Anda di halaman 1dari 22

Remaja Masjid Dan Pembinaanya

MASA REMAJA
Kalau kita berbicara tentang remaja, mungkin akan terbayang dalam benak kita tentang anak-anak manusia
yang berada dalam masa-masa menyenangkan, ceria, penuh canda, semangat, gejolak keingintahuan,
pencarian identitas diri dan emosi. Remaja adalah anak manusia yang sedang tumbuh selepas masa anakanak menjelang dewasa.
Dalam masa ini tubuhnya berkembang sedemikian pesat dan terjadi perubahan-perubahan dalam wujud
fisik dan psikis. Badannya tumbuh berkembang menunjukkan tanda-tanda orang dewasa, perilaku sosialnya
berubah semakin menyadari keberadaan dirinya, ingin diakui, dan berkembang pemikiran maupun
wawasannya secara lebih luas. Mungkin kalau kita perkirakan umur remaja berkisar antara 13 tahun sampai
dengan 25 tahun. Pembatasan umur ini tidak mutlak, dan masih bisa diperdebatkan.
Masa remaja adalah saat-saat pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita
perhatikan ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja, yaitu lingkungan keluarga, sekolah,
teman pergaulan dan dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh remaja adalah lingkungan yang islami,
yang mendukung perkembangan imaji mereka secara positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang
benar. Lingkungan yang islami akan memberi kemudahan dalam pembinaan remaja.
PEMBINAAN REMAJA MELALUI MASJID
Pembinaan remaja dalam Islam bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang shalih; yaitu anak yang
baik, beriman, berilmu, berketerampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan setiap
orangtua muslim yang taat. Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim).
Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya melalui Remaja
Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai
pusat aktivitas. Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif pembinaan remaja yang terbaik. Melalui
organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.
Remaja Masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka
mengabdi kepada Allah subhanahu wa taala untuk mencapai keridlaan-Nya. Pembinaan dilakukan dengan
menyusun aneka program yang selanjunya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja Masjid yang
telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana. Mereka menyusun Program Kerja
periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada: keislaman, kemasjidan, keremajaan,
keterampilan dan Keilmuan.
Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan organisasi, agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien. Beberapa bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang
disesuaikan dengan Program Kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan, di antaranya:
1. Administrasi dan Kesekretariatan.
2. Keuangan.
3. Pembinaan Anggota.
4. Perpustakaan dan Informasi.
5. Kesejahteraan Umat.
6. Kewanitaan.
KUANTITAS DAN KUALITAS ANGGOTA REMAJA MASJID
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Pencapaian tujuan memerlukan perjuangan yang sungguh-

sungguh dengan memanfaatkan segenap sumber daya dan kemampuan. Dalam perjuangan dibutuhkan
kesabaran tanpa batas, hanya bentuknya saja yang mengalami perubahan.
Perjuangan yang dilakukan Remaja Masjid adalah dalam kerangka dawah islamiyah, yaitu perjuangan untuk
menyeru umat manusia kepada kebenaran yang datangnya dari Allah subhanahu wa taala. Ada pertarungan
antara yang haq dengan yang bathil. Dimana telah diketahui bahwa kebenaran, insya Allah, akan mampu
mengalahkan kebathilan. Namun perlu diingat, bahwa di dunia ini kebathilan yang terorganisir juga memiliki
peluang untuk dapat mengalahkan kebenaran yang tidak terorganisir. Karena itu, dalam perjuangan
melawan kebathilan perlu persiapan yang sungguh-sungguh dan tertata dengan rapi, seperti bunyanun
marshush .
Untuk membentuk bangunan yang tersusun kokoh (bunyanun marshush) diperlukan organisasi dan
management yang tangguh serta didukung sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi dan berkualitas.
Perekrutan (recruitment) dan kaderisasi anggota sangat diperlukaan oleh Remaja Masjid dalam
meningkatkan kuantitas dan kualitas anggotanya. Hal ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan aktivitas
dan misi organisasi dalam mendawahkan Islam. Bertambahnya anggota akan menambah semangat dan
tenaga baru, sedang tersedianya kader-kader yang berkualitas akan mendukung suksesnya estafet
kepemimpinan organisasi.
Remaja muslim adalah unsur utama organisasi Remaja Masjid Keberadaan dan keterlibatan mereka dalam
organisasi dapat dibedakan sebagai kader, aktivis, partisipan dan simpatisan. Pengurus perlu meningkatkan
kuantitas dengan melakukan:
a.Melakukan pendaftaran (regristerasi) anggota.
b.Mendaftar remaja muslim warga baru.
c.Melakukan penyadaran kepada remaja muslim yang belum menjadi anggota, agar mereka mau bergabung
dalam wadah bersama.
Peningkatan kualitas yang dilakukan adalah untuk meningkatkan keimanan, keilmuan dan amal shalih
mereka. Hal itu dilakukan dengan melakukan proses kaderisasi yang dilakukan secara serius, sistimatis dan
berkelanjutan, melalui jalur: pelatihaan, kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas . Dalam proses perkaderan
dilakukan upaya-upaya penanaman nilai-nilai, akhlaq, intelektualitas, profesionalisme, moralitas dan
integritas Islam. Sehingga diperoleh kader ideal Remaja Masjid yang memiliki profil : remaja muslim yang
beriman, berilmu dan berakhlaq mulia yang mampu beramal shalih secara profesional serta memiliki fikrah
Islam yang komprehensif.
HUBUNGAN ANTARA TAMIR DAN REMAJA MASJID
Tamir Masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh kegiatan yang ada kaitannya dengan Masjid, baik
dalam membangun, merawat maupun memakmurkannya, termasuk usaha-usaha pembinaan remaja muslim
di sekitar Masjid. Pengurus Tamir Masjid harus berupaya untuk membentuk Ramaja Masjid sebagai wadah
aktivitas bagi remaja muslim. Dengan adanya Remaja Masjid tugas pembinaan remaja muslim akan menjadi
lebih ringan. Pengurus Tamir Masjid, melalui Bidang Pembinaan Remaja Masjid, tinggal memberi
kesempatan dan arahan kepada Remaja Masjid untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu beraktivitas
sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Remaja Masjid merupakan anak organisasi (underbouw) Tamir Masjid, karena itu, dalam aktivitasnya perlu
menyelaraskan dengan aktivitas Tamir Masjid, sehingga terjadi sinergi yang saling menguatkan. Meskipun
demikian, Remaja Masjid adalah organisasi otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya.
Remaja Masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih
pengurusnya sendiri. Karena itu, para aktivisnya memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan

potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri.


SIKAP DAN PERILAKU AKTIVIS REMAJA MASJID
Sebagai generasi muda muslim pewaris Masjid, aktivis Remaja Masjid seharusnya mencerminkan muslim
yang memiliki keterikatan dengan tempat beribadah umat Islam tersebut. Sikap dan perilakunya islami,
sopan-santun dan menunjukkan budi pekerti yang mulia (akhlaqul karimah). Pemikiran, langkah dan tindaktanduknya dinafasi oleh nilai-nilai Islam. Mereka berkarya dan berjuang untuk menegakkan kalimat Allah
dalam rangka beribadah mencari keridlaan-Nya. Allah subhanahu wa taala menjadi tujuannya, dan
Rasulullah menjadi contoh tauladan dan sekaligus idolanya. Gerak dan aktivitasnya berada dalam siklus:
beriman, berilmu, beramal shalih dan beramar maruf nahi munkar, menuju kesuksesan dan kebahagiaan
fid dunya wal akhirah.
Beberapa sikap dan perilaku praktis yang perlu diperhatikan aktivis Remaja Masjid berkaitan dengan
aktivitasnya di Masjid, antara lain adalah:
1.Menyadari sebagai pemakmur Masjid.
2.Mengamalkan adab sopan santun di Masjid.
3.Rajin melaksanakan shalat berjamaah di Masjid.
4.Berpakaian yang islami.
5.Menjaga pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
6.Mengembangkan kepribadian yang menarik.
7.Rajin menuntut ilmu.
8.Berusaha terlibat dalam kepengurusan Remaja Masjid.
JENIS-JENIS AKTIVITAS REMAJA MASJID
Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa Remaja Masjid adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim
yang aktif datang dan beribadah shalat berjamaah di Masjid. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka
peran utamanya tidak lain adalah memakmurkan Masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada Masjid
selalu menjadi program utama. Di dalam melaksanakan perannya, Remaja Masjid meletakkan prioritas pada
kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan anggotanya.
Aktivitas Remaja Masjid yang baik adalah yang dilakukan secara terencana, kontinyu dan bijaksana;
disamping itu juga memerlukan strategi, metode, taktik dan teknik yang tepat. Untuk sampai pada aktivitas
yang baik tersebut, pada masa sekarang diperlukan pemahaman organisasi dan management yang baik
pula. Adapun jenis-jenis aktivitas Remaja Masjid adalah:
1. Berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid.
2. Melakukan pembinaan remaja muslim.
3. Menyelenggarakan proses kaderisasi umat.
4. Memberi dukungan pada penyelenggaraan aktivitas Tamir Masjid.
5. Melaksanakan aktivitas dawah dan sosial.
MENGATASI KONFLIK INTERNAL REMAJA MASJID
Konflik internal yang disebabkan adanya perbedaan ide, persepsi ataupun motivasi dapat saja terjadi dalam
setiap organisasi, tidak terkecuali pada organisasi Remaja Masjid. Perbedaan pendapat memang sesuatu
yang biasa dalam berorganisasi. Dalam batas-batas tertentu kadang diperlukan, terutama untuk
mendapatkan pembanding atau alternatif dalam pengambilan keputusan (decision making). Namun,
perbedaan pendapat yang tidak terkendali dapat menyebabkan perpecahan yang mengganggu aktivitas,
karena dapat mengakibatkan terjadinya perselisihan (konflik) di antara Pengurus Remaja Masjid maupun
dengan anggotanya.

Untuk menghindari terjadinya konflik internal dalam Remaja Masjid bisa dilakukan dengan memupuk
ukhuwah islamiyah (persaudaraan berdasarkan keyakinan yang sama terhadap Islam). Rasa bersaudara
sesama muslim harus melembaga dan menafasi kehidupan organisasi Remaja Masjid, sehingga para
anggota dapat merasakannya.
Disamping pemupukan rasa ukhuwah islamiyyah, secara teknis juga perlu adanya aturan main dalam
berorganisasi. Aturan main utama dan paling penting adalah adanya ketaatan pada pemimpin serta
kesadaran mau kembali kepada Allah dan Rasul-Nya, artinya menggunakan Al Quraan dan As Sunnah
sebagai tempat ruju.
Selanjutnya, dibuat aturan-aturan teknis yang mengatur kehidupan berorganisasi secara bersama, yaitu:
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Pedoman-pedoman Organisasi yang lainnya. Selain aturan
formal tersebut, dalam kegiatan sehari-hari dikembangkan sikap toleran dalam berdiskusi, saling
menghargai pendapat orang lain meskipun itu berbeda. Juga perlu dikembangkan teknik bermusyawarah
yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Seandainya konflik itu tetap terjadi, maka perlu diupayakan adanya perdamaian (ishlah) antara masingmasing pihak yang berselisih. Upaya pengishlahan ini dapat dilakukan baik secara internal organisasi
Remaja Masjid maupun dengan bantuan Tamir Masjid.
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS 49: 10, Al Hujuraat)
JARINGAN ORGANISASI REMAJA MASJID
Remaja Masjid biasanya menghimpun para remaja muslim yang berdomisili di sekitar Masjid. Banyak Masjid
yang mendirikan organisasi ini sebagai wadah aktivitas generasi muda, sehingga muncullah ribuan
organisasi Remaja Masjid. Ini adalah potensi yang sangat besar dalam menggapai Kebangkitan Islam (the
revival of Islam) di abad ke-15 Hijriyyah yang telah dicanangkan umat Islam dalam KTT Islam pertama di
Rabbat, Marokko, tahun 1969.
Untuk mendayagunakan potensi Remaja Masjid bagi kemaslahatan umat Islam, langkah yang perlu
dilakukan di antaranya adalah dengan meningkatkan peran sosialnya. Peran ini akan dapat optimal apabila
mereka dipersatukan dalam suatu asosiasi Remaja Masjid dengan membentuk suatu organisasi gabungan
atau asosiasi yang merupakan forum komunikasi, koordinasi dan kerja sama antar Remaja Masjid. Forum ini
menyatukan kegiatan-kegiatan Remaja Masjid dalam asosiasinya dengan menyelengarakan aktivitas
bersama.
Asosiasi Remaja Masjid bisa dibentuk pada tingkat lokal, regional maupun nasional. Pada tingkat lokal, bisa
menghimpun organisasi-organisasi Remaja Masjid lingkup kecamatan maupun tingkat kota / kabupaten,
untuk tingkat wilayah merupakan koordinasi dari suatu provinsi, sedang untuk tingkat nasional
mengkoordinasikan seluruh Remaja Masjid dalam suatu negara. Struktur organisasinya bisa terdiri dari
tingkat kecamatan (Pengurus Cabang), tingkat kota / kabupaten (Pengurus Daerah), tingkat Provinsi
(Pengurus Wilayah) dan tingkat nasional (Pengurus Pusat).
Saat ini BKPRMI adalah merupakan asosiasi terbesar dalam menghimpun Remaja Masjid di Indonesia,
dengan aktivitas dari tingkat lokal hingga nasional. Sebagai suatu organisasi yang menghimpun pemuda dan
remaja Masjid, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dapat menjadi suatu
alternatif dalam menyatukan organisasi-organisasi Remaja Masjid di Indonesia. Sudah selayaknya
organisasi-organisasi Remaja Masjid bergabung dalam BKPRMI, agar dawah yang diselenggarakan dapat
berlangsung efektif dan berdampak luas. Beberapa program seperti pelatihan, bakti sosial, musabaqah
tilawatil quraan (MTQ), event perlombaan, seminar, peningkatan keterampilan, perumusan pedoman-

pedoman organisasi Remaja Masjid, work shop, temu kader dan lain sebagainya, apabila digarap dengan
baik akan memberi dampak positif yang luas bagi kemajuan dawah islamiyah. (berjamaah.com)

PENTINGNYA PELAKSANAAN PROGRAM PEMBINAAN REMAJA


MASJID


Pentingnya Pelaksanaan Program Pembinaan Remaja Masjid
Sejak peradaban manusia muncul sampai sekarang remaja selalu menjadi pusat perhatian
berbagai komponen masyarakat seperti orang tua, organisasi, agama, dan masyarakat umum.
Bahkan, oleh pemerintah dalam hal ini Bangsa dan Negara tidak segan-segan mengeluarkan
sejumlah anggaran besar untuk mengurus berbagai hal tentang remaja. Besarnya perhatian
berbagai kalangan tentang remaja disebabkan oleh banyaknya harapan dan potensi yang
diinginkan oleh berbagai komponen masyarakat, termasuk pemerintah pada diri remaja menurut
Monks, (2001: 8).
Di antara harapan termasuk yaitu remaja diharapkan menjadi anak yang berbakti dan
pahlawan keluarga oleh orang tua, menjadi anak yang cerdas (intelek) dan bermoral oleh
pendidik, menjadi orang yang beriman dan bertaqwa serta berahlak mulia oleh agama, menjadi
calon pemimpin dalam organisasi, dan menjadi pencipta kedamaian dan ketertiban oleh
masyarakat umum. Sedangkan harapan bagi bangsa dan negara adalah pelanjut pembangunan
bangsa ke depan yang berkualitas, kontrol sosial agen perubahan, atau pelopor dan pelaksana
kegiatan yang berbasis kemasyarakatan dan umat.
Perwujudan keseluruhan harapan tersebut di atas, mustahil tercapai dengan sendirinya, perlu
ada langkah-langkah strategi guna mewujudkannya. Upaya-upaya yang dilakukan selama ini
misalnya, menekankan pembinaan remaja di lingkungan keluarga dan melalui pendidikan formal
(sekolah). Di samping itu, pemerintah juga giat mengadakan seminar atau pelatihan mengenai
remaja dan membentuk organisasi remaja di bawah naungan instansi tertentu. Demikian pula
masyarakat umum membentuk berbagai macam lembaga atau organisasi pemuda, baik yang
berciri sosial kemasyarakatan, pendidikan, politik, maupun lembaga pemuda yang bercirikan
aliran tertentu.
Semua kegiatan atau organisasi ini setidaknya memberikan kontribusi yang banyak dalam
mewujudkan harapan berbagai komponen masyarakat dan pemerintah terhadap diri remaja, atau
minimal menjadi wadah bagi remaja untuk menyalurkan bakat dan minatnya. Selain itu, adanya
kegiatan atau organisasi remaja tersebut menurut Toputri, (2004:) mampu menggali potensi
remaja menjadi remaja kreatif, inovatif tidak berperilaku menyimpang seperti tawuran, seks
bebas, pengguna obat-obat terlarang, premanisme, dan hura-hura.
Berdasarkan hal di atas tampak bahwa selama ini pembinaan remaja dari berbagai sisi masih
kurang efektif. Hal tersebut tampak pada kurang maksimal dan variatifnya bentuk pembinaan
yang dilaksanakan organisasi remaja. Kurang maksimal yang dimaksud di sini adalah suatu

kegiatan pembinaan seperti pelatihan dasar organisasi dan kepemimpinan, dilakukan hanya
sebatas teori yang tidak ada lanjutannya yang aplikatif. Inilah yang disinyalir oleh Palengjahu
(1997) yang menyatakan kurang maksimalnya pembinaan remaja diukur dari out putnya yang
kurang tampak pada diri remaja setelah diadakan program pembinaan. Adapun kurang inovatif
maksudnya, organisasi pembinaan remaja yang dilakukan terobosan-terobosan baru yang teruji
mampu membina remaja dengan baik. Salah satu contoh yang diperkenalkan Monks (2001)
yang dipandang sebagai terobosan baru adalah memadukan teori dan simulasi terbatas dalam
program pembinaan remaja.
Organisasi remaja yang dipandang mampu mewujudkan harapan berbagai komponen
masyarakat, termasuk bangsa terhadap remaja adalah remaja masjid. Melalui organisasi ini
dilakukan aneka kegiatan atau program kerja yang tidak hanya berorientasi keagamaan (Islam),
tetapi juga hal-hal sosial kemasyarakatan. Sebagai sebuah wadah pembinaan remaja, remaja
masjid memiliki ciri khas atau keunikan yang jarang didapatkan di organisasi bersifat umum.
Organisasi ini menggabungkan antara penanaman nilai-nilai Agama Islam (ibadah) dengan
kegiatan sosial kemasyarakatan (muamalah). Contohnya, baca tulis Al-Quran, kajian seputar
agama Islam, latihan dasar kepemimpinan, bakti sosial, seminar, dan pelatihan tentang masalah
remaja, atau lomba lagu qasidah.
Remaja masjid sering juga mengadakan kegiatan kajian-kajian untuk memperluas kegiatan
umum, keterampilan dasar seperti kursus-kursus keterampilan memperbaiki standar.hidup, dan
pengenalan terhadap produk-produk teknologi. Selain itu, kegiatan organisasi remaja masjid ini
independen, artinya tidak terikat oleh organisasi politik, aliran-aliran tertentu, apalagi status
sosial. Beberapa ciri khas ini menunjukkan bahwa remaja masjid murni mengembang
pembentukan remaja yang berkualitas, baik dari segi aqidah serta mengarahkan remaja
berwawasan luas dan mempunyai keterampilan.

Remaja Cemerlang Remaja Hebat


HALAQAH REMAJA MASJID yang di adakan di Masjid Raja Muda Musa,Semenyih adalah
satu program yg mengajak pelajar sekolah,remaja dan belia kearah satu pendekatan untuk
mengalihkan pandangan serta tujuan atau cara hidup mereka kearah Remaja Cemerlang,Remaja
Hebat.Dalam ceramah Motivasi yang di sampaikan oleh Hj Muhammad Zakaria telah meletakan
beberapa perkara kenapa Halaqah Remaja Masjid di adakan?
1 Membina generasi pelajar/belia/remaja dan masyarakat khususnya supaya dapat mengerakan
Islam sebagai ad Din Wa al-Daulah iaitu menegakan agama Islam dalam kehidupan seharian
berlandaskan syariat Islamiah melalui al Quran as-Sunnah
2 Membina generasi yg berani menegakan akhlak Islamiah dalam diri dan sensitif segala perkara
yang berkaitan dengan Islam.
3 Membina generasi yg sedar akan cabaran dan godaan dalam berbagai bentuk yg mengancam
kehidupan seharian, serta mentarbiah mereka di dalam usrah ini dengan pengisian ilmu
pengetahuaan.

4 Membina generasi yg boleh berusaha menghidupkan tradisi ilmu di dalam diri dan mempunyai
dan mempunyai semangat persaingan yg tinggi dlm mendapatkan ilmu pengetahuaan.
5 Iklaskan diri kepada Allah S.W.T demi untuk mencari keredhaan -Nya
6 Memperkukuhkan perasaan persaudaraaan sesama ahli kumpulan halaqah remaja masjid
Ini adalah antara petikan motivasi Halaqah Remaja Masjid .Untuk pertemuan seterusnya iaitu
pada 8hb Mac 09 Jam 2.30 petang - 5.15 petang.Kepada sesiapa yang berminat untuk meyertai
program ini silalah ambil borang di pejabat Masjid Raja Muda Musa Semenyih pada waktu solat.
Oleh :
Tuan Haji Nik Mustapha bin Haji Nik Hassan
1.
MUQADIMAH
Masjid adalah sebuah institusi masyarakat yang sangat penting dalam Islam. Ia merupakan pusat
untuk kepimpinan Islam merancang, melaksana dan menggembeleng kesemua tenaga umat Islam
setempat supaya berpatisipasi dan berprestasi untuk memajukan umat Islam dalam kesemua
aspek kehidupan termasuk aspek pembinaan rohani, akhlak dan pembangunan kehidupan
masyarakat.
Untuk institusi masjid mampu berperanan secara cemerlang, institusi ini perlu dipimpin, diurus
dan ditadbir dengan baik semoga di mana ia berada, kesemua penduduk dapat digembeleng agar
tiada seorang pun terkecuali dalam usaha kita membangun kekuatan ummah.
Kertas ringkas ini pada permulaannya akan membicarakan tentang konsep masjid dan
peranannya dalam membangun ummah. Bahagian kedua akan membincangkan tentang
bagaimana pengurusan dan pentadbiran masjid sepatutnya beroperasi agar peranan institusi
masjid akan tercapai.
2.
KONSEP
MASJID
DAN
PERANANNYA
Usaha membina masjid adalah tindakan awalan dan utama yang diambil oleh Nabi (s.a.w.) dalam
membangun tamadun masyarakat pertama Islam di Madinah. Di tempat untanya berhenti dalam
perjalanan hijrah yang jauh dari Makkah ke Madinah iaitu di perkarangan rumah Sahl dan
Suhayl, tanah mereka dibeli dan masjid pertama dibina.
Bagi Islam masjid adalah rumah Allah tempat umat Islam beribadat, khususnya bersolat jemaah
harian dan bersolat Jumaat pada setiap minggu. Di samping itu masjid hendaklah turut diguna
untuk umat Islam bertemu dalam menganjurkan segala urusan kehidupan bermasyarakat dalam
sesebuah
tempat.
Pemahaman Islam terhadap konsep ibadah adalah luas. Ia termasuk segala urusan kehidupan
bermasyarakat. Islam menganjur kepada kesepaduan di antara segala urusan kehidupan dengan
ajaran agama. MengIslamkan segala urusan duniawi adalah tuntutan kepada umat Islam.
Allah berfirman dengan maksud, Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
nescaya
dia
akan
melihat
(balasan)nya
pula.
(Az-Zalzalah: 7-8)

Justeru, adalah tepat jika umat Islam pada masa kini menghidupkan peranan masjid agar relevan
dengan segala urusan kemasyarakatan kerana bagi Islam kesemuanya menjadi ibadah jika ia
dirancang dan dilaksana mengikut tuntutan agama. Sebagai contoh, cadangan berikut boleh
disyorkan semoga masjid dijadikan tempat kesedaran dan peningkatan kekuatan ekonomi
ummah.
Antara
cadangan
tersebut
adalah
berikut:
i. Memberi kesedaran tentang kepentingan umat Islam berusaha meningkat kekuatan ekonomi
melalui
pendekatan
Islam
dalam
program
ilmiah
di
masjid.
ii. Menganjur kursus-kursus perniagaan yang berwibawa mengikut pendekatan Islam di masjid.
Dengan usaha ini ramai ahli peniaga dapat didekatkan kepada masjid.
iii. Membina masjid di kawasan pusat perniagaan negeri dan negara. Oleh itu bangunan masjid
perlu juga dibangun di pusat kegiatan ekonomi. Ini sekali gus meyakinkan bahawa Islam tidak
menganjurkan pemisahan ibadah khusus dengan melaksana hidup harian yang mesti disandarkan
kepada Islam.
Allah berfirman dengan maksud, Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah
kamu di muka bumi; dan carilah kurnia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.
(Al-Jumaah:
10)
iv. Menyedia kemudahan perkhidmatan perbankan, insuran danperkhidmatan penting
berhampiran dan jika mampu dalam perkarangan masjid. Usaha ini akan mendekatkan institusi
kewangan
ekonomi
kepada
masjid.
v. Menyedia dan menjual keperluan asas masyarakat setempat di perkarangan masjid. Usaha ini
mampu menarik ahli masyarakat mendekati masjid. Untuk memboleh institusi masjid berperanan
seperti yang di atas kemantapan pengurusan dan pentadbiran masjid perlu dipertingkat dan
dikemaskini.
3.
PENGURUSAN
DAN
PENTADBIRAN
MASJID
DENGAN
BERKESAN
Pengurusan dan pentadbiran adalah satu proses yang dirancang dengan mengatur segala kegiatan
bagi mencapai matlamat tertentu sesebuah organisasi. Dalam konteks perbincangan kertas ini ia
menjurus kepada bagaimana kepimpinan dan warga petugas sesebuah masjid menyedia
kemudahan dan mengatur aktiviti masjid semoga peranan institusi masjid seperti yang dibincang
dalam Bahagian 2 dapat direalisasi. Oleh kerana institusi masjid merupakan tempat yang
mencetus aktiviti kehidupan masyarakat setempat, usaha untuk mendapat seberapa kerjasama
dan sokongan ahli masyarakat sangatlah penting. Mereka secara sukarela perlu digembeleng
untuk turut sama menyumbang kepada kejayaan aktiviti masjid. Kepimpinan masjid perlu
memiliki wawasan yang jelas tentang peranan masjid dan sekali gus juga mampu memahami
tuntutan keperluan masyarakat setempat. Dengan memiliki wawasan yang relevan dengan
keadaan
setempat
dan semasa, kepimpinan masjid perlu merancang dan melaksana aktiviti untuk tujuan jangka
masa pendek dan jangka masa panjang. Pada jangka panjang kesemua aktiviti masjid tersebut
hendaklah berjaya menjana kepada penglibatan umat Islam setempat untuk membangun
kekuatan masyarakat Islam dalam kesemua aspek termasuk rohani, ekonomi, budaya, pendidikan
dan sebagainya.

Proses pengurusan tersebut justeru itu perlu melibatkan beberapa unsur seperti berikut:
iii. Menggaris matlamat jangka pendek dan panjang masjid dengan jelas.
iv.
Menentu
bidang
usaha
dan
jenis
kegiatan
masjid.
v.
Menyusun
struktur
pengurusan
masjid
untuk
mencapai
matlamatnya. Dengan memiliki kepimpinan yang beramanah, jujur, berwawasan dan
berkemampuan serta sokongan yang jitu oleh kesemua ahli jawatankuasa terbabit, perancangan
yang dilaksana untuk mencapai objektif masjid terbabit akan berjaya.
Semangat syura perlu dibudayakan dalam membuat keputusan untuk kepentingan aktiviti masjid.
Dengan amalan tersebut ia akan memantapkan kerjasama yang intim oleh kesemua ahli
jawatankuasa masjid dan sekali gus menarik minat lebih ramai untuk memberi sumbangan. Di
samping itu, jawatankuasa yang hendak dibentuk perlu mengarah kepada pencapaian matlamat
masjid. Bukan jumlah jawatankuasa yang menentu kepada kejayaan aktiviti masjid tetapi yang
lebih penting ialah peranan setiap jawatan yang mampu menjurus kepada pelaksanaan aktiviti
masjid secara berkesan dan berkualiti.
Aspek
yang
perlu
diurus
dan
ditadbir
dengan
baik
termasuk:
vi. Bangunan dan kemudahan fasiliti kepada pengguna masjid seperti ruang solat, bilik
perpustakaan, ruang seminar, bilik air, kawasan persekitaran masjid dan sebagainya.
vii. Tabung masjid. Segala bentuk sumbangan wang dan harta untuk masjid perlu diurus dengan
telus
dengan
sistem
pelaporan
yang
professional.
viii.Aktiviti program masjid. Kesemua program masjid perlu dihalusi semoga ia menyumbang
kepada peningkatan penghayatan Islam dalam masyarakat.
4.
PENUTUP
Jelas daripada perbincangan di atas masjid adalah sebuah institusi yang sangat penting dalam
membangun kekuatan ummah. Oleh kerana masjid dibina di merata kawasan, melalui institusi
tersebut kesemua ahli masyarakat Islam perlu digembeleng untuk menjaya agenda masyarakat
setempat demi untuk memaju masyarakat Islam keseluruhannya.
Untuk menjayakan peranan masjid, kualiti kepimpinan dan pengurusan

Sifat Orang Mukmin Cinta Pada Masjid


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat
serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW
keluarga serta para sahabat dan pengikut yang
istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,


Masjid ialah jantung umat Islam. Ia bukan sahaja
menyediakan tempat kepada umat untuk solat malah ia
mengerakkan umat untuk cergas dan melakukan semua
perubahan hari demi hari. Sesiapa sahaja di kalangan
orang Islam secara ikhlas datang ke masjid akan
menjadi tetamu Allah. Ia akan mendapat kedamaian
hati daripada keberkatan masjid. Jika ia duduk dalam
masjid membaca Al-Quran, berzikir, mengikuti majlis
ilmu dan menunaikan solat sunat maka tingkah laku
dan sikapnya akan terpimpin. Perhubungan hati dan
jiwanya dengan Allah SWT. semakin hampir dan akan
memperolehi ketenangan dalam jiwanya.
Menurut satu hadis dari Nabi SAW. bahawa salah satu
golongan yang mendapat perlindungan daripada Allah
SWT. di hari kiamat nanti adalah insan yang hati dan
jiwanya terpaut dengan masjid.
Dari Abu Hurairah r.a. yang berkata, bahawa Rasulullah
SAW bersabda : " Mahukah kalian aku tunjukkan
sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan
kesalahan dan meninggikan darjat?" Mereka menjawab,
" Ya, wahai Rasulullah!" Baginda bersabda, "
Menyempurnakan wuduk di saat-saat sulit, banyaknya
langkah ke masjid dan menunggu solat (berikutnya)
setelah (melakukan solat). Maka itu merupakan
pengikat.. itu merupakan pengikat." (Hadis Riwayat
Muslim)
Sahabat yang dimuliakan,
Di dalam masjid juga ia berpeluang berkomunikasi dan
bergaul mesra dengan ulama selepas majlis ilmu dan ia
akan menjadi proaktif. Jika ia berpegang kepada
pengajaran yang di ajar di dalam masjid ahli
keluarganya juga akan terselamat dari kesesatan
aqidah dan kesesatan cara hidup asing. Dari iktikaf
hingga ke majlis ilmu dan khutbah, umat Islam sentiasa
digerakkan supaya aktif membaiki iman, akhlak, jatidiri
dan gaya hidup. Masjid menyiar dan melaungkan
keagungan Allah SWT dan Deen Islam. Selagi Al-Quran
dan Sunah Rasulullah SAW terpelihara, selagi itu

pengajaran-pengajaran di dalam masjid akan berjaya


mendekatkan manusia kepada Allah SWT dan memimpin
ke jalan kebenaran.
Masjid ialah pusat pendidikan dan latihan praktikal bagi
umat sejak dari peringkat kanak-kanak mumayyiz.
Kesan pada hati dan ingatan mereka terpahat hingga
hari tua. Mereka akan ke masjid jika berlaku
kegelinciran dalam hidup. Sebagaimana Ramadhan
bulan rehat dan bulan pembersihan untuk hati yang
ternoda pada sepanjang tahun maka begitu juga masjid
sebagai tempat mengimbau kesalahan dan
keterlanjuran sepanjang hari. Kunjungan lima kali
sehari ke masjid diibaratkan sebagai mandi lima kali
sehari di dalam sungai yang jernih dan tenang. Oleh itu
untuk memulihkan penyakit sosial dalam masyarakat
wajib bermula dari masjid.
Sahabat yang dihormati,
Betapa ramai bukan Islam mendapat kesedaran awal
ketika berkunjung ke masjid atau mendengar laungan
azan yang penuh makna. Melihat kepada tatacara solat
berjemaah dilakukan dengan saf yang lurus dan
bergerak mematuhi seorang imam. Seorang yang bijak
boleh memahami bahawa Islam menyuruh umatnya
berdisplin dan mentaati pemimpin yang bertakwa.
Betapa seorang yang bernajis atau berhadas besar
dilarang memasuki masjid menunjukkan ia adalah
tempat yang suci. Oleh yang demikian, masjid
hendaklah dijadikan zon bebas dari sebarang pengaruh
kecuali Al-Quran dan Sunah. Ia dibina dan ditadbir oleh
orang bertakwa dan orang yang takut hanya kepada
Allah SWT. Sehubungan itu, setiap kebenaran yang
sepatutnya umat dapat daripada masjid tidak akan
disorokkan. Firman Allah SWT. dalan surah At-Taubah
ayat 18 yang bermaksud, "Sesungguhnya orang-orang
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian
serta tetap mengerjakan solat, menunaikan zakat dan
tidak takut selain dari Allah, maka merekalah orangorang yang diharapkan mendapat petunjuk."

Sahabat yang dikasihi,


Masjid hendaklah diberikan peranan asalnya sebagai
pusat pendidikan, komunikasi dan penyebaran Islam.
Sebab itulah Rasulullah SAW membina masjid sejurus
sampai di Madinah dalam hijrah yang agong. Daripada
masjid itulah terbentuknya tamadun pertama yang adil
dan tepat dalam sejarah manusia hingga tempiasnya
kita rasa pada hari ini. Oleh itu, untuk mengembalikan
kekuatan dan kegemilangan umat Islam hendaklah
kembali kepada formula Rasulullah SAW membina umat,
antaranya yang utama ialah peranan masjid yang
berkesan dalam masyarakat.

Masjid pusat pembinaan, kebangkitan ummah


( BH )
2012/06/10 - 11:44:46 AM Oleh Engku Ahmad Zaki Engku Alwi Cetak Emel Kawan
ISRAK adalah perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa
di Baitulmaqdis, manakala Mikraj pula perjalanan Rasulullah menuju ke langit
ketujuh, Sidratul Muntaha, Arasy dan Singgahsana (Kursi) Allah hingga Baginda
menerima wahyu daripada hadrat Allah Yang Maha Besar.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya peranan masjid dalam kehidupan
umat Islam. Masjid adalah pusat pembinaan ummah dari aspek kerohanian, mental
dan fizikal, sekali gus bertindak sebagai pemangkin kebangkitan umat.
Di masjid umat Islam memulakan langkah kehidupan seharian mereka dan
seterusnya meneruskan kelangsungan hidup dengan cemerlang seperti diasaskan
oleh Rasulullah dalam firman Allah yang bermaksud: Hanya yang layak
memakmurkan (menghidupkan) masjid Allah itu ialah orang yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat serta mendirikan solat dan menunaikan zakat dan tidak takut
melainkan kepada Allah, (dengan adanya sifat yang itu) maka adalah diharapkan
mereka menjadi golongan yang mendapat petunjuk. (Surah al-Taubah, ayat 18).
Masjid ialah satu istilah Arab yang kata dasarnya sajada-yasjudu-masjidan, secara
etimologinya bermaksud tempat bersujud. Pengertian sujud tidak seharusnya
disempitkan dalam konteks ibadat solat saja seperti yang difahami oleh kebanyakan
umat Islam dewasa ini.
Jika diimbas kembali kepada perjalanan hidup Rasulullah SAW, masjid didirikan
bukan hanya sekadar sebagai tempat untuk melaksanakan ibadat solat berjemaah
saja, tetapi di masjid itulah juga tempat berlangsungnya pelbagai aktiviti sosial dan
program kemasyarakatan serta terpantulnya nilai keislaman dalam proses
perhubungan timbal balik dengan kehidupan di luar masjid.
Pendek kata, bukankah seluruh aktiviti kehidupan seharian kita pada hakikatnya
adalah untuk bersujud dan beribadat kepada Allah Yang Maha Agung seperti dalam

firman Allah yang bermaksud: Katakanlah! Sesungguhnya solatku dan ibadatku,


hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan
mentadbirkan sekalian alam. (Surah al-Anam, ayat 162)
Dalam erti kata lain, masjid ialah sebuah institusi yang hidup dan tidak bersifat
statik dengan kepelbagaian peranannya dalam membangunkan komuniti
masyarakat Islam dalam setiap lapangan hidup ummah sejagat.
Di masjidlah, tempat terciptanya peradaban Islam yang unggul seperti pernah
dirintis oleh generasi Rasulullah SAW dan sahabat selepasnya.
Dalam hal ini, Prof Dr Muhammad Said Ramadhan al-Buty pernah berkata: Tidak
hairanlah jika masjid adalah tonggak utama dan terpenting yang mendasari
pembentukan sebuah masyarakat Islam yang unggul kerana masyarakat Islam tidak
akan terbentuk secara kukuh dan rapi kecuali dengan komitmen mereka terhadap
Islam, di mana hal itu tidak boleh diwujudkan sama sekali kecuali dengan cara
memakmurkan masjid.
Sehubungan itu, Islam menganjurkan umatnya supaya memakmurkan masjid
dengan menghadiri dan melaksanakan pelbagai bentuk ibadat di dalamnya seperti
solat lima waktu berjemaah, bertadarus al-Quran, ceramah agama dan sebagainya.
Dalam syariat Islam, seseorang Muslim sangat digalakkan untuk jemaah di masjid
lima kali sehari, malah ganjaran pahala solat berjemaah di masjid berlipat kali
ganda sehingga dua puluh tujuh darjat berbanding dengan solat secara
bersendirian.

Umat Menjadi Hebat Apabila Masjid Berfungsi


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia
Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah
menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Masjid ialah jantung umat Islam. Ia bukan sahaja menyediakan tempat kepada umat
untuk solat malah ia mengerakkan umat untuk cergas dan melakukan semua perubahan
hari demi hari. Sesiapa sahaja di kalangan orang Islam secara ikhlas datang ke masjid
akan menjadi tetamu Allah. Ia akan mendapat kedamaian hati daripada keberkatan
masjid. Jika ia duduk dalam masjid membaca Al-Quran, berzikir, mengikuti majlis ilmu
dan menunaikan solat sunat maka tingkah laku dan sikapnya akan terpimpin.
Perhubungan hati dan jiwanya dengan Allah SWT. semakin hampir dan akan
memperolehi ketenangan dalam jiwanya.
Menurut satu hadis dari Nabi SAW. bahawa salah satu golongan yang mendapat
perlindungan daripada Allah SWT. di hari kiamat nanti adalah insan yang hati dan
jiwanya terpaut dengan masjid.

Dari Abu Hurairah r.a. yang berkata, bahawa Rasulullah SAW bersabda : " Mahukah
kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan kesalahan dan
meninggikan darjat?" Mereka menjawab, " Ya, wahai Rasulullah!" Baginda bersabda, "
Menyempurnakan wuduk di saat-saat sulit, banyaknya langkah ke masjid dan
menunggu solat (berikutnya) setelah (melakukan solat). Maka itu merupakan pengikat..
itu merupakan pengikat." (Hadis Riwayat Muslim)
Sahabat yang dimuliakan,
Di dalam masjid juga ia berpeluang berkomunikasi dan bergaul mesra dengan ulama
selepas majlis ilmu dan ia akan menjadi proaktif. Jika ia berpegang kepada pengajaran
yang di ajar di dalam masjid ahli keluarganya juga akan terselamat dari kesesatan
aqidah dan kesesatan cara hidup asing. Dari iktikaf hingga ke majlis ilmu dan khutbah,
umat Islam sentiasa digerakkan supaya aktif membaiki iman, akhlak, jatidiri dan gaya
hidup. Masjid menyiar dan melaungkan keagungan Allah SWT dan Deen Islam. Selagi
Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW terpelihara, selagi itu pengajaran-pengajaran di
dalam masjid akan berjaya mendekatkan manusia kepada Allah SWT dan memimpin ke
jalan kebenaran.
Masjid ialah pusat pendidikan dan latihan praktikal bagi umat sejak dari peringkat
kanak-kanak mumayyiz. Kesan pada hati dan ingatan mereka terpahat hingga hari tua.
Mereka akan ke masjid jika berlaku kegelinciran dalam hidup. Sebagaimana Ramadhan
bulan rehat dan bulan pembersihan untuk hati yang ternoda pada sepanjang tahun
maka begitu juga masjid sebagai tempat mengimbau kesalahan dan keterlanjuran
sepanjang hari. Kunjungan lima kali sehari ke masjid diibaratkan sebagai mandi lima
kali sehari di dalam sungai yang jernih dan tenang. Oleh itu untuk memulihkan
penyakit sosial dalam masyarakat wajib bermula dari masjid.
Sahabat yang dihormati,
Betapa ramai bukan Islam mendapat kesedaran awal ketika berkunjung ke masjid atau
mendengar laungan azan yang penuh makna. Melihat kepada tatacara solat berjemaah
dilakukan dengan saf yang lurus dan bergerak mematuhi seorang imam. Seorang yang
bijak boleh memahami bahawa Islam menyuruh umatnya berdisplin dan mentaati
pemimpin yang bertakwa.
Betapa seorang yang bernajis atau berhadas besar dilarang memasuki masjid
menunjukkan ia adalah tempat yang suci. Oleh yang demikian, masjid hendaklah
dijadikan zon bebas dari sebarang pengaruh kecuali Al-Quran dan Sunah. Ia dibina dan
ditadbir oleh orang bertakwa dan orang yang takut hanya kepada Allah SWT.
Sehubungan itu, setiap kebenaran yang sepatutnya umat dapat daripada masjid tidak
akan disorokkan. Firman Allah SWT. dalan surah At-Taubah ayat 18 yang bermaksud,
"Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mengerjakan solat,
menunaikan zakat dan tidak takut selain dari Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan mendapat petunjuk."
Sahabat yang dikasihi,

Masjid hendaklah diberikan peranan asalnya sebagai pusat pendidikan, komunikasi dan
penyebaran Islam. Sebab itulah Rasulullah SAW membina masjid sejurus sampai di
Madinah dalam hijrah yang agong. Daripada masjid itulah terbentuknya tamadun
pertama yang adil dan tepat dalam sejarah manusia hingga tempiasnya kita rasa pada
hari ini. Oleh itu, untuk mengembalikan kekuatan dan kegemilangan umat Islam
hendaklah kembali kepada formula Rasulullah SAW membina umat, antaranya yang
utama ialah peranan masjid yang berkesan dalam masyarakat.
Tajuk
:: Masjid Membina Keunggulan Ummah
Pemidato :: Mohd Shahrulnizam bin Md Roni
Sekolah :: Sekolah Berasrama Penuh Integrasi Kubang Pasu, Bukit Kayu
Hitam, Kedah
Guru
:: En. Ariffin bin Salleh
Peringkat :: Daerah (Johan), Negeri (Naib Johan)
Assalamualaikum w.b.t.Terima kasih saudara pengacara, para hakim
yang cendekia, penjaga masa yang setia, seterusnya hadirin umat
Muhammad semua.
Pada pagi yang penuh barakah ini, saya tampil ke pentas bagi
menyampaikan syarahan yang bermauduk Pengimarahan Masjid
Membina
Keunggulan
Ummah.
Secara
konseptualnya,
frasa
pengimarahkan bermaksud menggerakkan atau menghidupkan suasana di
masjid dengan pelbagai kegiatan berfaedah. Masjid pula, menurut Fatwa
Lajnadah Imah ialah tempat yang disediakan untuk dilaksanakan atau
ditunaikan solat lima waktu secara berjamaah di dalamnya. Sementara frasa
membina
keunggulan
ummah
dapat
saya
konsepkan
sebagai
membangunkan masyarakat atau komuniti Muslim yang lebih baik, cekap
dan ulung. Keunggulan ini dapat dilihat daripada pelbagai aspek,
terutamanya dari segi kerohanian, sosial, pendidikan dan ekonomi umat.
Maka secara tuntasnya, tajuk syarahan saya pada hari ini dapat takrifkan
sebagai proses menjalankan aktivti menghidupkan masjid dalam kalangan
masyarakat mampu meningkatkan ketinggian mutu umat Islam seluruhnya.
Maka melalui syarahan saya pada pagi yang berkat ini, saya akan
menghuraikan bagaimana keunggulan umat dapat dicapai menerusi
pelbagai aktiviti yang berfaedah yang dijalankan di masjid oleh muslimin dan
muslimat.
Sidang hadirin paksi umat,
Ayuh, hayatilah mandala fikir saya yang pertama : masjid pemangkin
rohani umat. Tujuan utama pembinaan masjid adalah sebagai tempat
beribadat. Maka, hendaklah kita menghidupkan masjid dengan ibadat yang
sesuai dengan maqasid atau tujuan utama pembinaan masjid. Allah s.w.t
berfirman dalam surah al-Nur, ayat 36 :

Maksudnya : Di rumah-rumah (Allah) itu, diperintahkan Allah untuk


memuliakan dan menyebut nama-Nya.
Ayat ini menjelaskan masjid perlu dipenuhi dengan aktiviti aktiviti ibadah.
Maka janganlah kita jadikan masjid yang indah dan mahal ini hanya untuk
berbangga atau sebagai pusat pelancongan sahaja, tetapi imarahkanlah
masjid-masjid ini dengan aktiviti aktiviti ibadat dengan sebaik-baiknya.
Maka, ayuhlah kita memastikan masjid kita diimarahkan mengikut maqasid
pembinaanya yang utama.
Hadirin warga dewan yang cendekia,
Beralih kepada bicara minda saya yang kedua : masjid pemangkin
perkembangan ilmu. Sejak awal perkembangan Islam lagi, Rasulullah s.a.w
telah menjadikan masjid sebagai pusat penyebaran ilmu dan dakwah. Masjid
Nabawi ialah pusat ibadat, juga pusat pengajian Islam terunggul pada waktu
itu. Pada zaman khalifah Jafar al-Mansur pula, masjid Jami al-Mansur
menjadi pusat pengajian ilmu Islam. Bahkan, Universiti al-Azhar sendiri
berkembang daripada sebuah masjid. Firman Allah dalam surah alMujadalah, ayat 11:
Maksudnya : Allah mengangkat darjat orang-orang yang beriman dan orangorang yang berilmu daripada kalangan kamu dengan beberapa darjat.
Namun kini kita dapati banyak masjid yang hanya didirikan solat berjamaah,
tetapi tidak diimarahkan dengan pengisian ilmu kepada ahli jamaah. Lebih
menyedihkan ada masjid lengang seusai sahaja bulan Ramadan. Maka,
seharusnya kita kembali menjadikan masjid sebagai pusat pengembangan
ilmu kepada seluruh masyarakat kerana apabila masyarakat kita kaya
dengan ilmu, keunggulan ummah akan jelas kelihatan.
Hadirin sidang kemasyarakatan;
Seterusnya beralih kepada mandala fikir saya yang ketiga; masjid
sebagai sebagai pusat sosial masyarakat. Masjid bukan tempat ibadat
khusus semata-mata, bahkan sebagai pusat kegiatan masayarakat. Aktiviti
kemasyarakatan seperti walimatul urus, pusat kaunseling, tempat
penginapan musafir dan lain-lain perlu diwujudkan di seluruh masjid. Jika
diimbau sirah, masjid telah dijadikan pusat pentadbiran, syura dan strategi
dakwah. Allah telah berfirman dalam surah al-Tawbah, ayat 18:
Maksudnya : Orang yang layak mengimarahkan (yakni menghidupkan)
masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat serta mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat serta tidak
takut melainkan kepada Allah.

Masalah pandangan bahawa masjid hanya semata-mata sebagai


tempat beribadat khusus dapat dikikis sekiranya semua masjid di negara ini
mempunyai kemudahan yang lengkap seperti yang terdapat di masjid Jamek
Bandar Baru UDA, Johor Bahru. Di masjid tersebut ditempatkan klinik, tadika,
rumah musafir, pusat seni khat, dan pelbagai kemudahan untuk keperluan
masyarakat setempat. Natijahnya, masjid ini sentiasa menjadi pusat
kegiatan sosial masyarakat sekitarnya. Jelaslah apabila masjid dijadikan
sebagai pusat kegiatan sosial, masjid dapat membina masyarakat dan sosial
yang unggul.
Sidang dewan sekalian,
Seterusnya wacana minda saya yang keempat, Masjid pemangkin
penyatuan ummah. Perpaduan ialah elemen terpenting dalam menjana
ummah gemilang. Pembinaan masjid Quba dan Masji d Nabawi di Madinah
oleh Rasulullah membuktikan bahawa dengan wujudnya masjid, masyarakat
akan dapat berkumpul dan bertanya khabar, menjadikan ukhuwah Islamiah
dapat dijalinkan dengan lebih erat. Hal ini seterusnya memangkin
keunggulan ummah. Hal ini selari dengan perintah Allah seperti yang
terkandung dalam surah Ali Imran, ayat 103:
Maksudnya: Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah (agama Islam) dan
jangan kamu bercerai berai...
Malangnya kini ada pihak yang menjadikan masjid sebagai tempat
menyebarkan fitnah dan menimbulkan sengketa sesama umat. Jika hal ini
berterussan sudah pasti keunggulan umat Islam akan pecah berderai.
Sewajarnya kita perlulah menghayati dan mengimarahkan masjid dengan
aktiviti yang mampu membina perpaduan sesama kita agar keunggulan
umat terus terpelihara.
Tuan-tuan, puan-puan hadirin yang budiman;
Hujah saya yang kelima, masjid sebagai pusat pembentukan
sahsiah ummah. Masjid ialah rumah Allah yang mulia. Oleh sebab itu, Islam
telah mengajarkan tataetika khusus kepada umat Islam ketika berkunjung ke
masjid. Pakaian mestilah menutup aurat, percakapan di masjid juga perlulah
menjurus ke arah perkara-perkara yang positif dan membina sahaja. Secara
tidak langsung tataetika ini mengajar kita bersahsiah terpuji. Khutbahkhutbah Jumaat pula boleh dijadikan landasan untuk memperingatkan umat
Islam agar sentiasa berkeperibadian mulia agar menjadi contoh kepada
orang lain. Firman Allah:
Maksudnya : Wahai anak-anak Adam, pakailah pakaian kamu yang indah dan
berhiaslah ketika kamu ke masjid-masjid (al-Araf : 31)

Malangnya ada segelintir umat Islam kini tidak memelihara adabadab di masjid sehingga Islam dipandang sebagai agama yang tidak
mementingkan adab dan sahsiah penganutnya. Oleh itu, kita wajar
menjadikan masjid sebagai pusat latihan membina sahsiah dan keperibadian
agar keunggulan umat Islam terserlah di mata dunia.
Warga dewan penerus wawasan,
Shah Waliullah Ad-Dahlawy, ulama terkemuka dari India, (1703-1762)
berkata, Kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk suatu
kehidupan yang baik. Tingkat kesejahteraan ekonomi sangat menentukan
tingkat kehidupan. Seseorang semakin tinggi tingkat kesejahteraan
ekonominya, akan semakin mudah untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik (hayatan thayyibah). Hal ini selari dengan mandala fikir saya yang
terakhir, masjid penjana ekonomi ummah. Kita lihat kini, kawasan sekitar
masjidil haram dan masjid nabawi telah diiktiraf sebagai pusat perniagaan
bertaraf dunia. Allah sendiri mrenggalakkan kita mencari rezaeki selepas
sahaja kita menunaikan solat seperti yang terkandng dalam firman-Nya
dalam surah al-Jumaah, ayat 10:
Kemudian setelah selesai sembahyang, bertebaranlah kamu di muka bumi,
dan carilah apa yang kamu hajati daripada kurniaan Allah.
Sehubungan dengan itu, masjid hari ini perlu diimarahkan sebagai pusat
ekonomi umat dengan menjadikannya sebagai pusat pungutan zakat, infaq,
sedekah dan kemudahan perbankan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan
masjid kini seperti masjid Negara dan Masjid Wilayah Persekutuan Kuala
Lumpur. Masjid Jamek Bandar Baru UDA Johor Bahru pula menyediakan
peluang perniagaan di bazar tetap dan bazar ramadan setiap kali bulan
Ramadan. Kesimpulannya, jika ekonomi umat dapat dijana melalui masjidmasjid di seluruh dunia sudah pasti umat Islam akan lebih unggul dalam
bidang ekonomi dan muamalat.
Sidang hadirin Umat Pilihan;
Bagunan pertama yang didirikan oleh Rasulullah setibanya baginda
ke Madinah ialah masjid. Berpusat di masjid, Rasulullah membina umat Islam
melalui sistem musyawarah dan pentadbiran, menjadikannya pusat
pengembangan ilmu, sebagai pusat sosial dan kemasyarakatan dan sebagai
penjana ekonomi umat Islam. Maka pada hari ini, kita sewajarnya
mengimarahkan masjid masjid dengan fungsi-fungsinya seperti yang tlah
ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w. Jika kita memiliki kekuatan untuk
mengimarahkan masjid dari masa ke masa, sudah tentu ummah yang unggul
dapat dilahirkan dan tidak dapat disangkal lagi, kegemilangan Islam akan
berada di persadanya! Sebagai pengakhiran, cuba kita renungkan kata-kata
Imam Malek Tidak akan memperolehi kejayaan ummah kemudian,

melainkan
mencontohi
memperolehinya.

bagaimana

ummah

terdahulu

Sekian,

teks syarahan agama sekolah mmenengah IMAN DAN TAQWA PENCETUS


UMMAH GEMILANG

Ahad, 12 Februari 2012


Assalamualaikum wrt.salam integriti pembuka bicara

Yang dimuliakan saudara pengacara majlis, barisan panel hakim yang


menjunjung panji keadilan, penjaga masa yang setia dengan masanya, seterusnya warga
.dewan yang dirahmati Allah
Tampilnya saya di pentas ini adalah untuk menyampaikan syarahan yang
bertajuk IMAN DAN TAQWA PENCETUS UMMAH GEMILANG. Terlebih dahulu izinkan saya
.mendefinisikan satu persatu tajuk syarahan saya pada pagi ini
Perkataan iman bermakna mengaku dengan lidah, membenarkan di dalam hati dan
mengamalkan segala perintah Allah
Taqwa pula membawa maksud mengawal diri daripada melakukan perkara yang dimurkai Allah
dengan mengerjakan segala suruhannya dan meninggalkan larangannya.
Frasa Pencetus Ummah Gemilang adalah merujuk kepada ummat Islam yang bermutu
dan cemerlang.
Wacana fikrah pertama "Insan Beriman Dan Bertakwa Teras Masyarakat Gemilang
Hadhirin-hadhirat, pengabdian diri dengan sepenuh hati terhadap segala perintah Allah
sudah tentu bertitik tolak daripada keimanan yang utuh, kemudian dipancarkan melalui
kesungguhan amalan melahirkan ummah cemerlang bertepatan dengan penegasan
Allah dalam Surah al-Mu'minun ayat 1 :
1. Sesungguhnya berjayalah orang-orang Yang beriman,

Keimanan dan ketakwaan yang teguh inilah penyelamat Bilal bin Rabah daripada
lembah kekufuran biarpun diazab penuh dahsyat oleh tuannya. Iman yang mantap dan
teguh inilah yang memperkasakan jatidiri ummah dan menyelamatkan mereka daripada
gejala negatif seperti penagihan dadah, pelacuran serta pergaulan bebas.Statistik dadah
kebangsaan 2004 menunjukkan 90% penagih terdiri daripada remaja muslim. Nah!
terbuktilah iman dan takwa teras masyarakat cemerlang memacu kecemerlangan
ummah.
Wacana fikrah kedua " Insan Berakhlak MuliaTeras Ummah yang gemilang
Ini amat bertepatan dengan motif utama pengutusan Rasulullah ke muka bumi demi
memurnikan akhlak manusia sebagaimana Sabda Baginda :

Ertinya: Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia


Terpancarlah keutuhan akhlak dan sahsiah terpuji Rasulullah melalui karektor beliau
sebagai seorang pemimpin negara yang beretika, seorang sahabat yang prihatin serta
ketua keluarga yang penyayang. Imbau sahaja keindahan akhlak Rasulullah dengan
pemuda Yahudi yang kencing di dalam Masjid Nabawi, Baginda tidak memarahi pemuda
tersebut bahkan baginda sendiri membasuhnya menyebabkan pemuda tadi memeluk
Islam di hadapan Baginda. Lihatlah hari ini lantaran kerapuhan akhlak, remaja kita
dirobek rakus oleh budaya punk , black metal memuja syaitan serta vandalisme
meranapkan harta benda awam. Ternyata akhlak mulia tonggak ummah gemilang.
Wacana Fikrah ketiga "Insan Beramanah Dan Jujur Teras Ummah Gemilang".
Dengan ketakwaan yang tinggi akan melahirkan rasa muraqabah Allah dalam segenap
urusan hidup lantas tertegaklah konsep Al ihsan:

( )
Yang bermaksud: Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya, jika kamu tidak
melihatnya, sesungguhnya dia melihat kamu.
Imbau sahaja betapa jujur dan amanahnya seorang pemimpin bergelar Omar Abdul Aziz
, yang sanggup bergelap bila membicarakan urusan keluarga kerana tidak mahu
menggunakan harta kerajaan. Bilamana menyuburnya benih amanah dalam jiwa
ummah maka lahirlah insan yang jujur kepada Allah, diri sendiri dan orang lain sekaligus
terhindar daripada segala unsur penipuan, penyalahgunaan kuasa dan rasuah. Ingatlah,
tanpa jujur dan amanah hancurlah ummah.
Konklusinya, tidak tertegak rumah tanpa tiang, tidak tertegak agama tanpa iman, dan
tidak tertegak ummah gemilang tanpa peribadi unggul.Justeru hiasi diri dengan
senyuman, hiasi masyarakat dengan peribadi unggul, pasti cerialah hidup.

Meniti wacana fikrah saya yang keempat : ketinggian akidah nucleus solidarity dan
perpaduan ummah
Tema ukhuwwah dan perpaduan bukanlah satu isu lapuk yang dibiarkan diatas lantai
sejarah, bahkan islam telah menobatnya mengisi tampuk keutamaan dan menjadi prinsip
asas islam. Kerana itulah Allah menyeru umat islam agar terus mempertahankan kesatuan
ummah yang ada sebagaimana firmannya dalam surah al hujurat ayat
10. Sebenarnya orang-orang Yang beriman itu adalah bersaudara, maka

damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu;

Lihatlah betapa damai dan utuhnya perpaduan ini andai dibina atas paksi akidah yang jelas.
Marilah kita menyorot generasi awal para sahabat yang mendapat asuhan langsung dari
rasul tercinta, berkumpul dibawah bumbung masjid nabawi dengan penug integrasi tanpa
ada sekelumit rasa perbezaan taraf dan warna kulit. Beitulah kekuatan madinah yang

dipersaudarakan nabi dalam elemen pembentukan kota bercahaya ini dan kiaskan lah
bagaimana negara kita cuba mempraktikkannya dalam penubuhan sekolah wawasan yang
berkongsi misi dan usaha untuk terus gemilang bersama perpaduan dan keamanan.
Tuntasnya integrasi nasional berpaksikan agama teras kegemilangan ummah.
Menuntun bicara hujah saya yang kelima ; keagungan akidah pencetus semangat jihad
dan pengorbanan.
Dengarlah ayat 41 surah at-Taubah
41. Pergilah kamu beramai-ramai (untuk berperang pada jalan Allah), sama ada
Dengan keadaan ringan ataupun Dengan keadaan berat; dan berjihadlah Dengan
harta benda dan jiwa kamu pada jalan Allah

ayat ini secara jelas merupakan satu slogan bagaimana kejayaan umat islam kini
dieksprementasikan melalui usaha dan jihad yang berterusan dalam semua lapangan
samada ekonomi, kesihatan, pembangunan mahupun ketenteraan. Dan bagaimana umat
terdahulu persis saidina khalid alwalid dan solahuddin al ayubi mampu menjadi penakluk
dunia dan benteng terampuh menjaga keselamatan agama. Juga persis Abdrahman bin auf
melancarkan jihad ekonomi dalam memecahkan monopoli ekonomi kapitalis yahudi
penjajah di madinah 14 dekad yang lalu.
ironinya kekuatan jihad merupakan aspirasi ummah dan daulah berwibawa.

Wacana fikrah keenam Insan Berdaya Saing Teras Ummah Gemilang


Kepercayaan yang teguh terhadap Qadha dan Qadar mencetuskan muslim yang gigih
berusaha, berdaya saing serta tidak menyalahkan takdir semata-mata menjadikan mereka
berdiri sama tinggi, duduk sama sebaris dengan bangsa lain. Keazaman membara serta
keyakinan yang tinggi kepada Allah menjadi kunci kejayaan Datin Paduka Mazlina ,wanita
pertama di dunia belayar secara solo di Benua Antartika ,namanya gah terukir dipersada dunia.
Ini bertepatan dengan seruan Allah:

( ) Ertinya: Dan berlumba-lumbalah kamu melakukan kebaikan


Sebagai contoh, imbau masa lampau, lantaran suburnya sifat berdaya saing serta berlumbalumba dalam penerokaan ilmu muncullah nama besar seperti Ibnu Sina perintis ilmu matematik,
al Khawarizmi perintis ilmu astronomi serta Ibnu Batuta ahli pelayaran tekemuka. Nama mereka
meniti dibibir sepanjang zaman.Justeru, marilah kita suburkan sifat juang serta daya saing yang
tinggi untuk kita berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain.
Konklusi dari hujahan saya tadi, ummah yang gemilang perlu menrealisasikan gagasan
islamisasi ilmu dan pemikiran islam mereka kepada ketamadunan dan peradaban ulung
berteraskan iman an taqwa dan paradigma yang dibawa oleh alquran dan sunnah.
Akhirnya :
Indah mawar kembang bersemi , izinkan saya mengundur diri
Dengan lafaz yang mulia

Wabillahi Taufiq wal hidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kamus Dewan mentakrifkan masjid sebagai bangunan khas tempat orang


Islam beribadat.

Anda mungkin juga menyukai