Anda di halaman 1dari 32

1.

1.

PENDAHULUAN

Dasar Teori Tentang Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yang dibangun untuk
mencegah keruntuhan tanah curam atau lereng yang dibangun ditempat
dimana kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri dan
dipengaruhi oleh kondisi gambaran fotografi tempat itu.
Dinding penahan tanah merupakan struktur yang umumnya
digunakan dalam banyak kontruksi bangunaan. Jenis-jenis dinding penahan
tanah yang umum digunakan dapat dikelompokkkan kedakan empat
kelompok, yaitu :
a. Dinding penahan tanah Grivitasi ( gravity retaining Walls)
b. Dinding penahan tanah semi gravitasi ( semi gravity retaining walls )
c. Dinding penahan yang kontitener ( contibrer retaining walls )
d. Dinding penahan tanah cuontfort ( counterfort retaining walls )
1. a.

Dinding Penahan Tanah Gravitasi


Dinding penahan tanah gravitasi tersebut dari beton biasa atau
pasangan batu. Didinding ini mengandalkan beratnya sendiri dan
tanah yang berada pada pasangan batu unruk ketahanan terhadap
tekanan tanah.
Bentuknya sederhana dan pelaksanannya mudah. Jenis dinding ini
sering di gunakan bila dibutuhkan kotruksi panahan yang tidak
terlalu tinggi.

Beton/pasangan batu

2.b. Dinding Penahan Tanah Semi Grafitasi


Sifat dinding grafitasi antara lain :
a. Digunakan sejumlah kecil baja tulangan untuk pembangunan
didnding panahan grafitasi ini, yang akan mengurangi ukuran
penampang dinding.
b. Mendapatkan kemantapan denagn dindingnya sendiri, tetapi
dalam jenis ini batangan tulangan disusun karena adanya
tengangan tarik pada bahan didinding.

Rein for cemen

3.c.

Dinding Penahan Tanah Kontilever


Dinding panahan terdiri dari kontilever terbuat dari beton
bertulang yang terdiri atas pondasi tipis dan subuh pelat dasar. Jenis
dinding ini ekonomis bila digunakan untuk tembok yang tingginy
alebih dari delapan meter.

Rein for cemen

4.d. Dinding Penahan Tanah Counterfort


Dinding jenis ini sam dengan panahan kontilever, akan tetapi
pada jarak tertentu diberi pelat beton vertikal yang tipis. Dinding ini
berfungsi untuk mengurangi geser momen yang terjadi.
Counterfort

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dinding panahan


tanah adalah sebagai berikut:
1. Beban yang akan didukung oleh dinding panahan terdiri dari;
a. Berat sendiri dinding panahan serta berat tanah pada bagian
atas plat lantai.
b. Tekanan tanah, baik tekanan tanah aktif maupun pasif yaitu
tekanan tanah yang dalam keadaan batas dimana tanah isian
dibagian belakang akan mulai runtuh mengelincir karena
berat sendiri.
c. Beban pembebanan
Bila permukaan tanah dibelakng dinding digunakan untuk
jalan raya, maka pembebanan harus dimaukkan dalam
perhitungan.
d. Beban-beban lain
Seperti daya apung dan tekanan yang hatus dimasukkan
daalm perhitungan.

2. Stabilitas Dinding Penahan


Untuk memeriksa stanilitas dinding penahan dilakukan dengan
perhitungan terhadap :
a. Stabilitas terhadap guling ( over turning )
b. Stabilitas terhadap geser ( sliding )
c. Stabilitas terhadap daya dukung ( Bearing capasity )
d. Stabilitas seluruh sistem termasuk penanggulangan atau
pengisian pada bagian belakang dan tanah pondasi sebagai
satu kesatuan.
Dalam melaksanakan perencanan dinding penahan tanah :
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memperkirakan ukuran / dimensi dari pada dinding penahan tanah.
2. Mencari besarnya tanah, baik secaar analisis, maupun grafis sesuai
dengan tiope dinding panahan tanah yaitu colume atau renkine.
3. Lebar dasar dinding panahan tanah harus cukup memobilisasi daya
dukung tanahnya dimana tekanan yang terjadi bekerja akibat
konstruksi dan gaya lain tidak melebihi daya dukung yang
diizinkan.
4. Perhitungan kekuatan struktur dari kontruksi dinding panahan
tanah. Dilakukan pemeriksaan terhadap tegangan geser dan tekanan
dari struktur dinding panahan tanah.
5. Dinding panahan tanah harus aman terhadap stabilitas guling
( sliding )
6. Dinding penahan tanah harus aman terhadap stabilitas geser
( sliding )
7. Menetukan lokasi penempatan dinding penahan tersebut :
Dinding penahan harus terletak pada suatu daerah dimana
stabilitas dari kemiringan lerengnya memenuhi nilai faktor keamanan
( faktor of safety ) or. Fs tertentu, yaitu :
-

Fs > 1,5 untuk pelebaran tetap

Fs > 1,3 untuk pembebanan sementara

Teori Perencanaan Stabilitas dan Kekuatan


Struktur Dinding Penahan Tanah

a.

Teori Rankine
Gambar di samping
menunjukkan gayagaya yang bekerja
pada

dinding

penahan kontilever
W2

Bedasarkan

W1

gambar :
Pr = Pa sin 0
Pr = Pa cos

Pp

W3

W4

Keterangan :
Pp : tekanan tanah pasif
Pa : tekanan tanah aktif
Jadi, Wtotal termasuk berat tanah diatas tumit (toe) dan (heel) dari dinding
penahan tanah :

b.

Teori Coulomb
Mencari titik tangkap resultan gaya.
Pada tahap pekerjaan ini. Pp dianggap = 0

Rv . x = w . x1 + Pv . x2 + Ph . z

x =
=

w . x1 Pv . x 2 Ph . z
w Pv
M
V

Pv

Pa
Ph

Ph

R
Pv

Pp

Z
W
No

X2

X1

b/2

b/2

Dimana : M = Jumlah momen


V = Total gaya vertikal
Gaya Rv (V) bekerja dasar
Diagran tegangan yang mungkin adalah :
C
b/3

b/3

f2

b/3

f1

B
b/3

b/3

b/3

f1

Gb. a

2 Rv
b

Gb. b

Keterangan :
Gambar a : Menunjjukkan rasultan gaya R pada titik berjamak e < b/g
menimbulkan teganagn V pada kedua ujung dasar dinding.
Gambar b : Menunjukkan gaya R bekerja paad titik berjarak e = b/G masih
menimbulkan diagram tegangan tekan : F1 =

2Rv
; F2 = 0
b

Apabila e > b/g, maka tegangan titik terhadap di B, kita ketahui tanah pada
umumunya hanya tahap bertahap terhadap tekan, maka tegangan akan

f2

didistribusikan kembali sepanjang 3 bi, dimana bi adaalh dari jark titik


bekerjanya R ketikan ujung C.
Lihat gambar C
2Rv

2Rv

F1 = 3b ; dimana b1 b/2 e, maka F1 =


3(b/2 - e)
1
Tegangan pada ujung-ujung dasar dinding panahan tanah diberikan sebagai
berikut :

F1 =

Rv
(1+be/b)
b

F1 =

Rv
(1-be/b)
b

Keterangan : b = lebar dasar


E = eksentrisitas / jarak dari tengah-tengan dasar keempat
gaya bekerja
e = b/2 - x
Pemeriksaan Terhadap Stabilitas Guling (over turning stability)
Disini tekanan tanah pasif (Pp) dianggap = O < Pp = O>
Ambil M pada ujung tumit (toe) dinding = MR
Momen yang akan menahan

Dimana Fs (cover turing) = Momen yang akan menggulingkan


Fs (over turning) =

MR
> 1,5 ~ 2
Mo

Kontrol Terhadap Stabilitas Geser / Gelincir (sliding stability)


Fs (sliding ) =

v tan (k1 2 ) b . k 2 . C 2 Pp
> 1,5
Pa cos

Diman : k1 = k2= 2/3


Pp = 1/2 . Kp. J2. D2 + 2. C2. D.
-

Kp

Kontrol terhadap daya dukung (bearing capacity)


qv

Fs (bearing capacity) = q
> 3,0
max

Dimana : qmax/min =

V
(1 be/B)
B

qv = c2 . Nc . Fcd . Fa + q . Nq . Fqd . Fqi + . 2 . N . Fd . FI . B


Rumus-rumus yang berkaitan dengan q di atas

(qult dan qmax) :


e = B/2 q

MR Mo
V

= 2 . D

B = B 2e
Fcd = 1 + 0,4 D/B
Fqd = 1 + 2 tan 2 (1 sin 2)2 D/B
Fd = 1
Fci = Fqi = (1 w/900)2 ; dimana w = tan-1

(Pa cos )
V

Nc, Nq, N merupakan faktor-faktor daya dukung yang

tergantung pada besar 2


Harga Nc, Nq, N dapat diisi (dicari) menggunakan tabel 3.2

Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Konstruktur


Untuk menghitung kekuatan struktur maka perlu diperiksa terhadap
beberapa potongan, misalnya pada potonga 1-1

W
I

Pa = . . H2 . ka

Pv

Pa
Ph
I

Keterangan : w = Konstruksi (kg) diatas potongan 1-1 pada satuan


panjang
Im = 100 Cm
B = Lebar dinding pada potongan 1-1
Pemeriksaan terhadap tegangan Geser dan Tekan
-

Tegangan Geser

Ph
z
100b

Tegangan Tekan

P M.y
M.y m

dimana =
A
I
I
w

M=R.e
W=

m g Re
bH 2

sehingga ;
w g H2
b

tekan

V
g . Re

tekan
b
b2

B.1. Teori tekanan tanah Lateral


Tekanan tanah lateral sebuah plameter perencanaan (design
parameter) yang paling penting didaalm sejumlah persoalan teknik
pondasi.
Tekanan tanah dalam istilah yang sangat luas adalah tekanan atau gaya
resultan yang dihasilkan oleh tanah terhadap struktur atau yang bekerja
dekat permukaan atau oleh suatu massa tanah.
Tekanan Tanah Diam (kg)
Apabila tembok pada gambar 2.1 tidak diperkenankan untuk bergerak
baik masuk maupun keluar massa tanah ; (regangan horizontal = 0)
daapt kita lihat tekanan tanah dalam keadaan diam (at rest) tekanan
lateral pada keadaan-keadaan adalah :
Dimana ; h = ko . v + u

Dimaan ; ko = Koef. Tekanan tanah diam


u = Tekanan air pori
P1
P0
Ph

v
Z

h
Co

Gambar. Tekanan tanah diam


Perbandingan tekanan arah horizontal dan vertikal dinamakan
koefensi tekanan n tanah diam. ko :
k0 =

h
v

k0 =

h h

Penentuan k0 di lapangan dengan mengukur h hampir tidak mungkin


dilakukan, karena selamanya akan hilang apabila lubang digali
sepanjang elemen tersebut.
Dalam banyak kasus k0 < 1, tetapi biasanya sebagai berikut
Ko<1 ; Untuk tanah berkonsilidasi normal
Ko>1 : untuk tanah berkonsolidasi berlebihan (arc > 3)
Beberapa pendekatan yang pernah dilakukan untuk mengetahui nilai k 0,
seperti
1. Jaki (1948) dan Brooker & Ireland (1965)
k0 =1 - sin
Dimana, untuk tanah kohesif dan nonkohesif yang berkonsilidasi
secara normal, juga pada tanah berbutir M =1
k0 = 1-sin

Keterangan : = sudut geser efektif


Untuk tanah lempung yang terkonsolidasi berlebihan (arc > 2)
m = 0,95, sehingga k0 = 0.95 - sin
2. Brooker dan Ireland (1965)
Hubungan antara k0 dan Ip untuk lempung normally consolidation :
k0 = 0,40 + 0,007 (Ip) = 0,0 sampai dengan 40
k0 = 0,64 + 0.001 (ip) untuk Ip= 40 sampai dengan 80
3. Alpon (1967)
Hubungan antara Ko dan Ip untuk lempung normaly
Consolidation :
k0 = 0,19+ 0,223 log (Ip)
4. Sherf dan ishigasi (1981)
Hubungan antara k0 dan ll dengan menggunakan faktor dan
k0 = + (OCR 1)
= 0,54 + 0,0044 (ll 20)
= 1,0 untuk ll > 10%
5. Sherif, Fang dan Sherif (1981)
Menggunakan suatu rumusan dalam memperkirakan k0

1 (3,5)
k0 = (1 sin ) =
d min

Keterangan:

d = beret isi pasir

d min = berat isi pasir minuman

2.

TEKANAN
a.

Tekanan Tanah Aktif


Teori tekanan tanah literal, rankine, ikemukakan pertama kali hanya
diterapkan pada tanah nan kohesif yang seragam, dengan asumsi sebagai
beriktut :

1.

Massa tanah adalah semi tak terbatas, homogen


kering, dan non kohesif

2.

Permukaan tanah adalah sebuah dinding yang


berbentuk datar ataupun berinklinasi

3.

Belakang tembok adalah tegas dan lurus,


dengan kata lain dimana tidak terjadi tegangan geser antara tembok dan
tanah serta hubungan tegangan setiap elemen yang berdekatan denagn
tembok adalah sama dengan yang jauh dari tembok.
X

450+/2

450+/2

Tembok
menjauhi gedung
(X)

Tekanan pada Z
berapapun akan
menurun

'

Shear Stres

S = C + tan
c
b
a

a b

H
o. ko

Normal
Stress

=
2c.

Tekanan / tegangan aktif yang terjadi adalah :


a r . ka 2c

kp

ka = tan2 (450 - /2)

Distribusi tekanan tersebut mwnunjukkan bahwa z = 0, tekanan aktif


adalah Ta = -2c

ka

, hal ini menunjukkan sebagai tekanan tarik. Tekanan

tarik menurun terhadap kedalam dan menjadi nol pada z = zc atau zc =


zc
; sehingga besarnya gaya aktif persatuan panjang tembok adalah :
ka

Ra = H

b.

2c

ka

. ka H 2c

ka

Tekanan Tanah Pasif


Gambar dibawah menunjukkan sebuah tembok vertikal tanpa gerakan
dengan urugan horizontal, pada kedalaman z, tegangan vertikal pada
elemen tanah

v = z, sebenarnya apabila tembok tidak bergerak sama

sekali, tekanan lateral pada kedalaman z adalah h = k0 - v


450+/2
Z

Shear Stres

S = C + tan
c
b

h = ko o

h - p

Normal
Stress

Apabila tembok tersebut terdorong 4x, maka vertikal pada kedalaman


akan tetap sama tetapi tegangan horozontal meningkat, apabila tembok
brgerak lebih jauh lagi kedalaman, tagangan pada kedalaman

akan

mencaapi batas yang ditunjukkan oleh lingkaran Mohr. Kondisi ini akan
mencaapi keruntuhan Mohr Coulomb, sehingga akan menyebabkan tanah
dibelakang tembok akan runtuh akibat terdorong ketas. Tegangan
horizontal pada titik ini dinyatakan sebagai tegangan Rankine, atau h = 0,
dimana :
p = v . kp + 2c
kp = tan2

kp

45 2
0

Sehingga besarnya resultan pasif persatuan panjang tembok adalah :


kp = . kp . H2 + 2c . H .

kp

Tekanan Tanah Akibat Beban Luar


Pada beberapa kasus, teori elastisitas digunakan untuk menentukan
tekanan tanah lateral pada tembok panahan yang disebabkan sebaagi jenis
beban luar, seperti beban titik, bebab gratis dan beban luasan (strip)
X=m-h

1
Z=n-h

a. tekanan lateral akibat beban titik

Z=b-h

b. tekanan lateral akibat beban grafis


a/Z

P
X

Penurunan (Settlement)
Suatu koordinasi tanah yang mengalami penampatan akibat adanya
suatu pembebanan diebut penurunan segera.
Penurunan terbagi dua yaitu :
-

Penurunan segara

Penurunan Konsolidasi (primer dan sekunder)

Dinding dengan dasr pada tanah-tanah butiran halus banyak penurunan,


yang diharapkan terjadi setelah selesainya kontruksi dinding dan urugan
balik. Dinding pada tanah kohesif dimana teori konsilidasi dipakai akan
berfungsi (to settle) selama beberapa waktu setelah kontruksi selesai.
Gaya resultan harus dipegang dekat tengah-tengah dasar untuk tanah ini,
agar dapat mempertahankan penurunan yang seragam secara relatif dan
mengurangu gulingan. Intensitas tekanan tanah pada tapat-tapt lebih besar
pada ekentrisitas resultan L/G dibandingkan bila eksentrisitasnya nol.
Kegagalan-Kegagalan Penurunan
a.

Sudut penampang simpang vertikal yang berlebihan yang


disebabkan oleh tekanan tapak yang tinggi.

b.

Penurunan berlebihan dan sudut pandang vertikal yang disebabkan


oleh urugan balik.

Irugan balik
W

a. Penurunan tapak yang berlebihan

b. strara bahan termampatkan yang


mendasarai seperti lempung/gambut

Bila telapak sampai di atas batuan, maka ada dua hal yang harus
dipertimbangkan, pertama, harus terdapat rotasi dasar dan dinding yang

cukup agar tekanan aktif dapat berkembang. Hal ini dapat dicapai denagn
menempatkan sebuah bantalan (pad) dibawah dasar yang besarnya 150 s/d
300 mm, atau dengan mengkronstruksi badan denagn fleksibelitas yang
cukup agar dapat menahan tekanan darah. Kedua, untuk menghindari
tekanan-tekanan yang tapak tang tinggi, yang dapat memisahkan tapak dari
sisa bagian yang lain. Hal ini dapat dihindari denganj membut tapak
menjadi beberapa bagian agar resultan jatuh di dekat pusat.
Penurunan diferensial dapat menimbulkan sebuah masalah dalam
arah longitudinal jika dinding tersebut panjang, walupun ada usaha untuk
menjebatani deposit bahan yang jelek (poor material ) setempat. Tetapi
jika kualitas dukung

bahan tersebut berbeda dengan suatu jarak yang

besar, hal ini harus diperhitungkan kalau tidak dinding dapat retak dalam
arah vertikal. Tanah tersebut, boleh diganti, dimempukan atau distabilkan,
atau tekanan dukung tanah dapat dikurangi dalam menambahkan lebar
tepak. Bila penurunan yang dihitung, elastis maupun konsolidasi, terlalu
besar maka pondasi tiang pancang.
Jaring Aliran
Persamaan Laplace =

2h 2h

2x 2 2z 2

= 0, dalam tanah isotropis

menggambarkan dua kurva ortogonal yaitu : garis aliran dan garis


ekopotensial, garis aliran ialah garis sepanjang aliran air yang mengalir
dari hulu ke hilir melalui tanah yang tembus air, sedangakn gaaris
ekipotensial ialah garis yang mempunyai tinggi yang sama sepanjang garis
tersebut.
Gabungan / kombinasi, jumlah gari-garis aliran ekipotensial disebut jaringjaring aliran (flow nets).
Jaringan-jaringan aliran dapat digunakan untuk menentukan tekanan
air ke atas (uplift pressure) di bawah konstruksi bangunan air.

2. PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN


1
z = 1,5

h1 = 2,5
h2 = 1,2
0,5

0,5

D= 2

0,5
1

B = 3,5
x1 = 0,5 m

= 150

x2 = 1 m

H =6m

x3 = 0,5 m

1 = 1,2 kN/m3

x4 = 1 m

1 = 200

x5 = 0,5 m

c1 = 1,5 kN/m2

x6 = 1 m

1sat= 1,5 kN/m3

D =2 m

2sat= 2,6 kN/m3

h1 = 1,2 m

2 = 320

h2 = 2,5 m

c2 = 1,8 kN/m2

e0 = 0,80

Cc = 0,20

tembok = 23,58 kN/m3

H =4

Menghitung Tekanan Tanah Aktif Dan Pasif Teori Renkine

Tekanan tanah aktif

Untuk 1 = 200 dan = 150


Ka1

=
=

cos -

cos 2 - cos 2

cos

cos 2 - cos 2

. cos

cos 15 -

cos 2 15 - cos 2 20

cos 15

cos 2 15 - cos 2 20

. cos 15

= 0,602
Ka2

=
=

cos -

cos 2 - cos 2

cos

cos 2 - cos 2

. cos

cos15 -

cos 2 15 - cos 2 32

cos 15

cos 2 15 - cos 2 32

. cos 15

= 0,3405

Dari tanah lapisan atas


Untuk z = 0, Ka1 = 0,602 a1 = q .Ka1 = 4 kN/m2 . 0,602
= 2,41 kN/m2
Untuk z = h1 = 2 m, Ka1 = 0,602
v = 1 . h1 = 12 . 2 = 24 kN/m2
a2 = Ka1.v = 0,602. (24) = 14,45 kN/m2

Bagian atas dari tanah lapisan bawah


Untuk z = h1= 2 m, h2= 3,4 m, Ka1 = 0,602
v = 1 . h1 = 12 . 2 = 24 kN/m2
a3 = Ka1.v = 0,602. (24) = 14,45 kN/m2
a4 = ( 1sat - w ) . h2 Ka1 = (15-9,81) . 3,4. 0,602 = 6,01kN/m2

Akibat tekanan air


U = w. h2 = 9,81 . 3,4 = 33,35 kN/m2

Akibat tanah berkohesi


Untuk tanah lapisan atas
5 = 2c.

Ka1 =

2.1,5 .

0,602

= 2,32 kN/m2

kohesi

Akibat beban q (Pa1)

Pa2
Pa3
Pa
4

Pa = h1.q. + .1 h12 ( 1sat - w ) . h2 Ka1

Gaya aktif rangkin persatuan panjang tembok


No
1.
2.
3.
4.

h . q (m2)
. 1,45 . (4,494)
4,35 . (4,494)
. 4,35. (7,501)
. 4,35 .(4,35)
Pa =

P = luas (kN/m2)
3,258
19,549
16,315
9,461
48,583

Pav = Pa sin = 48,583 sin 18 = 15,013 kN/m


Pah = Pa cos = 48,583 cos 18 = 46,205 kN/m

Sehingga besarnya lokasi resultan aktif :


Pa . za

= P1 (h1(1/3) + h2) + P2 (h2/2) + P3 (h2/3) + P4 (h2/3)


= 3,258((1,45/3) + 2,05) + 19,549(2,05/2) + 16,315(2,05/3) +
9,461 (2,05/3)

48,583 za = 8,254 + 20,038 + 11,149 + 6,465


za = 0,944 m

Untuk tanah pasif

kp = tan2 (45 + 2/2)


= tan2 (45 + 12/2) = 1,525
Gaya pasif persatuan panjang tembok adalah
Pp = P1 + P2 + P3
= (sat - w) . D2 . kp + 2c2 . D .

kp

+ (w . h22)

= (19,5 1) (1,1)2 . 1,525 + 2 . 21 . 1,1 .

+ (1 .2,1)

1,525

= 76,294 kN/m
Sehingga besarnya lokasi resultan pasif :
Pp . zp

= P1 (1/3) . D + P2 (1/2) . D + P3 (1/3) h2

76,294. zp = 8,940 (1/3) . 1,1 + 57,053 (1/2) . 1,1 + 10,301 (1/3) . 2,05
= 180
zp = 0,547 m
9
10
1,45 m
7
8

1m
A.1.

6
2,05 m

Stabilitas terhadap overturning

1,1 m
4

1,2 m

0,6 m

0,85 m

0,85 m

0,6 m

1,2 m

Penentuan Momen Penahan


Bag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Luas (m2)

Berat (kN/m2)

(1)
3,5 (0,85)
(0,6) 3,5
(0,6) 3,5
4,45 (0,85)
(0,351) 2,05
1,2 (2,05)
0,351 (1,45)
1,2 (1,45)
(1,8) tan 180 . 1,8
(0,249) 1,45

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

2,975
1,05
1,05
3,783
0,36
2,46
0,509
1,74
0,526
0,181

(2)
tbk (2,975)
tbk (1,05)
tbk (1,05)
tbk (3,783)
(0,36)
(2,46)
(0,509)
(1,74)
(0,526)
(0,181)
Pav
v

Lengan(m) Momen(kN.m2)
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

70,15
24,76
24,76
89,20
6,52
44,53
9,21
31,49
9,52
3,28
15,013
324,765

Ma = za . Pah

= 0,944 . 46,583

= 43,974 kN.m

Mp = zp . Pp

= 0,547 . 76,294

= 41,733 kN.m

Fk (over turning) =
=

MR
Ma Mp

850,312
43,974 41,733

(3)
2,225
1,600
2,625
2,225
2,859
3,459
2,859
3,459
2,615
2,391
4,45
MR

(2) x (3)
156,084
39,616
64,995
198,47
18,641
154,029
26,331
108,924
24,895
7,842
50,485
850,312

= 9,921 > 1,5 (aman)

A.2. Stabilitas terhadap sliding


Fk (sliding) =
=

v tan (k i . 2 ) B k 2 . c 2 Pp
Pa h
324,765 tan (2/3 . 12) 4,45 (2/3 . 21) 76,294
34,915

= 5,277 > 1,5 (aman)

A.3. Stabilitas terhadap bearing capacity


Mnett = MR + Mp - Ma
= 850,312 + 41,733 43,974
= 859,469 kN.m
x=

859,469
M nett
= 324,469 = 2,646
V

e = B/2 x 4,45/2 2,646 = 0,421


e = 0,421 < B/6 = 4,45/6 = 0,742 (aman)
q max V
6.e

min
B
B

6.(0,421)
324,469
1

4,45
4,45

qmax = 114,303 kN/m


qmin = 31,525 kN/m
Faktor daya dukung 2 = 120 (lihat table)
Nc = 9,28
Nq = 2,97
N = 1,69
q = D . 2
= (1,1) ( 19,5 9,81) = 10,659 kN/m
B = B 2e
= 4,45 2 (0,421) = 3,608 m

Faktor kedalaman
Fcd = 1 + 0,4 (D/B)
= 1 + 0,4 (1,1/3,608) = 1,122
fqd = 1 + 2 tan 2 (1 sin 2)2 . (D/B)
= 1 + 2 tan 24 (1 sin 24)2 . (1,1/3,608) = 1,096
fd = 1,096
Faktor inklinasi
Fct = fqt = (1 w/90)2
Pa cos

2 = tan-1

Pah

= tan-1

34,915

324,469

= tan-1

= 6,1420

fc = fqi

= 1
90

= 1

= 1

6,142

90

= 0,868

f1 = 1
2

6,142

12

= 0,238

Persamaan daya dukung umum yang disarankan oleh Mayerhoff (1963)


qult = C2.Nc.fci.fcd + q.Nq.fqi.fqd + 2.B .N.f1.fd
= (21).(9,28) .(0,868) .(1,122) + (10,659). (2,97). (0,868). (1,096) +
(19,5). (3,608). (1,69). (0,238). (1,096)

= 189,793 + 15,593 + 15,508


= 220,894 kN/m
Fk =

q ult
220,894
= 114,303 = 1,933 < 2,5 (tidak aman)
q max

Saran : perlu diperbesar atau diperdalam lagi dfnya dan dalam


pengerjaannya menggunakan cerucuk agar menjadi aman

B. Penurunan (Settlement)
q=
Df=1,1m

H=15m

sat2
2
C2
Cc
eo
K

= 19,5 kN/m3
= 120
= 21 kN/m2
= 0,25
= 0,80
= 2,1 x 10-3 cm/dt

Untuk perhitungan peningkatan tegangan vertikal bisa kita asumsikan


bahwa kenaikan tegangan disebabkan oleh beban lajur (lebar terbatas
dengan panjang tak terhingga)
q=

o
=
o

q max q min
2

114 ,303 31,525


= 72,914 kN/m
2

Po = ( L + D) . (2 sat - w)
= ( .15 + 1,1) (19,5 9,81)
= 83,334 kN/m2

1m

x =0m

6
2,05 m

z = L . 15 = 7,5 m

B = 4,45 m
1,1 m
2x
2z
Dari grafik variasi, nilai pengaruh4 p terhadap
dan
(Jurgenson,
0,85 m
B
B
1,2 m
0,6 m
1,2 m
0,6 m
0,85 m
1934) didapat (tabel)

2(7,5)
2z
=
= 3,371
4,45
B

p/q = 0,4927
p/q = 0,4927 . q
p = 0,4927 . 72,914
= 35,924
Sehingga besarnya penurunan konsolidasi adalah
Sc =

Cc . H
Po p
log
eo 1
Po
0,25 . 15

= 0,80 1 log

83,334 35,924
83,334

= 2,083 log 1,431


= 0,324 meter

C. Kontrol Terhadap Uplift

= 180

10
7

1,45 m

e
1
2
3
4
5

Nd = 3,5
Nf = 2,1
H = hw1 hw2
= 2,05 2,1 = 0,05
Kehilangan tinggi energi untuk tiap-tiap penurunan energi potensial adalah
H 0,05

0,014
Nd
3,5

he = (hw1 1 (H/Nd) w
= (2,05 1 (0,014) . 9,81 = 1,913 kN/m2
hd = (hw1 - 2 (H/Nd) . w
= (2,05 2 (0,014) . 9,81 = 1,775 kN/m2
hc = (hw1 3 (H/Nd) . w
= (2,05 3 (0,014) . 9,81 = 1,638 kN/m2
hb = (hw1 4 ((H/Nd) . w

= (2,05 4 (0,014) . 9,81 = 1,501 kN/m2


ha = (hw2 5 (H/Nd) . w
= (2,05 5 (0,014) . 9,81 = 1,363 kN/m2
Tekanan keatas yang telah dihitung tersebut kemudian digambarkan seperti
gambar di bawah ini
ha

hc

hb
4

hd
2

he

4,45
1,113
4

Gaya angkat ke atas (uplift force) persatuan panjang yang diukur sepanjang
sumbu tembok dapat dihitung dengan menggunakan luas diagram tegangan
yang tergambar.
A1 = (he-hd) (b/4) + (hd(b/4))
= (1,913 1,775) (4,45/4) + (1,775 (4,45/4)
= 2,051 kN/m
A2 = (hd-hc) (b/4) + (hc(b/4))
= (1,775 1,638) (4,45/4) + (1,638 (4,45/4))
= 1,898 kN/m
A3 = (hc-hb) (b/4) + (hb(b/4))
= (1,638 1,501) (4,45/4) + (1,501 (4,45/4))
= 1,746 kN/m
A4 = (hb-ha) (b/4) + (ha(b/4))
= (1,501 1,363) (4,45/4) + (1,363(4,45/4))
= 1,593 kN/m
Sehingga keamanan terhadap uplift force
Sf =

V
Atot

Atot = A1 + A2 + A3 + A4

= 2,051 + 1,898 + 1,746 + 1,593


= 7,738 kN/m
324,765
= 41,970 > 4 (sangat aman)
7,738

Jadi, Sf =

D. Kontrol Terhadap Piping


Df
(1,1) = 0,55
a = 15 0,55 = 14,45

Df= 1,1 m

b = 14,45 0,55 = 13,9


a

ha =
=
hb =
=
hc =
=

hrata-rata

c = 13,9 0,55 = 13,35

Nd a
(hw1 hw2)
Nd
3,5 14,45
(2,05 2,1) = 0,156
3,5

Nd b
(hw1 hw2)
Nd
3,5 13,9
(2,05 2,1) = 0,149
3,5

Nd c
(hw1 hw2)
Nd
3,5 13,35
(2,05 2,1) = 0,141
3,5

1/4 Df ha hc

hb

1/2 Df
2

1/4 (2,1) 0,156 0,141

(0,149)
1/2 (2,1)
2

= 0,149 m

Sehingga keamanan terhadap piping :


Sfpi

Df . 2 '
hr. w
2,1. (19,5)
0,149.(9,81)

= 28,016 > 4

Slice
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

(aman)

Panjang

Tinggi

1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4

1,44
3,08
4,04
4,61
4,88
4,87
4,6
4,02
3,04
1,36

E. Over Stability
KONDISI 1

w sin

C2 . b

tan

Cos

-58
-41
-28
-16
-5
6
17
28
42
59

9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69

19,535
41,783
54,807
62,539
66,202
66,066
62,404
54,535
41,241
18,450

-16,567
-27,412
-25,730
-17,238
-5,770
6,906
18,245
25,603
27,595
15,815
1,446

14,126
30,215
39,632
45,224
47,873
47,775
45,126
39,436
29,822
13,342
352,571

29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
294,000

0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
2,126

0,530
0,755
0,883
0,961
0,996
0,995
0,956
0,883
0,743
0,515
8,217

w tg 2
cos
2,200
6,703
10,286
12,778
14,018
13,966
12,685
10,235
6,514
2,020
91,405

Dimana : w = b . h .
u

= w . h

= sat w
Diketahui Pa = 36,712 kN/m

x = 2,5 m
R = 7,41 m
a =

(36,712)( 2,5)
Pa . x
=
= 17,821 kN/m
7,41
R

Fs =

w tan 2 cos u cb
w sin 0 a

91,405 352,571 294


1,446 17,821

= 2,374 > 1,5 (OK)

KONDISI 2

Slice
1
2
3
4
5
6

Panjan
g
B
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4

Tingg
i
h
1,39
2,84
3,73
4,27
4,52
4,52

w sin

C2 . b

tan

Cos

-54
-39
-26
-15
-5
5

9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69

18,857
38,527
50,601
57,927
61,318
61,318

-15,255
-24,246
-22,182
-14,993
-5,344
5,344

13,636
27,860
36,591
41,889
44,341
44,341

29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400

0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213

0,588
0,777
0,899
0,966
0,996
0,996

w tg 2
cos
2,356
6,364
9,667
11,893
12,984
12,984

7
8
9
10

1,4
1,4
1,4
1,4

4,26
3,71
2,8
1,32

16
27
39
54

9,69
9,69
9,69
9,69

57,791
50,330
37,985
17,907

15,929
22,849
23,905
14,487
0,494

Dimana : w = b . h .
u

= w . h

= sat w
Diketahui Pa = 36,712 kN/m

x = 3,25 m
R = 7,80 m
a =

(36,712)(3,25)
Pa . x
=
= 15,297 kN/m
7,80
R

Fs =

w tan 2 cos u cb
w sin 0 a

86,100 327,2621 294


0,494 15,297

= 3,346 > 1,5 (OK)

KONDISI 3

41,791
36,395
27,468
12,949
327,262

29,400
29,400
29,400
29,400
294,000

0,213
0,213
0,213
0,213
2,126

0,961
0,891
0,777
0,588
8,439

11,808
9,532
6,275
2,237
86,100

Slice
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Panjang

Tinggi

1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4
1,4

1,35
2,65
3,47
3,98
4,22
4,21
3,96
3,45
2,61
1,29

w sin

C2 . b

tan

Cos

-50
-36
-25
-15
-5
5
15
25
37
50

9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69
9,69

18,314
35,950
47,074
53,993
57,249
57,113
53,721
46,803
35,407
17,500

-14,029
-21,131
-19,894
-13,974
-4,990
4,978
13,904
19,780
21,309
13,406
-0,642

13,244
25,997
34,041
39,044
41,398
41,300
38,848
33,845
25,604
12,655
305,974

29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
29,400
294,000

0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
0,213
2,126

0,643
0,809
0,906
0,966
0,996
0,996
0,966
0,906
0,799
0,643
8,630

Dimana : w = b . h .
u

= w . h

= sat w
Diketahui Pa = 36,712 kN/m

x = 4,00 m
R = 8,24 m
a =

(36,712)(4,00)
Pa . x
=
= 17,821 kN/m
8,24
R

Fs =

w tan 2 cos u cb
w sin 0 a

81,501 305,974 294


0,642 17,821

= 4,047 > 1,5 (OK)

w tg 2
cos
2,502
6,182
9,068
11,085
12,122
12,094
11,030
9,016
6,011
2,391
81,501

Anda mungkin juga menyukai