Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PEMBIAYAAN USAHA BARU

Disusun Oleh:
VIJAI S. ARIOS

135060700111083

RENANDA SATRIA PUTERA

135060700111086

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

Pengertian Modal
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Listyawan Ardi
Nugraha (2011:9) modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk
berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan. Modal dalam
pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang
bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam
sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya
modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola
modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar (Amirullah,
2005:7).
Menurut Bambang Riyanto (1997:19) pengertian modal usaha sebagai ikhtisar neraca
suatu perusahaan yang menggunakan modal konkrit dan modal abstrak. Modal konkrit
dimaksudkan sebagai modal aktif sedangkan modal abstrak dimaksudkan sebagai modal
pasif.

Sumber-sumber Pembiayaan Usaha Baru


Umumnya dana permodalan atau pembiayaan usaha baru dapat diperoleh dalam 3 cara,
antara lain:
1. Dana Sendiri
Menurut Mardiyatmo (2008) mengatakan bahwa modal sendiri adalah modal yang
diperleh dari pemilik usaha itu sendiri. Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan,
hibah, saudara, dan lain sebagainya.
Menggunakan dana sendiri paling banyak dilakukan oleh pengusaha dalam memodali
usahanya. Pemakaian dana ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank
ataupun berupa reksadana.

Dengan dana pribadi ini, kita bisa lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktuwaktu, serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri. Sekaligus anda
akan terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan dan tidak perlu membagi hasil dengan
pihak lain.
Meskipun demikian terkadang menggunakan dana sendiri juga memilki kelemahan
seperti kurangnya kontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan bila
merugi maka harus menanggung kerugian sendiri.

Kelebihan modal sendiri adalah:


a. Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi
beban perusahaan.
b. Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran
pemilik modal.
c. Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama.
d. Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik
akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau
mengalihkan ke pihak lain.
Kekurangan modal sendiri adalah:
a. Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat
tergantung dari pemilik dan jumlahnya relatif terbatas.
b. Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru (calon
pemegang saham baru) sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan
prospek usahanya.
c. Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri
motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.

2. Dana pinjaman
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh dari pihak luar
perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Keuntungan modal pinjaman adalah
jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan
menggunakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Berikut ini adalah berbagai macam alternatif
dana pinjaman (terutama kredit perbankan):

a. Kredit Usaha
Kredit usaha pada berbagai Bank dikemas dengan nama yang berbeda. Kredit usaha
diberikan sesuai dengan jenis usaha masing-masing. Biasanya kredit usaha perbankan
dibedakan menjadi kredit investasi dan kredit modal kerja, atau mungkin juga gabungan
keduanya. Bagi pengusaha yang hendak mengambil fasilitas kredit ini harus mempelajari dan
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dianjurkan untuk mencari kredit usaha pada bank
yang mendukung UKM dan Bank pemerintah, mengingat suku bunga yang rendah.
Fungsi Kredit Thomas Suyanto (2003:16-17) dalam Darwati mengatakan Fungsi kredit
perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain sebagai berikut:
1. Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang.
2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.
3. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan usaha.
6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
7. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

b. Kredit Tanpa Agunan (KTA)


Beberapa lembaga perbankan meluncurkan program Kredit Tanpa Agunan (KTA), yaitu
kredit perorangan yang tidak menggunakan agunan sebagai jaminan untuk keperluan
konsumtif. Untuk para pemula usaha, kredit ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan
bagi yang tidak memerlukan kredit dalam jumlah besar. Umumnya kredit yang diberikan
berkisar 5 juta sampai maksimal 150 juta, dengan jangka waktu yang beragam. Bagi yang
ingin mendirikan usaha baru mungkin akan kesulitan mendapatkannya. Namun jika anda
masih berprofesi sebagai karyawan, maka anda bisa menggunakan profesi tersebut untuk
mendapatkan kredit ini guna membangun usaha.

c. Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)


Fasilitas kredit dari BPR relatif lebih mudah persyaratan dan prosesnya dibandingkan di
bank umum. BPR melayani orang-orang yang butuh pendanaan usaha, terutama UKM,
dengan sistem dan persyaratan yang cenderung mudah. Tapi harus diingat tingkat bunganya
cenderung lebih tinggi dari bank umum, dengan jangka waktu yang relatif lebih singkat.

Usaha BPR
Usaha BPR meliputi usaha untuk menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan

mendapatkan keuntungan. Keuntungan BPR diperoleh dari spread effect dan pendapatan
bunga. Adapun usaha-usaha BPR adalah :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat

yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
Usaha yang Tidak Boleh Dilakukan BPR

Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh dilakukan
BPR. Usaha yang tidak boleh dilakukan BPR adalah :
1. Menerima simpanan berupa giro.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap
layanan kebutuhan masyarakat menengah ke bawah.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam
usaha BPR.
d. Leasing atau Lease Back
Leasing ialah program pendanaan yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang
berbentuk perusahaan pendanaan, dimana pinjaman tersebut diberikan tidak berupa uang
tunai, namun berupa pembelian aset bergerak perusahaan seperti kendaraan bermotor.
Sedangkan lease back adalah pinjaman yang diberikan pada usaha yang membutuhkan dana
tunai dengan jaminan BPKB kendaraan bermotor yang dimiliki. Berikut pembagian Jenisjenis Leasing atau Lease Back:
1. Finance Leasing (sewa guna usaha pembiayaan)
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih barang
modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barng
modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan dan pemeliharaan barang modal yang
menjadi objek transaksi leasing.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier
dan kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imblan atau jasa
penggunaan barang tersebut lesse akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah
uang yang beruba uang rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
Jumlah rental ini secar keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor
ditambah fktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease
masih bias dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Direct finance lease

Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumny belum pernah memilike barang yang
dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli suatu
barang atas permintaan lesse dan akan dipergunakan oleh lessee.
b. Sale and lease back
Dalam transaksi ini lesse menjual barang yang telah dimilikinya kepada lessor. Atas
barang yang sama ini kemudian dilakukan uatu konrak leasing antara lesse dengan
lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan
yang berbeda dibandingkan direct finance lease. Di sini lesse memerlukan cash yng
bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa
dikatakan bahwa dengan sistem saale and lease back memungkinkan lessor
memberikan dana untuk keperluan pa saja kepada kliennya dan tentu saja dana yang
dibutuhkana sesuai dengan nilai objek barang lease.
2. Operating lease (sewa menyewa biasa)
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan
selanjutnya disewagunakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease,
jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak
mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut
berikut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan perusahaan sewa guna usaha
mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang disewa guna
usahakan atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya.
Perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas
biaya biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan
barang modal yang bersangkutan.
3. Sales Typed Lease (sewa guna usaha penjualan)
Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana produsen atau pabrikan juga berperan sebagai
perusahaan sewa guna usaha sehingga jumlah traksaksi termasuk bagian laba sudah
diperhitungkan oleh produsen atau pabrikan.
4. Leveraged Lease

Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee juga melibatkan
bank atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar transaksi.

5. Cross Border Lease


Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan
melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lesse yang dilakukan
dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lesse terletak
pada dua negara berbeda.

e. Perum Pegadaian
Suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan
jaminan barang tertentu, dengan tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per 2
mingguan. Anda bisa memilih produk pegadaian yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan
usaha, seperti KCA (Kredit Cepat Aman), Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai), ataupun
Kreasi (Kredit Angsuran Sistem Fiducial).

f. Koperasi
Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah koperasi kredit (Kopdit) ataupun KSP
(koperasi simpan pinjam). Umumnya persyaratan yang diperlukan adalah anda harus menjadi
anggota dari koperasi tersebut. Dengan menjadi anggota dan melakukan simpanan, maka
anda berhak untuk mendapatkan fasilitas kredit. Sebab pada umumnya, koperasi hanya
melayani kredit bagi anggotanya saja.

g. Pinjaman BUMN

Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN adalah dana kemitraan yang
sebagian berasal dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil. Program dana
kemitraan ini disebut juga Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN.
BUMN yang memiliki program kemitraan ini antara lain PT Jamsostek, Pertamina, PT GAs
Negara, dan sebagainya. Untuk informasi ini dapat dicari di Kementrian BUMN).

h. Pinjaman Departemen
Pemerintah juga memberikan program kredit usaha kecil melalui beberapa departemen.
Ada tiga departemen yang mempunyai fasilitas pembiayaan untuk UKM, yaitu Departemen
Pertanian, Departemen Koperasi dan Departemen Perindustrian. Khusus untuk usaha rumah
makan, departemen yang memungkinkan untuk memberikan pinjaman adalah Departemen
Koperasi.

Kelebihan modal pinjaman adalah:


a. Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat mengajukan modal pinjaman ke
berbagai sumber. Selama dana yang diajukan perusahaan layak, perolehan dana tidak
terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan dananya ke perusahaan yang dinilai
memiliki prospek cerah.
b. Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari menggunakan modal
sendiri. Jika menggunakan modal asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha
tinggi, ini disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk mengembalikan
pinjaman. Selain itu, perusahaan juga berusaha menjaga image dan kepercayaan
perusahaan yang memberi pinjaman agar tidak tercemar.
Kekurangan modal pinjaman adalah:
a. Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya administrasi. Pinjaman yang
diperoleh dari lembaga lain sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar

jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan komisi, materai dan
asuransi.
b. Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan dalam jangka waktu yang
telah disepakati. Hal ini bagi perusahaan yang sedang mengalami likuiditas
merupakan beban yang harus ditanggung.
c. Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau masalah yang
mengakibatkan kerugian akan berdampak terhadap pinjaman sehingga akan menjadi
beban moral atas utang yang belum atau akan dibayar (Kasmir, 2007:91).

3. Dana Gabungan Usaha (joint)


Kalau memiliki teman atau kerabat yang berpotensi memiliki dana lebih dapat
dinegosiasikan untuk ikut serta menjadi pemodal dalam jumlah besar ataupun sebagian kecil
dari bisnis anda. Usahakan membuat perencanaan konsep rumah makan yang matang lalu
lakukan presentasi dan kemudian negosiasikan mengenai kebutuhan modal, jumlah, jangka
waktu, dan pembagian hasil dari keuntungan usaha setiap bulannya. Jangan lupa untuk
membuat daftar nama relasi yang potensial sebelumnya, untuk mendapatkan peluang
pinjaman yang lebih besar.

Sumber:
https://pusatresto.wordpress.com/2009/05/28/sumber-sumber-modal-usaha/
http://eprints.uny.ac.id/8760/3/bab%202%20-08404244001.pdf
https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/artikel-kewirausahaan/
http://rizzkyyanuar.blogspot.com/2011/03/pengertian-leasing.html

Anda mungkin juga menyukai