Bab 4 Klasifikasi Endapan Mineral PDF
Bab 4 Klasifikasi Endapan Mineral PDF
ENDAPAN MINERAL
SutartoHartosuwarno
LaboratoriumPetrologidanBahanGalianTeknikGeologi
FakultasTeknologiMineralUniversitasPembangunanNasionalVeteran
YOGYAKARTA
48
BAB 4
KLASIFIKASI ENDAPAN MINERAL
Mesitermal dan hipotermal. Dalam klasifikasi ini belum muncul istilah hidrotermal,
tetapi hanya disebut dengan istilah karena naiknya air, berhubungan dengan
aktivitas batuan beku.
Tabel 4.1. Klasifikasi Lindgren (1911)
I. ENDAPAN OLEH PROSES MEKANIK
I. ENDAPAN OLEH PROSES KIMIAWI
0-70 C
Oleh reaksi
A
P menengah-tinggi
Evaporasi
1. KONSENTRASI KOMPONEN YANG BERASAL DARI TUBUH BATUAN SENDIRI
a. Oleh pelapukan
0-100 C
P menengah
0-100 C
P menengah
c. Oleh metamorfosa
0-400 C
P tinggi
0-100 C
p menengah
500-600 C
P tinggi
Mesothermal
150-300 C
P tinggi
Epitermal
50-150 C
P menengah
Pyrometasomatic
500-800 C
P tinggi
Sublimates
100-600 C
P rendah-menengah
Endapan magmatik
700-1500 C
P tinggi
Pegmatik
575 C
P tinggi
C. Endapan magmatik
Zona bijih
Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
penyerta
(gangue)
Ubahan batu samping
Tekstur dan struktur
Zonasi
3000- 15000 m
300-600
Pada atau dekat batuan plutonik asam.Pada umumnya pada
batuan prakambrium, jarang pada batuan muda.Sering ditemukan
pada sesar naik
Fracture-filling dan replacement, tubuh bijih umumnya tidak
beraturan, kadang tabular. Kadang terdapat ore disseminated
pada batuan samping
Au, Sn, Mo,W,Cu,Pb,Zn,As
Magnetit, spekularit, pirhotit, kasiterit, arsenopirit, molibdenit,
bornit, kalkopirit, wolframit, scheelite, pirit,galena, sfalerit-Fe.
Garnet, plagioklas,biotit, muskovit, topas, tormalin, epidot, kuarsa,
kloorit-fe, karbonat
Albitisasi, tourmalinisasi, kloritisasi, seritisasi pada batuan silikaan
Kristal kasar, kadang berlapis, inklusi fluida hadir pada kuarsa
Tekstur dan mineralogy makin kedalam berubah secara gradual,
Au telurida kadang hadir sebagai bonanza.
50
Zona bijih
Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
penyerta
(gangue)
Ubahan batu samping
Tekstur dan struktur
Zonasi
1200-4500 m
200-300
Umumnya pada atau di dekat batuan beku intrusive. Mungkin
berasosiasi dengan rekahan tektonik regional. Umum pada sesar
normal maupun sesar naik
Sebagai endapan replacement yang luas dan fracture-infilling.
Batas tubuh bijih bergradasi dari massif ke diseminasi.Seing
membentuk bijih tabular, stockwork, pipa, saddle-reefs, beddingsurface. Strike dan dip Fissure agak teratur.
Au,Ag,Cu,As,Pb,Zn,Ni,Co,W,Mo,U, dll
Native Au, Ag, kalkopirit, bornit, pirit, sfalerit, galena enargit,
kalkosit, bournonite, argentite, pitchblende, niccolite,cobaltite,
tetrahedritesulphosalt,
Mineral temperature tinggi jarang (garnet, tourmaline, topas dll),
albit, kuarsa serisit, klorit, karbonat, siderite, epidot, monmorilonit.
Kloritisasi intens, karbonisasi atau seritisasi.
Kristal lebih halus dibamding hipotermal, pirit jika hadir sangat
halus, lensa yang besar bisanya massif.
Gradual, secara pasti terjadi perubahan mineralogy kearah
kedalaman
Zona bijih
Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
(gangue)
penyerta
Zonasi
Niggli
(1929)
menyampaikan
konsep
pengelompokan
mineral,
yang
kemudian
dibagi
menjadi
Kelompok
Orthomagmatik,
Kelompok
kelompok
Silikon-alkali-fluorin-boron-tin-molibdenum-tungsten,
dengan
hidrotermal.
Belakangan,
para
ahli
geologi
banyak
Tabel 4.6. Klasifikasi Lindgren (1933) yang dimodifikasi oleh Graton (1933) dan Buddington
(1935)
700-1500 C
P sangat tinggi
T sedang-tinggi
P sangat tinggi
100-600 C
P atmosfer-menengah
100-600 C
P atmosfer
500-800 C
P sangat tinggi
300-500 C
P sangat tinggi
200-300 C
P tinggi
Epitermal, dangkal
50-200 C
P menengah
T rendah
P rendah
Xenothermal, dangkal
T tinggi-rendah
P sedang-atmosfer
T 100 C
P menengah
400 C
P tinggi
0-100 C
P menengah
0-100 C
P menengah-atmosfer
T tinggi
P rendah-menengah
0-70 C
P menengah
T rendah
P
rendah,
permukaan
a. Reaksi inorganik
b. Reaksi organik
di
C. Di dalam
53
Tabel 4.7 Ciri-ciri umum endapan teletermal (Graton, 1933 dari Evans , 1993)
Kedalaman
Temperatur
Pembentukan
Dekat permukaan
100
Pada batuan sedimen, lava. Sering terbentuk pada wilayah yang
tidak ditemukan batuan plutonik
Dalam rekahan terbuka, cavities, kekar, fissure. Tidak ditemukan
replacement.
Pb,Zn,Cd,Ge
Galena(miskin Ag), sfalerit (miskin Fe, mungkin kaya Cd),
markasit, pirit, Cinabar
Kalsir, dolomite miskin Fe, dll
Zona bijih
Logam bijih
Mineral bijih
Mineral
penyerta
(gangue)
Ubahan batu samping
Tekstur dan struktur
Zonasi
Dolomitisasi, chertification
Seperti epitermal
-
Strata-bound
54
P sangat tinggi
T sedang
P sedang
Pegmatik
T
sedangtinggi
P tinggi
100-1200 C
P atmosfer-menengah
100-600 C
P atmosfer
200-800 C
P menengah
Karbonatit, kimberlit
Anortosit, gabro
KOMPONEN EPIGENETIK
KARENA ERUPSI BATUAN BEKU
dangkal-menengah
Batuan metamorfik
300-800 C
P rendah-menengah
Epitermal
50-300 C
P rendah,
dangkal-menengah
Mississipi Valley
25-200 C
P rendah
25-75 C
P rendah
25-350 C
P rendah
Endapan-endapan
samodra,smokers, red Sea
Volcanic exhalites in part
kerak
25-600 C
P tinggi
0-150 C
P menengah
25-50 C
P atmosfer
25-350 C
P hydrospheric
25-75 C
P hydrospheric
0-70 C
P menengah
25-75 C
P atmosfir
25-75 C
P rendah
P rendah, di permukaan
55
2.
3.
4.
5.
57
dan epitermal sulfidasi tinggi Pada kenyataannya tidak mudah untuk membatasi ciriciri endapan yang termasuk bahagian epitermal dari sistem hidrotermal lainnya.
Seringkali kita mendapati kenampakan endapan, baik mineralogi maupun teksturnya
merupakan gradasi dari endapan epitermal dengan endapan hidrotermal lain.
Endapan sulfida masif sering berasosiasi dengan batuan-batuan pelite sampai
semipelite atau berasosiasi dengan endapan volkanik bawah laut . Endapan yang
berasosiasi dengan volkanik sering dikenal sebagai endapan sulfida vulkanogenik,
yang terutama banyak mengandung tembaga dan timah maupun emas dan perak
sebagai
by-product.
Sawkind(l
976)
membagi
endapan
massive
sulphide
volcanogenic menjadi tipe Kuroko, tipe Cyprus, tipe Besshi, dan tipe Sullivan.
C. Proses metamorfisme-hidrotermal
Suatu tubuh batuan yang diterobos magma (batuan beku) umumnya akan
mengalami rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, penggantian (replacement), pada
bagian kontaknya. Perubahan ini disebabkan oleh adanya panas dan fluida yang
berasal
dari
aktifitas
magma
tersebut.
Istilah
metamorfosa
kontak
dan
disekitarnya.
Walaupun sebagian besar skarn ditemukan pada batuan karbonat, tetapi juga dapat
terbentuk pada jenis batuan lainnya, seperti serpih, batupasir maupun batuan beku.
a. Kontak pirometasomatik (skarn): Cu, Au, Fe
b. Metamorfosa menyebabkan bijih terkonsentrasi : Au
Kata "skarn" pertama kali digunakan di pertambangan Swedia untuk sebuah
material gangue kalk-silikat yang kaya akan bijih-Fe dan endapan-endapan sulfida
terutama yang telah me-replace kalsit dan dolomit pada batuan karbonat.
Klasifikasi skarn pada umumnya banyak mempertimbangkan tipe batuan dan
asosiasi mineral dari batuan yang di-replace.. Pengertian endo-skarn dan exo-
skarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan batugamping yang terkait. Endoskarn adalah proses skarnifikasi yang terjadi pada batuan beku, sedangkan exoskarn
adalah
skarnifikasi
pada
batugampiong
sekitar
batuan
beku.
Pada
Tipe ubahan
ENDAPAN
MAGMATIK
MAGMATIK
Basaltik-Ultra
basa
Basaltik-ultra
basa
-
Mineral ubahan
Topas, kuarsa,
muskovit,turmalin
Mineral bijih
utama
Kromit,
pendlandit,
magnetit
Cr, Ni, Pt
Diseminasi,
berlapis
Kristalisasi
langsung dari
magma
Kasiterit,wolframit,sc
heelite
Intrusi
Host rocks
Komoditi logam
Tekstur utama
Keterangan lain
ENDAPAN HIDROTERMAL
GREISEN
Pluton granitik
Pluton granitik
greisen
Sn,W
Diseminasi,
stockwork
PORFIRI
Sub vulkanik
granitik-andesitik
Garanitik-andesitik
SKARN
Sub vulkanik granitikandesitik
karbonat
EPITERMAL H.S.
Andesitik
EPITERMAL L.S
andesitik
M.S.V.
Dasitik/granitik
Vulkanik, sedimen
Vulkanik, sedimen
Vulkanik dasitik
Potasik, filik,
argillic,,profilitikan
vanced argillic
Biotit,
KF,kuarsa,serisit,pir
it,ilit,epidot,klorit,kal
sitkaolinit,alunit
Bornit, kalkosit
kalkopirit,
molibdenit
Cu, Mo, Au, Sn, W
Diseminasistockwork, urat
Zona ubahan
umumnya
konsentris, tonase
besar dg kadar
rendah
Potasik,skarn,profiliti
k
advanced argillic
,Profilitik, argillic
Silisik,internedietarg
illic
Garnet,diopsit,magne
tit,wolastonit,tremolit,
biotit, klorit
Kaolinit,alunit,
diaspor.pirofilit, ilit
Filik, argillic,
profilitik anvanced
argillic
Serisit,ilit,klorit,
epidot, kalsit,
adularia kaolinit
Bornit, kalkosit
kalkopirit, molibdenit
Enargir, luzonit,
tenantit
Sfalerit, galena,
kalkopirit
Sfalerit,galena,
kalkopirit
Au, Cu,Ag
Diseminasireplacement masif
Equivalen dg sistem
gunung api aktif
Au, Ag
Urat, stockwork
Equivalen dengan
geotermal aktif
Berasosiasi dengan
vulkanisme bawah
laut
Barit, gipsum,
anhidrit,ilit,kuarsa
60
d.Proses-proses di permukaan
Endapan permukaan merupakan endapan-endapan bijih yang terbentuk relatif di
permukaan, yang dipengaruhi oleh pelapukan dan pergerakan air tanah. Telah dikenal
secara luas, bahwa endapan (sedimen} permukaan dibagi menjadi endapan alohton
(allochthonous) dan endapan autohton (autochthonous). Endapan alohton merupakan
endapan yang ditransport dari tempat lain (dari luar lingkungan pengendapan),
sedangkan endapan autohton adalah endapan yang terbentuk secara insitu.
Endapan alohton yang terkait dengan bijih atau secara ekonomi sering disebut
sebagai endapan placer. Sedangkan endapan autohton yang terkait dengan bijih biasa
dikenal sebagai endapan residual dan endapan presipitasi kimia atau evaporasi.
Sedangkan
placer eluvial, endapan placer colluvial, endapan placer aluvial, dan endapan
placer aeolian (Macdonald, 1983 dalam Evans ,1993). Secara tradisional juga sering
digunakan istilah endapan placer residual, untuk endapan yang terbentuk dan
berada di atas batuan sumbernya. Endapan ini umumnya terbentuk pada daerah yang
mempunyai morfologi yang relatif datar. Penggunaan istilah endapan placer colluvial
tidak begitu populer, beberapa penulis menyebut endapan ini terbentuk di dasar suatu
tebing (cliff) dan sering diartikan sama dengan endapan talus. Endapan placer eluvial
umumnya terbentuk pada daerah yang memiliki morfologi bergelombang. Mineralmineral berat akan terkonsentrasi di lereng-lereng dekat batuan sumber.Komoditi
penting yang terbentuk sebagai endapan placer adalah emas (Au), platina (Pt)
dan
Timah (Sn).
Endapan residual
Endapan-endapan placer, seperti yang telah dibahas di atas terbentuk dari material
yang terlepas dari batuan sumbernya baik secara mekanik maupun kimiawi. Seringkali
material atau unsur yang tertinggal oleh karena proses tersebut
mempunyai nilai
61
residual. Untuk dapat terjadi endapan residual, pelapukan kimia yang intensif terutama
untuk daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi sangat diperlukan. Dalam kondisi
tersebut sebagian besar batuan akan menghasilkan soil yang kehilangan materialmaterial yang mudah larut. Soil seperti ini dikenal sebagai laterit (laterites). Besi (Fe)
dan aluminium (Al) hidroksid adalah sebagaian dari material yang paling tidak mudah
larut, dan laterit umumnya mengandung material ini.
Laterit yang sebagian besar mengandung aluminium hidroksid disebut sebagai
bauxite dan merupakan bijih aluminium yang paling penting. Beberapa endapan bauxite
mengalami melapukan dan terendapkan kembali membentuk bauxite sedimen
(sedimentary bauxites).
Selama lateritisasi, nikel yang terkandung dalam batuan peridotit dan serpentinit
(0,25% Ni) pada awalnya terlarut, tetapi kemudian secara cepat mengalami presipitasi
kembali ke dalam mineral-mineral oksida besi pada zona laterit atau zona limonit (12% Ni) atau dalam garnierit pada zona saprolit (2-3%, zona lapuk di bawah zona
laterit)
Pengkayaan supergen
Selama berlangsung pengangkatan dan erosi, suatu endapan bijih terekspos di
dekat permukaan, kemudian mengalami proses pelapukan, pelindian (leaching), maupun
oksidasi pada mineral-mineral bijih. Proses tersebut menyebabkan banyak unsur logam
(Cu2+, Pb2+, Zn2+ dll.) akan terlarut (umumnya sebagai senyawa sulfat) dalam air yang
bergerak ke dalam air tanah atau bahkan sampai ke kedalaman dimana proses oksidasi
tidak berlangsung.
Daerah dimana terjadi proses oksidasi disebut sebagai zona oksidasi. Sebagian
larutan yang mengandung logam-logam yang terlarut bergerak terus hingga di bawah
muka air tanah, kemudian logam-logam tersebut mengendap kembali membentuk
sulfida sekunder. Zona ini dikenal sebagai zona pengkayaan supergen. Di bawah zona
pengkayaan supergen terdapat daerah dimana mineralisasi primer tidak terpengaruh
oleh proses oksidasi maupun pelindian, yang disebut sebagai zona hipogen. Logam yang
paling banyak terbentuk karena proses ini adalah tembaga (Cu)
62