Penjualan
Kasali (1998:115) mengatakan bahwa dalam usaha meningkatkan tingkat penjualan
perusahaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai faktor yang
berpengaruh, yaitu :
1.
Harga
Wedbster, (1997:2) menjelaskan bahwa harga adalah jumlah yang dibayarkan
dalam membeli suatu penyajian moneter terakhir dari kondisi yang memberikan
nilai pada suatu barang atau jasa.
Menurut Pass dan Lowes (1998:8) mengartikan harga sebagai jumlah uang
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan. Selanjutnya Umar, (2000:35)
menyatakan bahwa harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan
manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan
oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual
untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
Selain itu, tujuan utama dalam penetapan harga suatu produk adalah (a)
Meningkatkan penjualan, (b) Mempertahankan dan memperbaiki market share, (c)
Stabilisasi harga, (d) Mencapai target pengambilan investasi, (e) Mencapai laba
yang maksimum. Secara teoritis, dipakai dalam penentuan harga adalah maksimum
profit.
2.
Produk
Stanton (1987:181), menyatakan bahwa produk adalah merupakan suatu sifat yang
kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk pembungkus,
warna, harga prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Kotler (1997:115) berpendapata bahwa dalam merencanakan penawaran pasar,
pemasara perlu berpikir melalui lima tingkat produk, yaitu : (1) manfaat inti (core
benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan; (2)
pemasaran harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product); (3)
pemasaran harus menyiapkan suatu produk yang diharapkan (expectied product),
yaitu suatu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli
ketika mereka membeli produk tersebut; (4) pemasaran menyiapkan produk yang
ditingkatkan (augmented product) yang memenuhi keinginan pelanggan
melalampaui harapan mereka, dan (5) terdapat produk potensial (potential
product), yang mencakup semua peningkatan dan transportasi yang akhirnya akan
dialami produk tersebut di masa depan.
Tingkatan produk diatas maka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok
menurut daya tahan, wujud dan penggunaan yaitu :(1) Barang yang terpakai habis
(nondurable goods) adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsikan dalam
satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang-barang tersebut terkonsumsi
dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuatnya tersedia dibanyak lokasi.
mengenakan margin yang kecil, dan beriklan besar-besaran untuk memancing
orang untuk mencoba serta membangun preferensi, (2) barang tahan lama (duradle
cods) adalah barang berwujud yang biasanya digunakan banyak kali. contohnya
lemari es, perlatan mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan
penjualan dan pelayan yang lebih pribadi, margin lebih tinggi dan memerlukan lebih
banyak garansi dari penjual, (3) Jasa (services) bersifat tidak berwujud, tidak dapat
dipisahkan dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak
pengendalian kualitas, kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian.
Contohnya mencukur, potong rambut dan reparasi.
Untuk memilih produk yang tepat sebaiknya didasarkan atas pertimbanganpertimbangan antara lain : (a) Luas pasar dari barang atau produk yang hendak
dihasilkan, (b) Kemampuan modal yang dapat disediakan serta fasilitas-fasilitas
yang lain dari perusahaan tersebut, (c) Tingkat persaingan, dan (d) Kualitas produk.
Hal ini penting karena sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran penjualan
dari perusahaan.
3.
Saluran Distribusi
McCarthy, (1997:9) berpendapat bahwa saluran distribusi adalah serangkaian
perusahaan perorangan yang berpartisipasi dalam arus barang dan jasa dari
produsen sampai pengguna akhir atau konsumen. Soehardi (1997:5) berpendapat
bahwa saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang sebagian tergantung
satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau
pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sementara menurut Swastha (1995:285) saluran distribusi adalah merupakan suatu
jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara akhirnya sampai pada
pemakai. Lebih lanjut penjelasan tersebut, dikatakan bahwa saluran distribusi
adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang dikombinasikan antara
pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar
tertentu.
Saluran distribusi tidak selalu dikoordinir oleh pabrik atau perusahaan. Pada suatu
saat pedagang besar dapat mendominir distribusi atau masing-masing lembaga
memiliki kekuatan tersendiri. Menurut Kotler (1997:289) ada 3 sistem saluran
distribusi yaitu:
a).Corporate system adalah sistem dimana pengkombinasian tahap produksi dan
distribusi yang berada dibawah pemilikan tunggal, misalnya produsen yang juga
memiliki banyak sekali toko.b).Administered system adalah suatu sistem dimana
koordinasi terhadap produksi dan distribusi dilakukan dengan kekuatan dari suatu
lembaga dalam saluran distribusi, misalnya pedagang besar atau agen. Sering pula
mereka mengkoordinir saluran dari bahan mentah menjadi barang jadi. Tentu saja,
pengawasan yang mereka lakukan hanyalah bersifat administratif. c).Contractual
system adalah suatu sistem dimana masing-masing lembaga saluran distribusi yang
berdiri sendiri mengadakan integrasi atau dasar suatu perjanjian. Kekuatan dalam
pembelian dan penjualan masing-masing lembaga diatur bersama-sama. Dengan
demikian persaingan tidak berasal dari pedagang besar atau pengecer dalam
pemberian potongan dikenal dalam empat bentuk yaitu : (a) Diskon kuantitas
(quantity discount), yaitu potongan harga dari daftar harga (price list) yang
diberikan oleh penjual untuk mendorong konsumen membeli dalam jumlah yang
lebih besar dari biasanya. Potongan harga ini dapat ditentukan berdasarkan jumlah
pembelian dalam unit ataupun rupiah. Diskon ini dibagi 2 jenis yaitu: potongan
komulatif dan potongan non komulatif; (b) Diskon dagang (trade discount), yaitu
potongan fungsional yang merupakan potongan harga yang diberikan oleh
produsen kepada penyalur yang terlibat dalam pendistribusian barang dan
mempunyai fungsi pemasaran; (c) Diskon kontan (cash discount), yaitu potongan
harga yang diberikan karena pembeli membayar tunai atau membayar dalam
jangka waktu tertentu sesuai jadwal pelunasan yang telah ditetapkan sebelumnya;
(d) Diskon musiman (seasonal discount), yaitu potongan harga yang diberikan pada
masa-masa tertentu saja untuk mendorang konsumen membeli suatu barang yang
sebenarnya barn dibutuhkan diwaktu yang akan datang.
5. Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penting didalam memasarkan suatu produk,
karena dengan promosi calon pembeli akan mengetahui keberadaan suatu produk
dipasaran dan bagi perusahaan promosi sekaligus merupakan bentuk komunikasi
pemasaran ke calon konsumen untuk menginformasikan, mempengaruhi dan
mengingat-kan pasar atas perusahaan dan produknya.
Tujuan Promosi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan.
Memperkenalkan suatu produk kepada konsumen
Mendorong pemilihan atas suatu produk
Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk
Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lainnya,
Menanamkan citra produk dan perusahaan
6. Agen/Sub Agen
Merurut Tunggal, (2000.240) Agen adalah seorang yang diberi kuasa untuk
bertindak atas nama orang lain dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga.
Lebih lanjut Tunggal (2000:302) menjelaskan bahwa agen adalah hubungan antara
seseorang, badan resmi lainnya sesuai dengan permintaan antara industri dan
prinsipal. Agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan
menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan
atau distribusi barang tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memilik barang
yang diperdagangkan.
Selanjutnya menurut Basu Swastha dan Irawan (1999:292) Agen adalah pedagang
besar tidak menguasai kepemilikan atas produk yang mereka jual. Demikian juga
definisi agen menurut Adisaputro, (1998:47) adalah perantara yang melakukan
pembelian atau penjualan atas nama prinsipalnya tanpa mempunyai hubungan
milik atas, barang, sebagai imbalan atas jasa-jasanya.
7. Pengecer
Mc.Carthy, (1997:4) berpendapat bahwa pengecer adalah semua kegiatan yang
dilakukan dalam menjual produk kepada konsumen akhir. Sementara menurut