Anda di halaman 1dari 58
AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH Dengan Kata Pengantar Ulama Ahlussunnah Terkemuka SYAHAMAH PRESS AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH, al allel nse. Penyusun: Tim Litbang Syahamah Editor: Choiral Ansori, MA ‘Muhyiddin Fattah, MA ‘Nur Rohmad, S.Ag Kholil Muhyiddin, Le. S.Ag, M. Nurul Kholisin, S.Ag. ‘Cetakan I, 27 Rajab 1424 / 24 September 2008 Diterbitkan olch SYAHAMAH PRESS Jl. Sawah Barat Ujung No. 110 B Pondok Bambu Jakarta Timur 13440 Telp /Fax : (021) 8626767 email: syahamah indo@yahoo.com Layout & Desain Sampul: Saeful Anwar PEDOMAN TRANSLITERASI Konsonan Arab Latin ob ot ets & i cn eh > a 3 de rr) Qo) ah ed oo Vokal ‘Arab Latin Arab Latin b oh +a Cc a & oe eo Diftong Ss 4 ‘Arab Latin sk a5 aw J ey 7 oy sow >on oY. + ahat aoa DAFTARISI Daftar isi—v Pengantar Penerbit— ix Kata Pengantar Para Ulama ‘© Muallim KH. M. Syaffi Hadzami — xi KH. Mundzit Tamam, MA — xiv KH. M. Irfan Zidny, MA ~ xv KH. Saifuddin Amsir — ait H. Fathurrahman Baidlawi, Le. ~ xix KH. Mahfudz Asirun an-Nagwi — 1% KH. Drs. A Masdugi Mahfudz ~- oi Habib Syekh ibn Ahmad al Musawa — rv Tuan Kh. Syaufi Madiawan — rovi rs. H. Mohd. Khotbah Arafie (HAMKA Riau) — xvi Baa! Ponjelasan Ringkas Aqidah Ahlussunnah — 1 Allah Ada Tanpa Permulaan — 2 ‘Allah Ada Tanpa Tempat — 3 adits Jariyah Riwayat imam Malik —~ 4 Larangan Mengatakan Di mana dan Bagaimana Tentang Allah ~- 6 Makna Mahdud —- 7 ‘Alah Tidak Memiiki Batas dan Ukuran — 7 Perkataan as-Sajad Zayn al ‘Abidin — 8 Hukum Orang Yang Mengatakan Allah Bertempat —- 9 Melinat Aish Bagi Penduduk Surga —~ 10 erkataan Imam Malik: Wa Kayfa ‘anh Marfu'— 11 Allah Tidak Bisa Dibayangkan — 12 Hukum Orang Yang Mengatakan Allah Benda — 12 Perkataan Abu Jafar at-Thahawi— 13, Tujuan (sra’ Dan Miraj Rasul — 14 Mengangkat Tangan Ketika Berdo' Weahdatul Wujud Dan Hutul — 15 Hukum Orang Yang Mensifat Allah Dengan Sifat Manusia — 15 ‘Ayal Mutasyabihat Oan Mubkamat — 17 ‘Allah Tidak Berada di ‘Arsy — 18 Makna Istawa —- 19 Tawil Ayat Mutasyabihat —- 20 Mewaspadai Kitab Mavlid al Arus — 22 Perkataan al imam ar-Rifal —- 22 Perkataan al imam Abd Allah Ba‘Alawi al Haddad — 23 Perkataan Ahlussunnah ~- 25 Perkataan Syekn Munvyiddin Ibn ‘Arabi — Sekte Qadariyyah dan Murjah — 31 ‘Bernukum dengan Selain Hukum Allah — 32 Dali! Tawassul — 33 Pembagian Kufur— 38 Kaedah — 39 14 BABII ‘Tanya Jawab Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah — 45 limu Agama Yang Fardlu ‘Ain — 45 Hikmah Diciptakannya Jin Dan Manusia — 45 Syarat Utama Diemanya Ibadan ~ 48 Risalah Para Rasul Makna Tauhid — 47 Keberadaan Allah — 48 “Takwil Ayat Mutasyabihat ~~ 49 Dosa Paling Besar — 50 Makna lbadan — 50 Makna ad-Du'a-u— 51 Hukum Nida’ kepada selain Allah — 52. Makna Istighatsah Dan Ist/anah — 53 Makna Tawassul — 53 Hadlts al Jariyah — 54 Hukum Mencaci Maki Allah — 56 Hukum Ziarah Kubur — 59 Cara Masuk Islam —- 60 Pujian Terhadap Rasul —- 60 ‘Siksa Kubur ~- 61 Makhluk Pertama ~- 62 Bidah Oan Macam-macamnya — 63 Sihir—~ 64 Hukum Melempar Nama Allah ke Tempat Kotor —~ 64 Hukum Nadzar—- 65 Suara perempuan Bukan Aurat — 66 Kalam Allah — 66 ‘Allah Tidak Menyerupai Makhluk-Nya Makna Qadar-— 68 Berjabat Tangan Dengan Selain Mahramnya — 69 ‘Membaca al Qur'an Untuk Mayyit ~ 88 ‘Shadaqah Bagi Mayyit — 70, Qiyam Ramadian — 71 Hukum Menggunakan Rebana— 72 Rasul Pertama — 73 Sifat-sifat Para Nabi Dan Rasul —73 Bacaan Shalawat Setelah Adzan — 74 Riddan Dan Macam-macamnya — 75 Peringatan Maulid — 76 Ziarah ke Makam Rasul — 78 Tataruk—79 Hukum Memakal Hire — 79 ‘Menyebut Nama Allah Ketika Mengiring! Jenazah — 80 Makna Takwil — 81 ‘Syarat Diterimanya Amal Shaleh — 82 Makna Ayat-ayat Mutasyabifat — 82 Kepustakaan — 85 PENGANTAR PENERBIT Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga tercurah atas Rasulullah, Keluarga dan segenap sahabatnya, Seiring dengan merebaknya berbagai paham yang ‘menyimpang di kalangan masyarakat kita, seperti asybih, lakfi, penolakan dan pengingkaran terhadap empat ‘madzhab dan lain-lain, maka pemahaman dan pengajaran. agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah harus kembali ditekankan, Karena agidah ini adalah agidah mayoritas umat Islam, dari masa Rasulullah hingga kini, aqidah golongan yang selamat (al Firgalt an-Najiyah). Karena itulah, ara ulama empat madzhab menulis berbagai karya, dari ‘mulai tulisan-tulisan mukktasharat (eingkas) hingga ‘muthawwalat (buku-buku besar) dalam menerangkan agidah Ablussunnah ini (seperti bisa dilihat dalam kutipan-kutipan buku ini). ‘Agidah sunniyyah adalah aqidah yang telah © spakati kebenarannya oleh segenap kaum muslimin di selur th penjuru bumi. Agidah inilah agidah yang telah dibawa oleh Rasulullah dan para sahabat. Aqidah ini kemudian dijelaskan kembali berikut dengan dalil-dalil nnagli dan agli serta bantahan terhadap golongan-golongan yang menyempal oleh dua imam besar; al Imam Abu al Hasan al Asy'ari dan al Imam Abu Manshur al Maturidi — semoga Allah meridlai keduanya-. Akhirnya pada awal abad IV H Ahlussunnah dikenal dengan nama baru al Asya'irah dan al Maturidiyyah, Mereka adalah mayoritas ummat yang tergabung dalam pengikut empat madzhab. Sesuatu yang patut disayangkan adalah merebaknya paham-paham yang berseberangan dengan agidah Ahlussunnah dengan klaim sebagai Ahlussunnah, Seperti paham yang menyatakan bahwa Allah memiliki tempat; bersemayam di atas 'Arsy atau kursi (sebagian ‘mereka menyatakan di langit), mengharamkan ziarah kkubur, memusyrikkan orang yang bertaoassul, menyatakan semua bid’ah (hal yang tidak disebut secara eksplisit dalam al Quran dan Sunnah) adalah sesat, dan banyak hal Jainnya. Bahkan pada kurun akhir ini telah timbul paham baru -mengikut paham salah satu sub sekte Khewarj- yang mengkafirkan penduduk suatu negara yang tidak memakai syari'at Islam. Mereka mengkafirkan semua orang, baik yang duduk dalam pemerintahan negara tersebut maupun rakyat biasa. Paham-paham inilah yang mulai merebak di masyarakat kita, Paham-paham yang jelas-elas. menyalahi apa yang telah disepakati oleh Ahlussunnah Wal Jama'ah. Buku ini semoga menjadi penawar bagi kKegelisahan-kegelisahan. Kandungan buku ini adalah sesuatu yang telah disepakati kebenarannya di kalangan Ablussunnah Wal Jamalah. Referensi yang menjadi rujukannya adalah semua kitab-kitab mu'tabor yang beredar di kalangan Ablussunnah, Beberapa rekomendasi para ulama kami peroleh sebagai apresiasi dan persetujuan mereka terhadap isi buku ini yang memang tidak menyimpang sedikitpun dari jalur Ablussunnah Wal Jamalah yang secara berkesinambungan diwarisi oleh masyarakat muslim Indonesia dari generasi ke generasi. Wabilla at-tafg Jakarta, 1 Agustus 2003 Pusat Kajian Islam Syabab Ahlussunnah wal Jama'ah (SYAHAMAH) oS A a ee Uae Ge SOLS OMAN Lay Lally cay Badd a Ul OLY ad cay ney AT ley DUE Ay de ak Saya telah menelaah risalah berharga ini, yang berjudul Aqidah Ablissunnah Wal Jama‘ah. Saya merasa senang dengan adanya risalah ini, ia merupakan obat dan Kesembuhan bagi generasi muda muslim. Risalah int sekalipun ringkas tetapi maknanya Iuas dan bermanfaat. Maka kami menaschatkan kepada segenap penuntut imu ‘untuk memiliki, mempelajari dan mengajarkannya. Dan. Allah Maha pemberi taufiq KH. Muhamunad Syafit Hadzami Mantan ketua Umum MUI DKI Jakarta Pimpinan Perguruan Islam AL'ASYIROTUSSYAFIIYYAH NAD i ee Bally call le YY O1 pte Vy cabal! AStaly caltat Coy dt sad cali ay ay al gt Uae le Ly Sebagai umat Islam yang dalam kehidupan beragamanya menganut faham Ahiussunmah wal Jama, diperlukan untuk mengetahui lebih banyak faham tersebut, baik agidah, syari’ah maupun tasawwufnya. Buku yang berjudul “Agidak Ahlussunnah wal Jama'ah” ini baik sekali untuk dibaca dalam rangka mendalami faham Islam yang benar tersebut. Dengan memahami kandungan bukw ini, pembaca juga tidak akan terpengaruh oleh faham-faham lain yang menyesatkan, Buku "Agidalt Ahlussunnal wal Jama'ah” ini disusun oleh wlama yang ahli sehinga dapat dipercaya, K.H. Munzir Tamam, MA. fooler red 5 Bay PEN gig Sass oF aly Cs ey Sd Maknanya: “Pada hari ini telah Aku (Allah) sempurnakan ‘agamamu (kaidarsaidah agama) dan telah Aku sempurnakan rikmatkue atas kalian dan Akw rela bagi kalian Islam sebagai agama” (QS. al-Maidah: 3) a) fn Soo i Sy Sus eh path ghey ty oye Maknanya: “Dan sesungguhnya ummat ini (Ummat Islam) akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua di neraka (sesat) dan satu golongan di sorge, mereka adalah al-Jamaah (mayortas ummat Islam)”. Ummat Islam Indonesia dalam menjalankan ajaran agamanya baik agidahnya, syari‘atnya (peribadatan, perkawinan dan mu‘amalat) dan tasawwuf atau akhlaknya mengikuti faham Ahlussunnah wal Jama‘ah, Buku yang ada pada pembaca ini berisi prinsip- prinsip faham Ahlussunnah wal Jama‘ah, perlu dibaca, difahami dan di amalkan oleh pengikutnya maupun umat Islam pada umumnya. Sekarang beredar buku-buku yang mengandung faham yang oleh Ahlussunnah wal jama‘ah di anggap sesat, seperti Mu’tazilah, Syi‘ah, Ahmadiyah dan lain-lain. Belum lagi buku-buku yang ditulis oleh Jaringan Islam Liberal (iL) tentang masalah-masalah keislaman. Dengan membaca buku yang ada pada pembaca tentang faham Ahlussunnah wal Jama‘ah ini ummat Islam dapat diselamatkan dari faham-faham yang tidak benar terutama masalah agidah. Selamat membaca, semoga mendapat petunjuk Allah. Amin KLM. Irfan Zidny, MA Rektor Institut Agama Islam al-Aqidah Kayu Manis, Jakarta PPD a pnt HAM Dh Ae Wale le DLs ally old Gy Baad! ca pth amy MT eg cey Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam menyatakan dalam sabdanya: We tn bey = eat Maknanya: "jangan kamu tangisi agama ini apabila masih ditangani olek aklinya, namun tangislah agama ini apabila ditangani oleh orang yang bukan altinya” Agidah adalah pokok ajaran Islam, sepanjang agidah yang diyakini umat Islam itu lurus dan benar, maka sepanjang itu pulalah agama yang hak ini menjamin keselamatan pemeluknya di dunia dan di akhirat. Manakala hal yang penting ini diurus oleh orang yang bukan ablinya, al Islam sebagai satu-satunya agama yang diterima oleh Allah, justru akan menjadi rusak ketimbang menjadi lebih baik untuk difahami dan diyakini. Risalah Agidah Ahli Sunnah wa al-jama'ah ini adalah pemaparan tentang agidah yang wajib difahami dan diyakini oleh setiap muslim baik dari kalangan awamnya maupun dari kalangan cendikiawannya, Karena dalam risalah tersebut dijelaskan perkara-perkara dalam aqidah yang terpenting secara sederhana dan menjauhi pelik- pelik agidah. Dengan demikian risalah ini menjadi risalah (tulisan) yang dapat dihayati dan sangat layak dibaca oleh siapa saja yang ingin menyelamatkan agidahaya, Semoga Allah melimpahkan pahala yang besar kepada penyusun risalah ini atas usahanya, serta kiranya Allah memperbanyak orang-orang yang mau mengikuti langkah-langkah mulia ini dalam = membela agidah Ablussunnah wal Jama‘ ah Jakarta, 9/6 2003 KATA PENGANTAR Oleh: Rektor INISA Tambun Bekasi ae egy chs Bah le pOLANySokally cnt! Gy db att cng cet pg dha op ey analy AT ley she Mayoritas pemeluk agama Islam di Indonesia ‘menganut agidah Allussunmah wal Jama'ah. Babkan agidah ini dianut oleh sebagian besar kaum muslimin di dunia, Ketika Rasulullah shallallaka ‘alayki woasallam ditanya tentang siapakah satu golongan yang selamat dari reraka, beliaw menjawab: “yi oly ie Hh" yaita golongan yang berpegang pada agidah yang aku dan sahabat-sahabatku berpegang teguh kepadanya. (H.R. at Tirmidzi). Dan ketika Rasulullah shallallahw ‘alayhi vwasallam ditanya tentang siapakah satu golongan yang ‘masuk surga, sedangkan golongan-golongan yang. lain masuk neraka, beliau menjawab: "Satu golongan yang ‘masuk surga itu adalah Ahlussurma toal Jama'ah” (H.R. al Imam at- Thabarani). Buku yang berjudul “Agidoh Ahlussunnah wal Jama'aht” dan disertai dengan dalil nagli dan agi ini sangat besar faedahnya untuk memberikan pengertian tentang Ahlussunnah wal Jama’ah dan juga untuk membentengi pemeluk agama Islam Indonesia yang sebagian besar berhaluan Ahiussunnah toa! Jama'ah dari faham-faham dan agidah lain yang dianggap oleh Ahlussunnal woal Jama'ah itu senditi sebagai faham yang sesat. Buku ini juga sebelum naik cetak pernah diseminarkan di forum Senat Mahasiswa Fakultas Adab INISA. Institut Agama Islam Shalahuddin al Ayyubi (INISA) Tambun Bekasi menyambut dengan baik terbitnya buku ini, semoga buku yang disusun dengan bahasa dialog yang mudah difahami dapat dibaca dengan cermat ‘oleh seluruh lapisan masyarakat Islam Indonesia, Akhirnya — mudah-mudahan Allah ta’ala ‘memberikan petunjuk kepada hamba-hambanya ke jalan yang lurus. Amien. ‘Tambun Bekasi, 25 Mei 2003, Rektor INISA +H. Fathurrahman Baidlawi, Le. eae ead ee te ley dh ey pie dia Lie gi cae cop alt Sh emcey ST ey pe Shh Buku yang ada pada tangan anda ini adalah ppenjelasan ringkas tentang Agidah Ahlussunnak wal Jama’ dengan dalil-dalil yang bersumber dari al Quran, sunnah, fjma' dan perkataan para ulama, Umat Islam sekarang ini sangat membutuhkan Penjelasan Agidah semacam ini, dikarenakan banyaknya sekte-sekte baru yang sesat dan berkedok Islam; seperti kkelompok Musyabbihal (yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya), Mujassimalt (meyakini bahwa Allah merupakan benda), Mu'atthilah (menafikan keberadaan Allah), Wahdat al Wujud (meyakini bahwa Allah inti dari alam sedangkan makhluk adalah bagian dari Allah, huul (meyakini -bahwa Allah menyatu dengan sebagian makhlukNya) dan lain-lain. Begitu juga mereka yang mengharamkan istighatsah, bertawassul dengan para nabi dai: orang-orang shalih, berlabarruk dengan peninggalan- peninggalan Nabi dan orang-orang,shaleh, kesemuanya ini oleh umat Islam dianggap sesat Karena telah ‘menyimpang dar jalan kebenaran, Lewat buku yang singkat dan padat ini, penulis mencoba untuk membantah _kesesatan-kesesatan \clompok yang telah disebutkan di atas, Dan buku ini juga sangat bermanfalat bagi kaum muslimin yang butuh mengenal lebih jauh Kelompok yang —dijamin keselamatannya dari neraka yaitu Ahussunnah wal Jama'ah. Berbahagialah mereka yang berpegang teguh kepada agidah Alussunnah wal jama'ah dan surga adalah fempat kembalinya untuk selama-lamanya. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda: pag ly * Seas ili aad a5 sgl alt Maknanya: "Barmg siapa yang menglaraplan tempat yang lapang di surge maka hendainya dia menetap bers al Jama‘ah (Ahlussunnah wal Jama‘ah)* (FLR. at Tirmidzi) Semoga Allah memberikan taufigNya kepada kita untuk tetap berpegang teguh dalam Kebenaran, agidal Alussurnah wal Jama’. Amin. Cengkareng, 30-Mei - 2008 Pengasuh Pondok Pesantren Mirgot limiyah ALItgon KH. Mahfudz Asiran KATA SAMBUTAN eae nD Is aay tod JS Ug SII Jel ih AT ey he aly cael FUE Hat Ui ie lly Leal cerhansy Ablussunnah Wal Jama'ah, adalah Firgah an-Najiya (golongan yang selamat) dari golongan-golongan yang ada dalam Islam. Untuk itu, penting sekali bagi seluruh umat Islam dimanapun berada mengetahui dan memahaminya dengan baik. Terlebih dengan banyaknya kelompok- Kelompok yang tidak jelas agidah dan thariqahnya mengklaim dirinya adalah Ahlussunnah Wal Jama'ah. Telah banyak buku yang menjelaskan tentang agidah Ablussunnah Wal Jama‘ah, namun begitu saya telah _membaca buku ini, yang meskipun kecil namun memuat banyak hal yang perlu diketahui tentang aqidah Ablussunnah Wal Jama'ah. Cara penyajiannya yang ditulis dengan model tanya jawab mempermudah para pembaca ‘untuk memahaminya dengan baik. Saya berharap buku ini menjadi buku panduan bagi pemuda muslim dimanapun saja berada agar selalu terjaga dari aqidah yang sesat di tengah godaan duniawi yang begitu hebatnya, Semoga Allah membalas jerih payah penyusun buku ini dengan pahala yang dilebihkan Allah, Dan semoga Allah juga memberikan hidayah dan petunjuk bagi mereka yang membaca dan ikut menyebarkan buku in Malang, 19 Mei 2003, .Drs.Achmad Masdugi Machfudz od om al nt cones STs ay wbraly AT ey Bh Ips gle dt gry dad Kami telah menelaah kitab "Agidah Anlussunnah Wal Jama‘ah’ ini, maka kami dapatkan Kitab tersebut sesuai dengan apa yang diyakini oleh Ahlussunnah Wal Jama‘ah di scluruh Negara, dan di dalamnya ada pengetahuan (makluma!) yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa dan mahasiswa. Barang siapa yang memahaminya dengan sebenarnya ia skan dapat membedakan antara Ahlussunnah dan aliran atau faham-faham yang lainnya, Naschat saya, agar setiap siswa dan mahasiswa untuk membaca kitab ini dan menyebarkannya di seluruh lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, Karena kitab ini adalah benteng bagi para pemuda Ahlussunnah Wal Jama'ah. KATA SAMBUTAN ATAS DITERBITKANNYA BUKU AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA‘AH Kami keluarga besar Pondok Pesantren Dar Ablussunnah Wal Jama'ah merasa gembira dan berbangga hati serta bersyukur sedalam-dalamnya atas terbitnya buku Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah. Karena buku ini ‘memuat hal-hal yang paling utama dan pertama dalam Kehidupan manusia, yakni pengetahuan terhadap Allah dan Rasulnya. Buku ini juga merupakan perisai bagi setiap muslim untuk melindungi agidahnya dari faham-faham sesat (Wahhabiyyah, Hizb al Ikhwan dan Hizb at-Tahrit) yang sedang merajalela dalam dekade belakangan ini karena buku ini dalam setiap ulasannya menyertakan dalil maupun hujiah yang sangat sesuai dengan al Quran, hadits dan jjma' para Ulama. Dengan diterbitkannya buku "Aqidah Ablussunnah Wal Jama'ah’ ini, kami juga bisa bernafas setelah sekian Jama menahan nafas melihat Jambannya atau bahkan tarhentinya sama sekali penerbitan buku-buku yang berpaham Ahlissunnah Wal Jama‘ah, dengan harapan semoga buku ini bisa menjadi motifator bagi muncul dan ramainya buku-buku yang sesuai dengan agidah Ablissunnah Wal Jama‘ah, amien, Mengakhiri sambutan ini, kami pesankan kepada seluruh umat Islam jangan sampai mengabaikan ataupun melewatkan buku ini begitu saja, mengingat urgennya agidah yang benar dalam hidup dan kehidupan ini, dan semakin bahayanya faham-faham yang disebarluaskan oleh orang-orang yang berbaju Islam, Maka melalui buku ini kami yakin dan percaya kita akan lebih mantap dalam ‘memahami agama ini. Riau, 15 Rabiul Awwal 1424 17 Mei 2008-06-19 Pimpinan Pesantren ‘Tuan Kh Syaufi Madlawan KATA PENGANTAR ped re tl Allah ta'ala berfirman dalam al Qur'an dalam surat al Isra' ayat 36 yang berbunyi: 8 OF way sig aly tH bey eran Es Maknanya: "Jangan kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak ada mu (pengetahuan) tentang itu, sesurggulinya pendengaran, —penglihatan dan hati semuanya akan Alipertanggung jawabkan (di akhirat)" (QS. al Ista’: 36) Satu di antara sendi yang fundamental di dalam Islam adalah Agidah (Tauhid) yang merupakan asas di ‘mana seorang muslim berbuat, bertindak dan berprilaku yang didasarkan kepada agidah tersebut. Kebenaran sebuah agidah akan beraplikasi terhadap kebenaran tindakan, ‘perbuatan dan perkataan seorang muslim Sebaliknya kebatilan sebuah aqidah akan juga melahirkan kebatilan tindakan, perbuatan dan perkataan seorang muslim, Ablussunnah wal Jama’ah sebagai salah satu faham. yang sangat hati-hati terhadap pengkajian agidah ini ‘mengetengahkan pembahasan yang sesuai dengan apa yang digariskan al Qur'an dan al Sunnah. Alussurinal zal Jama'ah juga mengetengahkan berbagai argumentasi yang ‘menolak faham-faham yang bertentangan dengan syar'at Allah dan RasulNya. Dengan argumentasi logis (agliyyal) yang disandarkan kepada firman Allah (nagliyyah), aqidah, Ahlussunah wal Jama'ah berdiri tegak mempertahankan, kebenaran agidah yang telah banyak disusupi oleh aliran- aliran dan pemahaman yang keliru bahkan salah dari madzhab-madzhab lainnya. Buku kecil ini merupakan standar bagi pemula untuk mengenal secara sederhana I'tigad Ahlussunnah wal Jama'ah —disamping diselingiberbagai—hukum. Kemasyarakatan yang perlu diketahui oleh seorang ‘muslim, Meskipun sederhana namun isinya sudah dapat dijadikan bekal bagi seorang muslim untuk membekali dirinya dengan pemahaman yang benar. Sebelum buku ini, di Pondok Pesantren juga telah dipelajari buku ALLAH MAUJUD BILA MAKAN (Allah Ada Tanpa Tempat) sebagai buku standar untuk = mempelajari_aqidah Ablussunnah wal Jama‘ah, Dan insya Allah buku ini juga akan dijadikan sebagai lanjutan dari buku sebelumnya. ‘Semoga upaya ini mendapatkan barakah dari Allah taala Wassalam. Riau, 28 - Mei - 2003 Pengasuh Pondok Pesantren Hubbul Wathan Riau Drs. H. Mohd. Khotbah Arrafie (Buya HAMKA Riau) Agidah Abtussunnah Wel Jama'ah BABI PENJELASAN RINGKAS AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA‘AH! 1. Allah Ta’ala berfirman: ON 8 y9N ype) 5,59 AS LS) : Sas bt SU -1 Maknanya: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi maupun semua segi, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya)”. (QS. asy-Syura: 11) ‘Ayat ini adalah ayat yang paling jelas dalam al-Qur'an yang menjelaskan bahwa Allsh sama sekali tidak ‘menyerupai—makhluk-Nya. Ulama’—Ahlussunnah menyatakan bahwa alam (makhluk Allah) terbagi atas dua bagian, yaitu benda dan sifat benda. Kemudian benda terbagi menjadi dua, yaitu benda yang tidak dapat terbagi 1 Bagi yang ingin penjelasan lebih luas baca buku Allah ade ‘anpa tempat, yang diterbitkan dan disebarluaskan oleh Pon Pes. Dar ‘Ablussunnah Wal jama‘ah, Kubu-Riau dan mendapat kata sambutan ‘dar para lama terkenal. 1 Agidah Ahtussunnoh Wal Jama'ah Jagi karena telah mencapai batas terkecil (para ulama' lagi Karena telah mencapai batas terkecil (para ulama’ menyebutnya dengan al jawhar al fad), dan benda yang dlapat terbagi menjadi bagian-bagian (ism). Benda yang terakhir ini juga terbagi menjadi dua macam: 1. Benda lathif sesuatu yang tidak dapat dipegang olch fangan, seperti cahaya, kegelapan, roh, angin dan sebagainya 2. Benda kisif sesuatu yang dapat dipegang oleh tangan seperti manusia, tanah, benda-benda padat dan lain sebagainya, ‘Adapun sifat benda adalah seperti bergerak, diam, berubah, bersemayam, berada di tempat dan eh dcr, furun, naik dan sebagainya, Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa "Allah ta'ala. tidak menyerupal makhlukcNya, bukan merupakan aljawhar alfard, juga bukan benda lathif ataupun benda katsif Dan Dia tdek boleh disifati dengan apapun dari sifat-sifat benda. Ayat tersebut cukup untuk dijadikan sebagai dalil bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah. Karena seandainya Allah mempunyai tempat dan arah, maka akan banyak yang serupa dengan-Nya, Karena dengan demikian berarti Ie memiliki dimensi (panjang, lebar dan. kedalaman). Sedangkan sesuatu yang demikian, maka ia adalah makhluk yang ‘membutuhkan | kepada’ yang menjadikannya dalam dimensi tersebut. 2. Rasulullah shallallaie ‘alayhi wasallam bersabda: "Ob he oS oy oe oy 5 Ca oily Getty GI ayy Agidah Ahtussunnah Wal Jamatah Maknanya: "Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya’. (FLR. al Bukhari, al Baihagi dan Ibn al Jarud) Makna hadits ini, bahwa Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan), tidak ada sesuatu (selain- Nya) bersama-Nya. Pada azal belum ada angin, cahaya, kegelapan, ‘arsy, langit, manusia, jin, malaikat, waktu, tempat, dan arah. Maka berarti Allah ada sebelum terciptanya tempat dan arah, maka ia tidak membutuhkan ‘kepada keduanya dan ia tidak berubah dari semula, yakni tetap ada tanpa tempat dan arah, karena berubah adalah iri dari sesuatu yang baru (makhluk). Maka sebagaimana dapat diterima oleh akal, adanya Allah tanpa tempat dan arah sebelum terciptanya tempat dan arah, begitu pula akal akan menerima wujud- Nya tanpa tempat dan arah setelah terciptanya tempat dan rah. Hal ini bukanlah penafian atas adanya Allah. Al Imam al Baihagi (W. 458 H) dalam kitabnya al Asma wa as-Shiat, him. 506, ‘mengatakan: “Sebagian sahabat kami dalam menafikan tempat bagi Allah, mengambil dalil_ dari 3.Sabda Rasulullah shallallaku ‘alayhi wonsallam cay he ais jas cat + Ma OL or Osby play A wis Gil Spd Maknanya: "Engh Az-Zhahir (yang segala sesuahe ‘menunjukkan akan adaNya) tidak ada sesuatu di atns-Mu dan Agidah Atussunnah Wal Jamatah Engkaulah Al Bathin (yang tidak dapat dibayangkan) tidak ada sesuatu di bawah-Mu" (HR. Muslim dan lainnya). Jika tidak ada sesuatu di atas-Nya dan tidak ada sesuatu di ‘bawah-Nya berarti Dia tidak bertempat’ Adapun salah satu riwayat hadits Jariyah yang zhakimya memberi persangkaan bahwa Allah ada di langit, maka hadits tersebut tidak bolch diambil secara _zhahiraya, tetapi harus ditakwil dengan makna yang sesuai dengan sifat-sifat Allah, jadi maknanya adalah Dzat yang sangat tinggi derajat-Nya sebagaimana dikatakan oleh Ulama Ablussunnah wal Jama'ah, di antaranya adalah al Imam an-Nawawi dalam Syarht Shalit Muslim. Sementara riwayat hadits Jariyah yang maknanya sahih adalah: Th Ge eal Ge IS Ot dat juyy GUE fay! oy ois 6 SOE EY Ge dn Ose: Jey Ot puget ply ale fn ie a OH Wi. i ey 4. Al Imam Malik dan al Imam Ahmad meriwayatkan bahwasanya salah seorang sahabat Anshar datang kepada Rasulullah shallalatw ‘alayhi wasallam dengan membawa seorang hamba sahaya perempuan berkulit hitam, dan berkata: "Wahai Resulullah sesunggulmya saya mempunyai ewajiban memerdekakan seorang hamiba sahaya yang mukmin, 7 Agidah Ahtussunnah Wal Jamca'ah jika engkau menyatakan bala hamba sahaya ini adalah rmukminah maka akan akw merdekakan, kemudian Rasulullah berkata kepadanya: "Apakalt engkau bersaksi bainoa tiada Tuhan yang berhak disemban kecuati Allah ?*. 1a (budak) ‘menjawab: "Ya" Rasulullah berkata kepadanya: "“Apakah engkau bersaksi bakwon saya adalah rasul (utusan) Allah ?". Ta ‘menjawab: "Ya', Rasulullah berkata: “Apakah engkau teriman terhadap adanya hari kebangkitan setelak kematian ?, Ta menjawab: "Ya", kemudian Rasulullah berkata: "Merdekakanlah dia’. Al Hiafizh al Haytsami (W. 807 H) dalam kitabnya Majma! az-Zawa-id Juz I, h. 23 mengatakan “Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan perawi- perawinya adalah perawi-perawi Shakih. Riwayat inilah yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan dasar ajaran Islam, karena di antara dasar-dasar Islam bahwa orang yang hendak masuk Islam maka ia harus mengucapkan ‘dua kalimat syahadat, bukan yang lain. Senada dengan hadits yang diriwayatkan oleh al- Bukhari di atas, perkataan Sayyidina ‘Ali ibn Abi Thalib - semoga Allah meridlainya- t oe iW hy OK Vy Bn OS: ae Ye OL TT: 2 GM en FAI J galaadl ype yl oly) OE 5. Maknanya: “Allah ada (pada azal) dan belum ada tempat ‘art Dia (Allah) sekarang (setelah menciptakan tempat) fetap seperti semula, ada tanpa tempat" (ditutarkan oleh al Imam ‘Abu Manshur al Baghdadi dalam kitabnya al Farg Bayna al Firag h, 333). Karenanya tidak boleh dikatakan Allah ada 5 Agidah Abtussunnah Wal Jama‘ah di satu tempat atau ada di mana-mana, juga tidak boleh dikatakan Allah ada di satu arah atau semua arah penjuru Syekh ‘Abdul Wahhab asy-Sya'rani (W. 973 H) dalam Kitabnya Al Yawagit Wie al Jawahir menukil perkataan Syekh ‘Ali al Khawwash : "Tidak bole dikatakan balnoa Allah ada di mana-mana’. Aqidah yang mesti diyakini bahwa Allah ada tanpa arah dan tanpa tempat. Bit by sil by oil ge bp: eG we Sy OI 1 EA og GANS Saldadl space glalyyy tail UES 6. Al Imam ‘Ali -semoga Allah meridlainya- mengatakan yang maknanya : “Sesungguhnya Alla menciptakan ‘arsy (makhluk Allah yang paling besar) untuk menanipakkan Kelaasaan-Nya bukan untuk menjadikannya tempat bagi Deat- Nya” (Diriwayatkan oleh Abu Manshur al Baghdadi dalam kkitab al Farq Bayna al Firag, him. 333) gi HU OY AGF gal by ae al aS J pul AW alt yh alyy RS DIY cK Ong | gl 7. Sayyidina Ali -Semoga Allah meridlainya- juga mengatakan yang maknanya : *Sesungguinya yong ‘menciptakan aina (tempat) tidak boleh dikatakan bagi-Nya di ‘mana (pertanyaan tentang tempat), dan yang menciptakan kaifa (sifa-sfat makiluk) tidak boleh dikatakan bagi-Nya bagaimana® (diriwayatkan oleh Abu al Muzhaffar al Asfarayini dalam Kitabnya at-Tabshir fi ad-Din, h. 98), 6 Agidah Ahtuscunnah Wal Jama’ah 8. Maknanya: Menurut Ulama' Tauhid yang dimaksud al- ‘Mahdud (sesuatu yang berukuran) adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk, baik kecil_maupun besar. Sedangkan pengertian al-Hadd (batasan) menurut mereka adalah bentuk, baik kecil_maupun besar. Adz-Dzarrah (sesuatu yang tevlihat dalam cahaya matahari yang masuk ruangan melalui jendela) mempunyai ukuran, demikian juga ‘arsy, cahaya, kegelapan dan angin masing-masing ‘mempunyai ukuran. 9. AlImam Alisemoga Allah meridlainy berkata: de MiB Sis ON a5 a Be py 4 Cs al alyy Maknanya: “Barang siapa beranggapan (berkeyakinan) batwa Tuhan kita berukuran maka ia tidak mengetahui Tuhan yang wajib disembah (belum beriman kepada- Nya)”. Diriwayatkan oleh al Imam Abu Nu’ aim (W. 430 H) dalam Hilyait al Auliya’ (Juz Uh. 72) > Maksud perkataan Sayyidina ‘Ali tersebut adalah sesungguhnya berkeyakinan bahwa Allah adalah benda yang kecil atau berkeyakinan bahwa Dia memiliki bentuk yang meluas tidak berpenghabisan ‘merupakan kekufran Agidah Ahtussunnah Wal Jameah > Semua bentuk baik lathif maupun katsif, keel ataupun besar memiliki tempat dan arah serta ukuran. Adapun Allah bukanlah merupakan benda dan tidak disifati dengan sifatsifat benda, karenanya lama Ahlussunnah mengatakan: “Allah ada tanpa tempat dan arah serta tidak mempunyai ukuran, besar maupun kecil”, Karena sesuatu yang memiliki tempat dan arah pastilah benda. Juga tidak boleh dikatakan tentang Allah bahwa tidak ada yang mengetahui tempat-Nya kecuali Dia. Adapun tentang benda ktsif bahwa ia mempunyai tempat, hal ini jelas sekali. Dan mengenai benda lath bahwa ia mempunyai tempat, Penjelasannya adalah; bahwa ruang kosong yang, diist oleh benda lati, itu adalah tempatnya, Karena definisi tempat adalah ruang kosong yang diisi oleh suatu benda. 10. Al Imam asSajjad Zayn al ‘Abidin ‘Ali ibn al Husayn ibn’ Ali ibn Abi Thalib (38 H -94 H) berkata AN ll i eon ob by Ge san gayi OLE =a Brats guy "GG ipa Yea dn cates abe 5 Lab) Ga 9 a 468 9 gal GY BI ayy "ad Maknanya : “Enghaulah Allah yong tidak diliputi tempat", dan dia berkata: “Englaulah Allah yong maha suci dar hadd (bend bentuk dan wkuran), eliaw juga berkata: “Mahia suct Engkaw yong tidak bisa dinaba maupun disentul,yakni 8 Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah bbahwa Allah tidak menyentuh sesuatupun dari makcluk- Nya dan Ia tidak disentuh oleh sesuatupun dari makhluk- Nya karena Allah bukan benda, Allah maha suck dari sifat berkumpul, menempel, berpisah dan tidak berlaku jarak anlara Allah dan makhluk-Nya karena Allah bukan benda dan ada tanpa arah. (Diriwayatkan al Hafizh az-Zabidi dalam al Ihaf dengan rangkaian senad mutts! mutes yang kesemua perawinya adalah ali! bait, keturunan Rasulullah shall ‘layhi wasallam), Tal ini juga sebagai bantahan terhadap orang yang berkeyakinan wahdatul swujud dan hull. Bact gl gy Os 908 Self Beall IS sb axl ayy” 5 WON dhe Of aou gyn Pater ites M1. AL Imam Abu Hanifah -Semoga Allah’ merdlainyae berkata yang maknanya : "Barong siapa yang mengatakan say tidak tohu apokak Alla erada di lant atmuka berada di Juni maka di telah haf" (dviwayatkan oleh al Maturidi dan lainnya). Al Imam Syekh al 'izz ibn ‘Abd as-Salam asy-Syaffi dalam kitabnya "Hall ar-Rumuz" menjelaskan maksud Imam Aba Hanifah, beliaw mengatakan: "karena perkataan ini -memberkan persangkaen tahwasonya Alla bertempat, dan barang siapa yang menyangka balwa Allah bertempat maka dia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk:Nya)". Demikian juga Agidah Ablussunnah Wel Jama'ah dijelaskan maksud Imam Abu Hanifah ini oleh al Bayyadli al Hanafi dalam Ieyeract al Maraam Al Imam al Hafizh Thn al Jawzi (W. 597 H) mengatakan dalam tay Daf Sy tes ORY bad Teh dandy Maknanya: "Sesunggulinya orang yang mensifati Alla dengan tempat dan arah maka ia adalah musyabbih (orang yang menyeripakan Allah dengan makliluk-Nya) dan mujassim (orang yang meyakini taka Allah adala ism; benda), yang tidak mengetalui sift Allah". Al Hafizh Ibn Hajar al 'Asqalani (W. 852 H) dalam Fath al Bari Syerh Shas al Bukhari mengatakan By Say ds iho sail gh oss REAL i oy se "Sesunggulinya kaum Musyabbihah dan Mujassimah adalah ‘mereka yang mensifati Allah dengan tempat padahal Allal maha suci dari tempat” Di dalam kitab Al Fatawa al Hindiyyah, cetakan Dar Shadir, jilid 11, h. 259 tertulis sebagai berikut : "Adalah kafir orang, yang menetapkan tempat bagi Allah ta'ala", Keogh asf abe tks fl poyl OLE = “He GES SNS th 12. Al Imam Abu Hanifah -semoga Allah meridlainya- dalam kitabnya al Washiyyah berkata yang maknanya : "Bahwa 10 Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah penduduk surga melihat Allah ta'ala adalah perkara yang hhagq (pasti terjadi), tanpa (Allah) disifati dengan sifat-sfat benda, tanpa menyerupai makhluk-Nya dan tanpa (Allah) berada di suatu ar Ini adalah penegasan al Imam Abu Hanifah -semoga Allah ‘meridlainya- bahwa beliau menafikan arah dari Allah ta'ala dan ini menjelaskan kepada kita bahwa ulama salaf mensucikan Allah dar tempat dan arah aay a ie ig Se se J Gates! oly) 13, Al Imam Malik -Semoga Allah meridiinya- berkata: "Ar- Rahman ‘ala al-arsy istawa sebygaimana Allah mensifati Drat (hakekat)-Nya dan tidak boteh dikatalam bagaimana, dan aifa (sifatsifat makhluk) adalah mustalal bagi-Nya" (diriwayatkan oleh al Baihagi dalam al Asma’ wa as-Shift). Maksud perkataan al Imam Malik tersebut, bahwa Allah maha suci dari semua sifat benda, seperti duduk, bersemayam, berada di suatu tempat dan arah dan sebagainya, Sedangkan riwayat yang mengatakan wa al Kayf ‘Majtul adalah tidak benar dan Al Imam Malik tidak pernah mengatatanye Agidah Aklussunnah Wal Jama'ah TEE SU fly Ody stip J SLA oy bas (sts eat sy 14, Al Imam asSyaffi -Semoga Allah merilainya- berkata: "Barang sana yang berasaha untuk mengetahu pengaturaya (Allah) hinge meyohnt tate yang ia ayarghan dla benalya ala All, maka di adalah msyabbih orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), kafir, Dan ikea Bertents pada keyokinan bale tidak ada Taha (yang rmengaturny) maka dia adalat watt tei (rang yang rmenadatan Allah). Dan jk ia berhent pada Ryokan boon pisti ada pencipta yang mendplakannya dan tidak meryeripainya serta_ mengalad baizoa dia tidak akan bist membayanghan-Nya_ maka dilak-muvvahhid. (ong yang ‘mentauhidhan Alai); muslim’ (disiwayatkan oleh al Baihagi dan lainnya). ost 3B pats Se Sug fly Joe Ge Laat pay UU -10 5 ay A ely Sips iat: tage go Le pa ral pd Bb oo tay Lech aah yf a pul oe ayy each 15. Al Imam Ahmad ibn Hanbal dan al Imam Tsauban ibn Ibrahim Dzu an-Nun al Mishsi, salah seorang murid terkemuka al Imam Malik, -Semoga Allah meridai keduanya- Derkata: "Apapun yong terintas dalam benakmu (tentang Allah) maka Allah tidaklah menyerupai itu (sesuatu yang terlintas dalam benak)*. (diriwayatkan oleh Abu al Fadil at- R Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah ‘Tamimi dan al Khathib al Baghdadi). Syekh Tbn Hajar al Haitami (W. 974 H) dalam al Minhgj al Qawim, him. 64, mengatakan: “Ketahuilah bahwasanya al Qarafi dan lainnya meriwayatkan perkataan asy-Syafii, Malik, ‘Ahmad dan Abu Hanifah -semoga Allah meridlai mereka- rmengenai pengkafiran mereka terhadap orang-orang yang ‘mengatakan bahwa Allah di suatu arah dan Dia adalah benda, mereka pantas dengan predikat _tersebut (kekufuran)’. Al Imam Ahmad ibn Hanbal - semoga Allah meridlainya- mengatakan : "Barang siapa yang mengatakan Alla adalah benda, tidak seperti benda-benda maka ia telah afi" (digwkil olch Badr ad-Din az-Zarkasyi (W. 794 H), seorang ahli hadits dan figh bermadzhab Syafiii dalam kitab Tasynif al Masami dari pengarang kitab Al Khishal dari kalangan pengikut madzhab Hanbali dari al Imam ‘Ahmad ibn Hanbal). Seige Seyibdh oe yf ag IL = uly abt oe CH gay GR ary Bey Foal PLS LEN Light wd Sips stacy My 16, Al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi -semoga Allah meridlainya- (227 ~ 321 H) berkata: “Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak menspunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, Tidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya), Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, war i B Agidah Ahlussunnoh Wal Jame‘ah bawak, kanan, Kiri, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut” Perkataan al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi di atas merupakan ima’ (Konsensus) para sahabat dan. silaf (orang-orang yang hidup pada tiga sbad pertama hijriyyah). Dalil dari perkataan_ tersebut,bahwasanya bukanlah maksud dari mij bahwa Allah berada di arah alas lalu nabi Muhammad shellallahw ‘alayhi wasallam naik ke atas untuk bertemu dengan-Nya, melainkan maksud vi’raj adalah memuliakan Rasulullah shallallaku ‘alayhi uwnsallam dan memperlihatkan kepadanya keajaiban makhluk Allah sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-lsra’ ayat L, Juga tidak boleh berkeyakinan bahwa Allah mendekat kepada Nabi Muhammad shallalldhu ‘alayhi wasallam schingga jarak antara keduanya dua hasta atau lebih dekat, melainkan yang mendekat kepada nabi Muhammad shallatatw ‘alayhi coasallam di saat mi’raj adalah Jibril‘layhissalam, sebagaimana diriwayatkan oleh al Imam al Bukhari (W. 256 H) dan lainnya dari as- Sayyidah “Aisyah -semoga Allah meridlainya-, maka wajib dlijaubi Kitab Mi'aj Ion ‘Abbas dan Tanoir al Mighas min Tafsir lon “Abbas Karena keduanya adalah Kebohongan belaka yang dinisbatkan kepadanya. Adapun ketika sescorang menengadahkan kedua fangannya ke arah langit ketika berdoa, hal ini tidak menandakan behwa Allah berada di arah langit. Akan tetapi karena langit adalah kiblat berdoa dan merupakan tempat turunnya rahmat dan barakah, Sebagaimana “4 Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah apabila seseorang ketika melakukan shalat ia menghadap ka'bah. Hal ini tidak berarti bahwa Allah berada di dalamnya, akan tetapi karena ka'bah adalah kiblat shalat. Penjelasan seperti ini dituturkan oleh para lama’ Ablussunnah wal Jama'ah seperti al Imam al Mutawalli (W. 478 H) dalam kitabnya al-Ghuor-yah, Imam al Ghazal (W. 505 H) dalam kitabnya Iya’ *Ulum ad-Din, al Imam ane ‘Nawawi (W. 676 H) dalam kitabnya Syarh Shahi Muslim, al Imam Taqiyy ad-Din asSubki (W. 756 H) dalam kitab as-Sayfask-shagil dan masih banyak lagi. Perkataan al Imam ath-Thahawi tersebut juga ‘merupakan bantahan terhadap pengikut paham wahdah al ‘wujud yang berkeyakinan bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya atau pengikut paham —ulul yang berkeyakinan bahwa Allah menempati sebagian makhluk- Nya. Dan ini adalah kekufuran berdasarkan ima (Konsensus) kaum muslimin sebagaimana dikatakan olch al Hafizh asSuyuthi (W. 911 H) dalam karyanya al Hawi li ‘al Fatawi dan lainnya, juga para panutan kita ahli tashawwuf sejati seperti al Imam al Junayd al Baghdadi (W. 297 H), al Imam Ahmad ar-Rifai (W. 578 H), Syekh ‘Abd al Qadir al Jilani (W. 561 H) dan semua imam tashawwuf sejati, mereka selalu-memperingatkan masyarakat akan orang-orang yang mengaku dusta sebagai pengikut tarckat tashawwuf dan meyakini aqidah twahdah al Wigjud atau hulu 2S ah AD lat op ge Nig pys Uy -1V FM yi on ant 17, Beliaw juga berkata : “Dan barang siapa mensifati Allah dengan salah satu sifat manusia maka ia telak hair”. 16 Agidah Ahtussunnah Wal Jama‘ah Di antara sifat-sifat manusia adalah bergerak, diam, turun, naik, duduk, bersemayam, mempunyai jarak, ‘menempel, berpisah, berubah, berada pada suatu tempat dan arah, berbicara dengan huruf, suara dan bahasa dan sebagainya. Maka orang yang mengatakan bahwa bahasa Arab atau bahasa-bahasa selain bahasa Arab adalah bahasa Allah atau mengatakan bahwa kalam Allah yang azali (dak mempunyai permulaan) dengan huruf, suara atau semacamnya, dia telah menyerupakan Allah denj makhlukcNya, Dan tarang siapa yang menyilat Allah dengan salah satu dari sifat-sifat manusia seperti yang tersebut di atas atau semacamnya, ia telah terjerumus ke dalam kekufuran. Begitu juga orang yang meyakini al Hulul dan Wahdah al Wujud telah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, "Os OGY poh Sgn Oi an (thal AN aged aly 18, Al imam Abu al Hasan al Asari (W, 3241) Allah meridlainya- berkata: "Sesungguhnya Allah ada tanpa tempat" (diriwayatkan oleh al Baihagi dalam al Asma’ wa s-Shifal)? 2 Ini adalah safah satu bukti yang menunjakkan bahwa Kitab al ‘bana yang, dicetak dan tersebar sekarang dan dinisbathan hepada al Imam Abu al Hasan al Asya telah banyak dimasui sispan sisipan pplsu dan penuh kebohongan, maka hendaklah dijauhi kitb tersebut, 16 Agidah Ahluscunnah Weal Jama'ah Wipe: a OVA den Slt a Lough at jug Jy 19 ees OW ly Sh yo WS aly OES oo SLE “5 Spel 19, Al Imam Ahmad ar-Rifa‘i (W. 578 H) dalam al Burhan: al Micayyad berkata: “Jagalah agidah kamu sekalian dari berpegangan kepada zhahir ayat cl-Qur‘an dan hadits Nabi ‘Muhammad —shallallahu —'alayhi—wasallam yang mutasyabihat, sebab hal ini merupakan salah satu pangkal ekufuran”. Mutasyabihat artinya nash-nash al-Qur‘an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam yang dalam bahasa Arab mempunyai lebih dari satu arti dan tidak boleh diambil secara zhahirnya, karena hal tersebut mengantarkan kepada tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya). Akan tetapi wajib dikembalikan ‘maknanya sebagaimana perintah Allah dalam al-Quy’an kepada ayat-ayat muhkamat, yakni ayatayat yang ‘mempunyai satu makna dalam bahasa Arab, yaitu makna bahwa Allah tidak menyerupai segala sesuatu dari makhluk-Nya, Di antara ayat-ayat mutasyabihat yang tidak boleh diambil secara zhaliimya adalah firman Allah ta‘ala (surat Thaha: 5) (is ga de Boy Ayat ini tidak boleh ditafsirkan bakwa Allah duduk (jalasa) atau bersemayam atau berada di atas ‘arsy dengan v Agidah Ahlussunnah Wal Jama‘ah jarak atau bersentuhan dengannya. Juga tidak boleh dikatakan bahwa Allah duduk tidak seperti duduk kita atau bersemayam tidak seperti bersemayamnya_ kita, Karena duduk dan bersemayam termasuk sifat_khusus benda sebagaimana yang dikatakan oleh al Hafizh al Bayhagi (W. 458 H), al Imam al Mujtahid Tagiyyuddin as- Subki (W. 756 H) dan al Hafizh Ibmu Hajar (W. 852 H) dan lainnya. Kemudian kata istawa sendiri dalam bahasa Arab mempunyai 15 makna, Karena itu kata istaoa tersebut harus ditafsiri dengan makna yang layak bagi Allah dan harus selaras dengan ayat-ayat mulkamat. Berdasarkan ini, maka tidak boleh menerjemahkan kata istmoa ke bahasa Indonesia dan bahasa lainnya karena kata istowa mempunyai 15 makna dan tidak mempunyai padan kata (sinonim) yang mewakili 15 makna tersebut. Yang diperbolehkan adalah meneremahkan maknanya, makna kata istawa dalam ayat tetsebut adalah qahara (menundukkan atau menguasai)> Pied ind oly aja yuh) Gea Gl a oy ye UE OTT g BA co GG slats ype gl aly “aid » Dengan ini diketahui bahva tidak boleh berpegangan kepada "Al Quran dan Terjemalmya’ yang, dicetak oleh Saudi Arabia karena di alamnya banyak terdapat penafsirin dan texjemehan yang menyalahi agidah AKlussunnah seperti kota mereka menerjemahkan istce dengan bersemayam, padahal Allah maha suci dari duduk, bersemayam dan semua sifat makhluk. Mereka juga menafsskan kis dalam surat al Bagarah : 255 dengan tempat ltak telapak kaki-Ny. ppadahal Allah maha sucl dari anggota badan, kecil maupun besar seperti ditegaskan oleh al Imam ath-Thahawi dalam al 'Agidah ath ‘hahaa 18 Agidah Ahlussunnahs Wal Jama‘sh AL Imam ‘Ali -semoga Allah meridlainya- mengatakan: “Sesungguhmya Alla menciptakan ‘arsy untuk menampakkan ekuasaan-Nya bukan untuk menjadikannya tempat bagi Dzat- Nya’, Maka ayat tersebut di atas (surat Taha: 5) boleh ditafsirkan dengan gahara (menundukkan dan menguasai), yakni Allah menguasai ‘arsy sebagaimana Dia menguasai semua makhluk-Nya. Karena al-Qahr merupakan sifat pujian bagi Allah. Dan Allah menamakan Dzat-Nya al Qurir dan el Qahhar dan kaum mustimin menamakan anak-anak mereka dengan nama ‘Abd (hamba) al Qahir dan ‘Abd al Qahhar, Tidak seorangpun dari umat Islam yang menamakan anaknya ‘Abd al Jalis (a! alis adalah nama bagi yang duduk). Karena duduk adalah sifat yang, sama-sama dimiliki oleh manusia, jin, hewan dan malaikat Penafsiran di atas tidak berarti bahwa Allah sebelum itu tidak —-menguasai_‘arsy _kemudian asainya, karena al Qahr adalah sifat Allah yang azali (tidak —‘mempunyai permulaan) sedangkan ‘arsy merupakan makhluk yang baru (yang mempunyai smulaan). Dalam ayat ini, Allah menyebut ‘arsy secara sus karena ja adalah makhluk Allah yang paling besar bentuknya. Al imam Malik ditanya mengenai ayat tersebut di atas, kemudian beliau menjawab: (Nias he Gage oly) * Ee MU UF YG" Maknanya: “Dan tidak boleh dikatakan “bagaimana” dan ale Kayf / bagaimana (sift-sifat benda) mustakil bagi Alla” w Agidah Ahlussunnah Wel Jama'ah (Diriwayatkan oleh al Hafizh al Bayhagi dalam kitabnya al Asma’ wa ash-Shifat). Maksud perkataan al Imam Malik tersebut, bahwa Allah maha suci dari semua sifat benda, seperti duduk, bersemayam dan sebagainya. Sedangkan riwayat yang mengatakan wa al Kayf ‘Majhuul adalah tidak benar. Ibn al Mu‘allim al Qurasyi (W. 725 H) menyebutkan dalam karyanya Najm al Multadi menukil perkataan al imam al Qadli Najm ad-Din dalam kitabnya Kifayatan-Nabih fi Syari a-Tanbih bahwa ia menwkil dari al Qadli Husayn (W. 462 H) bahwa al Imam asy-Syafii ‘menyatakan kekufuran orang yang meyakini bahwa Allah duduk dit atas ‘Arsy dan tidak boleh shalat (makmum) di belakangnya. Yang menta‘wil Istawa dengan Quhara adalah para ulama Ahlussunnah wal jama‘ah. Di antaranya adalah al Imam ‘Abd Allah ibn Yahya ibn al Mubarak (W. 237 H) dalam kitabnya Gharib al Qur'an wa Tafsiruhu, al Imam Abu Manshur al Maturidi al Hanafi (W. 333 H) dalam kitabnya Ta’wilat Ahl as-Sunnah woul jama‘ah, a2-Zaijaj, seorang, pakar bahasa Arab (W. 340 H) dalam kitabnya Isytigag Asma’ Allah, al Ghazali asy-Syafii (W. 505 H) dalam al Thy’, al Hiafizh Ibn al Jawzi al Hanbali (W. 597 H) dalam kitabnya Dafa Syubah at-Tasybi al Imam Abu ‘Ame ibn al Hajib al Maliki (W. 646 H) dalam al Amali an-Nakwiyyah, Syekh Muhammad. Mahfuzh at-Termasi al Indonesi asy-Syafi' (1285-1338-H) dalam Mawhitoh Dai al Fadl, Spekih Muhammad Nawawi al Jawi al Indonesi asy-Syaft? qw. 20 aq Agidah Ahtussunnah Wel Jama'ah 1314 H-1897) dalam Kitabnya al-Tafsir al Munir dan masib banyak lagi yang lain. Dan orang yang mengambilayat mulasyathat secara zhahimya, apakah yang ia katakan tentang ayat (al- Bagarah 115) 5b Ss cay Jika orang itu mengambil ahr aya ini berart maknany’ “Ke arah manapun Kalian menghadap, di belahan bum manapun, niscaya Allah ada di sana”. Dengan ini berarti keyakinannya saling bertentangan. Akan tetapi makna ayat di atas bahwa seorang usaf yang, sedang melakukan shalat sunnah datas hewan tunggengan, ke arah manapun fungganganaya itt menghadap Selama arah tersebut adalah srah tyjuannya rvaka it di $5 - i sanalah kiblat Allah, Sebagaimana yang dikatakan Mujahid (W. 102 H), murid ibn ‘Abbas. ‘Te'wil Majed ini diiwayathan oleh al-Hafzh al-Bayhagi dalam al Asra’ we asset. Dan begitulah selaruh ayat mutsyeiatharos dikembalikan kepada ayatayat rmutianat dan tidak boleh diab secarazahimya, Sepert firman Allah dalam surat an-Nur, aya 35 (79 sayy pity org 3" Tidak boleh ditasirkan bahwa Allah adalah cahaya atau Allah adalah sinar. Karena kata cahaya dan sinar adalah ‘khusus bagi makhluk. Allah-lah yang telah menciptakan eduanya, maka Ia tidak menyerapal keduanya, Tetapi 2 Agida Ahduesunnah Wal Jama‘ah ‘makna ayat ini, bahwa Allah menerangi langit dan bumi dengan cahaya matahari, bulan, dan bintang-bintang. Atau maknanya, bahwa Allah adalah pemberi petunjuk penduduk langit, yakni malaikat dan pemberi petunjuk orang-orang mukmin dari golongan manusia dan jin, yang berada di bumi, yaitu petunjuk kepada keimanan. Sebagaimana yang dikatakan ‘Abd Allah ibn ‘Abbas - semoga Allah ‘meridlainya- salah seorang sahabat Nabi shallallah ‘alayhi wasallam. Ta‘wil ini diriwayatkan oleh al- Bayhagi dalam kitabnya al Asma’ wa ash-Shifa, Dengan demikian kita wajib mewaspadai kitab Mawlid al “Arus yang disebutkan di dalamnya bahwa “Allah menggenggam segenggam cahaya wajah-Nya kemudian berkata Kepadanya: jadilahengkau Muhammad, maka ia menjadi Muhammad”. Ini adalah kekufuran wal ‘iyadzu billah Karena menjadikan Allah sebagai cahaya dan Nabi Muhammad shallallaie ‘alayhi teasailam —bagian dari-Nya. Kitab ini merupakan kebohongan yang dinisbatkan kepada al Hafizh Ibn al tidak seorangpun menisbatkannya kepada Ibn al ecuali seorang orientalis. yang bernama 15 GE Ss 20. Al Imam ar-Rifa'i berkata: “Batas akhir pengetahuan seorang hamba tentang Allak adalah meyakini bakwa Allah” Ta‘ala ada tanpa "bagaimana” (sifatsifat ‘makhluk) dan ada tanpa tempat”. (disobutkan oleh al 2 Agidah Abtussunnah Wal Jama'ah Imam ar-Rifaii dalam kitabnya Hal Ah! Al Hagigah Ma'a Alla). Karena seandainya Allah bertempat niscaya banyak sekali yang menyerupai-Nya. Maka barangsiapa yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya tidaklah diterima _ibadahnya sebagaimana perkataan al Imam al Ghazal: “Tidaklah sah ibadah seseorang kecuali setelah ia mengetahui Allah yang ja sembah”. Al Imam Abu al Muzhaffar al Asfarayini (W. 471 H) dalam kitabnya at-Tabskir fi ad-Din, him. 98, mengutip perkataan al Imam ‘Ali ibn Abi Thalib ~ semoga Allah meridlainya-bahwa ia berkata tentang Allah: uss BS gal by, HG OMY Ni Gf gah oy Maknanya: “Sesunggulmya yang menciptaken tempat tidak dikatakan tagi-Nya “di mana” dan sesungguhnya yang ‘menciptakan al-Kayf (sifat-sifat benda) tidak dikatakan bagi- [Nya “bagaimana”. ‘Alimam Abu Manshur al Baghdadi (W. 429 H) dalam kitabnya al Farg bayn al Firag, him. 256, berkata: “Sesungguhnya Ablussunnah telah sepakat bahwa Allah tidak diliputi tempat dan tidak dilalui oleh waktu”. 21. Al Imam Syekh ‘Abd Allah Ba ‘Alawi al Haddad (W, 1132 H) dalam bagian akhir kitabnya ar-Nashih ad- Diniyyah menuturkan: “Agidah ringkas yang bermanfaat - insya Allah faala- menurut jalan golongan yang. selamat, Mereka adalah golongan Ablussunnah wal Jama‘ah, golongan mayoritas umat Islam”. Kemudian beliau - semoga Allah meridlainya- berkata: 2B Agidah shlussunnah Wal Jama'ah Yy ons ages 35 OBA 4 OW ge Las Sas Ltt 19 Sigel a bind Maknanya: “Sesungguhnya Dia (Allah) t’ala maha suc dari 2arian, tempat dan maha suci dari menyerupai akwan (sifat berkumpul, berpisah, bergerak dan diam) dan tidak diliputi oleh sau ara penjura matupun semua aah penjuru”. ‘Al Imam Ahmad ibn Hanbal dan al Imam Dau an- Nun al Mishri (W. 245 H) salah seorang murid terkemuka al Imam Malik menuturkan kaidah yang sangat bermanfaat dalam ilmu tauhic "a Bio ad aly Oia wit Maknanya: “Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu”. Perkataan ini dikutip dari Ahmad ibn Hanbal oleh ‘Abu al Fadil at-Tamimi dalam kitabnya I'tigad al Imam al ‘Mubajal Ahmad ibn Hanbal dan diriwayatkan dari Dzu an- ‘Nun al Mishri oleh al Hafizh al Khathib al Baghdadi dalam Tarik Baghdad. Dan ini adalah kaidah yang merupakan jjma’ (Konsensus) para ulama. Karena tidaklah dapat dibayangkan kecuali yang bergambar. Dan Allah adalah pencipta segala gambar dan bentuk, maka ia tidak ada yang menyerupai-Nya. Sebagaimana kita tidak bisa _membayangkan keadaan suatu masa -sedangkan masa adalah makhluk- yang di dalamnya tidak ada cahaya dan kegelapan. Akan tetapi kita beriman dan membenarkan bahwa cahaya dan kegelapan, keduanya memiliki permulaan. Keduanya 4 Agidah Ahtussunnah Wal Jama‘ah tidak ada kemudian menjadi ada. Allalvlah yang smenciptakan keduanya, Allah berfirman dalam al-Quy an: C8 platy € Sly cll ee > Maknanya: “...dan yang telah menjadikan kegelapan dan cahaya” (QS. al An‘am: 1) Jika demikian halnya yang terjadi pada makhluk, maka lebih utama kita beriman dan percaya bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah serta tidak bisa kita bayangkan, EN anpyi 33 Ns a sical Xp sf hy 1 “WADE obi Lady 22. Imam kita, Abu Bakr ash-Shiddiq -semoga Allah mmevidinya- berkata. yang, maknanya:. “Penjaluan, bead pemalanan seseorang ida amp untuk sampa mengealud heh All adalat keimanan,apun menca tah tentang hhakekat Allah, yakni membayangkan-Nya adalah kekufuran dan syink’ Maksudnya adalah kita beriman bahwa Allah ada tidak seperti: makhluk-Nya, tanpamemikirkan tentan Daalfakekat)-Nya. Adapon etfkir tentang. makhiuk Allah adalah hal yang dianjurkan, karena segala sesuatu ‘merupakan tanda akan ada-Nya. Perkataan Sayyidina Abu Bakr -semoga Allah meridiainya- tersebut diriwayatkan oleh seorang ahli figh dan hadits, al Imam Badr ad-Din az- Zarkasyi asy-Syafii (W. 794 H) dan lainnya, bE he BINT Bye weeks ay i Od -e Rahs Sioa BG 3B Agidah Abussunnah Wel Jama'ah 23, Ablussunnah wal Jama‘ah mengatakan: "Sesungguhnya Allah tidaklah bertemipat pada sesuatu, tidak terpecah dar sesuatu dan tidak menyatu dengan-Nya sesuatu, Allah ti serupa dengan sesuatuptin dari makhluk-Nya & Syekh Abdul Ghani an-Nabulsi ~semoga Allah ‘merahmatinya- dalam kitabnya al Faid! ar-Rabbani berkata: "Barang siapa yang mengatakan baleoa Allah terpisal darinya sesuatu, Allak menenipati sesuatu, maka dia teal fir. ee halt ainda AE feat SN guy OS ve SW SBT Ios IF , Cahli ese OS 24. Al Imam al Junaid al Baghdadi (W. 297 H), penghulu Jaum sufi pada masanya berkata: "Seandainys aku adalah seorang penguasa, niscrya aku penggal kepalasetiap orang yang ‘mengatakan tidak ada yang maujud (ada) kecuali Allah”. (dinuicl oleh Syekh ‘Abd al Wahhab asy-Sya'rani dalam Kitabnya Al Yawaagit Waal Jewahir) “ inlah kebenaran yang tidak mungkin dibantah dan ola ‘Namun terdapat sebagian kelompok yang menyalah penyateen lama Alussunnah ini di antranya yong, kena dengan nama Wich Mereka membagi-bgikan slebaran yang menuatpelataan mereka: 53,2255. yang maknanya : Ya Alla, kami memohon Kepada- Stu untak menenggelaman Kam ke tenga laut tah (nenata dengawMs). Redaksivedalsi‘semacam ini (bahkan_ daar basa Indonesia) joga banyak terdapat dalam Mala merch, Jls in adalah sebuah Kekufuran yang stank dan menyalahi Keyakinan para sufi hak 6 Agidal Ahlussunnch Wal Jama’ah a (gil MSH psy ULI -10 Hasty IA Se Syl bias gy 25, Al Imam ar-Rifai -Semoga Allah meridlainya- berkata "Ada dua perkataan (yang diveapan dengan lisan meskipun tidak diyakini dalam hati) yang bisa merusak agama; perkataan tino Allah menyatu dengan maldluk-Nya (waldatul wujud) ddan berlebl-ebian dalam mengagungkan para nabi dan. para ‘wali, yakni melampaui batas yang telah disyar'atkan Allah dalam mengagungkan mereka" Cai ty pe gh ty ! wood on Jit ify Gin Of gta 98) aad HE A US OS war a AL OF Gar “by oy 26. Beliau juga mengatakan: “Jauhilah perkataan wahdatul ‘wujud yang banyak divcapkan oleh orang-orang yang mengaku suit dan jaukilah sikap berlebit-lebihan dalam agama karena sesunggulnya melakukan —dosa itu lebih ringan daripada ferjatuhdalan:kekufura. sy fal GS OY G Yay a TY Of [ALY any Sesunggulinya Allak tidaklah mengompuni orang yang. mati dalam keadaan syirik atau kufur. Sedangkan orang yang mati dalam keadaan muslim tetapi ia melakukan dosacdosa di bawoah Jekuficran maka ia tergantung kepada kehendak Allah, ja Allah menghtendaki, Ia akan menyiksa orang yang la kehendaki dan jika Allah berkehendak , Ia akan mengampuni orang yang Ia Jehendaki v7 Agidah Ahlussunnah Wal Jama’ah Dua perkataan al Imam Ahmad ar-Rifa'i tersebut dinukil oleh al Imam ar-Rafi'i asy-Syafii dalam kitabnya Sawad al *Aynayn Fi Managib Abi al 'Alamain tat BSE oh 27. Salah seorang Khalifah Syekh Ahmad ar-Rifa't (dalam thariqah ar-Rifetiyyah) pada abad XIII H, Syekh al ‘Alim Abu al Huda ash-Shayyadi -semoga Allah merahmatinya- dalam bukunya Atl-Tharigah ar-Rifa'iyyah berkata: "Sesungguhnya mengatakan wahdatul wujud (Allah menyatw dengan: makhluk) dar hulul (Allah menempati makhtuk-Nya) ‘menyebabkan kekufuran dan sikap berleil-lebihan dalam agama menyebabkan fitnah dan akan menggelincirkan seseorang ke neraka, karenansya wajib dijauhi” $ * Di antara para pendusta yang mengaka sebagai abli tashavewuf adalah orang yang bemama ‘Abdallah ad-Daghistani. Dia ‘bukanlsh Sunni sebagaimana dinyatakan oleh Syekh Muhammad Zahid an-Naqsyabandi. ‘Abdullah ad-Daghistani keluar dari Daghistan dan mengaku sebagai seorang Sunni, pengikut — Tharigah Nagsyabandiyyah, —padahal sanadaya terputus, tidak bersambung Mufti Daghistan terdahulu Sayyid Ahmed bin Sulaiman Darwisy Hiajyu memperingatkan umat Islam akan bahaya dan kesesetan "Abdullah ad-Daghistani ini. ‘Abdullah ad-Daghistani punya beberapa 28 Agidah Ahlussunnah Wal Jamaah yf BOT 06 Le: Gates -n athy So de g OF by In py 28, Syekh al ‘Alim Abu al Huda ash-Shayyadi -semoga ‘Alla: merakmatinya- juga mengatakan dalam kitabnya Al Kawokab ad-Durriy : "Barang siapa mengatakan saya adalah Alas atau tidak ada yeng maiyjud (ada) kecuali Allah atau Dia ‘adalah keselurukan alamt ini, jka dia dalam Keadaan berakal (adr) muck dia dba rad (afin). pengikut, di antaranya Nazhim al Qubrushshi. Nachim kemudian punya murid, di antaranya Hisyam Qabbani yang menyebut dirinya al laggani, juga saudaranya, “Adnan Qabbani, Mereka ini temasuk orang yang paling bodoh tentang agama, dan karenanya para slam ‘Ablussunnah memperingatian masyarskat akan bahaya dan kesesatan mereka. Bahkan Mufti Tripoli, Lebanon menulis Komentarya di smajplah AI Afar ogar masyatakat mewaspadai dan tidak tertpu oleh mereka, Karena mercka ini mengaky mengetahui idm. ghaib dan :menganggap bahwa hamba ini adalah bagian dari Dzat Allah, mercka rmengatakan bahwa orang kfr jika membaca al Fuihah maka akan memperoleh keutamaan dan anugerah dari Allah yang belum pemah diperoteh olch para nabi dan barang siapa membaca ayat .-SeJio> sekalisja_dia akan memperoleh anugerah yang belum pemah dliperoteh oleh para nabi dan para wali, seta masih banyak kekufuran- Keekufuran mereka yang. lain. Alhamdulilah para ulama Indonesia khususna, para pengikut tharigah Nagsyabendiyyah telah menyadari kesesatan mereka inj dan memperingathan masyarakat akan bahaya clan kesesatan mereka, Kesesatan-kesesatan ini bisa dilhat dalam buku ‘buku mereka seperti Mulithatar-Ralunah, Al Weshiyyl dan lais-lain, 29 Agidah Ahlussunnah Wal Jama‘ah 29, Al Imam Syekh Muhyiddin ibn ‘Arabi me: 8 Sbly Jd yy sudyi Jal y souyi atakan. "Tidak akan meyakini wahdatul wujud kecuali para mulhid (atheis dan barang siapa meyakini hulul maka agamanya rasak (ma'lul)". Sedangkan perkataan-perkataan yang terdapat dalam kitab-kitab Syekh Muhyiddin ibn ‘Arabi yang mengandung agidah Hulu! dan Wahdatu! Wsjud, itu adalah sisipan dan dusta yang dinisbatkan kepadanya sebagaimana dijelaskan oleh Syekh ‘Abdul Wahhab asy- Syarani dalam kitabnya Lathaf al Minan Wa al Akilag menukil dari para ulama. Demikian juga dijelaskan oleh uulama-ulama lain® 6 Salah seorang yang menyalahi agidah ini adalah Muhammed Seid al Buthi, Dalam beberapa bukunya dia menegaskan eyakinannya bbahwa Allah menempati sebagian makhluk-Nya (Full) dan bahwa Allah adalah bend (ism). Ta juga menamakan Allah dengan ‘ak dan ‘Sabab, dan ini adalah kekufuran sebagaimana dikatakan ele al imam ‘Ru al Islam ‘Alias Sughdi, al mam an-Nasafi dan lain-lain. Al Butht ‘menuturkan aqidah sesatnya ini dalam bukunya Kum al Yoni al Kawniyyah, Min al Fikr wa al Qa. Dan banyak kesesetankesesatan al Bathi yang Iain seperti: bahwa ia mengingkari adanya bid ah hasan dalam buakunya Al slam Malad: Kull al Mujtama’at al inseriyyal, i ga smengatakan di majalah Al Wal) edi Jani 1995, +“ Apabala aa teks ak Quran yang, jelas bertentangan dengan ketetpan iimiah yang las, ‘maka saya mengalakan : kita tidak perlu meniakil al-Quy'an, tetapi ‘kita tinggalkan al Quran dan mengambil ketetapan imiah tersebut” AL Bathi juga berkata kepada seseorang yang mempraktekkan shit Kkemudian datang kepadanya seorang jin perempuan lalu dia berzina 30 Agidah Ahtussumnah Wal Jamatah OF SH IN sil is i pt wey Wage Bi gy ab op die ye ww at Gen gh Cd aly alte Oi gly ae ne ar 5 Of hid tedcey tery i Sey g Cs Ua Gbytes 30. Dalam kitab al Qadar karya al Baihaqi dan Tahdzib al ‘Atsaar Karya al Imam Ibn Jarir ath-Thabari dari Abdullah, ibn Umar sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi twasallam bersabda: "Dua golongan dari ummatku (yak! ummahad-Dakedh; ummai yong Rasulullah shallaliaha ‘alayhi wasallam divtus kepada mereka untule mengajak ‘mereka kepada Islam), keduanya tidak menaliki bagian dari Islam; yoitu qadariyah (olongen Mu'tazilah yang: meyakini ‘aleoa Seorang hanibalah yang menciptakan davt mentakirkan perbuatannya, termasuk dalam kelompok ini adalah Hizbut Tobie? pengikut Tagiyyuddin an-Nabhani) dan Muyjiah dengannya: “Bacalah mantra-mantramu berulang ali supaya_ jin perempuan tersebut datang kepadamu’. Lihat majalah Thabibak, edisi Juli 1998. Dan masih banyak lagi kesesatan-kesesatan AL Buth, Telah banyak para Ulama terkemuka yang membantahnya, di antaranya adalah al Alim al-Lughavri (ahli bahasa Arab) Syekh Nayif al Abbas ‘ad-Dimasyqi, Syekh Usamah asSayyid asy-Syami, KH. M, Syaffi Hadzami (Mantan Ketua Umum MUI Propinsi DKI Jakarta) dan lain hain " Hizbut Tarr tidak beriman terhadap adanya siksa kubur, ‘menghalalkan berjabat tanganantara scorang.lakilaki dengan perempuan ginaiyjoh dengan atau tanpa syahwat, meyakini bahwa Setiap orang yang tidak bergabung dengan mereka untuk mendirkan 31 Agidah Ahlussunnah Wal Jamatah Golongan yang meyckini selama seseorang itu beriman maka perbuatan dosa apapun yang ia lakukan tidak berbahaya baginya ‘sama sekali) ”. (Hadits ini dishahihkan oleh al Hafizh ath- ‘Thabari dan lain-lain) Ct Cap ge hoy fy NAL OL ory alah op Ja Ge od Ly Gh Oy ty th ily HF (Oyo) ob wu,’ 2 pi 5) Geb aiyy Sieh g Sb rey” & 31. Sayyidina Abdullah ibn Abbas -semoga Allah rmeridlainya- berkata : "Sesungguhnya kufur tersebut (yang disebut dalam ayat) bukardlah Kekufieran yang mengeluarkan dari agama (23396) gh d,U "ds Uh te gi ol 349) adalah kekufuran di bawah kekufieran (dosa besar yang tidak ‘mengeluarkan dar Islam)" (disahihkan oleh al Hakim dalam al Mustadrak dan disetujui oleh adz-Dzahabi). Ini adalah bantahan terhadap Hizb al Ikhwan atau yang dikenal dengan nama lain al Jara'at al Islamiyyah, mereka adalah ‘pemerintahan Islam (Kh;ilfah Islami) maka ia akan masuk neraka ‘Mereka menyeberkan selebaran (mabalah) yang menyatakan bahwa Indonesia adalah Dar Kur, Dalam bukunya Asy-Syishiyyah al Islamiyyoh, -Tagiyyuddin”an-Nabhani, pendiri Hizbut » Tahrie, menyerupakan “Ahlussunnah dengan Jabriyat, padahal Jabriyyah temmasuk golongan yang telah Kelvar dari Islam. ini berati bahwa Hizbut Tahric telah menusdoh Ablussunnah sebagai kai. Banyak para ‘lama Ahlussunnah yang mengarang buku-buku yang membontah ‘mereka, silahkan membaca antara lain Kitab Al Gharah af Imaniyah Fi add Mafesidat-Tbririysh 2 Agidah Ahlussunnah Wel Jama‘ah para pengikut Sayyid Quthb* yang mengkafirkan ‘penguasa yang tidak memberlakukan hukum syari‘at dan mengkafirkan rakyat yang hidup di bawah pemerintahan semacam ini 2 ub eat gaat ae oll ok LU ay © Sayyid Quthb bukanlah seorang, yang ‘alimy dia adalah orang. yang tidak pernah belajar kepada para ulama_(Shauf), ‘sttalkaye dia menyerang ulama al Azhar dan mengajak untuk tidak ‘menuntut ilmu syari. Kemudion is mulai mengarang dan menulis tampa dibekali im sehingga karya-karyanya seperti Fi Zhill al Quran penuh dengan esesatan. fa menamakan Allah dengan al ‘Agi al Mudabbr, menuciuh Nabi Ibrahim ‘layhisalae telah musyrik dan dia mengkafirkan ummat Islam Yang hidup di bawah pemerintahan yang, ‘memakai selain hukum Islam meskipun hanya dalam satu kasus dan masih banyak kesesatan-kesesatannya yang lain seperti dielaskan oleh para ulama dalam karya-karya mereka seperti Kitab An-Naljas-Saniyy Perlw diketahui bahwa Sayyid Quthb ini berbeda jauh dengan Syekh Hasan al Banna dalam mar, pemikiran maupun sepak terjngnya, 3B Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah SO C1 telly Ay pl Jae J GS ely steal A gab gh BIE par yl BIL Sten) Qn gang Sy le Bn GE ty gay PLO UH, Gia BL Be ON Be IP BE op ge 32. Tbnu Majah dalam Sunan-nya meriwayatkan dari Abu Said al Khudri -Semoga Allah meridlainya-, ia berkata : Rasulullah shallallaku ‘alayhi wasallam bersabda: "Barang siapa eluar dari rumalyatontuk melakukan shalat (i masjid) Jemudian ia berdoa : Ya Allah sesungguknya aku memohon zpada Enghaw dengan derajat orang-orang saleh yang berdoa kepada-Mu (baik yang masil hidup atau sudah meningeal) dan dengan derajat “langhal-langhahiaa ketikaberjalan in, sesunggulmya aku Keluar rumah bukan untuk menurjukkan stkap-angkwh dan sombong, juga bukan karena riya’ dan sum'ah, ala Keluar rumah unlike menjauki murkacMu dan ‘mencari ridla-Mu, maka aku memohon kepada Engkau selamatkanlah aku dari api neraka dan amipuriak dosa-dosak, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka Allah akin meridlainya dan tujupuluh ribw rmalaikat memohonkan ampunan untuknya’ (FR. Ahmad dalam al Musnad, ath-Thabarani dalam kitab Ad-Du'a, Ton asSunni dalam ‘Amal al Yaum wa al-Lailah, al Baihaqi dalam kitab ad-Da'awat al Kabir dan selain mereka dan sanad hadits ini dikasankan oleh al Hafizh Ibnu Hajar, al Hafizh Abu al Hasan al Magdisi, al Hafizh al ‘Iraqi, al Hafizh ad-Dimyathi dan lain-lain). Dalam hadits ini terdapat dalil dibolehkannya ber-tmvassul dengan para shalihin, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Hadits ini adalah salah satu dalil Ahlussunnah Agidah Ahlussunnah Wal Jamatah wal Jama‘ah untuk membantah golongan Wahhabi yang mengharamkan fawassul dan mengkafirkan pelakunya? 33. Dalam hadits shahih yang lain bahwa Rasulullah shallalahw ‘alayhi wasallam mengajarkan sebagian tumatnya untuk berdoa di belakangnya (tidak di hadapannya) dengan mengucapkan * Di antara orang yang menyalahi Ahlussunnah dalam masalah ini adalah Yusuf al ardlawiv Dia menyatakan bahwa Dertabur'dk dengan peninggalan orang-orang. yang saleh termasuk vou ‘iyadeu bilah sebagaimana ia tuturkan dalam Kitabnya al "deh fi al islam. Kesesatan al Qardlawi yang, lain adalah seperti ppemyataannya bahwa Rasulullah bisa ssja salah dalam hal agama seperti ia sampatkan lewat layartelevsi Al Jasna, 12 September 1999. Al Qardlawi juga membolehkan bagi seorang perempuan yang masuk Islam untuk tetap menjadi isteri suaminya yang Safir sebagaimana dlangkat oleh koran Asy-Syarq al Aesth juga di situs-situs internet. Al Qardiaw juga melarang membaca ol Fath untuk orang-orang Islam ‘yang telah meninggal dunia, hal in i sempaikan lewat stasiun TV Al Jira. Telah banyak para ulama Islam yang membantah al Qardiawi, ‘di antaranya adalah Syekh Nabil al Azhan, Syekh Khalil Daryan al ‘Azhari, Manan Ment Agama dan Urusan Wakaf Emirat Arab Syekh Muhammad ibn Ahmad al Khazraj, Rektor al Azhar University Dr ‘Ahmad Umar Hasyim, Dr. Shuhayb asy-Syami (Amin Fatwa Halab, Syira), al Muhaddits Syekh Abdul Hayy al Ghammari, Dr. Sayyid Itsyad Ahmad al Bukhari dan lina. Di antara Ulama Indonesia yang ‘membantah al Qardlawi adalah Habib Syekh ibn Ahmad al Musawa. Karena ini semua, mata kita harus mewaspadaikarye-karya all Qardlawi el ae Agidah Ablussunnah Wel Jama'ah " Ya Allah akw memohon dan memanjatkan doa kepada-Mu dengan Nabi kami Muhammad; Nabi pembawa rakmat, Wahi ‘Muhammad, sesunggulnya aku memohon kepada Allah dengan cenghau berkait dengan hajathu agar dikabulkan* orang tersebut melaksanakan petunjuk Rasulullah ini Orang, ini adalah seorang buta yang ingin diberikan Kesembuhan dari kebutaannya, akhirnya ia diberikan Kesembuhan oleh Allah di belakang Rasul (tidak dalam majlisnya Rasul) dan kembali ke majlis Rasulullah dalam keadaan sembuh dan bisa melihat. Sahabat lain yang menyaksikan langsung peristiwa ini karena saat itu ia berada. di majlis Rasulullah mengajarkan —petunjuk Rasulllah int kepada orang Tain peda masa ‘Khalifah Utsman ibn ‘Affan -semoga Allah mendlainya- yang tengah ‘mengajukan permohonan kepada khalifah Utsman. Pada saat itu Sayyidina Utsman sedang sibuk dan tidak sempat ‘memperhatikan orang ini. Maka orang ini melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang buta di masa Rasulullah tersebut. Setelah itu ia mendatangi Utsman ibn ‘Affan dan akhirnya ia disambut oleh Khalifah Utsman dan dipenuhi permohonannya. Umat Islam selanjutnya senantiasa menyebut-nyebut hadits ini dan mengamalkan isinya hingga sekarang. Para ahli hadits juga ‘membukukan hadits ini dalam karya-karya mereka seperti al Hafizh ath-Thabarani -Beliau menyatakan dalam kitab AU Mu'jam al Kabir dan Al Mu'jan ash-Shaghir : ”Hadits ini shahih*~», al Hafizh at-Turmudzi dari kalangan abli hadits 1 Kita tidak peu menghiravkan permataan al AMban! af Wabkabi yng mendfofan baits ini, arena para Ali has (Aa) telah menyatakan tha hadts ini shohih, bak yang. mori’ mmupun kadar yang mawauf (persia di masa Sayyidina Utsman), di antaranya al HafichatheThabaran Seneatara al Albani bukanlah seorang muhacdts atau fish, ia ~sepet Wt gy Maknanya : "Mereka (orang-orang Munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, baton mereka tidak mengatakan (seswatu yang menyakitimy). Sesungguknya mereka telah mengucapkan pperkataan kufur dan tela menjadi hair sesudah mereka sebelumnya mustim..." (QS. at-Taubah : 74) Lebih lanjut baca kitab-kitab figh empat madzhab; Madzhab Syafi'i (Kitab Raudlah ath-Thalibin karya Imam a Agidah Ablussunnah Wal Jama'ah an-Nawawi (W. 676 H), Kifayah al Akiyar karya Syekh ‘Taqiyy ad-Din al Hushni (W. 829 H), Sullam at-Taufig karya al Habib ‘Abdullah ibn Husein ibn Thahir (W. 1272 H), Madzhab Maliki (Minah al Jalil Syark Mukittashar Khalil arya Syekh Muhammad ‘laysy (W. 1299 H) dan lain- lain), Madzhab Hanafi ( Hasyiyal Radd al Muhtar karya Syekh Ibnu ‘Abidin (W. 1252 H) dan kitab-kitab lain), Madzhab Hanbali (Kasysyaf al Qina’ karya Syekh Manshur ibn Yunus ibn Idris al Bubuti, ulama abad 11 H dan lain- lain). ao i LS Be a Os ULI =r (ose Jat ayy Una ab Cah a el Gob 35. Rasulullah shallalahu ‘alayki wasallam bersabda: "Konstantinopel (Istanbul -sekarang") past aa diuasai, maka sebaik-baik pemimpin adalah —pemimpin yang _berhasil rmenguasainya dan sebaik-bak tentara adalah tentara tersebut* (Ginwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya). Dalam hadits ini Rasulullah shallallakw ‘alayhi wasallam memuji Sultan Muhammad al Fatih karena beliau adalah seorang sultan yang saleh, agidahnya sesuai dengan agidah Rasulullah. “Seandainya aqidahnya_menyalahi agidah Rasulullah, Rasulullah tidak akan memujinya, Seperti maklum diketahui dan dicatat oleh sejarah bahwa Sultan Muhammad al Fatih adalah Asy'ari Maturidi, meyakini bahwa Allah ada tanpa tempat. Dengan Gemikian hadits ini adalah busyra (berita gembira) bagi seluruh Ablussunnah, al Asya-'irah dan al Maturidiyyah bahwa agidah mereka sesuai dengan aqidah Rasulullah, maka berbahagialah orang yang senantiasa mengikuti a Maknanya: "Wahai anakku, jangan menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah (syirik) adalah kezhaliman yang tsar” (QS. Lugman :13) Rasulullah sfallalla ‘alayhi wasallam pernah ditanya : ‘Apakah dosa yang paling besar ? Beliau menjawab: "“Engkau menyekutukan Allah padahal a telah rmeneiptakonnu” (H.R. al Bukhari dan lainnya) ‘Apakah Arti Tbadah ? Jewab: Tbadah adalah puncak ketundukan dan ketaatan sebagaimana yang dikatakan oleh al Hafizh as-Subki. Allah ta‘ala berfirman : (V0 shah) osu uty aT D 10. nL Agidah Antussunnah Wal Jama'ah Maknanya : "Tiada Tuhan yang berhak disembah kecual Aku (Allah), maka beribadahlah kepada-Ku" (QS. al- ‘nbiya':25) Dalam hadits dinyatakan: RAN ayy) ad a OF fad yl OF ata le to * Maknanya : "Hak Allah atas para hamba adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupur® (ELR. al Bukhari dan Muslim) Apakah sei (Kadang) Bermakna Ibadah ? Jawab : Ya, Allah ta'ala berfirman : (He A) (lM AIG J yal eh By Maknanya "Kata (wahat Mudurnmai) sesunggutiya als haryalh berbadal kp Tuan dan tidak menyekutukan-Nya dengan seorangpiin" (QS. al- Jinn: 2) Rasulullah shalaahu ‘layhi wsallem bersabda yang maknanya: *Do'aadaah ada (H.R. al Bukhas) ‘Apakah ssi (Kadang) Mempunyai Arti Selain Tbadah? Jewoab : Ya, Allah ta'ala berfirman: CO apt) Qa Kia oie ay Jt 085 ions I Maknanya : "Janganlak kamu jadikan +L’ (panggilan) Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kam hepada sebagian yang lain’ (QS. an-Nut : 63) 3 Agidah Ahlussunnah Wal Jama‘ah 12. Apakah Hukum Memanggil (Nida’) Nama Nabi Atau Nama Wali, Baik Di Hadapan Keduanya Ataupun ‘Tidak, Dan Apa Hukum Meminta Kepada Nabi Atau Wali Sesuatu Yang Biasanya Tidak Pernah Diminta Oleh Umat Manusia? Jawoab: Itw semua boleh dilakukan, karena perbuatan seperti itu tidaklah dianggap beribadah kepada selain Allah. Ucapan ‘wahai Rasulallah’ semata bukanlah syirik, Dalam sebuah hadits yang tsabit disebutkan bahwa Bilal ibn al Harits al Muzani (salah seorang sahabat Nabi) mendatangi makam Rasulullah shallallahu ‘alayht wasallam saat musim paceklik di masa emerintahan Umar ibn al Khaththab -semoga Allah mmeridlainya-, lal Bilal berkata (di depan makam Nabi) : "Wiahai Rasulullah ! mohonlah (kepada Allah) agar diturankan cir hujan untuk wmatmu, karena sungguh ‘mereka tea binasa’ (H.R. al Bayhagi dan lainnya). Apa yang dilakukan Bilal ini sama sekali tidak diingkari ‘oleh Umar dan para sahabat lainnya, bahkan mereka menilai perbuatan tersebut bagus. Allah ta'ala berfirman : oe WY BEA Dest Sal 1p ib By GIGS Dp (Mista) ey wp nes Ot Maknanya : "Sesungguimya jikalau mereka, ketika rmenzhalini diri mereka (berbuat maksiat kepada Allah), Remudian datang kepadanau [ale memohon ampun kepada Allah, dan Rasupun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang" (QS. an-Nisa' : 64) 52 Agidah Ahiussunnah Wal Jama'ah Dalam adits disebutkan : "Ketika Ibn Umar merasakan semacam kelumpuhan pada kakinya, beliau berkata: 44¢ (Wahai Muhammad) dan setelah itu ia sembuh dari rasa sakitnya’ (ELR. al Bukhari dalam kitabnya al Adab al Mufrad) 13, Jelaskan Mengenai Arti “Istighatsal” Dan “Isti’anah? Disertai Dengan Dalil? Jaab :Istighatsah adalah meminta pertolongan ketika, dalam keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti'anah maknanya lebih Iuas dan umum. Allah talala berfirman: (40 58M) Q Oally goal LGA) Maknanya : "Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat" (QS. al-Baqarah: 45) Dalam hadits disebutkan ketika matahari mendekat ke Kepala manusia, mereka beristighatsah —(meminta pertolongan) kepada nabi Adam (H.R. al Bukhari) Hadits ini merupakan dalil dibolehkannya.ist‘anah (meminta pertolongan) secara umum kepada selain Allah, Namun hal itu Rarus disertai keyakinan bahwa tidak ada yang bisa mendatangkan bahaya dan memberikan manfa'at secara hakiki kecuali Allah, arena hanyalah Allah sang pencipta, tidak ada pencipta selain-Nya. 14, Terangkan Tentang Tawassul Dengan Para Nabi? Agida Ahtussunnah Wal Jama'ah Jawab : Para ulama sepakat bahwa fawassul dengan para ‘abi itu boleh. Taoassul adalah memohon datangnya manfa'at (Kebaikan) atau dihindarkan dari mara bahaya (keburukan) dengan menyebut nama seorang, abi atau wali untuk memuliakan (ikram) keduanya, disertai keyakinan bahwa yang mendatangkan bahaya dan manfa'at secara hakiki hanyalah Allah semata. Allah ta’ala berfirman : (ro: Bash) € High katy > Maknanya : "Dan carilah hal-hal yang (bisa) mendekatkan dri kalian kepada Allah’ (QS. al-Maidah :35) Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah shallallahw ‘alayki wasallam menyuruh seorang yang buta untuk bertawassul dengannya, Setelah bertawassul Allah ‘menjadikan orang buta tersebut dapat melihat kembali (AR ath-Thabarani dan dishahihkannya), 15, Jelaskan Mengenai Tawassul Dengan Para Wali? Jwab : Orang-orang yang berada di jalur kebenaran (Abul Haga), seluruhnya’ tanpa terkecuali, baik generasi sélaf maupun Kialaf menyatakan bahwa tawassul dengan para wali itu boleh. Dalam hadits disebutkan bahwa Umar bertmoassul dengan ‘Abbas {paman Rasulullah). Umar berkata: "Ya Allah kami erlawassul Kkepadamu dengan paman nabi kami (Abbas), (supaya Engkau turunkan air hujan). Maka Kemudian turunlah air hujan" (H.R. al Bukhari) Agidal Ahtussunnah Wal Jama'ah Allah ta'ala berfirman, dhyyy wiley al i Cals, Co's o> CS i yh Vong eS (WY =N0 stag Maknanya : "Dan jika kamu tanyakon kepada mereka (tentang apa yang mereka katakan itu), tentulah mereka kan menjawab: “Sesunggulnya kami hanya bersenda sguirau dan bermain-main saja". Katakanah (kepada mereka): ‘Apakaitterhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kalian Seooklok (mks) ik ws ion meminta maf ian benar-benar menjadi kafirsetelah beriman” ft brea mens afr stelah beriman" (QS. at Dalam hadits disebutkan Ge lege Ch oi 9 ist, ise J ay Gadi y) > Maknanya : "Sunggul seorang hamba jka mengucapkan Pra Gong mech i menhine lh ‘ie r’at-Ny) yong tidak dianggopnya bahaye, (padabal Perkataan tersebul) bisa menjeromuskannya ke (dasar) reraka (yang untuk mencapainya dibutudkon waktu) 70 tahun (dan tidak akan dikuni kecuali oleh orang kafir)* GLR. atTirmidei dan ia menyatakan hadits ini hasan) 18. Sebutkan Dalil Dibolehkannya Ziarah Kubur Bagi LakiLaki Dan Perempuan? soe Jawab :Rasulullah sallllae‘alayhi wasallam bersabda: 87 Aida Abusuomah Wal lath GAesieyy ee SE GH Maknanya : "Lakukonlah ciarah —kubur, arena sesunggulmya ia dapat mengingatkan kalian akan ehiduspan akhirat* (HLR. al Bayhaqi) 19, Bagaimanakah Cara Masuk Islam ? Jawab ; Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat disertai iat masuk Islam, bukan dengan rmengucapkan 2) ja, Adapun firman Allah tentang nabi Nuh ‘alayhi as sears bahwa ia mengatakan, siege Gai ase ell» Maknanya adalah bahwa nabi Nuh menyeru kepada kaumnya untuk masuk Islam dengan beriman kepada Allah dan Nabi-Nya Nuh ‘lay as salam supaya Atlah mengampuni mereka, Dalam hadits: an Sy phy an Sy ay VF aes > La Maknanya : "Ak diperintahkan untuk memerangi umat rmanusia sampai (Sehingga) mereka bersaksi bale tiada fuhan yang berkak disembah kecuali Allah dan Aku adalah tutusan Allah! (FLR_al Bukhari dan Muslim) 20, Jelaskan Mengenai Hukum Mengucapkan Pujian (Mad-h) Untuk Rasulullah ! Jawub : Para ulama' sepakat (jjma’) bahwa hukumnya boleh. a Agidah Akiussunnah Wal Jama'ah 16. Terangkan Mengenai Hadits Al-Jariyah (Sebuah Hadits Di Mana Rasulullah Bertanya Kepada Seorang Budak Perempuan: "Aina Allah?, Lalu Ia Menjawab : Fi As-Sama)" ! Jawab : Hadits tersebut Mudltharib (diriwayatkan dengan lafazh matan yang berbeda-beda dan saling bertentangan schingga menjadikanaya dihukumi sebagai hadits dla'j). Adapun sebagian ulama yang menganggapnya shalt, menurut mereka bukan berarti adits ini mengandung makna. bahwa Allah menempati langit. Imam an-Nawawi mengomentari hadits ini dengan mengatakan: "Aina Allah adalah pertanyaan tentang derajat dan kedudukan(Nya) ‘bukan mengenai tempat (Nya)’. "Aina Allah" berarti Seberapa besar pengagunganmu terhadap Allah 2. "Fi 4s-Sama"" mempunyai makna bahwa Allah, derajat dan kedudukan-Nya sangat tinggi. Tidak boleh diyakini bahwa Rasulullah bertanya kepada budak perempuan tersebut : Di mana Allah 2. Dan juga tidak boleh diyakini yang dimaksud oleh budak perempuan itu bahwa Allah menempati langit. Imam Ali iba Abi ‘Thalib -semoga Allalt meridlainya- berkata Spa pay 05). oss “Tidak boleh dikatakan "di mana" bagi (Dzat) yang menciptakan di mana (tempat)" (disebutkan dalam Kitab arRisalah al Qusyairiyyah karya Abu al Qasim al Aqidah Atuscunnah Wal Jama'ah Qusyairi). Imam Abu Hanifah dalam kitab al Figh al “Absath menyatakan : BF oe 8) BY AK hoe 0H Ha” ae ‘Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) ‘dan beium ada tempat, Dia ada pada azal) din belum ada tempat serta makitluk, dan Dia pencipta segala sesuatu", Allah talala berfirman : ON Sax) ae oy Maknanya: "Dia (Allah) tidak menyerupai segala sesutapun dai makk-Nyt dan tidak ada sesuatupun dari makhluk-Nya yang menyerupai-Nya" (QS. asy- Syura 11) Dalam hadits ash cls Paes IAI yy) BB LS Kgl BOS Maknanya + "Allak ada pada azal (leberadaan tampa permulaan) dan telum ada sesuatu selain-Nyo! (LR. al Bukhari, al Bayhagi dan Ibn al Jarud) 17. Orang Yang Mencaci Maki Allah Hukumnya Adalah Kafir. Jelaskan Mengenai Hal Ini Disertai Dengan Dalil! Jawab: al-Qadli ‘lyadl mengutip ijma’ (kesepakatan uulama) bahwa orang yang mencaci maki Allah adalah kafir meskipun dalam keadaan marah, bercanda atau hati yang tidak lapang (meski hati tidak ridla dengan ‘makian terhadap Allah yang diucapkan lisan). Agidah Ahluscunnah Wal Jama'ah Allah ta'ala berfirman (hi plaly & oie gH as wt > Maknanya : "Dan sesunggulmya engkau, _wahai Muhansmad, mempunyai perlaku yang agung” (QS. al Qalam :4) Allah juga berfirman, OVD IES) ats eS > Maknanya : *... dan mereka memyji, mengagungkan dan rmembela Rasululah” (QS. al-A'raf : 157) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah disebutkan bahwa : suatu etika ada sejumlah perempuan yang memuji Nabi shallallhu ‘alayhi ‘wasallam, mereka mengucapkan di hadapan Nabi : Cob ahi" Joi BAG "Muhammad adalak seorang tetangga yang sangat agung". Dalam kitab-kitab hadits dengan sanad-sanad yang shahih disebutkan bahwa tidak sedikit sahabat’nabi yang menyampaikan pujian (mad-h) kepada Rasulullah shallalahu ‘alayhi wasallam seperti Hassan ibn Tsabit dan yang lainnya, dan Rasul sendiri tidak mengingkari hal tersebut, bahkan sebaliknya menganggapnya sebagai perbuatan yang baik. 21, Jelaskan Tentang Siksa Kubur? Jewab : Beriman akan adanya siksa kubur adalah wajb. Ketetapan adanya siksa kubur telah disepakati oleh umat Islam (jjma') dan barang siapa yang 59 0 Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah mengingkarinya maka ia telah kafir. Allah ta’ala berfirman : Os oleate § Maknanya : "Kepade mereka (orang-orang kafir pengikut Fir‘aun) dinampakkan neraka pada pagi dan petang (di kuburan mereka), dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada Malaikat) : “Masukkan Fir'aun dan orang-orang yang mengikutinya dalam kekufuran ke dalam siksa yang sangat pedik" (QS. Ghafir : 46) Rasulullah shiloh ‘lay woosalla bersabda eso) * Fl ole yy ay Gea Maknanya : "Molionlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur" (HLR. al Bukhari) Apakah Makhluk Yang Pertama Kali Diciptakan Oleh Allah? Jawad: Makthluk pertama adalah air. Allah talala berfirman : eet) eK ath yh y Maknanya : "Dan telak kami (Allg) ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup" (QS. al Anbiya':30) Rasulullah shllallau ‘ala wonsallam bersabda: OS oH aly ath ge GH yg EO Maknanya : "Segala sesuatu diciptakin dari ir" (H.R. Ton Hibban) Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah 23, Terangkan Mengenai Macam-Macam Bid'ah Dan Sebutkan Dalil Yang Menunjukkan bahwa Bid'ah Hasanah (Yang Baik) Itu Ada ! Jawa: Bid’ah secara etimologi adalah segala hal yang diadakan tanpa ada contoh sebelumnya. Adapun dalam tinjauan syara’ , bid'ah terbagi menjadi dua, ‘bid'ah huda (baik) dan bid' ah dalala (sesat). Allah ta'ala berfirman : pay ate § OLS Ls wpe Ly > CV at Maknanya : " ... dan mereka mengada-adakan rakbaniyyah pada kam tidak mevajikarnya kepada ‘mereka ttapi (mereka sendiil yong mengada-adakannys) untuk mencar erdlan Allah” (QS. al Hadid : 27) Allah memuji_ para pengikut Nabi Isa ‘alayhsslam yang muslim dan melakukan ratbaniyyah (menjaubkan diri dari hal-hal_ yang mendatangkan kesenangen nafsu, supaya bisa berkonsentrasi penuh dalam melakukan ibadah), padahal hal itu tak diwajfbkan atas mereka, Hal itu mereka lakukan semata-mata unt mencariridla Allah, Dalam haditsdisebutkan be Wee pip uel bk Bong ye Gee iy) al Maknanya : "Barangsigpa yang merinis (mem) dala Islam perbuatan yong bak, mak ia mendapatian pohalenya dan pahala onng-orang. setelabnya yang melakikan perbuatan bik tersebut"(HLR. Muslin) a Agidah Ahtussunnah Wal Jamea‘ah Para sahabat Nabi dan gencrasi muslim setelahnya banyak melakukan hal-hal baru yang baik dalam agama (yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah), ddan umat Islam menerima hal itu dan tidak ada yang ‘mengingkarinya. Seperti membangun mifrab (tempat imam di masjid), adzan kedua untuk shalat Jum’at, pemberian titik pada mushhaf (al-Qur'an) dan peringatan maulid Nabi 24. Jelaskan Mengena Perbuatan Sir! Ten Nokon str humaya adloh arom flak berrman b> Peete antag Maknanya: *Dan tidaklah Nabi Sulaiman itt kafir, akan tetapi syetan-syetan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia (dengan meyakini hal int sebagai hal yang hall dan boleh)" (QS. al Bagarah : 102) Rasulullah shallallau ‘alayki wasalam bersabda yang maknanya : "Jauhilah tujuh hal yang membinasaken, elias ditamya :*Apa saja tuju hal itu, waka Rasulullah?*, Beliau menjaoad : *Menyekutukan Allah, sihir...". (LR. Mustim) oH ghee 1655 25, Sebutkan Dalil Kekufuran Orang Yang Melempar Lembaran Bertuliskan Nama Allah Ke Tempat- Tempat Kotor / Menjijikkan Dengan Maksud Melecehkan 62 26. Agidah shlussunnah Wal Jama‘ah Jwab : Tidak boleh melemparkan lembaran bertuliskan nama Allah ke tempat kotor / menjijikkan. Dan barang siapa melakukan hal itu dengan maksud pelecehan (Penghinaan) maka ia telah kafir. Allah berfirman: SW gas 9 Oy ges y CV rere) 5K Maknanya : *Katakaniah (wahai Muhammad) : “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kala berolok- clok?", tidak usak kalian meminta muzaf Karena kalia: telah kar setelahkalian brim" (QS. at-Tauba : 65-66) Ibn ‘Abidin berkata : "Telah keluar dari Islam orang yang melempar mushaf (al-Qur'an) ke tempat-tempat kotor/menjjikkan sekalipun niatnya tidak bermaksud melecehkan Karena perbuatannya itu (sudah) menunjukkan pelecehan (penghinaan)’. ‘Apakah Hukum Nadzar? Jawa : Dibolehkan beradzar dalam hal Ketaatan kepada Allah, dan nadzar_ wajib_dipenuhi (dilaksanakan). “Adapun nadzar dalam hall yang, diharamkan maka hukumnya tidak boleh dan tidak wajib untuk dipenuhi. Allah berfirman CV Oba) € BOSS > Maknanya : "Mereka (senantiasa) memenuhi nadzar" (QS. alinsan?7) Dalam hadits : ai ai ON 5 ae ONG GAs oy ® Agidah Ahlussunnah Wal Jama‘ah ‘Maknanya : "Barang siapa yang bernadzar untuk mentaati Allah maka haruslak ia taat kepada-Nya, dan barang siapa bernadzar untuk bermaksiat kepada-Nya, maka janganlal ia Dermaksiat kepada-Nya" (FLR. al Bukhari) 27, Sebutkan DalilBahwa Suara Perempuan Tt Bukan Auat! jeasb Allah Taaaberirman OV iri dis HF E> Mainanya + “Dan kaa (eahai_por isi Nat) peta yg bk" (QS. l Akzab: 23) TReahnat ton ois Derkata "kf medengor ads ‘tnt ut Ate Be, Umer, Usman, Al. Dat dak ternal mondengar htt chgtimana au mendengerny Tart mada “Asyel (FRc al Hakim dalam Kitab Must) 28, Jelaskan Mengenai Sifat Kalam Allah ! Jawa ; Allah mempunyai sifat Kalam yang tidak serupa dengan Kalam kita. Sifat kalam-Nya bukan bberupa huruf, suara dan bahasa Allah berfirman : ONE eel (a oF Bn glgy Maknanya "Dan Allak telah benar-benar ‘memperdengarkan kalam-Nya kepada Musa” (QS. an- Nisa: 164) 29, Agidah Ahlussunnah Wal Jama‘ah Imam Abu Hanifah, dalam kitab al Figh al Absath mengatakan Sxaly A HS 5 HY Gly * RE Wie iss any gray "Allah mempunyai sifat kalam yang tidak menyerupai pembicaraan kita, kita berbicara menggunakan organ- ‘organ pembicaraan, huruf dan makharij (tempat keluarnya huruf) sedangkan kalam Allah tidaklah dengan organ-organ pembicaraan dan tempat keluarnya huruf’ ‘Apa Makna Firman Allah: se ial le ei > Joab : mam Malik berkata; "stawa sebagtimana la rmensifti Daat-Nya, tidak dkatakan (mengentistara) tugurana, dan sft sft makiuk musta baginya” Di antara sifat makhluk adalah duduk, bersemayam ddan menempat suatu tempat Imam al-Qusyairi berkata : "Istawa berarti qahara ; ‘menundukkan dan menguasai, menjaga serta menetapkan". Tidak boleh diyakini bahwa Allah duduk atau bersemayam di atas ‘acy Karena keyakinan sepert ini adalah agidah orang-orang Yahud, Dan akidah ini merupakan pendustaan terhadap firman Allah : (VE: bd) € IH Ay at Maknanya: "Maka janganlah kalian mengadakan serupa- serupa bagi Allah" (QS. an-Nahl : 74) Maknanya : "Dar mereka berkumpul untuk dihsab oleh Al yong make Est gh Mata mend don menguisa™ (QS. Ibrahim 48). Imam Ali ibn Abi ‘Thal ~emaga Allah meidliya berate shy) * 0 USS Hid al ai a (gat spas “Sesungguhnya —Allskmenciplaan‘arsy untuk rmenanpatian kekuasar-Nys bukan untuk daikon tempat bagi DaNyo™(Diriwayatkan oleh Abu Manshur al Baghdad 30, Terangkan Mengenai Qadar (Takei) Jawuhs Kebaikan, keburukan, ketaatan, kemaksiatan, Keimanan, kekufuran dan segala hal yang terjadi di alam ini adalah perkara-perkara yang sudah diatur (ditentukan), terjadi dengan masyiah’ (dikehendaki) dan diketahui oleh Allah. Kebaikan, ketaatan dan keimanan terjadi atas Ketentuan Allah, dan hal itu dicintai dan’ diridlaiNya, Sedangkan keburukan, emaksiatan dan kekufuran juga. terjadi dengan etentuan Allah, tetapi tidak dicintai dan tidak diridlai-Nya. Dan tidak boleh dikatakan bahwa sifat “maha Menentukan* Allah yang azali (tidak bermula) adalah buruk, Allah Ta'ala berfirman Fay EM: ly € 5 Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Maknanya: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (ketentuan)* (Q'S. al Qamar : 49) Dalam hadits : (esis * Rly fal & ye he Maknanya: "Segala seswatu (terjadi) dengan pengaturan (Getentuan Allah) sampai tumpulnya otak dan kecerdasan* (HR Maslim) 31. Sebutkan Dalil Diharamkannya Seorang Laki-Laki Berjabat Tangan Dengan Perempuan Yang Bukan Mahramnya? Juoab : Rasutllah irene ‘alayhi wasallam bersabda Beil iol a a on a sid Lpitt oy) * Maknanya : "Jka saat seorang di antara kalian a epalany dengan sebuah bs, tu leis ringan baginya dani pada disiksa karena menyentuh seorang perempuan yang Fidok halal baginya" (LR. at-Thabarani dan difasenkan oleh al Hafizh Ibn Hajar) Beliau juga bersabda : CGI ayy) a =. ea : (aval Bakar) ™ Hizbut Tahrir yang menghalalkan seorang laki-laki berjabat tangan dengan perempuan gjnabiyyah, bukan isteri atau ‘mahramnya, o Agidah Ahtussurnah Wal Jama'ah 32, Jelaskan Tentang Membaca Al Quran Untuk Mayit ! Jawah : Membaca Al Quran untuk mayit muslim ‘hukumnya boleh, Allah ta'ala berfirman OW Hy aa say » Maknanya :*Dan lakuckantah kebaikan * (Q.S. Al Haj: 77) Rasulullah shallllahu ‘alayh wasallam bersabda : (see Oe heyyy” a Ss Le te Maknanya : "Bocalah untuk mayit-mayit kalion surat Yasin" (H.R. Tbn Hilbban dan dishahitkannya) ‘Ablussunnah bersepakat (jjma') atas_ dibolehkannya ‘membaca al Quran untuk mayit dan bahwa bacaan ita bermangaat bagi si mayit. Al Imam asy-Syafi'i berkata *Adalah kebaikan apabila dibacakan di atas kuburan mayit muslim beberapa ayat al Quran dan lebih baik jika dibacakan al Quran seluruhnya" (dituturkan oleh Imam an-Nawawi dalam Riyadlush-shalikin) 33, Sebutkan Dalil Yang Menunjukkan Bahwa Shadaqah ‘Bisa Memberikan Manfaat Terhadap Mayit | Jwab : Rasulullah shallallahue ‘alayh wasalam bersabda : Oe pee carta COS goby TBM bee U5 a Maknanya : "Apabila sescorang meninggal Guia, terputuslah amalperbuatannya (yang dapat terus mengalirkan pahala untuknya), kecuali tiga hal: shadagah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang ‘mendo'akannya" (HLR. Ibn Hibban) “Agidah Ahlussunnah Wal Jama‘ah Ketiga hal tersebut adalah di antara amal yang bisa dirasakan manfaainya oleh mayit muslim karena dia. Jah peayebab terjadinya, Begitujugefrman Allah OPM phy ge Oca SU Yakni perbuatan yang baik yang ia lakukan sendiri, hal itu bermanfaat baginya. Dan’ perbuatan balk yang dilakukan orang lain untuknya yang bukan perbustan sendiri, hal ini juga bermanfaat baginya, karena fadll Allah (karunia dan Kemurahan Allah) kepadanya, Sebagalmisal adalah shalat jenazah ia bukanlah perbuatan’ yang dilakukan mayit, tapl si mayit merasakan manfa‘at dari shalat tersebut. Dan juge seperti doa Rasulullah untuk orang lin. Do itt bukanlah perbuatan orang yang didoakan, namun doa tersebut dapat dirasekan’ mantaatnya, ‘seperti doa Rasulullah shallallahu ‘alayki wasallam untuk Toru Abbas : set iy AS yy" Sly Ke de aii + Goins bid, ey Maknanya : "Ya Alla jaa ia hlmah dan (kemampuan untuk) mentakwil al Qur'an” (H.R. al Bukhari, Tbnu Majah dan lainnya dengan redaksi yang berbeda-beda) - Sebutkan Dalil Dibolehkannya Qiyam Ramadlan Lebih Dari 11 Raka'at! Jawa’ : Allah ta’ala berfirman : Vs hy pL a 53h lay > 6 Agidah Abluscunnah Wal Jama‘ah Maknanya: "Dan lakukanlah kebaikan supaya kalian ternting™ (QS. al Ha:77) Rasulullah shallallahw ‘alayhi wasallam bersabda 5 fb gah iho Oh Gi Sh Be EN yy) Makan : "Salt mala it ikon du aka dua fat, aap sla seoong amt kl at thon mast sub kak shat ctr st raat (HR. Bukhar) Relowjoga ocibdas : (phe yyy * Eat ey (a od Gal ps Ba Maknanya : "Shalat adalah (termasuk) amal yang terbaik, mata ating sap kena oe) mergettian Fergal aye an orang.sopa Breen a (hh) memperianyat gen rans) yang Gimakoud. dale hal int adalah slat Sunnah (riofiy” (LR. Musi) . Apa Dalil Dibolehkannya Menggunakan Rebana ? wen’ ; Abu Dawud meriwayatkan bahwa ada seorang, perempuan yang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘nlayhi' wasallan’ (maknanya): "Sumgguh, aku telah bernadzar untuk memukul rebana di depan engkau, ka Allah mengembalikanmu dalam keadaan selamat”, Beliaw ‘menjawab: jika engkau telah bernadzar, maka penukilah (aksanakan) nadzarmu !", Agidah Ahtussunnah Wal Jama’ah 36. Siapakah Nabi Dan Rasul Yang Pertama ? Jawab : Nabi dan rasul yang pertama adalah Adam ‘alayhissalam, Allah ta'alaberfirman CTY: Oat dle) bY AT dtol Bn Oy p Maknanya : "Sesungguknya Allah ta'ala memilih Adam (Gebagai nabi)..." (Q.S. ali Imran.: 33) Rasulullah shalalak ‘alayhiwasllam bersabda yang rmaknanya : "Adam dan nabisnabi yang lain di bawah federal pada hari kiamat* (HL, at Tirmidzi) 37. Sebutkan Sifat-Sifat Yang Wajib Bagi Para Nabi Dan Sifat-Sifat Yang Mustahil Ada Pada Mereka ! Jawab : Para nabi wajib (past) bersifat jujur, amanah (dapat dipercaya), sangat cerdas, menjaga diri dari Perbuatan-perbuatan yang tercela, pemberani dan fashih dalam berbicara. Mustahil bagi mereka berdusta, kitiyanah (tidak dapat dipercaya), berbuat tercela, zina dan dosa-dosa besar lainnya serta kufur, baik sebelum diangkat menjadi nabi maupun setelahnya, Allah ta'ala berfirman : CATE (WN) Galil oo LS p Maknanya :"Da masing-masing (Nabi itu) kami lebikan derajat mereka di aas umatselurubnya"(QSal An'am: 86) Dalam hadits disebutkan Ghia ial oe ey oly Whew a Maknanya : "Tidatlah Allah” mengutus seorang nabi ecuali agus rupanya dan indah suaranya" (H.R. ate ‘Tirmidzi) 1 Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah 38, Apakah Makna Firman Allah ? (he PE Bey € Wily ae SD Jawad : Maknanya adalah bahwa Allah tidak berasal dari sesuatu (tidak diperanakkan) dan tidak terlepas dari-Nya sesuatu (tidak beranak). Allah tidak rmenempati sesuatu, tidak terlepas dari-Nya sesuatu dan tidak ditempati oleh sesuatu. Al Imam Ja'far ash- Shadiq berkata : "Barangsiapa beranggapan bahwa Allah di dalam sesuatu, dari sesuatu atau di atas sesuatu, sungguh ia telah musyrik', (diriwayatkan oleh Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam ar-Risalah al Qusyairiyyah) 39. Sebutkan Dalil Dibolehkannya Membaca Shalawat ‘Atas Nabi Muhammad Shatlallahu ‘Alayhi Wasallam Setelah Adzan ! Jawab : Bershalawat atas Nabi shallallatw ‘alayhi ‘wasallam setelah adzan adalah boleh meskipun dengan suara nyaring. Tidak perlu didengarkan_ pendapat ‘orang yang mengharamkannya. Allah ta'ala berfirman: yk ear haw itt le Shas S805 Oy y Correip «orks Maknanya : "Sesungguhnya Allah dan — malaikat- rmalaikat-Nya bershalawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ‘ucapkaniah salam kepadanya (QS. al-Ahzab : 56) Rasulullah shallallah‘alayhiwoasalam bersabda : Garey Ge he Ose 40. Agldah Ahlussunnah Wal Jama'ah Maknanya : "Apabia Jalon mendengor muadzdzin (orang yang mengumandangkan adzan), maka capkanlal sper ‘yang divcapkannya kemudian bacalah shalawat untukku" GER Muslim) Beliau juga bersabda Gy sya HEI aly) + Ye a LS Sh Lo Maknanya : "Barang sigpa menyebutl maka hendakah fershalaot wntuldu” (HR. al Hafizh as Sakhawi dan Iainnya) Karena seorang muadzdzin pasti menyebut nama Nabi dalam adzan, berarti Ia dianjurkan bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam setelah adzan, bisa dengan suara lth atau nyaring Apakah Pengertian Riddah Dan Sebutkan Macam- Macamnya Jab : Riddah adalah memutus Keislaman (orangaya disebut murtad). Riddah terbagi tiga: 1. Riddalt Qauliyyal (perkataan) seperti mencaci maki ‘Allah, walaupun dalam keadaan marah. 2 Riddaht filiyyah (perbuatan) seperti melempar mushhaf “(al-Qur’an) ke tempat-empat kotor dan juga seperti menginjak mushhaf. 3. Riddah Qalbiyyalt (hati) seperti meyakini bahwa Allah adalah Benda atau rohy meyakini bakwa dia duduk i atas ‘arsy atau menempati langit atau meyakini bahwa Dzat Allah berada di semua tempat. Allah ta’ala berfirman: (VE stg) gs a. ” Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah Maknanya : "Dan mereka telah benar-benar mengatakat perkataan hufur, mcreka telah kafir setelah eislaman Imereka" (QS. at-Taubah :74) Ta juga berfirman : CPV cay GY pt A> Maknanya : "Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan bulan® (QS. Fushshilat : 37) Rasululah shall ‘lay wsalom bersabda DS wie ee (hess gs aly) Maknanya : "Sunggul seorang hambe jike mengucapkan perkataan (yang melecehkan atax menghina Alla atau syar'at-Nya) yang tidak dianggapnya bahaya, (padahal perkataan tersebut) bisa menjerimmuskanniya ke (dasar) nieraka (yang kedalarannya) lebih jauh dari pada jarak antaratinur dan barat” (H.R. al Bukhari dan Muslim) Sebutkan Dalil Dibolehkannya Peringatan Maulid Nabi shallallahu ‘alayhi wasallam Javea: Allah ta‘ata berfrman : : OV BE) LH id ly > Maknanya : "Dan lokukanlah kebiken supaya kaon teruntung (QS.al Haj :7) Dalam hadits Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda : (eh ata)” 2, Agia Ahtussunnah Wal Jama'ah Maknanya : "Barang siapa memulai (merintis) dalam Islam perbuatan yang baik maka (akan) memperoleh pahalanya" (HR. Muslim) Apakah Yang Dimaksud Sabda Nabi: Jewab : Bawa yang lebih baik dimohon dan diminta pertolongan adalah Allah. Hadits ini tidak bermakna "Jangan memohon dan meminta pertolongan kepada selain Allah". Hadits di atas serupa dengan hadits riwayat bn Hlibban : (8S gly “Lar yuh HE Op Loca yang bermakna ; "Yang. paling layok untuk der hidangom makanan adalah orang bertakoa dan yang paling layok dijadikan kawon adalah seorng muon" lads tersebut tidak berart: Haram memberi makan kepada selain orang mukmin dan haram menjadikannya sebagai teman”. Allah memajikaum muslimin di dalam al-Quran dengan firman-Nya : ABI) eels ay Rn de ul aks, » Maknanya: "Dan mereka memieritan makonan harena ‘Alla kepada orang miskin, anak yatin dan orang kar yang ditaan (QS. al Insan :8) Dalam Shahih al Bukhari dan Shahih Muslim diceritakan mengenai tiga orang yang meminta kepada Allah dengan wasilah amal saleh mereka. Agidah Ablussurmah Wal Jama'ah 43. Sebutkan Dalil Dibolehkannya Ziarah Ke Makam Rasulullah | Jawad : ALQadli ‘Iyadl, an-Nawawi dan lainnya mengutip kesepakatan para _ulama’ mengenai disunnahkannya ziarah ke makam Nabi. Allah ta'ala berfirman: Cel) £5 Uy ate Ott Maknanya : “Sesungguhnya jkalau merck, ketika rmenchalind diri mereka’ (Gerbuat maksiat kepada Allah), emudian datang kepadam lle meniohon.ampun kepada ‘Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang" (Q'S. an-Nisa' : 64) Rasulullah salah ‘lay wasallar bersabda : BH Yay ye Io aed Se das Maknanya : "Barangsiapa berziarah ke maken, maka past ia akan memperoleh syaf'athe" (FLR, ad-Daraquthni dan dinilai kuat oleh al Hafizh as-Subki). Adapun hadits maksudnya adalah barang siapa__ berkeingi melakukan perjalanan untuk tujuan shalat di suatu masjid, hendaklah ia pergi ke tiga masjid (al-Masid al Haram, al-Masjid an-Nabawt dan al-Masjid_al-Agsha), Karena shalat di tiga masjid tersebut pahalanya % Agidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dilipatgandakan. Anjuran tersebut diartikan sebagai sunnah hukumnya, bukan wajib. Jadi, hadits tersebut Khusus menerangkan tentang melakukan_perjalanan untuk tujuan shalat. Di dalamnya tidak ada larangan untuk berziarah ke makam Nabi shallallahu ‘alayhi ‘wasallam 44, Sebutkan Dalil_Dibolehkannya _Tabarruk (Mengambil Berkah / Mencari Tambahan Kebaikan) ! Jawab : Bertabarruk dengan nabi dan semua bekas dan peninggalannya (tsar) adalah boleh. Allah ta'ala berfirman mengenai ucapan Nabi Yusuf ‘alayhissalam Ce ils Gaile eed a> AT: dap Maknanya : "Pergilah kamu dengan memibawa gamisku ini, lat tetakkanlah ke wajah ayalku nanti ia akan melthat kembali" (QS. Yusuf : 93) Dalam hadits disebutkan : "Rasulullah shallallahw ‘alayhi wasallam setelah dicukur rambutnya, beliaw membagi-bagikan rambut terscbut kepada orang- orang di sekitamya supaya mereka bertabarruk dengannya" (H.R. al Bukhari dan Muslim) 45. Apakah Dalil Dibolehkannya Memakai Hirz (Kertas Yang Berisi Tulisan Ayat-Ayat Al Quran Atau Dzike Kemudian Dibungkus Rapat Dan Dikalungkan Di Leher) Yang Di Dalamnya Hanya Tertulis Al-Qur'an Dan Semacamnya, Dan Tidak Ada Sama Sekali Di Dalamnya Lafazh-Lafazh Tidak Jelas Yang Diharamkan ? 7 Agidah Anlussunnah Wal Jama‘ah Jawad : Allah ta‘ala berfirman —— eh hs yy as phe a Gy CAT teh) Maknanya : "Dan Kami turunkan dari al-Qur'an, sesuat yang di dalamnya terdapat obat kesembuhan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (QS. al-sra’ : 82) Dalam hadits disebutkan bahwa Abdullah ibn ‘Amr berkata : "Kami dulu mengajarkan wirid dan doa kepada anak-anak kami, dan kepada anak yang belum baligh, kami menulisnya di atas kertas lalu menggantungkannya di atas dadanya’. (HR. at- Tirmidzi dan dihasankan oleh al hafizh Ibn Hajar) 5. Terangkan Mengenai Menyebut Nama Allah Ketika Mengiringi Jenazah ! Jaaub = Menyebut nama Allah (ikrutah) ketika jringi jenazah hukumnya botch tanpa ada haf (perbedaan pendapat). Allah berfirman ENP) GS SS Sy SI Go jin > Maknanya : "Hai orangorang yang beriman,berdzkilah (rienyebut nama Allah), dzikir yang sebanyak-banyaknya (QS. al-Ahzab : 41) Allah ta’ala juga berfirman : : OAV a1 pe dle) pais oy ty tn OY Fi ha > Maknanya : "(ystu) .orang-orang yang mengingat Allah Samia bedi stn duu atau dalam headan berbaring” (QS. ali Imran: 191) 47, 48. {gidah Ahlussunnah Wal lama'ah Dalam hadits diterangkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam berdzikir (menyebut nama Allah) dalam setiap situasi dan kondisi (H.R. Muslim) Jelaskan Tentang Takwil ! Jawab : Takwil adalah memahami nash (al-Qur'an dan Hadits) bukan secara zhahimya. Takwil diperbolehkan terhadap ayatayat dan hadits yang zhahimya mengundang pembaca untuk memakami makna yang rusak dan tidak benar (padahal sesungguhnya makna ayat atau hadits tersebut tidak demikian), bahwa Allah ‘memiliki tangan (yang merupakan anggota badan), muka (yang merupakan anggota badan) atau ia duduk di atas arsy, menempati suatu arah atau disifati dengan salah satu’ sift makhluk. Karenanya tidak boleh menafsirkan ayat-ayat dan hadits-hadits semacam ini secara zhahimnya. Allah berfirman : (V Olae Shy € pla g Speaighy Any dy pas wy > Maknanya : "Tidak ada yang mengetahu tokwilnya (ayat- ayat mutasyabihat) kecuali Alla dan orang-orang yang rmendalam ilmunya" (QS. al-Imran:7) Dalam hadits disebutkan bahwa Nabi berdoa untuk Ton Abbas : "Ya Allah ajarilah ia hikmah dan (kemampuan untuk) mentakwil al-Qur'an’ (H.R al Bukhari, Ibn Majah dan al Hafizh Ibn al Jaw2i dengan redaksi yang berbeda-beda) Sebutkan Dalil Yang Menerangkan Bahwa Iman Adalah Syarat Diterimanya Amal Saleh ! Jawoab : Allah berfirman Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah hay A 5 AT FF bp Ua > Ne seladly ia Sips ad ogi Maknanya : "Barong saps yang mengerjakan ama-anal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang Beriman arin ini adal sport), maka mercka i akon ‘masuk sorga dan mereka tidak dianiaya sama sekali" (Q'S. an-Nisa' 124) RasulUllah shall ‘lay wnsllm bersabda GIN ey) yey dy bu JM ail Maknanya : "perbuatan yang pling ita (ccora mutlk) ‘adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya" (ELR. al Bukhari) 49, Apakah Makna Firman Allah: . Gigs NUD EY? Joab ; Al Imam al Bukhari berkata : “Segala sesuata akan binasa kecuali sulthan (lasharruf -kekuasaar-) ‘Allah’. Al Imam Sufyan ats-Tsauri mengatakan: * ecuali amal saleh yang dilakukan hanya untuk mengharap ridla Allah’ 50, Apakah Makna Firman Allah © AN: lly oh Sa OF eg ED Jawab : Pakar tafsir, al Fakhr ar-Razi dalam tafsirnya dan Abu Hayyan al Andalusi dalam tafsir al Bahr al ‘Muhith dan abli-abli tafsir lain mengatakan: "Yang Agidah Ahlussunnah Wol Jama'ah dimaksud st) gg dalam ayat tersebut adalah malaikat’, Ayat tersebut tidak bermakna bahwa Allah bertempat di langit. 51. Apakah Makna Firman Allah Ta‘ala? CAV aust Salt hy ash wes tay } Jr Ton Abbas mengaiakan : "yang, dimaksud it adalah "dengan kekuasaan", bukan tangan, Karena Allah maha suci dari tanga ipakai i tangan yang merupakan anggota badan (jarihah) ; sfat makhluk. a Agidah Antussunnah Wal Jama'ah KEPUSTAKAAN Al Asfarayini, Abu al Muzhaffar, at-Tabshir fi ad-Din, ‘Alam al Kutub, Beirut. Al Ashbahani, Abu Nu’aym, Hilyah al Auliya', Dar al Kutub al “Arabi, Beirut. AL ‘Asgalani, Ibn Hajar, Fath al bari Syarh Shahih al Bukhari, Dar al Ma'rfah, Beirut Al Baghdadi, Abu Manshur, al Farg bayn al Firag, Maktabah ‘Shabih, Kairo. ALBantani, Muhammad Nawawi, at-Tafsir al Munir, Al Bayhaqi, al-Asma’ wa As-Shifat, Dar Thyat at-Turats al “Arabi, Beirut. ____ad-Da'awat al Kabir, tp, Kuwait. ‘Al Bayyadli, Isyarah al Maram min Tarat al Imam, Musthafa al Halabi, Kairo, ‘Al Buhuti, Manshur, Kasysyaf al Qina' ‘an Matn al Iqna', ‘Alam al Katub, Beirut. Al Bukhari, Shahih al-Bukhari, Daral-Jinan ~ Beirut. Al Ghazali, Abu Hamid, Ihya’ Ulum ad-Din, Dar al Ma'rifah, Beirut. Al Hakim, al Mustadrak ‘ala Shakihayn, Dar al Ma‘rifah, Beirut Al Harari, Abd Allah, Izihar al ‘Agidak as-Sunniyah bi Syari al 'Agidah ath-Thahawiyyah, Dar al Masyart, Beirut. ‘al Magalat as-Sunniyah fi Kasyf Dlalalat Ahmad ibn Taymiyah, Dar al Masyari, Beirut. ‘Sharih al Bayan fi ar-Radd ‘ala man Khalafa al (Quran, Dar al Masyari’, Beirut. 8 “Agidah Ahlussunnah Wal Jama'ah ‘al Gharah al Imaniyah fi Radd Mafasid at- Tahririyyak, Dar al Masyari, Beirut. ‘Al Haytami, Ibn Hajar, al Miniaj al Qawoim -bi hamisy! al Hawasyi al Madaniyak-, Maktabah al Ghazali, Damaskus. : ‘Al Haytsami, Majma’ az-Zawa-id wa Manba’ al Fawa-id, Dar ‘al Katub al Iimiyah, Beirut. ' thn ‘Asakis, Tabyin Kadsib al Muftari, Dar al Kitab al "Arabi, Beirut. : {bn al Hajj, al Madkhal, Dar al Kitab al ‘Arabi, Beirut, thn Hanbal, Ahmad, Musnad Ahmad, Thablah Zuhair asy- Syawisy, Beirut. : ‘Al Hushni, Taqiy ad-Din, Kifayah al Akhyar, Dar al Fikt, Beirut, : thn al Jarud, Muntaga al Akitbar, Dar Ihya’ al Turats al ‘Arabi, Beirut. Ion al Jaw2i, Abd ArRahman, Daf Syubah at-Tasybih, al ‘Maktabah at-Tavfigiyah, Kairo. bn as-Sunniy, ‘Amal al Yawm wa al-Laylah, Muassasah al ‘Katub as-Teagafiyah, Beirut ‘asy, Muhammad, Minait al Jalil Syarh Mukhtashar Khalil, Dar al Fikr, Beirut. ‘Al Mardawi, al Inshaf fi Ma'ifah ar-Rajih min al Khilaf, Dar Thya’ al Turats al ‘Arabi, Beirut ‘Al Maturidi, Abu Manshur, Ta'wilat ahl as-Sunah wa al Jama‘ah, Dat Yhya! Turats al ‘Arabi, Beirut, ‘An-Naisaburi, Muslim, Shahiht Muslim, Dar Ihya' at-Turats al ‘Arabi, Beirut ‘AnNasad, ‘Amal al Yawm wa al-Laylah, Movassasah ar- Risalah, Beirat. ‘An-Nawawi, Syarah Shaki Muslim, Dar Thy’ at-Turats al ‘Arabi, Beirut. ee Agidah Ahtussunnah Wal Jama'ah Racdlah at-Thalibin, Tbs Zuhair a Syewiny, Beira Al Quawin, Tn Mafah, Suman Tin Majah, al Maktaboh Timiya, Beit AL Qurthubi al Jan 1 Aikam al Quren, Das al Kitab al "Arabi, Bint ArRafil, Abd al Kasim, Setoad al ‘Aynayn ft Managib al Ghats Ab al‘Alatiay, Dar Masye Beit AsShayyadi, Abu al Huda, at-Thargah a Ritiyah, Mathba‘ah as-Sa'adah, Kairo, - iva As Syatani, Abd al Wabhay al Ywagit wa Jewahir, Dar al ik, Beta As Subki,Tagly ad-Din, a-Say/as-Shagl ft ar-Radd ‘aa fn Zafil, tp, Kairo. cba tik ‘AeSuyuth, Jalal ad-Din, al Hawi lil Fatewi, Dara Kuta a Tiiyah, Barat Av-amimt, Ab al Fadia Imam Almad, Manuskp ATarmasi, Muhammad Maher, Mahan Det Fd Sgarh Ibn Haar ala Mugaddiah Bafuddl at Mathbaah as-Syarqiyah, Kairo. Atthabact Ibm Jat Tahdsi Atsay, tp, Kai ‘AeThabacai al Maja al Kabir, Aga Baghdad, eae 1 al Maja as-Shaghi, Munseasah al Kat at Taagatyah, Birt, Acie Sean timid, Dat a Kitab al nya ir ‘Ax Zabidy Murtala tha Saadah al Mutagin bi Syark Diy! Utwm ad-Din, Dara ik, Bet Ac-Lajaj fytigag Asma Allah Husna, Moassaah ar sala Bert Aa-ashanyl Bade 26-Di, Taso! Masami Manas.

Anda mungkin juga menyukai