Anda di halaman 1dari 6

INISIASI 1

HAKIKAT IPA DAN


HAKIKAT PEMBELAJARAN IPA
Wasih Djojosoediro

Saudara mahasiswa, selamat bejumpa kembali dalam kegiatan tutorial


online mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA SD dengan topik bahasan
Hakikat IPA dan Hakikat Pembelajaran IPA SD. Dalam kegiatan tutorial online
ini kita akan mendiskusikan materi tentang karakteristik IPA, kedudukan IPA
sebagai proses, produk, serta sikap, belajar dan pembelajaran IPA menurut teori
behavioristik dan konstruktivistik terhadap pembelajaran IPA SD. Oleh karena itu
setelah selesainya tutorial online ini, Anda diharapkan dapat;
1.

menjelaskan karakteristik IPA.

2.

menjelaskan kedudukan IPA sebagai produk, proses, dan sikap.

3.

membedakan pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut teori


behavioristik dan konstruktivistik.

4.

menjelaskan dampak pengertian belajar dan pembelajaran IPA menurut teori


behavioristik dan konstruktivistik terhadap pembelajaran IPA SD.

A. Karakteristik IPA
IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu
lain. Karakteristik khusus IPA tersebut adalah;
1.

IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan
lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur
seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

2.

proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses
berpikir, dan berbagai macam gerakan otot.

3.

belajar IPA biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara


(teknik).

Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD

4.

belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu


pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat indera manusia itu
sangat terbatas. Selain itu ada hal-hal tertentu bila data yang kita peroleh
hanya berdasarkan pengamatan dengan indera, akan memberikan hasil yang
kurang objektif, sementara itu IPA mengutamakan obyektivitas.

5.

Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah (misal


seminar-seminar, simposium-simposium), studi kepustakaan, mengunjungi
suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya. Kegiatan seperti ini kita
lakukan semata-mata dalam rangka untuk memperoleh pengakuan kebenaran
temuan yang benar-benar objektif.
IPA memiliki kedudukan sebagai proses, produk dan sikap ilmiah. IPA

sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil
(produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui prosesproses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah. Perwujudan proses-proses
ilmiah ini berupa kegiatan ilmiah yang disebut sebagai inkuiri/penyelidikan
ilmiah. Sejumlah proses IPA yang dikembangkan para ilmuwan dalam mencari
pengetahuan dan kebenaran ilmiah itulah yang kemudian disebut sebagai
keterampilan proses IPA.
Ditinjau dari tingkat kerumitan dalam penggunaannya, keterampilan psroses
IPA dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu keterampilan proses dasar (basic skills)
dan keterampilan proses terintegrasi (integrated skills) (Moejiono dan Dimyati,
Moh., 1992: 16).

1.

Jenis-jenis Keterampilan Proses Dasar


a.

Mengamati

b.

Menggolongkan/mengklasifikasi

c.

Mengukur

d.

Mengkomunikasikan

e.

Menginterpretasi data

f.

Memprediksi

g.

Menggunakan Alat

h.

Melakukan Percobaan

Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD

i.

2.

Menyimpulkan

Jenis-jenis Keterampilan Proses Terintegrasi


a.

Merumuskan Masalah

b.

Mengidentifikasi dan Mendeskripsikan Variabel

c.

Mendeskripsikan Hubungan Antar Variabel

d.

Mengendalikan dan Mengontrol Variabel

e.

Mendefinisikan Variabel Secara Operasional

f.

Memperoleh dan Menyajikan Data

g.

Menganalisis Data

h.

Merumuskan Hipotesis

i.

Merancang Penelitian

j.

Melakukan Penyelidikan/Percobaan

Produk IPA adalah sekumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan


analitik yang dilakukan oleh para ilmuwan selama berabad-abad. Pudyo (1991: 2)
menyebutkan bahwa bentuk-bentuk produk IPA meliputi istilah, fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur. Istilah adalah sebutan, simbol atau nama dari benda-benda
dan gejala-gejala alam, orang, tempat. Fakta adalah pernyataan-pernyataan
tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benarbenar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.

Konsep konsep dapat

merupakan istilah yang sudah diberi makna khusus. Konsep dapat merupakan
penjelasan tentang ciri-ciri khusus dari sekelompok benda, gejala, atau kejadian,
atau

penjelasan

tentang

ciri-ciri

utama

untuk

mengklasifikasikan

mengkategorikan sekelompok benda atau kejadian. Prinsip

diartikan

atau

sebagai

generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep. Dalam IPA prinsip dapat


berupa hipotesis, teori atau hukum. Produk dalam IPA dapat berupa prosedur.
Prosedur diartikan sebagai langkah-langkah dari suatu rangkaian kejadian, suatu
proses, atau suatu kerja.
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh
ilmuwan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap-sikap ilmiah meliputi;

Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD

a.

obyektif terhadap fakta. Objektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak


dicampuri oleh perasaan senang atau tidak senang. Contoh: Seorang peneliti
menemukan bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus
mengatakan juga 0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.

b. tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang


mendukung kesimpulan itu. Misal, ketika seorang ilmuwan menemukan hasil
pengamatan suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia
tidak segera mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum
data-datanya cukup kuat mendukung kesimpulan tersebut.
c. berhati terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang lain,
walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.
Sementara itu, jika gagasan orang lain itu memiliki cukup data yang
mendukung gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak
temuannya sendiri.
d. tidak mencampur-adukkan fakta dengan pendapat. Misal, tinggi batang kacang
tanah di pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari
tingginya 6,5 cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A
terlambat pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan
fakta.
f. bersikap hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam bentuk
cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh,
selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya
sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan
dengan penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benarbenar akurat.
g. sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi. Bagi
seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada umumnya, hal itu
merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki. Contoh: Orang
menganggap hal yang biasa ketika melihat benda-benda jatuh, tetapi tidak
biasa bagi seorang Issac Newton pada waktu itu. Beliau berpikir keras
mengapa buah apel jatuh ketika dia sedang duduk istirahat di bawah pohon

Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD

tersebut. Pemikiran ini ditindaklanjuti dengan menyelidiki selama bertahuntahun sehingga akhirnya ditemukannya hukum Gravitasi.

B.

Teori Belajar Behavioristik


Teori belajar perilaku (behavioristik) merupakan teori belajar yang

dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu: (i) Ivan Pavlov dengan teori classical
conditioning, (ii) Skinner dengan teori operant conditioning, dan (iii) Bandura
dengan teori observasional atau teori belajar sosial. Secara umum, teori belajar
perilaku menyatakan bahwa belajar merupakan suatu perubahan perilaku yang
dapat diamati, yang terjadi melalui terkaitnya stimulus-stimulus dan responrespon menurut prinsip-prinsip mekanistik (Dahar, Ratna Wilis, 1989: 19).
Salah satu bentuk realisasi pembelajaran behavioristik adalah seperti yang
dikemukakan oleh Gagne yang dikenal dengan sebutan teori Hierarki Belajar
Gagne. Prosedur yang ditempuh adalah yang dimulai dari (i) menetapkan secara
verbal deskripsi operasional sejumlah variabel kemampuan yang diharapkan
(sekarang disebut tujuan pembelajaran/sasaran belajar), (ii) membuat hipotesis
hubungan hirarki antar variabel, (iii) menetapkan model hierarki belajar untuk
mewujudkan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan, serta (iv) menetapkan
sejumlah tata cara untuk memvalidasi hierarki.

C. Teori Belajar Konstruktivistik


Teori belajar konstruktivistik dikembangkan dari teori Developmental
Piaget. Dalam teori developmental Piaget dikemukakan empat periode
perkembangan intelektual manusia sejak dilahirkan sampai dengan puncak
perkembangannya. Empat periode perkembangan inletektual manusia yang
dimaksud yaitu: (a) periode sensori-motor, (b) pra-operasional, (c) konkrit
operasional, dan (d) operasional formal (berpikir abstrak) atau hipotetiko-deduktif
(Dahar, Ratna Wilis, 1989: 152).
Belajar kontruktivistik mengedepankan dan mengakui bahwa anak
memiliki pengetahuan sebelum mengikuti pembelajaran. Pengetahuan yang
dimiliki anak sebelum mengikuti pembelajaran inilah yang disebut sebagai
pengetahuan awal. Pengetahuan awal anak dapat diperoleh dari sumber-sumber

Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD

belajar yang tersedia di luar sekolah atau dari pembelajaran sebelumnya. Hal ini
berlawanan dengan belajar absolutime yang menganggap anak sebagai botol
kosong yang dapat diisi pengetahuan dari guru.
Makna pembelajaran dalam paradigma konstruktivistik tentunya tidak
akan lepas dari makna belajar dalam paradigma konstruktivistik. Dengan
demikian pembelajaran konstruktivistik adalah pembelajaran yang menekankan
kepada minimal tiga hal penting yaitu bahwa pertama belajar itu adalah proses
aktif mengkonstruksi pengetahuan; kedua aktif membentuk keterkaitan (link)
antara pengetahuan yang telah dimiliki siswa dengan pengetahuan yang sedang
dipelajari; ketiga melakukan interaksi dengan siswa yang lain. Misal, snak yang
belajar menulis awal. Awalnya siswa dibantu gurunya bagaimana cara memegang
pensil yang benar. Selanjutnya bagaimana menggerakkan pensil yang benar untuk
menulis, yaitu dengan cara tangan anak dipegang oleh guru lalu digerakkan sesuai
bentuk tulisan. Lama- kelamaan anak dilepas sendiri untuk menulis. Nah, pada
saat ini siswa terus mengingat kembali apa yang pernah dilakukan bersama
gurunya, selama kurun waktu ini siswa terus-menerus memperbaiki pengetahuan
sebelumnya.

Saudara mahasiswa, demikianlah pembahasan materi untuk inisiasi online


1. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah bahan ajar cetak Unit 1 Matakuliah
Pengembangan Pembelajaran IPA SD sehingga saudara memperoleh pemahaman
yang baik tentang hakikat IPA dan hakikat pembelajaran IPA SD. Selain itu,
untuk memperdalam pemahaman anda, kerjakanlah latihan inisiasi online 1 ini.
Soal latihan inisiasi online 1 dapat dilihat di website matakuliah Pengembangan
Pembelajaran IPA SD pada fitur Latihan.

Selamat Bekerja

Inisiasi Online Pengembangan Pembelajaran IPA SD

Anda mungkin juga menyukai