Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan dan terminasi

PEB
Bila PER sudah menjadi PEB maka segala upaya pengobatan ditujukan untuk
mencegah kejang, memulihkan organ vital, dan melahirkan bayi dengan trauma
sekecil-kecilnya.
1. Segera tirah baring di RS. Beri MgSO 4 2g iv dalam dekstrosa 5% dengan
kecepatan 15-20%/menit, dosis selanjutnya 2g/jam dlam drip infus sampai
tekanan darah stabil (140-150/90-100 mmhg). Berikan hingga 24 jam
pascapersalinan bila dalam 6 jam pascapersalinan keadaan membaik boleh
dihentikan atau bila menunjukkan tanda intoksikasi.
Syarat pemberian MgSO4 :

Refleks patella kuat


Frekuensi nafas >16x/menit
Diuresis > 100cc/4 jam
Sedia antidote kalsium glukonas 10% dan segera berikan jika intoksikasi
dalam 3 menit
Selalu pantau TD, Suhu, Perasaan Panas, Wajah Merah

2. Berikan Nifedipin 3-4x10 mg oral, setelah 4 jam belum turun tekanan


darahnya, tambahkan 10mg. (max 80mg/hari). Bila diastolic lebih dari sama
dengan 110 mmhg beri tambahan nifedipin sublingual, tujuannya agar
tekana darahnya bias turun hingga 20% dalam 6 jam. Target 140-150/90-100
mmhg. Pantau TD nadi dan nafas tiap 1 jam.
3. Untuk pemantauan, urin stiap 6 jam diperiksa, jika <100ml/4jam turunkan
dosis MgSO4 jadi 1g/jam. Serta lakukan pemeriksaan USG dan CTG minimal
2kali dalam 24 jam.
4. Yang penting dilakukan :
Penanganan konservatif bila kehamilan kurang dari sama dengan 35
minggu tanpa ada tanda impending eklampsia (gejala gangguan otak,
seperti mata kabur, mual muntah, dan pusing) dan janin dalam kondisi
baik. Prinsip terapi sama dengan yang aktif namun tidak dilakukan proses
terminasi kehamilan. Bila setalah dilakukan rangkaian terapi MgSO4 dan
nifedipin tekanan darah tidak menurun menjadi PER dalam 24 jam, maka
hentikan terapi dan lakukan terminasi kehamilan.
Penanganan aktif bila usia kehamilan diatas 35 minggu dana adanya
tanda impending eklampsia disertai gagalnya terapi konservatif, adanya
fetal distress, dan IUGR atau karena adanya HELLP sindrom.

5. Jika hasil CTG baik (reaktif, cairan amnion cukup, gerak napas baik, taka da
deselerasi lambat, taka da IUGR) rencanakan partus pervaginam. Bila CTG
buruk rencakan kelahiran Seksio.
6. Induksi boleh dengan kateter Folley, amniotomi, PGE2, atau infus oksitosin.
Infus Okstitosin 5Iu dalam 500 ml glukosa 5% dimulai dengan 4 tetes dan
dinaikkan lagi 4 tetes Selma 30 menit sampai HIS 2-3x/10 menit, Max 20
tetes/menit, Hati-hati akan terjadinya edem paru.
7. Kala 2 bisa partus spontan jika si ibu tidak perlu mengejan terlalu kuat dan
tekanan darah selalu terkendali. Periksa Tekanan darah tiap 10 menit,
lakukan proses forceps atau vakum jika persalinan kurang lancar, Gawat
janin, atau janin tertahan selama 15 menit atau lebih.
8. Setelah bayi lahir, segera injeksi oksitosin 10IU IM agar perdarahan minimal.
Bila konraksi kurang baik dan perdarahan lebih dari 400ml maka segera
lakuka kompresi bimanual dan beri ergometrin 0,1mg IM.
9. Setelah proses bersalin infus tidak boleh lebih dari 60ml/jam, karena pasien
sudah ada intake makan dan minum, serta resiko terjadinya edema paru.
Untuk makanan berikan protein 1-1,5mg/kgbb. Pantau terjadinya uremia, bila
terjadi uremia berikan protein 0,6mg/kgbb/hari
10.Bila terjadi edema paru, jantung kongestif, edema anasarka, maka berikan
diuretic boleh dengan furosemide 40mg. Lakukan oksigenasi 4-6 l/menit.
Pasien di setengah dudukkan, beri oksigen dan furosemide, serta pantau gas
darah, hati-hati dengan terjadinya asidosis. Diharapkan tekanan darah dan
beban jantng erkurang, tetapi bila terjadi tanda payah jantung boleh
diberikan digitalis. Beri ventilasi mekanik bila tidak ada perbaikan selama 6
jam, pCo2 > 70mmhg dan pO2 < 60mmhg.
11.Beri antipiretik jika suhu rektal di atas 38,5 oc dan dibantu kompres dingin.
Antibiotik diberikan bila ada indikasi.
12.Jika ibu diputuskan ditangani dengan penanganan aktiv seksio sesaria,
gunakan anestesi umum N2O. karena efek sedasinya pada ibu kuat namun
tidak berpengaruh pada janin. Bila tidak ada tanda KID maka boleh memakai
anestesi epidural atau spinal, namun bila indikasi terminasi segera dengan
keadaan ibu yang buruk, berikan anestesi local saja.

Source : KAPITA SELEKTA UI

Anda mungkin juga menyukai