BAB III
ANALISIS DATA
3.1 Cara Penelitian
Penelitian ini merupakan analisis deskriptif yang menggambarkan
keadaan yang nyata pada suatu unit kerja, dengan pendekatan analisis
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menghitung potensi, efisiensi,
efektivitas retribusi pelayanan persampahan dan analisis kecukupan,
sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman pengelolaan retribusi pelayanan
persampahan yang potensial dan untuk mendukung apa yang diperoleh
dari hasil perhitungan.
3.1.1. Jenis dan sumber data
Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara yang
berhubungan dengan kegiatan operasional pengelolaan sampah oleh
Dinas Kebersihan, dan data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner
kepada semua seksi yang terlibat dalam operasional untuk menganalisis
SWOT. Data primer juga digunakan sebagai pendukung maupun penjelas
dari data sekunder yang telah ada. Data sekunder yaitu pengumpulan
data melalui teknik dokumenter dan studi pustaka. Dokumen yang
digunakan
untuk
Kebersihan, BPS,
Daerah (BPKD).
mendapatkan
data
yang
diperoleh
dari
Dinas
26
tahun tertentu. Dengan demikian data yang digunakan yaitu data target
tahun 1997-2000, data potensi penerimaan retribusi pada tahun 2000,
dan realisasi penerimaan retribusi kebersihan pada tahun 1997-2000.
3. Potensi retribusi pelayanan persampahan yaitu hasil perhitungan dari
seluruh obyek pelayanan persampahan berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 1998 .
4. Analisis
kecukupan
yaitu
untuk
mengukur
kecukupan
biaya
masing-masing
obyek
sampah
berdasarkan
penelitian
27
Sumber sampah
Laju generasi sampah
Sampah pemukiman
3 - 3,6 liter/org/hari
Sampah Daerah Komersil 2,5 3 liter/org/hari atau
0,5 m3/hari
Sampah jalan
0,27 0,31 liter/m/hari
Sampah
Daerah 0,65 0,75 liter/org/hari
Perkantoran
Sampah Industri
1,0 5 liter/org/hari atau
1 3 m3/hari
Samapah Pasar
0,8 0,9 liter/m2/hari
pada
Dinas
pengelolaan persampahan;
Kebersihan
dalam
melaksanakan
28
menentukan
besarnya
potensi
retribusi
pelayanan
Balaraja Ciputat
Serpong
Curug Teluknaga
Industri
81
28
10
414
Hotel/Bioskop
1
24
3
11
Restoran/Toko/
122
1091
587
346
Usaha lain
Ruko jl.protokol
390
1024
270
250
Ruko diluar protokol
0
578
291
0
Komplek
2899 54141
12403 5808
perumahan
Perumahan teratur
2492
957
190
416
Warung nasi
15
49
20
28
Kios/los/Pk-5
1831
1634
649 2098
Total
7831 59526
14423 9371
Sumber :
1. BPS, Tangerang dalam angka,2000
2. Dinas Pasar, Laporan bulan Maret,2001
3. Dinas Kebersihan, Program Dinas Kebersihan,2001
Mauk Total
2
0
116
115
0
225
650
39
2487
155
0
1715
120
0
8964
2209
869
85930
2401
687
16
40
561
814
4966 10965
7143
168
7587
107082
Dari uraian tabel 3.2 di atas nampak bahwa potensi obyek pelayanan
persampahan di Kabupaten Tangerang cukup besar mencapai 107.082
29
Obyek
Potensi
Industri
Hotel/Bioskop
Restoran/Kantor/toko
Ruko jl.protokol
Ruko diluar protokol
Komplek perumahan
Perumahan teratur
Warung nasi
650
39
2.487
2.209
869
85.930
7143
168
Per bulan
15000
10000
7500
5000
4000
3000
2000
2500
Kios/Los/PK-5
7587
200
Total
107.082
Sumber : Lihat tabel 3.2 (diolah)
Potensi retribusi
Per bulan
9.750.000
390.000
18.652.500
11.045.000
3.476.000
257.790.000
14.286.000
420.000
Per tahun
117.000.000
4.680.000
223.830.000
132.540.000
41.712.000
3.093.480
171.432.000
5.040.000
1.517.400
18.208.800
317.326.900
3.807.922.800
potensi yang ada atau telah melihat akan tetapi sarana dan prasarana
belum mampu untuk melayani kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
Akibat lain dari perbedaan yang sangat besar antara realisasi dengan
potensi antara lain: wajib pungut belum bersedia membayar atau tidak
membayar karena tidak mendapatkan pelayanan atau bahkan karena
tidak ditagih, dan oleh adanya free rider yang menikmati manfaat tanpa
menyumbang . Kelompok belum membayar masih bisa diharapkan karena
30
dengan
berbagai
cara
pendekatan
dan
peningkatan
retribusi
pelayanan
Realisasi
Biaya
Tingkat
31
penerimaan
208.478.500
147.395.000
227.786.000
202.823.000
1997/1998
1998/1999
1999/2000
2000
Pemungutan
15.533.000
30.504.000
42.877.000
42.046.000
Efesiensi
7,45 %
20,7%
18,82%
20,73%
yang
dikeluarkan
untuk
pemungutan
retribusi
pelayanan
anggaran
1997/1998
tingkat
efisiensi
pengelolaan
retribusi
32
pelayanan
Realisasi
Pehitungan Pemda
Potensi
33
1997/1998
1998/1999
1999/2000
2000
(000,-)
Target
(000,-)
Tingkat
Efektifitas (%)
(000,-)
208.395
147.395
227.786
202.823
550.000
130.000
250.000
250.000
37,9
113
91
81
_
_
_
3.792.712,8
Tingkat
Efektifitas
(%)
_
_
_
5
34
Obyek
pelayanan
Komplek
perumahan
Perumahan
jl.protokol
Pasar
Sarana komersil
Ruko jl.protokol
Industri
Jalur Jalan
Total
Potensi
Jumlah sampah
(m3/hari)
85.930
1.288,95
7.143
107,145
121.541 m2
3.524
2.209
650
215.052 m
109,39
307,1
33,14
1.950
66,67
3.862,395
Dari hasil perhitungan di atas maka pada tahun 2000, Dinas Kebersihan
harus menangani timbulan sampah per hari sebanyak 3.862,395 m 3/hari.
3.2.4.2 Pelaksanaan operasional
= 1000 liter
b.timbulan sampah 1 KK
= 15 liter
35
1000
= 66 KK
15
= 66 menit
= 10 menit
= 20 menit
Total poin d s/d g
1 menit
= 97 menit
= 1 jam 37 menit
= 8 jam
480
97
= 4 5 rit
= 330 KK/hari
2) ritasi gerobak
5 rit
3) jam operasi
8 jam
2. Kebutuhan TPS
a.Volume TPS = 25 m3
b.1 TPS dapat menampung sampah = 1.666,7 KK/hari
Dengan asumsi 1 KK menghasilkan sampah sebanyak 15lt/hari.
Penempatan TPS ditunjukan guna menampung sampah yang
berasal dari daerah perumahan, pasar dan komplek pertokoan.
Untuk mengetahui jumlah gerobak dan TPS yang dibutuhkan adalah
seperti perhitungan berikut dan disajikan pada tabel 3.7 berikut ini:
36
Obyek sampah
Potensi
pelayanan
Komplek
85.930
Perumahan
2
Perumahan
7.143
jl.Protokol
3
Pasar
121.541 m2
4
Sarana komersil
3.524
5
Ruko jl.protokol
2.209
6
Industri
650
7
Jalur jalan
215.052 m
Total
Sumber : Lihat tabel 3.6 (diolah).
Keterangan :
Untuk pemukiman 1 KK = 5 orang
Untuk Ruko, Kantor, Toko = 5 orang/unit
Jumlah
sampah
(m3/hari)
1.288,95
Jumlah
Gerobak
(unit)
260
107,145
21
109,39
307,1
33,14
1.950
66,67
3.862,395
0
0
0
0
0
281
5
12
1
78
2
153
Jumlah
TPS
51
kegiatan pengangkutan
sampah industri;
2.
3.
4.
5.
kapasitas truk
= 6 m3
37
3.862,395 m 3
6 m3
2.
jumlah truk
3.
= 30 km
4.
= 40 km/jam
5.
= 45 menit
6.
= 60 menit
= 2 jam 30 menit
= 8 jam = 3 rit
= 643 unit
38
142.285.000
Rp 28.457.000 / tahun
5
174.460.000
Rp 34.892.000/ tahun
5
39
Biaya
penyusutan
di atas
menjadi
biaya
operasional dan
Rp. 3.000.000
Rp. 2.070.000
Rp. 2.400.000
Rp. 2.400.000
Rp.
Rp. 3.600.000
Rp. 5.148.000
Rp. 1.200.000
900.000
Sarana
Kapasitas
m3
Eksisting
Jumlah
(unit)
153
281
214
6
2
Harga satuan
(Rp./unit)
TPS
25
2.300.000
Gerobak
1
1.000.000
Dump truck
6
142.285.000
Armroll
0
174.480.000
Buldozer
0
935.000.000
Total
Sumber : Lihat tabel 3.7 dan hal.38 nomor 1 s/d 3 (diolah)
Total biaya
315.900.000
281.000.000
30.448.999.000
1.046.880.000
1.870.000.000
33.998.779.000
Berdasarkan persamaan (2.9) maka biaya investasi pada tabel 3.9 di atas
pemerintah daerah harus menyediakan alokasi anggaran investasi yang
40
cukup besar sebesar Rp33,9 M agar sampah yang ada dapat terangkut,
namun mengingat kemampuan keuangan daerah
No.
Sarana
Jumlah
Sarana
(unit)
1.
2.
3.
4.
5
Dump truk
214
Armroll
6
Buldozer
2
Gerobak
281
TPS
153
Total
Sumber: Lihat tabel 3.9 (diolah)
Jumlah
sarana
yg ada
(unit)
42
4
2
80
33
Kebutuhan
sarana
(unit)
52
2
0
201
120
Harga
satuan
(Rp./unit)
142.285.000
174.480.000
935.000.000
1.000.000
2.300.000
Total biaya
24.473.020.000
348.960.000
0
201.000.000
282.900.000
25.225.880.000
diharapkan
tahun 2000
pengelolaan
dan
pelayanan
persampahan
41
Uraian
Volume/
Satuan
Harga
satuan
(Rp./unit)
Jumlah
unit
Biaya penyusutan:
- Dump truk
Unit/tahun
28.457.000
- Armroll
Unit/tahun
43.892.000
Unit/tahun
113.571.429
- Buldozer
Unit/tahun
300.000
- Gerobal
Total
1.
Upah pengemudi
1 org/th
3.000.000
2.
Upah kernet
1 org/th
2.070.000
3.
Upah kolektor
1 org/th
2.400.000
4.
Petugas TPA
1 org/th
2.400.000
5.
Perawatan gerobak
1 org/th
120.000
6.
Perawatan truk
1 org/th
1.200.000
7.
Peralatan
1 th
1.200.000
penunjang (sapu)
8.
Biaya Adm.
1 th
3.600.000
9.
BBM
1 unit/th
5.148.000
Total Biaya O&P
Total Biaya
Sumber : Lihat tabel 3.10 dan hal.39 nomor 1 s/d 9 (diolah)
Total Biaya
1.
172
2
0
201
214
428
32
4
281
221
6
6
214
4.894.604.000
69.784.000
0
60.300.000
5.024.688.000
642.000.000
885.960.000
76.800.000
9.600.000
33.720.000
979.000.000
7.200.000
21.600.000
1.101.672.000
3.757.552.000
8.782.240.000
melakukan
perhitungan
biaya
operasional
dan
42
yang telah disajikan pada tabel 3.3, untuk lebih jelasnya dapat disajikan
pada tabel 3.12 di bawah ini :
Tabel 3.12 Perkiraan Pendapatan Pengelolaan Sampah
Di Kabupaten Tangerang Tahun 2000
Nomor
1
2
Uraian
Penerimaan retribusi
Biaya O & P
Netto
Total pendapatan
( Rp.)
3.807.922.800
8.782.240.000
(4.974.317.200)
43
sedangkan kerja keras harus disertai oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
Indentifikasi kegiatan yang dianalisis merupakan pengelolaan
pelayanan persampahan dalam upaya mengoptimalkan pemungutan
retribusi pelayanan persampahan. Indentifikasi tersebut hasil dari
keterangan
informan
dan
pengisian
kuesioner
oleh
Kebersihan
sebagai
unit
pelaksana
dianalisis
SWOT
pihak
Dinas
dengan
44
O
1,32
0,9
45
T
Diagram 3.1 SWOT Keadaan Awal Pengelolaan Persampahan
SWOT dalam keadaan awal sebelum pembobotan diperoleh hasil
skor yang menunjukkan situasi pada kuadran I. Kuadran ini menunjukkan
situasi di mana Dinas Kebersihan mempunyai peluang dan kekuatan.
O
2,38
1,95
T
Diagram 3.2 SWOT Pengelolaan Persampahan Setelah Dibobot
Setelah
dilakukan
pembobotan
diperoleh
hasil
skor
yang
pembobotan
Dinas
Kebersihan
Kabupaten
Tangerang
46
dapat memanfaatkan
Peluang (O)
1 Perkembangan Sektor Swasta
2 Pertumbuhan Ekonomi
3 Kesadaran Masyarakat
4 Potensi Obyek Sampah
Kekuatan (S)
6. Komitmen dari pimpinan daerah
7. Akses Peningkatan Pembiayaan
8. Kunatitas SDM
9. Pendistribusian beban kerja
10. Perumusan kebijaksanaan
Strategi SO
1. Mempertegas komitmen dari
pimpinan daerah terhadap
pengelolaan persampahan
dalam upaya optimalisasi
pemungutan retribusi pelayanan
persampahan.
2. Penggalian potensi obyek
pelayanan persampahan.
1.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
analisis
data
serta
Analisis
potensi
obyek
retribusi
pelayanan
persampahan
ini
menunjukkan
bahwa
tingkat
efisiensi
mengalami
48
49
pengelolaan
sampah
berdasarkan
persampahan
sebesar
Rp(4,9)
target
Milyar.
rertibusi
Kekurangan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Tangerang
mampu
50
Jadi pada intinya Kabupaten Tangerang pada Tahun 2000 memiliki potensi
retribusi pelayanan persampahan/kebersihan sebesar Rp3,8 milyar,
tambahan alokasi anggaran pengelolaan persampahan sebesar Rp33,7
milyar, dan strategi yang dilakukan Growth Oriented Strategy sehingga
optimalisasi pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
dapat tercapai.
4.2 Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disampaikan beberapa
saran sebagai berikut .
1
pemungutan
tersebut
Dinas
Kebersihan
akan
berusaha
dan
memperbaiki
kualitas
layanan
yang
nantinya
DAFTAR PUSTAKA
Devas, N., B,Binder., K.Davey, R.Kelly, 1989. Keuangan Pemerintah
Daerah di Indonesia. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Davey,K.J, 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah.UI-Press, Jakarta
Depatemen PU Cipta Karya, 1998 . Standarisasi Pengelolaan
Persampahan Kota. Laporan Akhir,Jakarta, tidak dipublikasikan.
Downing,B.Paul, 1992. The Revenue Potential of User Charges in
Municipal Finance. Jurnal Public Finance Quartely, Volume
20,Nomor 4, 512 - 527.
Harits, Benyamin, 1995. Peranan Administrasi Pemerintah Daerah.
Prisma, 4 April , 80-87.
Jones, Rowan., Pendleburg,Maurice.,1996. Public Sector Accounting.
Pitman Publishing, London.
Mc Queen, Jim , 1998. Development of a Model User Fees-A Model on
Policy Development in Creating and Maintaning User Fees for
Municipatities; The Local Goverment Program Departemen of
Political Science. Paper MPA Research, University of Western
Otario.
Mayusdi, 1997. Sistem Pengelolaan Sampah Kotamadya Jakarta Timur.
Tesis S2 PPS , UGM, tidak dipublikasikan.
Mardiasmo dan Makhfatih,A., 2000. Penghitungan Potensi Pajak dan
Retribusi Daerah di Kabupaten Magelang . Laporan Akhir,
Kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang dengan Pusat
Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, Yogyakarta, tidak
dipublikasikan.
Muskita,John,Simon., 1999. Efisiensi dan Keefektivan Pengelolaan
Retribusi Kebersihan Kota di Kotamadya Ambon. Tesis S2 PPS
UGM, Yogyakarta, tidak dipublikasikan.
Pemerintah Kabupaten Tangerang, 1998.Peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan /
Kebersihan.
Republik Indonesia, 1999. Undang-Undang Otonomi Daerah 1999,Sinar
Grafika, Jakarta.
51
52