CERPEN - The Color of My Life
CERPEN - The Color of My Life
dengan semua hal yang ia baca. Ketika ia membaca setiap kata yang ia
pernah tulis membawa semua slide-slide kehidupan yang pernah ia lewati.
Ia menghapus air matanya dan mulai membuka halaman selanjutnya. Kini
bibirnya mempola senyuman kecil.
Sore yang biasanya penuh dengan riuhan telah terhenti karena
semenjak Papa tak kembali ke rumah tak terdengar lagi perkelahian
ataupun adu mulut. Namun itu makin membuat hati Listy makin hancur, ia
kehilangan. Setiap ingin meminta dari Mamanya agar membujuk Papanya
pulang itu selalu berujung kekecewaan yang makin dalam. Lamunannya
pun tiba-tiba lenyap, ketika Lusy mengetuk pintu kamarnya. Kali ini
terdengar lebih halus. TUMBEN.
Kamu ngapain, Ty?
Biasa baca komik. Apa, Mbak? Perasaan aku dah kembaliin semua
bukumu! jawab Listy sinis.
Enggak kok, Cuma mau ngobrol bentar Lusy pun bercerita
panjang lebar pada adiknya, ia mengatakan setiap kalimatnya dengan
sepenuh hati. Listy menangkap mata kakaknya sudah berkaca-kaca
namun ia memaksa diri untuk bercerita. Listy merasakan sesuatu dalam
hatinya bereaksi. Namun ia tak berani menjawab. Ya itu semua, Ty.
Maaf ya dengan sikapku selama ini. Lusy pun memeluk Listy. Bagi Listy ini
tak biasa, namun ia membiarkannya. Kemudian Lusy pun kembali ke
kamarnya. Apa yang terjadi padanya? Listy penasaran dengan
Kakaknya.
Hari berlalu dengan cepatnya dan membosankan bagi Listy selain
karena kehadiran orang itu yang membuat hati Listy terluka dan
Papanya yang entah kemana. Tetapi warna lain mulai muncul bersamaan
dengan Lusy, ia tampak different. She looks so kind and careful. What
happen with her? Sampai akhirnya ia tahu alasan kenapa Lusy berubah. Ia
hanya mampu mengintip dari balik pintu kamarnya ketika teman-teman
Lusy datang belajar kelompok dengannya. Listy mendapati suatu hal yang
berbeda. Aku juga ingin seperti Lusy batin Listy. Sepertinya masalah ini
bukan lagi beban dalam hidupnya, ia terlihat KUAT dan TEGAR dia tidak
menyia-yiakan sisa hidupnya hanya untuk meruntuki dan menyesali
semua keadaan seperti yang Listy lakukan. Lusy pun mampu
meninggalkan segala pelariannya selama ini. Listy yang awalnya hanya
cuek saja,namun kali ini ia mulai interest dengan kakaknya.
Listy telah mencapai halaman tengah dari bukunya. Benar-benar the
wonderful time, ia tahu awalnya ia sering sekali menghindar dari
kakaknya. Ia pun sedikit tertawa kecil mengingat hal konyol itu. Namun
TRUE LOVE can find her with HIS WAY. Sampai dimana semua titik balik itu
terjadi. Ketika semua hal mulai bisa ia pahami maksudnya. Semua
manusia diciptakan untuk sebuah tujuan. Entah apapun itu keadaannya.
Ketika ia telah berada di titik balik di situlah garis start perlombaan
kehidupan dimulai. Apapun yang manusia kerjakan di dunia akan
berdampak pada kekekalan. Ia pun mulai mengingat semua hal yang ia
mulai lewati saat berlari dalam lintasan kehidupan barunya. Banyak
pembentukan yang telah ia alami. Banyak perjuangan yang ia harus
lakukan, tak jarang keringat, air mata, keram, jatuh, terluka, dan kelelahan
menghampirinya. Namun semuanya membuatnya menjadi gadis yang
KUAT. Kali ini ia melihat di halaman yang tertulis tahun 2012. Itu belum
lama.
Mengatasi kelemahan. Bukanlah hal yang mudah seperti membalik
telapak tangan. Terluka, menyesal, tertuduh. Semua berkecamuk menjadi
satu. Mungkin untuk hal-hal akan berdampak buruk bisa dilewati. Namun
apabila dampak ini berklamufase, apa yang dapat menjawabnya? Satu hal
yang membuatnya tak karuan dan menyesal. Semua seperti runtuh.
Terluka dan dilukai sering terjadi pada orang-orang yag sudah dekat
bukan orang yang berada di luar kehidupan kita. Luka paling menyakitkan
adalah luka yang ditorehkan orang yang paling kita kasihi. Sebenarnya
saat kita memutuskan untuk dekat dengan orang lain sebenarnya kita juga
membuka diri kita untuk kemungkinan disakiti dan menyakiti. Terlihat
mengerikan sebetulnya tapi itu faktanya agar setiap kita mulai tumbuh
menjadi dewasa.
Termenung di dalam kamarnya yang sunyi tanpa kehadiran Angel
yang kebetulan pulang kampung. Di kontrakan hanya ada Listy dan Erta.
Namun Listy mengurung dirinya dalam kamar. Ia teringat semua yang
baru ia dengar dari setiap mulut teman-temannya. Ia tahu bahwa ia telah
menyalahgunakan kepercayaan teman-temannya. Ia menyesal. Saat satu
hal ingin dipenuhi justru membuat beberapa hal yang penting terlepas. Ia
menangis, terasa betapa sakitnya Dhe, Mbak Sella, Ila, dan Dammay
mengores hatinya juga, Im so sorry, guys serunya ditengah menutup
mulutnya agar tak terdengar siapapun. Seharusnya aku berhenti untuk
terus terjebak. Setiap tetes air matanya mengambarkan semua
penyesalan.
Kepercayaan adalah wujud tertinggi dari kasih. Listy belajar dengan
keras untuk membangun semua dari awal. Ada kala ia merasa dibayangi
masa lalu itu. Ia merasa sulit, namun ketika ia juga mulai melihat
bagaiamana semua orang
mulai berjuang keras untuk bangkit dari
ketidaknyamanan itu Listy merasa terdorong dengan semangat mereka.
Yang terpenting sekarang adalah apa yang ada didepannya. Bagi Listy dan
semua teman-temannya ini merupakan start untuk menuju kedewasaan.
Masa rekonsiliasi dilalui penuh dengan air mata tapi Listy tak ingin setiap
air matanya dan teman-temannya menjadi sia-sia. Mungkin butuh waktu
untuk membangun kembali. Namun tidak ada yang terlambat.
Kemenangan hanya akan diambil oleh orang yang berjuang.
Persiapan semua telah siap. Listy mengangkat kopernya. Tak lupa ia
melambaikan tangannya pada ketiga gadis yang ia sudah seperti adiknya
dan orang tuanya (ia sangat bahagia Papa Mamanya mau bersama
mengantarnya ke bandara, walau hanya dalam momen ini). Ia teringat
semua percakapannya dengan Mbak Sella semalam lewat skype, sms
selamat dari Adi dan Eka, doa dan dukungan Keluarga Baru di tanah
kelahirannya. Ia benar-benar sangat bahagia memiliki mereka dan semua
kejadian yang ia alami bersama mereka. setiap fase hidup yang telah ia
lewati sampai detik ini itu yang membuatnya makin bersyukur atas
semuanya. Banyak warna yang membuat hidupnya semakin indah. Ada
warna hitam ketika kepahitan,kekecewaan, penyesalan, penuduhan,
kesedihan dan kedukaan; warna abu-abu ketika ia mencapai namanya
padang gurun dan kestatisan yang menjenuhkan, warna biru, keceriaan