Anda di halaman 1dari 7

4.

1 Perhitungan Mix Design


Perhitungan mix design atau perhitungan campuran beton yang dilakukan mengacu
kepada Standar Nasional Indonesia yang diatur dalam Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal (SNI, 2002).
4.1.1 Perhitungan Mix Design Beton Normal
. Persyaratan umum dan persyaratan teknis perencanaan proporsi campuran beton
tanpa menggunakan bahan tambahan ataupun bahan aditif untuk mendapatkan beton suesuai
rencana pencampuran atau rencana penggunaan beton. Dalam SNI juga terdapat beberapa
prosedur untuk mendapatkan hasil campuran beton, prosedur yang dilakukan adalah:

Menentukan nilai kuat tekan yang direncanakan


Kuat tekan yang direncanakan dihitung kembali dengan menggunakan deviasi
standar untuk mempertimbangkan deviasi dari total sampel yang digunakan dalam
penelitian dengan rumus

Keterangan:
S = Deviasi standar
Xi = kuat tekan beton yang didapat dari setiap benda uji
X adalah kuat tekan beton rata-rata menurut rumus :

Tabel 4.1 Faktor Pengali Deviasi Standar


Jumlah Pengujian

Faktor Pengali Deviasi

15
20
25
30 atau lebih

Standar
1.16
1.08
1.03
1.00

Perhitungan kuat tekan yang direncanakan memiliki suatu nilai tambah yang dihitung
sesuai dengan rumus:

M = 1,64

x sr
Keterangan:
M = nilai tambah
1,64 = suatu koefisien statistik yang nilainya tergantung pada persentase

kegagalan

hasil uji sebesar 5%


Sr = deviasi standar rencana.
Perhitungan kuat rencana dapat dilakukan dengan rumusan :
fcr = fc + M
fcr = fc + 1,64 Sr
Sehingga didapatkan:
Kuat rencana awal
Faktor pengali deviasi deviasi standar
Kuat rencana baru sesuai SNI

: 30 Mpa
: 1,08
: 42 Mpa

Menentukan besarnya nilai faktor air semen yang digunakan

Pada penelitian kali ini semen yang digunakan merupakan semen Portland tipe
I dan batu yang tidak dipecahkan sehingga mendapatkan kuat tekan pada umur 28 hari
sebesar 33 Mpa. Kemudian nilai tersebut di plot ke grafik yang ada pada gambar 4.4 di
bawah ini lalu ditarik garis ke kiri untuk mendapatkan nilai faktor air semen sesuai
perhitungan.

Dari

hasil

plot

pada

grafik

didapatkan faktor air semen yang


digunakan pada penelitian ini
yaitu

sebesar 0,43
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kuat Menentukan nilai slump
Nilai slump memiliki pengaruh
Tekan dengan Faktor Air Semen\
kepada workability atau kemampuan dilakukan pekerjaan pada beton yang akan dibuat.
Pada penelitian ini dengan perhitungan menggunakan acuan Standar Nasional

Indonesia menggunakan nilai slump sebesar 60 -180 mm.


Menentukan nilai kadar air bebas
Menentukan kadar air bebas sebelumnya harus melihat tabel hubungan antara
campuran antar agregat yang digunakan dan juga MSA dalam campuran beton. Nilai
slump yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 60 180 mm dan nilai MSA
agregat yang digunakan adalah 20 mm, sehingga nilai kadar air bebas yang didapatkan
sebesar 195 kg/m3.

Tabel 4.2 Hubungan Nilai Slump dan MSA dengan Kadar Air Bebas
Slump (mm)
MS
A

Jenis Agregat

0-10

10-30

30-60

60-

--

--

--

180
--

10
20
40

Batu tak dipecahkan


Batu Pecah
Batu tak dipecahkan
Batu Pecah
Batu tak dipecahkan
Batu Pecah

150
180
135
170
115
155

180
205
160
190
140
175

205
230
180
210
160
190

225
250
195
225
175
205

Setelah mendapatkan nilai kadar air bebas, jumlah semen yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dihitung sebesar
Jumlah semen =

Nilai Kadar Air Bebas 193


=
=453,49
kg/m3
Faktor Air Semen
0,43

Menentukan berat jenis gabungan agregat


Berat Jenis Agregat Gabungan dapat dihitung dengan hasil kali persentasae
agregat halus dan berat jenis agregat halus ditambahkan hasil kali antara persentase
agregat kasar dan berat jenis agregat kasar. Nilai berat jenis agregat halus dan kasar
telah didapatkan pada pengujian karakteristik material dan didapatkan hasil sebesar
2,25 untuk agregat halus dan 3 untuk agregat kasar. Dalam campuran beton yang
direncanakan, proporsi agregat halus dalam 100% campuran beton sebesar 39% dan
sisanya adalah agregat kasar yaitu sebanyak 69%. Untuk menentukan jumlah proporsi
pasir dalam suatu campuran beton, menggunakan grafik hubungan antara faktor air
semen dan MSA.

Gambar 4.2 Persen pasir perhadap kadar total agregat yang dianjurkan
untuk ukuran butir maksimum 20 mm

Oleh karena itu dapat diketahui bahwa berat jenis gabungan agregat baru yang

didapatkan yaitu sebesar 2,71.


Menentukan berat isi beton
Berat isi beton ditentukan dengan cara memasukkan nilai kadar air bebas ke
dalam grafik hubungan kadar air bebas dengan berat jenis relatif agregat kombinasi
kondisi jenuh permukaan kering atau SSD. Nilai faktor air bebas yang didapatkan dari
perhitungan sebelumnya yaitu 195 kg/m3 dan berat jenis agregat kombinasi sebesar
2,71. Pada akhirnya didapatkan berat isi beton basah yaitu sebesar 2435.

Gambar 4.3 Grafik Perkiraan Berat Isi Beton Basah

Menetukan Jumlah Agregat Kasar dan Agregat Halus yang Digunakan


Sebelum menentukan jumlah agregat dalam campuran beton, sebelumnya
harus mengetahui nilai kadar agregat gabungan yang didapatkan dari
-

Berat jenis beton kadar semen kadar air = 1786,51 kg/m3

Setelah itu dapat dihitung jumlah agregat yang digunakan dari proporsi yang
telah dihitung sebelumnya yaitu:
-

Agregat Halus

Proporsi agregat halus dalam campuran dikallikan berat jenis beton


0,39 x 1786,51 = 696,74 kg/m3
-

Agregat Kasar
Proporsi agregat halus dalam campuran dikallikan berat jenis
beton 0,61 x 1786,51 = 1089,77 kg/m3

Dari data data yang telah diperoleh diatas, berikut merupakan rincian dari proporsi
campuran beton yang akan dibuat dalam penelitian ini yaitu :
Fc
Fc ( SNI )

: 30 MPa
: 42 MPa

Air

: 195 kg/m3

Semen

: 453,49 kg/m3

Faktor Air Semen

: 0,43

Agregat Halus

: 696,74 kg/m3

Agregat Kasar

: 1089,77 kg/m3

Superplasticizers
Glenium C-136

: 1 L / 100kg semen

4.1.2 Perhitungan Mix Design Beton dengan Agregat Daur Ulang


Air

: 195 kg/m3

Semen

: 453,49 kg/m3

Faktor Air Semen


Agregat Halus

: 0,43
: 696,74 kg/m3

Agregat Halus DU
20%

: 139,34 kg/m3

40%

: 278,68 kg/m3

60%

: 418,04 kg/m3

Agregat Kasar
Agregat Kasar

: 1089,77 kg/m3
: 653.86 kg/m3

60%
Agregat Kasar DU

: 435,908 kg/m3

40%
(20 -10mm)
(10-5mm)
Superplasticizers
Glenium C-136

: 392.408 kg/m3
: 43,5 kg/m3
: 1 L / 100kg semen

Anda mungkin juga menyukai