Anda di halaman 1dari 32

21.

DAERAH TINGKAT I SULAWESI


SELATAN

21. DAERAH TINGKAT I SULAWESI SELATAN


1. Keadaan Daerah dan Penyebaran Penduduk

Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan memiliki wilayah


daratan seluas 79.145 km 2, atau kurang lebih 4,15%
dari wilayah daratan Indonesia secara keseluruhan.
Dibandingkan dengan Daerah-daerah Tingkat I
lainnya di Sulawesi, Sulawesi Selatan merupakan
Daerah Tingkat I
yang terluas di Sulawesi.
Berbentuk semenanjung yang memanjang dari utara
ke selatan dengan pegunungan Latimojong di bagian
utara dan pegunungan Lompobatang di bagian
selatan. Kedua pegunungan itu dipisahkan oleh
lembah-lembah dan dataran-dataran rendah yang relatif subur. iklimnya tergolong tropis basah dengan
curah hujan rata-rata sekitar 1.000 1.500
mm/tahun.
Jenis dan struktur tanah terdiri dari tanah vulkanis
di bagian selatan dan sedimentasi serta
alluvial di bagian tengah dan utara, dengan beberapa
variasi. Keadaan tanah yang relatif subur dengan
variasi
tinggi-rendahnya
permukaan
tanah
menyebabkan sebagian besar dari wilayah Sulawesi
Selatan cocok untuk usaha-usaha pertanian, terutama
pertanian pangan. Sejak beberapa tahun, Dati I
Sulawesi Selatan dikenal sebagai salah satu "lumbung
pangan nasional".
Secara administratif, Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan terbagi
ke dalam 23 Daerah Tingkat II
.
(2 Kotamadya dan 21 Kabupaten), 169 Kecamatan
dan 1.170 Desa. Kabupaten yang terluas adalah
Kabupaten Luwu dengan luas 26.026 km 2 atau
31

32,8% .dari luas daerah seluruh-nya, sedang


Kabupaten yang tersempit adalah Kabupaten
Takalar dengan luas hanya . 486 km 2 atau kurang dari
1% luas Propinsi seluruhnya.
Pada tahun 1976, berdasarkan registrasi, jumlah
penduduk
adalah
sebanyak
5.769.085
jiwa.
Dibandingkan dengan jumlahnya pada ta-hun 1971,
yaitu 5.179.911 jiwa, maka selama periode 1971
1976
telah
terjadi
pertambahan
penduduk
sebanyak 434.677 jiwa, atau

rata-rata 2,18% per tahun. Tingkat pertambahan


penduduk tertinggi terjadi di Kotamadya Ujung
Pandang, yaitu sebesar 7,48% rata-rata
per tahun.
Kabupaten-kabupaten lain yang mengalami kenaikan
penduduk yang relatip tinggi adalah Kabupatenkabupaten Luwu dan Majene, yaitu masingmasing 5,79% dan 4,06% rata-rata per tahun.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang terkecil dialami
oleh Kabupaten-kabupaten Tanah Toraja dan
Soppeng, masing-masing dengan
0,48% dan 0,92%
rata-rata per tahun. Di luar 2 Kotamadya yang
ada,
Kabupaten-kabupaten
yang
paling
padat
penduduknya adalah Kabupaten Takalar (336 jiwa/km2)
dan Kabupaten Jeneponto (283 jiwa/Km2), sedang
Kabupaten-kabupaten yang paling jarang penduduknya adalah Kabupaten Mamuju (7 jiwa/km2) dan
Kabupaten
Luwu (17 jiwa/km 2). Untuk Daerah
Tingkat I secara keseluruhan,
tingkat kepadatan
2
rata-rata adalah sebanyak 73 jiwa/km .
Menurut penelitian, kurang lebih 75% dari jumlah
penduduk Sulawesi Selatan hidup dan berusaha
di sektor pertanian (pangan, perkebunan,
perikanan, kehutanan, dam peternakan). Selebihnya
hidup dan bekerja di berbagai sektor lainnya, yaitu
sektor-sektor perdagangan,
jasa-jasa angkutan,
perbankan, industri, pemerintahan, dan lain-lain.
Hampir seluruh bagian wilayah di Sulawesi Selatan
dapat dicapai
melalui jalan darat. Jaringan jalan
utama antara lain adalah jalur jalan.
dari Ujung
Pandang ke pantai selatan melalui kota-kota Takalar, Jeneponto, sampai-dengan Bulukumba, dan ke utara
melalui kota-kota Maros, Pangkajene, Pare-Pare,
Polewali sampai dengan Majene .
Di samping itu terdapat pula jaringan jalan yang

318

menghubungkan
pantai barat dan pantai
timur, antara lain dari Ujung Pandang Sinjai,
Maras Watampone, dan dari Pare-Pare
Enrekang
Palopo, atau melalui
Sidenreng, Anabanua terus menyusur pantai timur
ke Palopo. Dari Palopo dapat diteruskan melalui
jalan darat sampai
ke Wotu, yang dari sini
dapat
diteruskan
lagi,
sampai
ke
perbatasan
dengan Sulawesi Tengah. Seluruh panjang jalan Negara
yang ada adalah kurang lebih
596 km, sedangkan jalan Pimping dan Kabupaten/
Kotamadya masing-masing adalah 1.687 km dan 63.136
km.

Pelabuhan udara Hasannuddin yang terletak


kurang lebih 22 km
dari kota Ujung Pandang
adalah pelabuhan udara utama yang sudah
dapat didarati oleh pesawat sejenis DC-9 (penuh ).
Selain itu terdapat pula beberapa pelabuhan udara
perintis antara
lain di Malili dan Soroako dan
Masamba di Kabupaten Luwu, Karam
di
Kabupaten Mamuju, serta Bahomatewe di Kabupaten
Polmas.
Kecuali pelabuhan laut Ujung Pandang, yang
menjadi pelabuhan
laut utama, baik untuk
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan maupun untuk Indonesia bagian Timur pada umumnya, terdapat
pula beberapa pelabuhan laut lainnya yang lebih kecil
antara lain Pare-Pare di pantai barat yang mempunyai
hubungan teratur dengan Kalimantan Timur, Bantaeng
di pantai selatan yang selain sebagai pelabuhan umum
berfungsi juga sebagai pelabuhan ferry yang
menghubungkan Bantaeng dengan Pulau Salayar, dan
pelabuhan Bajoe di pantai timur yang mem punyai
hubungan ferry dengan Kolaka di Sulawesi Tenggara.
Di samping sistim RLS, sistim angkutan yang sangat
efektif di dalam melayani kegiatan perdagangan dan
arus penumpang adalah armada pelayaran
rakyat.
Di samping hasil-hasil pertanian, yang di dalamnya
termasuk pertanian pangan (beras, jagung, dan
palawija lainnya), perkebunan (kelapa, kopi,
lada, pala, kapok, cengkeh, karet, coklat, rosella,
sorghum), perikanan (laut dan darat), peternakan
(sapi,
kerbau,
kambing/domba,
unggas),
dan
kehutanan (kayu, rotan, damar), Daerah Tingkat I
Sula-wesi Selatan juga menghasilkan barang-barang
hasil industri dan pertambangan. Di antaranya yang
cukup menonjol adalah semen (Tonasa),
nikkel (Malili), kertas (Gowa), gula (Bone, Takalar),
31
9

sutera alam (Sopeng, Sidrap, Enrekang), dan berbagai


macam basil kerajinan/ industri rakyat.
2.

Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama

Repelita III
Di bidang pertanian pangan, produksi akan
ditingkatkan melalui usaha-usaha intensifikasi dan
ektensifikasi. Intensifikasi meliputi tanaman tanaman
padi, palawija, dan sayuran. Ini akan, ditunjang
dengan pembangunan dan pembinaan Kebun Benih
Sentral (KBS),

Balai-balai Benih, Brigade Proteksi, Unit Pengamatan


Hama dan
Penyakit, dan Balai-balai Penyuluhan
Pertanian (BPP). Peningkatan tanaman pangan melalui
ekstensifikasi juga akan dilakukan antara
lain
dengan, jalan pencetakan sawah baru clan pembinaan
pertanian daerah transmigrasi.
Di bidang peternakan akan dikembangkan usaha
peternakan rakyat dengan cara Panca Usaha Ternak
melalui
sistem
kredit
dan
gaduh
Usaha ini akan ditunjang dengan kegiatan-kegiatan
pengamanan ternak, pembinaan makanan
ternak, inseminasi buatan, penyuluhan dan penyediaan
kredit. Usaha perluasan areal (ekstensifikasi) akan lebih
dikembangkan
dengan
jalan
mendorong
usaha
peternakan ranch melalui bimbingan dan
penyediaan kredit kepada pihak swasta. Jenis
ternak yang akan dikembangkan adalah sapi, kerbau,
kambing dan
unggas.
Di bidang perikanan akan terus ditingkatkan
pembinaannya. Untuk
itu antara lain akan
dilakukan
pengadaan
dan
penyempurnaan
prasarana Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yang
memenuhi syarat serta mempunyai potensi untuk
berkembang. Di tempat-tempat pendaratan ikan akan
dilakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan, bimbingan,
dan
latihan ketrampilan. Di isamping itu untuk
pembinaan dan pengem-bangan budidaya air payau
(tambak) akan dibangun Balai Benih
Udang,
tambak-tambak demonstrasi, dan normalisasi saluransaluran tambak yang ada. Budidaya air tawar akan
dikembangkan antara lain dengan membangun Balai
Benih Ikan dan kolam-kolam demonstrasi.
Peningkatan basil perkebunan rakyat akan dilakukan
antara lain
melalui usaha-usaha peremajaan
kelapa
di
beberapa
daerah
sentra
produksi,
pengembangan tanaman kapas, antara lain di Jeneponto
320

dan sekitarnya, pengembangan tanaman tabu di Takalar


dan sekitarnya,
dan pengembangan tanaman

cengkeh.
Di bidang kehutanan antara lain akan dilakukan
kegiatan-kegiatan pengawasan hutan, inventarisasi dan
pengukuhan hutan, pengembangan sutera alam,
treboisasi dan penghijauan di DAS-DAS Saddang,
Jeneberang dan Bilawalanae, dan daerah-daerah kritis
lainnya, serta perlindungan dan pengawetan alam,
antara lain di daerah Mandar.

TABEL 2 1 1
LUAS W1LAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAH TINGKAT I
SULAWESI SELATAN, 1971 DAN 1976
No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8,
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Daerah Tingkat II

Luas
Wilayah
(Km 2 )

Jumlah
Kecamatan

P e n d u d u k

Jumlah
Desa
1971

1976

Pertumbuhan Kepadatan
rata-rata
per Km 2
per tahun
th. 1976

Kodya Ujung Pandang


Kodya Pare-Pare
Kab. Memuju
Kab. Luwu
Kab. Majene
Kab. Polmas
Kab: Tana Toraja
Kab. Pinrang
Kab: Enrekang
Kab Sidrap
Kab. Wajo
Kab. Soppeng
Kab: Barru
Kab. Pangkep
Kab. Bone
Kab. Maros
Kab. Gowa
Kab. Sinjai
Kab. Bulukumba
Kab. BantaEng
Kab..Jeneponto
Kab. Takalar
Kab. Selayar

23
113
11.603
26.026
1.932
9.985
3.251
2.508
1.835
2.339
2.278
1.500
1.554
1.161
4.556
1.081
2.047
1.052.
1.280
554
790
486
1.191

11
3
6
16
4
8
9
7
5
7
10
5
5
9
21
4
8
5
7
3
5
6
J5

62
12
27
144
20
83
65
44
28
32
51
34
24
70
205
41
49
38
43
15
28
35
20

434.168
72.471
69.668
326.062
78.925
313.559
308.054
258.214
121.140
181.588
322.225
230.625
132.718
205.169
596.943
197.424
305.616
149.396
260.841
89.607
200.605
152.553
92.342

622.693
78.981
78.196
432.017
96.321
354.766
315.566
273.228
130.505
192.267
357.950
241.406
139.189
237.541
637.720
208.287
331.224
162.415
283.832
105.989
223.505
163.126
102.361

7,48
1,74
1,13
5,79
4,06
2,50
0,48
1,14
1,50
1,15
2,13
0,92
0,96
2,97
1,33
1,08
1,62
1,69
1,70
3,42
2,19
1,35
2,08

27.191,8
700,2
6,7
16,6
49,9
35,5
97,1
108,9
71,1
82,2
157,1
160,9
89,6
204,6
139,9
192,7
161,8
154,4
221,7
191,3
282,9
335,9
85,9

DAERAH TINGKAT I

79.145

169

1.170

5.179.911

5.769.085

2,18

72,9

Untuk menunjang usaha peningkatan produksi,


terutama pangan, akan dilanjutkan pembangunan dan
rehabilitasi jaringan irigasi Saddang, irigasi
Tabo-Tabo, irigasi Jeneberang, irigasi Luwu, irigasi
Pamukulu, irigasi Kelara, dan irigasi sedang kecil,
sederhana dan
tersier yang tersebar. Di samping
itu akan dilanjutkan studi mengenai kemungkinan
pembangunan irigasi Lengkeme sebagai salah satu
proyek dalam rangka pengembangan daerah
Sulawesi Selatan bagian Tengah. Dalam usaha
penanggulangan bencana banjir akan dilaksanakan
kegiatan perbaikan dan pengamanan sungai.
Sementara itu, dalam rangka mengusahakan agar
harga pangan
tetap terjangkau oleh daya beli
rakyat, pada musim panen di mana
harga
berkecenderungan turun di bawah harga dasar, akan
dilaksanakan pembelian .bahan pangan, sedang
di musim paceklik di mana harga berkecenderungan
meningkat melebihi harga batas tertinggi,
akan
dilakukan penjualan bahan pangan di pasaran umum.
Untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama yang
tinggal di pedesaan akan ditingkatkan usaha-usaha
penyuluhan dan penerangan mengenai makanan yang
murah tetapi bernilai gizi tinggi, antara lain melalui
peningkatan
kegiatan-kegiatan
UPGK
(Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga). Di samping itu, akan
ditingkatkan pula usaha-usaha pencegahan dan
penanggulangan kekurangan vitamin A dan pencegahan serta penanggulangan penyakit gondok endemik.
Selanjutnya, para petani dan rumah tangga yang
mempunyai pekarangan luas akan didorong untuk
memanfaatkan pekarangannya
untuk
menghasilkan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi
untuk kepentingan keluarga mereka.
Di bidang industri, kegiatan-kegiatan yang akan
322

dilakukan antara
lain meliputi peningkatan
bimbingan dan penyuluhan terhadap
industri
sedang dan besar dengan pengarahan dan peningkatan
kemampuan berproduksi dan pasaran, perluasan usaha
dan investasi baru, sambil mengusahakan pencegahan
pencemaran lingkungan.
Untuk menampung perkembangan industri yang
semakin meningkat akan dilanjutkan
pembangunan Kawasan Industri di Ujung Pandang.
Selanjutnya, dengan masih tersedianya bahan baku
batu-

kapur dan tanah liat, akan terus dijajagi kemungkinan


pembangunan pabrik semen Tonasa III oleh pihak
swasta dengan kapasitas
500.000 ton/tahun.
Demikian pula akan dilanjutkan penelitian kelayakan
pembangunan galangan kapal untuk menampung
kebutuhan daerah Indonesia Timur.
Untuk peningkatan pengembangan industri kecil
dan pedesaan
akan dibangun Pusat
Pengembangan Industri Kecil (PPIK) di Ujung
Pandang. Di samping itu akan ditingkatkan Pusat
Pelayanan dan
Pusat Promosi Industri Tekstil di
Sengkang, Unit Percontohan Pegaraman, Unit
Percontohan Galangan Kapal Rakyat, peningkatan
pelayanan pada industri pengolahan sabut kelapa,
industri pengolahan kemiri dan pandai besi yang
keseluruhannya
berlokasi
di
Ujung
Pandang,
pengolahan sekam padi, pegaraman rakyat di
Jeneponto, minyak atsiri di Bulukumba, anyaman
rotan dan bambu di Bone, penyamakan kulit di Gowa,
dan pembakaran kapur di Bone dan Maros. Akan
dikembangkan pula jenis-jenis industri ukiran kayu di
Tanah Toraja, pengolahan logam di Ujung Pandang,
dan industri sutera alam di Soppeng, Sidrap,
Enrekang, dan Wajo.
Untuk menunjang kegiatan industri yang semakin
meningkat akan ditingkatkan kemampuan Balai Pusat
Kimia di Ujung Pandang.
Di bidang pertambangan, akan dilakukan penelitian
lanjutan terhadap mineral-mineral yang terdapat di
kabupaten-kabupaten Luwu, Tanah Toraja, dan
Polewali Mamasa. Di samping itu akan, dilanjut-kan
kegiatan pemetaan geologi untuk seluruh daerah.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
listrik, akan di-bangun pusat-pusat listrik tenaga
diesel (PLTD) sebanyak 3 unit masing-masing dengan
32
3

12 MW di Ujung Pandang, dan melanjutkan penelitian


teknis pembangunan pusat listrik tenaga air (PLTA)
Saddang I dan II masing-masing dengan kapasitas 31
MW. Juga
akan dilakukan penelitian
kelayakan
potensi
tenaga
air
yang
belum
dimanfaatkan di Sungai Larona.
Di samping itu akan dibangun pusat-pusat listrik
tenaga diesel (PLTD) yang tersebar letaknya beserta
transmisi dan distribusinya dengan kapasitas 23,4
MW.

Dalam rangka kelistrikan desa, maka di daerah Luwu


akan dibangun pusat-pusat pembangkit
listrik untuk dapat masuk ke desadesa di
daerah tersebut.
Di bidang pembangunan jalan akan ditekankan
pelaksanaannya
kepada peningkatan jalan,
penunjangan jalan dan penggantian jembatan.
Peningkatan jalan akan meliputi sekitar 1.500 km
antara lain
antara Palopo Malili, Palopo
Tarumpakae, Mamuju Pinrang,
Polewali
Mamasa , Ujung Lamuru Palatae Bajo, dan Tanetepakae Fokalala. Penunjangan jalan akan meliputi
sekitar
500 km antara lain antara Takalar
.
Jeneponto dan Jeneponto
Banta-Eng.
Penggantian jembatan akan dilaksanakan sekitar
1.500 m.
Sementara itu, pelabuhan udara Hasanuddin di
Ujung Pandang
akan ditingkatkan untuk mampu
menampung pesawat sejenis DC-10 terbatas. Demikian
pula akan dilanjutkan peningkatan angkutan penyeberangan antara Bajoe Kolaka, dan Bulukumba
Selayar,
berupa pembangunan dermaga dan
terminal serta fasilitas lainnya.
Di
bidang
pariwisata,
akan
dilanjutkan
.
pengembangan obyek-obyek pariwisata di Tanah Toraja
dan beberapa daerah sekitarnya.
Di bidang Pos dan Giro akan dibangun 40 buah
kantor pos
pembantu di 40 buah lokasi dan 1
buah kantor giro daerah pos di
Ujung Pandang.
Juga akan diadakan penambahan fasilitas pos.
Di bidang perhubungan laut, akan dilanjutkan
rehabilitasi fasilitas pelabuhan beserta peningkatan
keselamatan pelayaran pelabuhan
Ujung
Pandang dan Paotere.
Dalam
324

bidang

perdagangan,

akan

ditingkatkan

pembinaan pengusaha-pengusaha golongan


ekonomi lemah dan lembaga-lembaga pemasaran yang
ada dengan memberikan penyuluhan, motivasi, serta
ketrampilan kewiraswastaan.
PeMbinaan kegiatan ekspor akan dilakukan dengan
tindak lanjut kegiatan pekan komoditi yang telah
dilaksanakan, antara lain untuk makanan ternak di
Pare-Pare, penggarapan komoditi melalui penyuluhan kepada perusahaan-perusahaan atau produsenprodusen yang antara lain menghasilkan atau
mengekspor kapuk randu rakyat,

ternak, minyak atsiri, rempah-rempah, tepung ikan,


barang-barang
kulit, barang-barang kayu,
barang-barang kerajinan, tapioka, cassia
fistula,
makanan kaleng dan olahan, ukir-ukiran, kerajinan
kulit
kerang, kerajinan perak dan sutera alam.
Berkaitan dengan usahausaha ini, akan
dikembangkan pusat-pusat perdagangan lokal dan
regional
yang
berfungsi
sebagai
pusat-pusat
pengadaan/pengumpulan dan distribusi barang.
Pembangunan
koperasi
di
daerah
ini
akan
ditingkatkan sehingga
pada akhir Repelita III
diharapkan
di
semua
kecamatan
(169
kecamatan) telah dibentuk KUD yang kegiatannya meliputi
bidang pertanian pangan, perkebunan, perikanan,
peternakan, kerajinan rakyat,
industri kecil,
.
penyaluran pupuk dan obat-obatan, jasa alat-alat pertanian dan alat-alat pengolah hasil pertanian, jasa
angkutan, jasa
listrik pedesaan serta
perkreditan. Diharapkan bahwa sebagian besar KUDKUD tersebut nanti telah memiliki manajer dan badan
pemeriksa yang berkemampuan, organisasi
yang mantap serta keanggotaan yang aktif.
Sementara itu dalam rangka pembinaan terhadap
para pengusaha golongan ekonomi lemah, akan
dilaksanakan program Pengembangan Pengusaha Kecil
yang dibantu oleh Bank Indonesia, antara lain dengan mengembangkan Proyek Manajemen Unit, yang
mengusahakan pengembangan potensi pengusahapengusaha kecil melalui program
KIK dan KMKP.
Di bidang agama, akan .ditingkatkan bantuan kepada
masyarakat
untuk pembangunan dan rehabilitasi
693 tempat ibadah berbagai
agama,
pembangunan sekitar 101 Balai Nikah, dan sejumlah
Balai
Sidang Agama, serta
pembangunan/perluasan
23
Kantor
Agama
32
5

Kabupaten/Kotamadya. Selain itu, akan dibangun atau


diperluas sekitar 17 Madrasah Ibtidaiyah Negeri
(MIN) serta perbaikan kembali sejumlah Madrasah
Ibtidaiyah
Swasta,
di
samping
pembangunan/
rehabilitasi sekitar 8 Madrasah Tsanawiyah, 9
Madrasah Aliyah, dan
5 Pendidikan Guru
Agama.
Penerangan dan bimbingan hidup beragama
khususnya untuk masyarakat transmigran,
masyarakat suku terasing, dan berbagai masya-

rakat khusus lainnya akan terus ditingkatkan. Dalam


pada itu, IAIN Alaudin akan terus dikembangkan sesuai
dengan Tridharma Pendidikan Tinggi.
Dalam bidang pendidikan, antara lain akan dibangun
sekitar 1.100 gedung SD baru, di samping perbaikan
kembali gedung SD Negeri,
SD Swasta dan
Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang memerlukannya.
Bersamaan dengan itu, daya tampung SLTP akan terus
diperluas,
antara lain melalui pembangunan
sekitar 24 SMP baru, di samping penambahan lebih
dari 310 ruang kelas baru pada SMP yang ada.
Untuk menampung para lulusan SLTP yang semakin
meningkat, akan dibangun pula 6 gedung SMA baru, di
samping penambahan lebih
dari 70 ruang kelas
baru. Khusus untuk pendidikan teknologi dan kejuruan,
akan dikembangkan 6 buah berbagai STM, 15 SMEA,
dan sejumlah sekolah lainnya, di samping 4 buah SPG.
Sementara itu, Universitas Hasanuddin akan terus
dikembangkan antara lain dalam bidang-bidang
teknologi, manajemen, pertanian, kesehatan, dan ilmuilmu sosial, di samping terus melanjutkan pembangunan kampus baru. Demikian pula akan
ditingkatkan produktivitas IKIP dalam rangka
memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan sekolah lanjutan terutama untuk Sulawesi Selatan dan
Kalimantan Timur,
dan pendidikan dan latihan
ketrampilan sejumlah lebih kurang 3.975 orang
transmigran pembina.
Dalam rangka pengembangan kebudayaan, antara
lain akan
disusun kebijaksanaan dan pola
pengembangan museum di Ujung Pandang, merintis
pemugaran
kompleks
kepurbakalaan
di
Ujung
Pandang dan sekitarnya, dan melaksanakan pemugaran
kompleks-kompleks kepurbakalaan seperti Kraton Goa,
untuk dijadikan museum dan pusat
326

kebudayaan setempat, kompleks mesjid kuno di


Kotangka, Makam Raja di Tallo . dan : Jera Lompo,
bangunan pra sejarah di Maros, dan Rumah
Adat, Bola Seba di Bone.
Selain itu akan digali dan dibina lebih lanjut bentukbentuk teater rakyat yang hampir punah serta akan
diadakan perekaman terhadap
sastra lisan
daerah. Musik tradisional akan direkam lebih lanjut
untuk

dikembangkan. Demikian pula halnya dengan berbagai


bentuk seni
rupa seperti berbagai ragam hias
berupa motif-motif seni daerah.
Dalam rangka
pengenalan dan pengembangan bahasa daerah, akan
dilakukan
atau
dilanjutkan
penelitian-penelitian
terhadap struktur bahasa-bahasa Makasar dan Bugis,
sastra Makasar dan Bugis beserta dialek-dialeknya,
dan penelitian penyajian bahasa Indonesia di sekolah-sekolah umum.
Di bidang kesehatan, akan dibangun sekitar 21 buah
Puskesmas
dan 216 buah Puskesmas Pembantu
di daerah non transmigrasi, dan
di 5 daerah
tranmigrasi di Kabupaten-kabupaten Mamuju dan
Luwu,
di samping peningkatan, perataan serta
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat melalui Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan peningkatan Balai Pengobatan dan BKIA
yang diintegrasikan ke dalam Puskesmas Pembantu.
Juga akan dikembangkan
peran serta masyarakat
dalam usaha-usaha kesehatan dan perbaikan
gizi
melalui PKMD dan UPGK. Di samping itu, akan
ditingkatkan
pencakupan
sekolah-sekolah
yang
melaksanakan UKS, meliputi Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah, baik swasta maupun
pemerintah.
Untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit, akan
dibangun 4 buah RSU Kabupaten dan peningkatan
pelayanan Rumah Sakit yang ada dengan jalan
peningkatan peralatan medis dan non medis, laboratorium serta sarana penunjang lainnya dan penempatan
7 orang dokter
ahli di RSU. Selain, itu, akan
dikembangkan sebuah unit pelayanan darurat gawat di
Rumah Sakit yang telah ada, peningkatan Rumah
Sakit Umum di Ujung Pandang sehingga lebih
berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan
Rumah Sakit Regional dan peningkatan Rumah Sakit
32
7

Kusta Ujung Pandang.


Untuk melindungi masyarakat, akan dilakukan
peningkatan peng-awasan terhadap obat, makanan dan
minuman, kosmetika, alat kesehatan, obat tradisional,
narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lainnya
dengan meningkatkan laboratorium pemeriksaan,
melakukan
pemeriksaan
setempat,
melakukan
pengendalian dan lain-lain. Demikian pula
akan
ditingkatkan
usaha-usaha
pencegahan
pemberantasan penyakit menular seperti kholera,
malaria, dan penggalakan immunisasi.

Dalam rangka kesejahteraan sosial, akan dilakukan


pembinaan
kesejahteraan
masyarakat
terasing
di
Kabupaten-kabupaten Banta-Eng, Polewali Mamasa,
Barru dan Tana Toraja, dan melanjutkan pembangunan Panti Karya Taruna di Kabupaten Maros dan
melanjutkan
pembangunan
Panti
Rehabilitasi
Penderita Cacat di Ujung Pandang.
Di bidang perumahan rakyat antara lain akan dilakukan
pembangunan rumah-rumah sederhana/rumah
inti di Ujung Pandang, perintisan pemugaran
perumahan desa di 4 kabupaten, perbaikan kampung (KIK) di Ujung Pandang, dan peningkatan serta
penyempurnaan sistem pembuangan sampah
.
dan pembangunan penyaluran air
hujan
(drainage) di Ujung Pandang.
Kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan
kepada penyelesaian kegiatan yang telah dimulai
dalam Repelita I seperti di kotakota Ujung
Pandang, Watampone, Majene, Jeneponto, Palopo, dan
Pare-Pare, di samping akan diusahakan pelaksanaan
program air bersih di 3 kota lainnya.
Sementara itu di bidang keluarga berencana
selama Repelita III diharapkan akan dapat dicapai
sasaran keluarga berencana sejumlah
hampir
395.000 peserta baru dan sejumlah 190.000
peserta lestari.
Untuk mencapai sasaran
tersebut antara lain dilaksanakan kegiatankegiatan :
a. Meningkatkan kegiatan penerangan dan motivasi
sampai ke pedesaan.
b. Meningkatkan pelayanan kontrasepsi sampai ke
pedesaan.
c.
Meningkatkan sarana pelayanan kontrasepsi
(klinik) meliputi seluruh daerah
Kecamatan.
d.

Meningkatkan ketrampilan petugas-petugas

Kependudukan dan Keluarga Berencana.


Dengan makin meluasnya jangkauan program
Kependudukan dan
Keluarga Berencana dalam Repelita III perwakilan BKKBN
akan dibuka di Seluruh Daerah Tingkat II sebagai
pusat pengembangan operasional, peningkatan
kordinator Program Kependudukan dan
Keluarga Berencana di tingkat Kecamatan serta
peningkatan sarana penunjang.
328

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat


dalam
pelaksanaan
kegiatan
program
akan
dikembangkan
Pembantu
Pembina
Keluarga
Berencana Desa (PPKBD).
Untuk menampung para transmigran dari Jawa, akan
dilakukan
penelitian/penjajagan
terhadap
kemungkinan beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan
sebagai Daerah penempatan transmigrasi baru, termasuk daerah Mamuju.
Di bidang hukum, akan dilakukan antara lain
pembangunan, rehabilitasi, dan perluasan Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Tinggi sebanyak 24 buah di
samping pembangunan 30 buah tempat sidang
di berbagai kota kecil, pembangunan gedung
Kejaksanaan Negeri sebanyak 28 buah, pembangunan
dan rehabilitasi gedung Lembaga Pema-syarakatan
sebanyak 16 buah, dan penyelesaian pembangunan 3
buah gedung Lembaga Pemasyarakatan, pembangunan
1 buah gedung Bim-bingan Pemasyarakatan dan
Pengentasan Anak (BISPA), serta pena-taran bagi
panitera sebanyak 35 orang.
Sementara itu, akan ditingkatkan kerjasama
dengan Universitas Hasanudin antara lain dalam
pembangunan yurisprudensi termasuk kasus-kasus
hukum adat.
Dalam usaha meluaskan penerangan kepada
masyarakat, akan di- tingkatkan kemampuan
siaran stasiun RRI Ujung Pandang dengan
50 KW, di samping peningkatan peralatan studio TVRI
Ujung Pandang dan pembangunan stasiun pemancar
TVRI di Majene dan Palopo.
Sementara itu, operasi penerangan untuk lebih
menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di
pelbagai bidang akan ditingkatkan. Ini
antara lain akan . dilakukan dengan membangun
PUSPENMAS - PUSPENMAS di Kabupaten-

kabupaten yang belum memilikinya dan penyebaran


televisi umum ke desa-desa secara bertahap sesuai
dengan jangkauan pemancar TVRI.
Penyelenggaraan Koran Masuk Desa (KMD) dengan
mengikut serta- kan secara aktif pets daerah setempat
akan terus diusahakan.
Dalam rangka pembangunan Daerah, desa dan
kota, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I
diarahkan untuk :

329

1. Penunjangan jalan propinsi sepanjang kurang


lebih 4.300 km.
2. Eksploitasi, dan pemeliharaan pengairan kurang
lebih 214.000 Ha, yang antara lain meliputi
pemeliharaan
bangunan,
saluran
pemba-wa,
saluran pembuang, tanggul banjir dan jalan
inspeksi.
3. Perbaikan jaringan irigasi lama, seperti irigasi
Jeneberang, Patico Palaka, Ploi Bili, Maloso, Kunyi,
Bulu Cenrana, Solobone, Bayangbayang, Aparan I
dan II. .
4. Menunjang
proyek
sektoral,
meningkatkan
kesejahteraan
penduduk
daerah
miskin,
pembangunan/perbaikan prasarana perhubungan
untuk membuka daerah terisolir, proyek yang
menunjang pem bangunan desa dan kota (ibukota
Propinsi),
serta
proyek-poryek
yang
dapat
meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur
Pemerintah.
Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan
untuk peme-liharaan, penunjangan, peningkatan dan
pembangunan baru jalan-jalan kabupaten. Di
samping itu, bantuan ini juga diarahkan penggunaannya untuk pembuatan/perbaikan irigasi
sedang kecil, peng-galian saluran tersier, dan lainlain proyek yang dianggap sangat berguna bagi
kepentingan mum seperti pembuatan saluransaluran air (riool), pasar, terminal bus, dan lain lain.
Bantuan Pembangunan
Desa diarahkan untuk
melengkapi
dan me-_
ningkatkan prasarana desa yang dibutuhkan dalam
rangka meningkat- kan kegiatan kehidupan ekonomi,
sosial budaya serta daya tahan masyarakat desa.
Proyek-proyek bantuan pembangunan desa disesuaikan
dengan prioritas di desanya masing-masing, dan

direncanakan oleh Lembaga Sosial Desa dengan


memperhatikan kemampuan warga desa untuk
berpartisipasi.
Dalam rangka pengembangan kota, akan
dilakukan usaha penyu-sunan kota, antara lain untuk
kota-kota. Sengkang dan Palopo.
Guna mempertahankan keseimbangan ekologi,
terutama dalam
rangka rehabilitasi tanah
kritis, akan dilanjutkan program
reboisasi
dan
penghijauan.
Pelaksanaannya
akan
diutamakan pada daerahdaerah aliran
sungai (DAS), seperti DAS Sadang, Bila Walana
dan Jeneberang/Klara.

330

Sementara
itu
akan
diusahakan
peningkatan
pengamanan daerah
aliran sungai dalam rangka
pencegahan banjir serta memelihara debit
air
untuk pengairan, penanggulangan pencemaran di
daerah perkotaan dan daerah padat industri,
pembinaan suaka alam dan hutan-hutan bakau untuk
pelestarian plasmanuftah dan perlindungan daerah pesisir, dan pencegahan pengrusakan sumber-sumber
alam di daerah-daerah pemukiman transmigrasi.
Di samping kegiatan-kegiatan pembangunan seperti
tersebut di atas, dalam rangka kelancaran pelaksanaan
pembangunan di daerah, akan secara terus menerus
diusahakan penyempurnaan aparatur Pemerintah
di daerah, termasuk penertiban dan penyederhanaan
prosedur dan
sistem perizinan daerah.

33
1

Anda mungkin juga menyukai