diantara troposfer dan stratosfer (kadang-kadang berupa lapisan peralihan)
disebut tropopause. Daerah dimana cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang
disebut troposfer (daerah inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli meteorologi).
Troposfer memiliki sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur berkurang
terhadap ketinggian. Diatas troposfer adalah stratosfer yang dicirikan oleh bertambahnya
temperatur terhadap ketinggian. Diskontinuitas yang membedakan troposfer dengan stratosfer
adalah lapisan tropopause. Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan
21% oksigen (prosen dalam volume). Sisanya sebesar 1% adalah campuran gas yang terdiri
dari argon, karbondioksida, dan gas-gas lainnya. Campuran gas-gas tanpa uap-air disebut
sebagai udara kering, dan campuran gas-gas tanpa terkecuali disebut sebagai udara lembab.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1)

Struktur penyusun lapisan bumi terdiri dari dua yaitu lapisan bagian dalam dan

lapisan bagian luar. Lapisan bagian dalam bumi terdiri dari kerak bumi, mantel terdiri
dari mantel dalam dan mantel luar, dan inti bumi terdiri dari inti dalam dan inti luar
2)

Komposisi kimia penyusun bumi ada komposisi bagian dalam maupun bagian

luar. Komposisi bumi terdiri dari Massa Bumi kira-kira adalah 5,981024 kg.
Kandungan utamanya adalah besi (32,1%), oksigen (30,1%), silikon (15,1%),
magnesium (13,9%), sulfur (2,9%), nikel (1,8%), kalsium (1,5%), and aluminium
(1,4%); dan 1,2% selebihnya terdiri dari berbagai unsur-unsur langka. Karena proses
pemisahan massa, bagian inti Bumi dipercaya memiliki kandungan utama besi
(88,8%) dan sedikit nikel (5,8%), sulfur (4,5%) dan selebihnya kurang dari 1% unsur
langka.

B. SARAN

Saran yang dapat saya berikan darai pembuatan makalah ini yaitu agar pembaca dapat
membaca denan baik dan dapat memberikan manfaat dan ilmu baru yang ad did
dalam isi makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Patchett P J dan Samso S D. 2003. Ages and Growth ot the Continental Crust from
Radiogenic Isotopes. In The Crust (ed. R. L. Rudnick) volume 3, hal 321-348 of
Treatise on Geochemistry (eds. H. D. Holland dan K. K. Turekian). ElsevierPergamon, Oxford
http://www.g-excess.com/370/pengertian-dan-proses-terbentuknya-muka-bumi.
http://duniabaca.com/proses-pembentukan-bumi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_bumi
http://budiagency.blogdetik.com/2011/01/30/litosfir-dan-inti-bumi/
http://nurainiajeeng.wordpress.com/2011/03/27/lapisan-lapisan-bumi/
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/28/mengenal-struktur-lapisan-bumi/0inShare
http://id.wikipedia.org/wiki/Litosfer
http://id.scribd.com/doc/81805343/Astenosfer
http://susunanbumi.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai