Asma Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang terjadi karena
spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya allergen, infeksi dan latihan. (Hudak
& Gallo, 1997; 225)
Asma Bronkial adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada bronkus dan
bronkiolus dengan peningkatan produksi dan pelengketan mukus. (Susan Martin Tucker,et.al,
1998; 2215)
Asma Bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang
luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan
(Soeparman, Sarwono Waspadji, 1999; 71)
Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan oleh konstriksi yang dapat
pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa, dan inflamasi mukosa serta edema.Faktor
pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan infeksi.
(Marilynn E. Doenges, 1999; 152)
Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten, reversibel dimana
trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan
mengi. (Brunner and Suddarth, 2001; 593)
Asma Bronkial adalah penyakit kronik sistem pernafasan dengan ciri serangan berulang
kesulitan dalam bernafas, wheezing, dan batuk.Selama serangan saluran bronkus kejang, menjadi
lebih sempit dan kurang mampu untuk menggerakkan udara ke paru-paru.Bermacam-macam
benda yang dapat mengakibatkan alergi seperti bulu binatang, debu, polusi atau makanan tertentu
dapat memicu serangan.(Health Dictionary, 2007).
Asma Bronkial adalah penyakit kronis dengan serangan nafas pendek, wheezing dan
batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang bengkak di dalam bronkus (jalan nafas dalam
paru-paru).Hal ini terutama disebabkan oleh alergi atau infeksi saluran pernafasan. Kedua asap
rokok dapat mengakibatkan asma pada anak. (Britannica Concise Encyclopedia, 2007).
Asma Bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan berulang kesulitan
bernafas terutama saat menghembuskan nafas oleh karena peningkatan ketahanan aliran udara
melalui pernafasan bronkeolus. (Sports Science and Medicine, 2007).
Asma Bronkial adalah penyakit kronis system pernafasan di tandai dengan serangan
berkala dari wheezing, nafas pendek dan rasa sesak di dada.(Columbia Encyclopedia, 2007).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma Bronchial adalah
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat reversibel dan
disebabkan oleh berbagai penyebab seperti alergen, infeksi dan latihan.
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkial dapat diklasifikasikan menjadi 3tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti
debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma
ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap alergi. Oleh
karena itu jika ada faktor faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan
terjadi serangan asma ekstrinsik
2. Instrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik
atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran
pernafasan dan emosi.Serangan asma ini menjadi lebih berat dan seri n sejalan dengan berlalunya
waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisiema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan
3. Asma gabungan
Bentuk asma ynag paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non
alergik
2.4 Etiologi
Faktor-faktor penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu
binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Beberapa makanan penyebab alergi
makanan seperti susu sapi, ikan laut, buah-buahan, kacang juga dianggap berperanan penyebab
asma. Polusi lingkungan berupa peningkatan penetrasi ozone, sulfur dioksida (SO2), nitrogen
oksid (NOX), partikel buangan diesel, partikel asal polusi (PM10) dihasilkan oleh industri dan
kendaraan bermotor. Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misalnya tartazine),
pengawet (metabisulfit), dan vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu asma.
Kondisi lain yang dapat memicu timbulnya asma adalah aktifitas, penyakit infeksi, emosi atau
stres.
2.5 Manifestasi Klinis
a)
Tanda
Sebelum muncul suatu episode serangan asma pada penderita, biasanya akan ditemukan
tanda-tanda awal datangnya asma. Tanda-tanda awal datangnya asma memiliki sifat-sifat sebagai
berikut, yaitu sifatnya unik untuk setiap individu, pada individu yang sama, tanda-tanda
peringatan awal bisa sama, hampir sama, atau sama sekali berbeda pada setiap episode serangan
dan tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah penurunan dari angka prestasi
penggunaan Preak Flow Meter.
Beberapa contoh tanda peringatan awal (Hadibroto & Alam, 2006) adalah perubahan dalam
pola pernapasan, bersin-bersin, perubahan suasana hati (moodiness), hidung mampat, batuk,
gatal-gatal pada tenggorokan, merasa capai, lingkaran hitam dibawah mata, susah tidur, turunnya
toleransi tubuh terhadap kegiatan olahraga dan kecenderungan penurunan prestasi dalam
penggunaan Preak Flow Meter.
b)
Gejala
sekitar mulut (sianosis), serta angka performa penggunaan Preak Flow Meter dalam wilayah
berbahaya (biasanya di bawah 50% dari performa terbaik individu).
2.6 Patofisiologi
Pada penyakit asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan misalnya
stres, udara dingin, latihan dan faktor-faktor lain. Serangan asma merupakan akibat adanya reaksi
antigen antibodi yang menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator kimia.Antibodi yang
dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru.Pemajanan ulang terhadap antigen
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi yang menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast
(mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang
bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos
dan kelenjar jalan nafas yang menyebabkan tiga reaksi utama yaitu:
a. Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar maupun saluran nafas yang kecil yang
menimbulkan bronkospasme.
b. Peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang
menambah sempitnya saluran nafas lebih lanjut.
c. Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus.
2.7 PATHWAY
Rangsangan non imunologi
Rangsangan imunologi
(virus,infeksi,fisik,mekanis)
(antigen)
Sel mast
Sel epitel
Sel makrofag
Sel eosinophil
Sel limfosit
Reflex akson
Neuropeptide
mediator keradangan
otot poloskontraksi
kemotaksis
Respon granulostik
Netrofil
Eosinophil
Basophil
Activated mononuculer cells
Makrofag
Limfosit
Mediator keradangan
Sembah saluran nafas
Keradanngan sel
Sekresi mukosa
Permealibilitas mukosa
Dan pembuluh darah
Airway hypereponsiveness
ASMA
2.8 Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a.
b.
c.
asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti
tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang
merawatnya.
Pengobatan pada asma bronkial terbagi 2, yaitu:
a.
Memberikan penyuluhan.
Pemberian cairan.
Fisiotherapy.
b.
Pengobatan farmakologik :
1)
a)
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan semprotan.
Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus
yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent,
Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel
yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.
2)
Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda.
Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan
disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung
bentuk tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang
mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga dalam
bentuk suppositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini
digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau
lambungnya kering).
3)
Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma.Manfaatnya
adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersamasama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
4)
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.Biasanya diberikan dengan dosis
dua kali 1mg / hari.Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
(Dudut Tanjung., Skp, 2007)
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ASMA BRONKIAL
1.1 PENGKAJIAN
a) Identitas klien
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Agama
5. Alamat
6. Penanggung jawab
7. Tanggal masuk RS
8. Tanggal pengkajian
b) Keluhan utama
Batuk, nafas pendek
c) Riwayat penyakit sekarang
Keluhan sesak nafas, keringat dingin
d) Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang
e) Riwayat penyakit keluarga
Apakah anggota keluarga sebelumnya ada yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien.
1.2 PEMERIKSAAN FISIK
Dada
Inspeksi
1. Dada posterior dengan posisi duduk
2. Membandingkan dada kanan dan kiri dari atas ke bawah
3. Kulit Thorax : Hangat, pucat, dan kondisi lesi, masa dan gangguan tulang belakang
kifosis,lordosis,scoliosis
4. Catat jumlah jumlah irama, kedalaman, dan kesimetrisan pergerakan dada
5. Tipe pernafasan
6. Kelainan bentuk dada
Palpasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Temperature kulit
Premitus : pibrasi dada
Pengembangan dada
Krepitasi
Masa
Edema
Perkusi
Normal
1. Reasonon
2. Dullness
3. Tympany
Abnormal
1. Hiperresonan
2. Flatness
Auskultasi
1. Vaskuler
2. Broncho vesikuler
3. Hyper ventilasi
4. Ronchi
5. Whizzing
6. Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya
1.3 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :
Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal eosinophil
Spiral curshman yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
Netrofil dan eosinophil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas
yang tinggi dan terkadang terdapat mucus plug
2. Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia
atau asidosis
Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan
bertambah.
Bila terdapat komplikasi,maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.
Dapat pula menimbulkan gambaran atelectasis lokal.
Bila terjadi pneumonia mediastinum,pneumotoraks,dan pneumoperikardium,maka dapat dilihat
3. Elektrokardiografi
gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian,dan
disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu:
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung,yakni terdapat RBB (right bundle branch
block).
Tanda-tanda hipoksemia,yakni terdapat sinus tachycardia,SVES,dan VES atau terjadinya depresi
segmen ST negative.
4. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan
asma tidak menyeluruh pada paru.
5. Spirometri
Untuk menunjukan adanya obstruksi jalan nafas reversible,cara yang cepat dan sederhana
diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator.
1.4 ANALISA DATA
NO
1.
Data penunjang
DS : pasien mengeluh
Etiologi
Peningkatan produksi
Masalah
Tidak efektifnya
secret, bronchospasme,
kebersihan jalan
dan anoreksia
menurunnya energy
nafas
disertai wheezing
DS : pasien mengaluh
Gangguan
sesak nafas,nyeri
bronchospasme, obstruksi
pertukaran gas
dada,batuk,gelisah
DO : Dispnea parah dg
ekspirasi memanjang
2.
Klien
Memegang
dadanya,
Penggunaan
DS :pasien mengeluh
Nutrisi kurang
samping pengobatan
dari kebutuhan
DO :pasien Nampak
kesultan waktu
nausea/vomiting
menelan
1.5 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi secret
bronchospasme, menurunnya energy
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya suplai O2 bronchospasme, obstruksi
jalan nafas oleh secret destruksi alveoli
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Dispnea, fatique, efek samping pengobatan
produksi sputum, anoreksia, nausea/vomiting
1.6 FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
N
Diagnosa Kep.
Tujuan
O
1.
Tidak
Tujuan :
efektifnya
kebersihan
efektif setelah
jalan nafas
diberikan
berhubungan
perawatan selama 2
dengan
peningkatan
produksi secret1.
2.
bronchospasme
3.
, menurunnya 4.
5.
energy
6.
Intervensi
Rasional
ronchi
2. Kaji frekuensi
pernafasan catat rasio
mempermudah fungsi
indikasi bronkodilator
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi
4. Batuk dapat menetap
tetapi tidak efektif,
khususnya pada klien
lansia, sakit
akut/kelemahan
5. Penggunaan cairan
hangat dapat menurunkan
spasme bronkus
6. Membebaskan spasme
jalan nafas,mengi dan
2.
Tujuan :
pertukaran gas
Pertukaran gas
kedalaman pernafasan
berhubungan
adekuat setelah
dengan
diberikan perwatan
upaya pernafasan
kurangnya
selama 3 hari
termasuk penggunaan
suplai O2
KH :
terbatas yang
1. Kaji frekuensi
produksi mucus
1. Kecepatan biasanya
Gangguan
mencapai kedalaman
pelebaran nasal
2. Auskultasi bunyi nafas
berhubungan dengan
atelectasis dan atau nyeri
dada
2. Ronki dan mengi
ronchi
Tinggikan kepala dan
memungkinkan ekspansi
paru dan memudahkan
pernafasan
batuk
4. Kongesti alveolar
6. Kolaborasi
Berikan tambahan O2
mengakibatkan batuk
Berikan terapi nebulizer
sering/iritasi
5. Dapat meningkatkan/
banyaknya sputum
dimana gangguan
ventilasi dan ditambah
ketidaknyamanan upaya
bernafas
6. Memaksimalkan
bernafas dan menurunkan
kerja nafas, memberikan
kelembapan pada
membrane mukosa dan
membantu pengurangan
3
Nutrisi kurang
Tujuan :
dari kebutuhan
Kebutuhan nutrisi
tubuh
dapat terpenuhi
berhubungan
secara
dengan
adekuatsetelah
dyspnea,
diberikan
secret.
1. Kaji status nutrisi klien1. Menentukan dan
(tekstur, kulit, rambut,
konjunktiva)
2. Jelaskan pada klien
intervensi lanjutnya
2. Pastikan pengetahuan
tentang pentingnya
fatigue, efek
samping
hari.
pengobatan
KH:
produksi
Keadaan umum
sputum,
anorexsia,
nausea/
vomiting.
membantu dalam
sering
baik, mukosa bibir
4.
6. Kolaborasi
lembab, nafsu
Konsul dengan tim gizi/
5.
makan baik, tekstur tim pendukung gizi
Berikan obat sesuai
kulit baik, klien
6.
indikasi
menghabiskan porsi
Vit. B squrb 2x1
makan yang
Antiemetic rantis 2x1
signifikan merupakan
indicator kurangnya
nutrisi
Air hangat dapat
mengurangi mual
Memenuhi kebutuhan
nutrisi klien
Menentukan kalori
individu dan kebutuhan
disediakan, bising
usus 6-12
kali/menit, BB
dalam batas normal.
dibatasi
Untuk menghilangkan
muntah/ mual
1.7 EVALUASI
a.
b.
c.
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddart (2002) buku ajar keperawatan medical- bedah, Jakarta :AGC
Alsagaff & Mukty Abdul (2006) Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Surabaya:Airlangga
University Press
Price, S & Wilson, L. M. (1995) Patofisiologi : Konsep Klinik proses-proses penyakit, Jakarta:
EGC