Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Pompa adalah alat yang tidak begitu asing bagi kita dan apalagi bila
ditanyakan apa Anda mengenal pompa. Pertanyaan ini juga mungkin terlalu
sederhana jika harus dilontarkan kepada mereka yang sudah bekerja di suatu pabrik,
bahkan bagi orang awam sekalipun.
Jika disebut nama pompa tentu yang pertama kita ingat, adalah pompa air
karena pompa ini mungkin yang berkenaan langsung dengan kehidupan kita seharihari. Padahal jenis pompa sebenarnya tidak hanya pompa air saja, ada banyak jenis
pompa yang digunakan manusia untuk membantu meringankan tugasnya.
Pompa secara sederhana didefinisikan sebagai alat transportasi fluida cair.
Jadi, jika fluidanya tidak cair, maka belum tentu pompa bisa melakukannya. Misalnya
fluida gas, maka pompa tidak dapat melakukan operasi pemindahan tersebut. Namun,
teknologi sekarang sudah jauh berkembang di mana mulai diperkenalkan pompa yang
multi-fasa, yang dapat memompakan fluida cair dan gas. Namun dalam tulisan ini,
hanya dibahas tentang pompa yang mengalirkan fluida cair, dan topiknya dipersempit
untuk yang berjenis sentrifugal.
1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yaitu bagaimana aplikasi motor induksi pada pompa air?

1.3.
a.
b.
c.
d.
e.

1.4.

Batasan Masalah
Bagaimana mesin Pompa Air secara definisi?
Apa saja bagian-bagian mesin pompa air dan fungsi kerjanya?
Bagaimana cara kerja mesin pompa air?
Bagaimanakah karakteristik start motor induksi?
Bagaimana water level control (WLC) pada pompa air dengan
menggunakan pelampung?

Tujuan Masalah
a. Mengetahui mesin pompa air
b. Mempelajari bagian-bagian mesin pompa air dan fungsi kerjanya
c. Memahami cara kerja mesin pompa air
d. Menajabarkan karakteristik start motor induksi
e. Memahami

water

level

control (wlc) pada pompa

air dengan

menggunakan pelampung

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mesin Pompa Air

Gambar 1. Mesin pompa air sebagai bagian dari peralatan listrik rumah

Mesin pompa air adalah salah satu peralatan listrik yang cukup vital di banyak
perumahan. Kerusakan pada unit ini akan mengakibatkan terganggunya pasokan air
dari dalam tanah, dan tentu akan sangat mengganggu kegiatan harian di rumah.
2.2. Bagian-bagian Mesin Pompa Air dan Fungsi Kerjanya
Secara umum, diluar instalasi pipa, mesin pompa air terdiri dari 3 bagian besar
yaitu :
a. Motor listrik
Motor listrik berfungsi sebagai penggerak pompa air, dimana motor listrik ini
mengubah energi listrik menjadi energi gerak / putar. Antara motor listrik dan pompa
air dihubungkan oleh satu shaft.

b. Pompa air dan tabung akumulator

Pompa air mempunyai bagian yang disebut impeller yang juga ikut berputar,
sedemikian sehingga air terhisap dari sumbernya melalui pipa masuk (suction) dan
kemudian didorong keluar dengan tekanan tertentu melalui pipa keluar (discharge).
Sebelum air keluar di pipa discharge, maka air itu melewati dulu sebuah tabung yang
berfungsi sebagai akumulator. Cara kerja akumulator ini adalah menyimpan air pada
saat tekanan pompa tinggi dan mengeluarkan air saat tekanannya turun. Ada beberapa
mesin pompa air yang tidak menggunakan tabung ini.
c. Aksesoris
Aksesoris yang biasanya terpasang : pressure switch (kita biasa menyebutnya
otomatis) dan motor thermal protector (terpasang di dalam motor listriknya).
Sedangkan aksesoris seperti pressure switch (otomatis) berfungsi sebagai sensor
tekanan air. Pressure switch ini memberi perintah kapan mesin pompa air
harus stop dan kapan mesin harus start, tergantung dari tekanan air yang diterima
sensornya. Dan thermal protector motor berfungsi sebagai system proteksi motor
listrik untuk menghindari kerusakan kawat lilitan motor listrik karena panas yang
berlebihan. Thermal protector ini biasanya menggunakan bimetal yang bekerja
dengan berdasarkan panas pada lilitan tersebut. Bila panas dirasakan berlebihan
maka thermal protector akan bekerja memutuskan arus pada motor tersebut.
2.3. Cara kerja mesin pompa air
Kita asumsikan suatu instalasi air menggunakan mesin pompa air dengan
instalasi pipa yang langsung menuju keran air. Saat keran dibuka, maka air keluar
karena masih ada tekanan sisa di dalam pipa dan juga dalam akumulator. Seiring
kuantitas air yang keluar maka tekanan tersebut akan turun dan dirasakan
oleh pressure switch. Pada akhirnya kontak arus listrik dari pressure switch akan
bekerja dan membuat motor start dan pompa air berputar sehingga air tanah dihisap
dan dikeluarkan dengan tekanan tertentu. Saat keran ditutup, maka mesin pompa air
tidak langsung stop seketika karena air tersebut terkumpul dalam pipa hingga
akumulator, hingga mencapai tekanan tertentu yang membuat pressure switch bekerja
memutus arus listrik ke motor listrik dan mesin pompa air akhirnya stop.
3

2.4. Karakteristik Start Motor Induksi


Hampir semua mesin pompa air menggunakan motor listrik jenis motor induksi,
Motor induksi mempunyai karakteristik dengan start awal yang memerlukan arus
listrik yang cukup besar, lebih besar dari arus nominalnya. Besarannya antara 3 6
kali arus nominal, tergantung dari karakteristik motornya. Contohnya, mesin pompa
air 250 Watt (biasanya jenis jet pump atau semi jet pump) akan mempunyai arus
nominal sebesar 250W / 220V = 1.14A (Agar memudahkan. unsur faktor daya tidak
kita masukan). Maka saat start, mesin pompa air akan memerlukan arus listrik antara
3.42A 6.84A selama kurang lebih antara 0.2 0.4 detik
Perhatikan beberapa efek yang bisa berpengaruh :
1) Bila daya listrik langganan PLN di rumah hanya sebesar 900VA atau 1300VA
dan

saat

itu

sedang

banyak

pemakaian,

maka

potensi

terjadinya

MCB trip (atau sering disebut listrik anjlok) di MCB Box atau kWh meter
sangat besar.
2) Bila frekuensi start-stop mesin pompa air sangat sering dalam rentang yang
pendek, misal 10 kali dalam 3 menit, maka total energi listrik yang diserap
saat start-stop mesin pompa air akan lumayan besar. Apalagi jika mesin
pompa air-nya sudah berumur.
3) Arus start yang cukup besar dan berulang-ulang dalam waktu singkat tadi
akan menimbulkan panas yang cukup tinggi pada gulungan kawat motor tadi.
Hal ini tidak menjadi masalah jika motor terus hidup / berputar sehingga ada
cukup pendinginan yang didorong dari kipas motor. Tapi jika start-stop dalam
interval singkat tentu panas yang timbul karena arus start tadi belum sempat
turun dan kemudian motor stop, kemudian start lagi, sehingga panasnya akan
terakumulasi. Jika panasnya berlebih maka thermal protector akan bekerja
dan untuk beberapa waktu motor tidak bisa start. Memang kejadian seperti ini
tidak sampai merusak motor listrik, tapi dengan panas yang diatas rata-rata
tentu akan mempengaruhi isolasi dari kawat gulungannya.

Gambar 2. Kurva Karakteristrik arus start dari sebuah motor pompa

Dalam grafik tersebut, suatu pompa yang mempunyai tegangan suplai 240V
dan arus nominal 6A akan memerlukan waktu akselerasi start sebesar 0.2 detik dan
arus start sebesar lebih dari 18A (lebih dari 3 kali arus nominalnya).
Karakteristik start motor tersebut akan berbeda dengan motor lain tergantung
dari kondisi motor listrik, desain, torsi beban dan juga umurnya.
Dari karakteristik motor induksi dan pompa air tersebut, maka mesin pompa
air termasuk pada motor induksi tipe A atau B.

2.5.

Water

Level

Control (WLC) Pada Pompa

Air Dengan Menggunakan Pelampung


Water Level Control (WLC) atau rangkaian kendali level air merupakan salah
satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga listrik yang
diaplikasikan pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pompa air.
5

Fungsi dari Rangkaian Water Level Control adalah untuk mengontrol level air dalam
sebuah tangki penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan
disebuah industri di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan
beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan mati. Untuk mengontrol level
air dalam tangki penampungan dapat menggunakan dua buah pelampung yang mana
masing-masing dari pelampung tersebut menentukan batas atas dan batas dari level
air.

Gambar 3. Prinsip Kerja Pelampung

Pada kondisi (1) kita anggap bahwa untuk pertama beroperasi air di dalam
tangki seperti yang terlihat pada gambar. Dengan keadaan yang demikian, maka
otomatis Pelampung 1 yang difungsikan sebagai batas atas air dan Pelampung 2 yang
difungsikan sebagai batas bawah akan menggantung pada sebuah tali pelampung
sehingga menyebabkan kontak pelampung yang berada di antara 2 dan A1 akan
menutup karena gaya berat dari kedua pelampung. Akibatnya, motor pompa air akan
beroperasi.
Ketika pompa air mulai mengisi tangki/bak maka pelampung 2 akan terangkat
ke atas atau terapung seperti yang terlihat dalam gambar pada kondisi (2).

Meskipun pelampung 2 sudah terapung, kontak pelampung tetap pada posisi close,
pabrik sudah merancang dengan sedekian rupa sehingga hal demikian bias terjadi,
pelampung 1 masih mampu untuk menutup kontak pelampung sehingga pompa tetap
beroperasi.
Seiring dengan semakin bertambahnya air tangki maka Pelampung 2 akan
semakin bergerak ke atas sesuai dengan volume air dalam tangki tersebut. Apabila
level air telah sampai pada Pelampung 1 seperti terihat dalam gambar untuk kondisi
(3) maka Pelampung 1 akan terangkat ke atas atau terapung bersama-sama dengan
pelampung 2. Akibatnya, kontak pelampung antara 2 dan A1 akan membuka dan
motor

atau

pompa

air

akan

mati.

Jadi,

bukan Pelampung 2

yang

mendorong Pelampung 1 sehingga kontak pelampung terbuka (open).


Apabila air di dalam tangki atau bak mulai berkurang atau lebih rendah dari
Pelampung 1, maka pelampung 1 akan menggantung pada kontak pelampung seperti
lihat pada gambar untuk kondisi (4). Meskipun Pelampung 1 sudah menggantung,
akan tetapi kontak pelampung masih tetap pada kondisi open karena Pelampung 1
belum cukup berat untuk menutup kontak tersebut. Jika air sudah benar-benar
berkurang dalam tangki sesuai dengan batas bawah yang telah ditentukan
maka pelampung 2 akan menggantung seperti pada kondisi (1) bersama-sama
dengan pelampung 1. Kolaborasi kedua pelampung tersebut menghasil berat yang
cukup untuk menutup kontak pelampung antara 2 dan A1 sehingga pompa air dapat
berjalan atau beroperasi. Setelah itu ke kondisi (2), (3), (4), dan seterusnya.
Berikut ini adalah gambar rangkaian kendali dan sekaligus rangkaian daya
dari Water Level Control. Rangkaian ini terdiri dari dua bagian yaitu menggunakan
remote untuk mengoperasikan (menjalankan dan mematikan) pompa air dan
menggunakan pelampung untuk mengoperasikan pompa air secara otomatis.

Gambar 4. Rangkaian kendali dan rangkaian daya

Langkah-langkah kerja rangkaian Water Level Control :


1) Diasumsikan bahwa tombol emergency, MCB rangkaian control dan MCB
rangkaian daya tertutup atau sudah pada posisi on.
2) Pada keadaan normal kontak overload 95 96 tertutup dan kontak 97 98
terbuka
3) Posisi 1 yaitu pada saat selektor switch dipindahkan pada posisi 1-2 maka
lampu indikator L2 akan menyala yang menandakan bahwa yang bekerja
adalah pelampung(otomatis)
4) Ketika air di dalam bak telah kosong atau berkurang, pelampung akan tertarik
ke bawah dan menutup kontak yang terdapat pada pelampung sehingga arus
akan mengalir pada kontaktor K1 dengan demikian kontak utama 12 pada
K1 akan menutup sedangkan kontak 3-6 pada RL (Relay) tetap terbuka
sehingga motor akan berputar yang di tandai dengan menyalanya lampu
indikator L4
5) Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan
membuka dan kontak 97-98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang
8

menandakan kelebihan beban akan menyala dan pada saat itu motor akan
berhenti berputar.
6) Jika air di dalam bak telah penuh atau telah mencapai level yang telah
ditentukan makapelampung di dalam air akan terangkat ke atas sehingga
membuka kontak yang terdapat pada pelampung tersebut dan motor akan akan
berhenti berputar.
7) Proses selanjutnya kembali ke langkah nomor 4.
8) Untuk posisi 2 selektor switch dipindahkan pada posisi 3-4 maka lampu
indikator L1 akan langsung menyala yang menandakan bahwa operasi motor
dilakukan secara remote (menyalakan dan mematikan motor) dan pada saat
itu pelampung tidak akan bekerja
9) Untuk menyalakan motor tekan push button Son
10) Kontak 1-4 akan menutup karena koil 2-10 relay (RL) mendapat energy listrik
sehingga arus akan mengalir melalui kontak 1-4 tersebut walaupun saklar Son
dilepas
11) Dengan demikian kontak 3-6 dan 8-11 akan menutup sedangkan kontak 1-2
pada K1 tetap terbuka, dengan demikian motor akan berputar yang ditandai
dengan menyalanya lampu indikator L4
12) Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan
membuka dan kontak 97-98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang
menandakan kelebihan beban akan menyala dan pada saat itu motor akan
berhenti berputar.
13) Tekan push button Soff untuk mematikan motor.
14) Baik untuk operasi dengan remote ataupun secara otomatis
(dengan pelampung) apabila ada hal-hal yang tidak inginkan terjadi pada saat
motor beroperasi dapat langsung menekan tombol emergency sehingga
seluruh rangkaian akan padam.

BAB II

KESIMPULAN

Mesin pompa air adalah salah satu peralatan listrik yang cukup vital di banyak
perumahan. Kerusakan pada unit ini akan mengakibatkan terganggunya pasokan air
dari dalam tanah, dan tentu akan sangat mengganggu kegiatan harian di rumah
Secara umum, diluar instalasi pipa, mesin pompa air terdiri dari 3 bagian
besar yaitu : Motor listrik, Pompa air dan tabung akumulator, dan Aksesoris
Cara kerja pompa air dapat kita asumsikan pada suatu instalasi air
menggunakan mesin pompa air dengan instalasi pipa yang langsung menuju keran air.
Water Level Control (WLC) atau rangkaian kendali level air merupakan salah
satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga listrik yang
diaplikasikan pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pompa air.

DAFTAR PUSTAKA

10

http://www.instalasilistrikrumah.com/apa-dampaknya-bila-mesin-pompa-air-seringstart-stop-dalam-interval-yang-singkat/
http://www.generatorjoe.net/html/startingload.html).
http://afrizel.blogspot.com/2011/03/cara-kerja-motor-pompa-air.html

11

Anda mungkin juga menyukai