Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
antara

pemerintah, masyarakat dan keluarga. Masing-masing memiliki peran

yang sangat besar dalam rangka mewujudkan tujuan Pendidikan. Keberhasilan


penyelenggaraan Pendidikan merupakan keberhasilan bersama. Tidak bisa salah
satu pihak menyatakan dirinya sebagai yang paling

berhasil dalam

penyelenggaraan Pendidikan.
Kesadaran orang

tua, dan masyarakat dalam

mendukung

pelaksanaan kegiatan Pendidikan sangat diperlukan. Setiap orang tua harus


mampu memberikan motivasi yang besar kepada anak-anaknya untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran di sekolah. Sedangkan warga masyarakat juga harus dapat
menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif sehingga setiap anak selalu
berusaha untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan aman dan nyaman.
Dalam pelajaran

IPS, dengan materi pelajaran yang cukup padat dan

sering berganti materi karena mengikuti perkembangan Kurikulum, juga menjadi


beban yang cukup berat bagi siswa untuk dapat berprestasi secara maksimal.
Siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran IPS, hasil yang diperoleh
selalu kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Mata Pelajaran IPS bertujuan untuk mengenal konsep-konsep dan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya serta memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang terjadi dimasyarakat.

Melihat kondisi riil di sekolah dan memahami tujuan yang diharapkan


dalam pembelajaran IPS, perlu dilakukan upaya secara serius dan terus menerus
agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sehingga aktifitas belajar
semakin meningkat dan prestasi belajar siswa juga semakin sesuai dengan yang
diharapkan semua pihak.
Tetapi melihat kenyataan dewasa ini apa yang menjadi harapan guru
terhadap proses pembelajaran dikelas masih sangat jauh dari yang diharapkan.
Berbagi metode dan strategi telah dilakukan namun partisipasi atau aktifitas siswa
sangat kurang sehingga apa yang menjadi sasaran atau tujuan pembelajaran tidak
dapat dicapai.
Kondisi tersebut juga terjadi pada siswa kelas IX A SMP Negeri 2
Kartasura

pada semester genap tahun pelajaran 2008/2009. Dimana dalam

pengamatan awal penulis melihat bahwa hanya sekitar 57 % siswa yang aktif
dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan usaha dari
guru untuk dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kearah yang lebih
menyenangkan dengan jalan memilih metode atau strategi pembelajaran yang
tepat.
Untuk dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, dan mendorong siswa selalu aktif dan kreatif dalam belajar,
maka perlu strategi yang tepat. Strategi yang digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan strategi Romusha.
Strategi Romusha merupakan strategi pembelajaran yang dirancang
secara khusus untuk memberikan terapi atas kemalasan siswa dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar di kelas. Tehnik ini diberikan dengan jalan memberikan
tugas-tugas tambahan yang harus dilakukan oleh siswa apabila dalam proses
belajar mengajar ada siswa yang malas atau kurang bergairah dalam mengikuti
pelajaran. Tugas-tugas ini diharapkan dapat memberikan kejutan kepada siswa
yang malas, sehingga berusaha dengan cepat untuk dapat menyesuaikan diri
dengan teman-temannya yang lain. Dampak strategi Romusha ini adalah siswa
akan selalu berusaha untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pendekatan strategi ini merupakan pengembangan teori pengajaran
bersumber dari bidang kemiliteran dan latihan-latihan industri pada tahun 1950an. Dengan demikian lahirnya pendekatan startegi ini tidak bisa dipisahkan dari
sumbangan psikologi kemiliteran dan masalah-masalah latihan (training).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, penulis ingin
menindaklanjuti dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN
STRATEGI ROMUSHA PADA SISWA KELAS IX.A SMPN 2 KARTASURA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai
berikut: "Apakah penerapan strategi Romusha dapat meningkatkan aktifitas
belajar IPS pada siswa kelas IX A SMPN 2 Kartasura?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan strategi

Romusha dapat meningkatkan aktifitas belajar IPS pada siswa kelas IX A


SMPN 2 Kartasura.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi secara positif dalam kegiatan pembelajaran IPS.
Kontribusi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis/Akademis
1. Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangan
pada pembelajaran IPS yang inovatif untuk dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
2. Secara khusus penelitian ini dapat memberikan konstribusi pada strategii
pembelajaran IPS

dari pembelajaran yang konvensional menuju ke

pembelajaran yang inovatif.


b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, penggunaan strategi Romusha dalam kegiatan pembelajaran
dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep bahan ajar IPS, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan

dalam

memilih

metode

dan

mengembangkan

strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami oleh siswa,
sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.

3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai


bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada
peningkatan prestasi belajar siswa khususnya di lingkungan SMP Negeri 2
Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Kajian teori
1. Strategi Mengajar
Kegiatan belajar mengajar selalu ditandai adanya interaksi antara
guru dengan siswa. Interaksi tersebut dapat terjadi secara searah maupun terjadi
secara timbal balik dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Guru memiliki
peran yang besar dalam rangka menentukan model interaksi atau kegiatan
yang akan dipilih. Peran guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan
menentukan model interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa disebut
mengajar. Sedangkan kegiatan siswa dalam melakukan kegiatan interaksi disebut
belajar.
Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam
melaku-kan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap,
diawali dengan menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu
yang akan dilakukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan
sumber-sumber yang ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan
siswa berlangsung.

Pada tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai

kegiatan yaitu melakukan evaluasi, menganalisis, dan melakukan pencatatanpencatatan terhadap sesuatu yang terjadi pada saat interaksi berlangsung.
Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa Mengajar adalah kegiatan
mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa
belajar. Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan

dan kecakapan tertentu kepada anak didik.

Yang lain menyebutkan bahwa

mengajar adalah mengorganisasi lingkungan secara kondusif

sehingga dapat

menciptakan bagi siswa untuk melakukan proses belajar secara efektif.


Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan melakukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat
berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Caracara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa ini
disebut metode mengajar.
Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan Metode mengajar sebagai
suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin
baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, .
Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas
anak akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika
penggunaan metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak
bermakna bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa.
Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi
pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan
untuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak
ragamnya, antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode pem-berian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode

demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki


kelebihan dan keku-rangannya masing-masing.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode mengajar sering disebut
sebagai strategi belajar mengajar. Bahkan makna strategi belajar mengajar lebih
luas dibandingkan dengan makna metode mengajar. Slameto (1991: 90)
menyebutkan, Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan
potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
(pengajaran). Dengan demikian di dalam strategi sudah terkandung unsur metode
belajar mengajar, teknik mengajar, serta penggunaan alat-alat bantu mengajar atau
media pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa strategi belajar
mengajar merupakan suatu keseluruhan perencanaan tentang kegiatan belajar
mengajar yang mencakup pemanfaatan sumber-sumber pembelajaran secara
maksimal guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sumbersumber belajar yang dimaksud dapat berupa serangkaian metode yang digunakan,
teknik-teknik penggunaan sarana dan prasarana yang ada, pengelolaan situasi dan
kondisi yang kondusif, bahkan juga merumuskan tingkat keberhasilan yang
dicapai dengan jalan mengelola sistem penilaian yang digunakan.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, strategi belajar mengajar juga
mengkaji tentang alternatif-alternatif kegiatan belajar mengajar yang akan
dilaksanakan, untuk selanjutnya diseleksi mana yang paling tepat digunakan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang
ada haruslah didasarkan pada suatu kondisi siswa, baik secara individu maupun

secara kelompok, sehingga akan memberikan jaminan bahwa alternatif tersebut


dapat membantu siswa untuk menguasai tugas-tugas belajar yang telah
diidentifikasikan berdasarkan permasalahan yang terjadi.
Selanjutnya Slameto (1991: 91) menyebutkan bahwa strategi belajar
mengajar mencakup 8 unsur perencanaan, yaitu tentang:
2.1.1

Komponen-komponen sistem, yaitu guru dan siswa.

2.1.2

Jadwal pelaksanaan.

2.1.3

Tugas-tugas belajar yang akan dipelajari.

2.1.4

Bahan ajar, alat pelajaran dan alat bantu mengajar.

2.1.5

Karakteristik siswa yang telah diidentifikasi.

2.1.6

Bahan pengait yang telah direncanakan.

2.1.7

Metode dan tehnik penyajian telah dipilih.

2.1.8

Media yang akan digunakan.


Secara singkat, strategi belajar mengajar mencakup jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :


Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses belajar
mengajar. Yang termasuk dalam kegiatan ini menyangkut peranan sumber
belajar serta penggunaan bahan dan alat pelajaran/alat bantu mengajar.
Bagaimana

melaksanakan

tugas

belajar

mengajar

yang

telah

diidentifikasikan berdasarkan hasil analisis, sehingga tugas tersebut dapat


memberikan hasil belajar yang optimal. Kegiatan ini menyangkut metode
dan tehnik dalam mengajar.

Kapan dan di mana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan serta berapa


lama kegiatan tersebut dilaksanakan. Kegiatan ini menyengkut uraian
tentang jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
format dan lama waktu pertemuan.
Berdasarkan uraian di atas, maka strategi Injeksi dalam penelitian
tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
2.1.1

Guru ingin meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar


mengajar. Sumber belajar dan alat bantu yang diperlukan dipersiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Sedangkan bahan ajar yang dibahas disesuaikan
dengan program pembelajaran yang telah disusun oleh guru berdasarkan
kurikulum.

2.1.2

Berdasarkan hasil analisis, aktifitas belajar siswa relatif rendah. Siswa


kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Guru
memberikan injeksi atau semacam terapi kejutan kepada siswa dengan
memberikan tugas-tugas tertentu terutama kepada siswa yang dipandang
kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tugas-tugas yang
diberikan berhubungan dengan bahan ajar yang sedang dibahas.
Sedangkan metode yang digunakan dapat berupa tanya jawab, diskusi,
ceramah, maupun metode yang lain.

2.1.3

Strategi Injeksi ini dilaksanakan selama enam kali pertemuan, pada


semester genap tahun pelajaran 2008/2009, yaitu pada siswa kelas IX A
SMPN 3 Ngunut.

2. Aktifitas Belajar
Kegiatan belajar mengajar ditandai adanya interaksi antara guru
dengan siswa. Interaksi dapat terjadi secara searah maupun terjadi secara timbal
balik dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Guru memiliki peran yang besar
dalam rangka menentukan model interaksi atau kegiatan yang akan dipilih. Peran
guru dalam melakukan kegiatan untuk memilih dan menentukan model interaksi
yang terjadi antara guru dengan siswa disebut mengajar. Sedangkan kegiatan
siswa dalam melakukan kegiatan interaksi disebut belajar.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atas
pelaksanaan interaksi berdasarkan model yang telah dipilih oleh guru dalam
proses belajar mengajar. Reaksi yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk
aktifitas belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar
selalu mengharapkan bahwa siswa memiliki aktifitas belajar yang tinggi.
Aktifitas belajar sebagai bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dapat berupa:
Kehadiran, yaitu keikutsertaan siswa dalam setiap kali pertemuan dalam
kegiatan belajar mengajar.
Perhatian, yaitu berupa kesungguhan dari siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.
Semangat, yaitu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar haruslah
disertai dengan semangat yang tinggi.

Persiapan, yaitu melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum kegiatan


belajar mengajar dilaksanakan. Persiapan dapat dilakukan baik di rumah
maupun di sekolah.
Pertanyaan-pertanyaan, yaitu penyampaian pertanyaan-pertanyaan dari
siswa terhadap bahan ajar yang kurang jelas maupun yang belum
diketahui.
Tanggapan, yaitu berupa pernyataan-pernyataan atau jawaban dari siswa
terhadap berbagai pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru.
Penyelesaian tugas-tugas, yaitu berupa tanggung jawab siswa terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Penyelesaian tugas-tugas tidak
diukur dari kebenaran penyelesaian tugas, tetapi kemauan untuk
mengerjakan setiap tugas.
Aktifitas belajar yang dilakukan oleh siswa sangat dipengaruhi oleh
kondisi perbuatan belajar. Menurut Robert M. Gagne (dalam Soetomo, 1993:
135) disebutkan bahwa kondisi perbuatan belajar dibagi menjadi dua, yaitu
kondisi belajar intern dan kondisi belajar ekstern.
1. Kondisi Belajar Intern
Kondisi beljar intern merupakan kegiatan belajar yang berasal
dari dalam diri siswa. Hal ini merupakan kemampuan dasar yang sangat
diperlukan dalam proses permulaan kegiatan belajar mengajar. Tanpa ada
kemauan dari dalam dirinya, sangat sulit bagi siswa untuk dapat menguasai
bahan ajar yang sedang dibahas. Ada beberapa aspek yang dapat dilihat
dalam belajar intern, yaitu :

Kematangan belajar, yaitu adanya proses pertumbuhan yang dapat


menimbulkan perubahan-perubahan yang disempurnakan oleh proses
belajar.
Belajar untuk belajar, yaitu proses belajar yang dilakukan dengan belajar
melakukan sesuatu atau berlatih. Semakin sering untuk berlatih melakukan
sesuatu maka akan membantu dalam peningkatan hasilnya.
Kemampuan belajar, yaitu adanya potensi yang dimiliki oleh siswa
sehingga sanggup untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
2. Kondisi Belajar Ekstern
Proses belajar ekstern merupakan unsur yang mempengaruhi
perbuatan belajar yang berada di luar diri seseorang yang belajar. Kondisi
belajar ekstern dapat dibagi dalam beberapa bagian, antara lain:
Adanya latihan, yaitu dengan mengulang-ulang kegiatan yang sudah
pernah dilakukan agar lebih menguasai.
Penguatan (reinforcement), yaitu dengan memberikan penghargaan dengan
harapan dapat memotivasi siswa agar melakukan kegiatan belajar lebih
giat.
Guru membangun hubungan dengan murid, yaitu dengan jalan
menciptakan suasana akrab dengan murid sehingga dapat menciptakan
ketengangan pada siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Menggairahkan perhatian, yaitu akan perhatian siswa lebih fokus terhadap
materi yang sedang dibahas.

Penjelasan yang relevan, yaitu penjelasan yang dilakukan oleh guru harus
diarahkan sesuai dengan kebutuhan murid.
4. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum,
dan budaya.

Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi). IPS
atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan
dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi.
Geografi, sejarah, dan Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki
keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan
yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan
wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Sosiologi
meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan,
struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi.
5. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi,
dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut


dapat

dicapai

manakala

program-program

pelajaran

IPS

di

sekolah

diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai
berikut (Awan Mutakin, 1998).
1.

Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau


lingkungannya,

melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.
2.

Mengetahui

dan

memahami

konsep

dasar

dan

mampu

menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian


dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3.

Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta


membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang
di masyarakat.

4.

Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial,


serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.

5.

Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu


membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab
membangun masyarakat.

6. Materi Mata Pelajaran IPS-Ekonomi Kelas IX


Dalam penelitian tindakan kelas ini, materi pelajaran yang digunakan
dalam proses belajar mengajar adalah tentang Kerja sama Internasional, dengan
uraian sebagai berikut :

A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerja sama Internasional
B. Kompetensi Dasar
7.2 Mendeskripsikan kerjasama antar Negara dibidang Ekonomi
7.3 Mengidentifikasi dampak kerjasama antar Negara terhadap per
ekonomian Indonesia

C. Indikator
Indikator dalam materi ini adalah terdiri atas :
Mendeskripsikan pengertian, fungsi dan tujuan kerja sama Ekonomi
Internasional
Menguraikan bentuk badan kerjasama Ekonomi Internasional

Mendeskripsikan dampak kerjasama Ekonomi antar Negara terhada


perekonomian Indonesia

7. Pengaruh Strategi Romusha Terhadap Aktivitas Belajar


Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi Romusha
yang dilaksanakan dengan baik, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi,
menuntut persiapan belajar yang memadai baik oleh guru maupun siswa. Setiap
guru harus sudah siap dengan berbagai tugas yang akan diberikan pada saat ada
siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dengan persiapan yang matang dari guru, maka pelaksanaan strategi Injeksi
akan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan


kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan berbagai
permasalahan yang telah disiapkan oleh guru, akan memaksa siswa untuk ikut
serta secara aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa dapat secara aktif dan
kreatif dalam mengi-kuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk
mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan yang dimaksud adalah menyiapkan
berbagai sumber yang dapat mendukung pemecahan masalah yang sedang
dibahas, maupun persiapan diri atau mental dari setiap siswa dalam mengikuti
belajar mengajar.
Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa partisipasi
siswa semakin meningkat. Peningkatan partisipasi juga peningkatan aktifitas
belajar siswa. Peningkatan partisipasi yang disertai dengan persiapan diri siswa
sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, maka dapat dikatan bahwa motivasi
belajar siswa juga semakin meningkat. Dengan motivasi yang semakin tinggi,
akan membuat siswa selalu siap dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Apabila kegiatan belajar mengajar selalu diikuti dengan baik, diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan
meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan
evaluasi.
Dengan demikian apabila kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunkan strategi Romusha, yang dipersiapkan secara matang dan
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, maka akan dapat

memberikan terapi pada anak untuk secara aktif mengikuti kegiatan belajar
mengajar.

Aktifitas belajar yang semakin meningkat juga diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.


8. Kerangka Berpikir
Strategi pembelajaran merupakan langkah-langkah atau tindakan yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Tujuan dari
penggunaan strategi tersebut adalah agar siswa aktif dalam mengikuti pelajaran.
Seperti halnya dalam strategi Romusha diaharapkan dapat menjadi pendorong
bagi siswa untuk belajar IPS sehingga termotivasi untuk belajar yang nantinya
dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini tentang peningkatan Aktifitas
belajar siswa melalui strategi Romusha pada pembelajaran IPS dijabarkan sebagai
berikut :

Kondisi awal

Tindakan

Guru belum
menggunakan
Strategi
Romusha

Menggunaka
n Strategi
Romusha

Aktifitas
belajar IPS
rendah

Siklus 1

Siklus 2

Kondisi
akhir

Aktifitas
belajar IPS
Meningkat

B. Hipotesis Tindakan
Dari kajian teori dan

kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah dengan penerapan strategi Romusha aktifitas belajar IPS
siswa kelas IX.A SMP Negeri 2 Kartasura dapat ditingkatkan

BAB III
Metodologi penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model siklus
Kemmis & Taggart (1988:69) menjelaskan bahwa, bahwa penelitian tindakan
kelas adalah sebuah inquiri yang bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh
partisipan dalam kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan
rasionalitas dari (a) praktek-praktek social maupun kependidikan, (b) pemahaman
terhadap praktek-praktek tersebut, dan(c) situasi pelaksanaan praktek-praktek
pembelajaran. Sedangkan sesuai tinjauan Metodologis penelitian tindakan kelas
diartikan sebagai suatu kegiatan sirkulistik yang bersifat menyeluruh, terdiri dari
analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan
fakta tambahan, dan evaluasi (Sanford, 1970:4).
Bila digabungkan kedua definisi diatas akan diperoleh suatu batasan
penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang
berdaur ulang atau bersifat sirkulistik dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki
tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses,
isi, kompetensi, atau situasi kependikan melalui penelitian.
2. Seting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kartasura
Kabupaten Sukoharjo, pada kelas IX A, berjumlah 38 siswa. Tingkat kemampuan
siswa berada pada tingkat menengah kebawah.

Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan dalam tahun pelajaran 2008/2009, semester genap, dari bulan


Pebruari 2009 sampai dengan April 2009.
3. Subyek Penelitian
Siswa
Guru
Situasi kelas
4. Sumber data
Dari

siswa

berupa

pengamatan

secara

langsung

dalam

proses

pembelajaran.
Dari guru mengenai persiapan-persiapan dalam perencanaan dan
pelaksanaan proses pembelajaran
5. Tekhnik dan alat pengumpulan data
a. Observasi
Lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Instrumen ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh guru. Dalam
melaksanakan kegiatan, yang dilakukan oleh guru terdiri dari :

Perencanaan Pembelajaran (lihat lampiran 1), dengan indikator :


Kesesuaian materi pelajaran dengan kurikulum
Guru menyusun langkah-langkah strategi Romusha
Guru menyiapkan tugas-tugas
Guru menyiapkan teknik pengamatan
Guru menyusun alat evaluasi

Pelaksanaan Pembelajaran, dengan indikator :


Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan metode yang digunakan
Guru menjelaskan tugas setiap individu maupun kelompok
Guru memberikan apersepsi
Guru membimbing tugas siswa
Guru mengadakan evaluasi
Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan pelaksanaan kegiatan
belajar yang dilakukan oleh guru digunakan kualifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.1 : Kualifikasi Penilaian Kegiatan Guru


No
1
2
3
4

Prosentase
0 50
51 65
66 85
86 100

Kualifikasi
Tidak baik
Kurang baik
Baik
Sangat baik

Lembar observasi aktifitas belajar siswa (lihat lampiran 2)


Indikator untuk menilai aktifitas belajar siswa terdiri atas beberapa
indikator, yaitu :
Kehadiran siswa
Perhatian terhadap materi pelajaran
Semangat mengikuti pmbelajaran
Persiapan yang dilakukan sebelum belajar mengajar

Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan


Tanggapan atau jawaban atas pertanyaan guru
Penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
Untuk mengetahui seberapa besar aktifitas kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa digunakan kualifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.2 : Kualifikasi Penilaian Aktifitas Belajar Siswa
No
1
2
3
4

Prosentase
0 50
51 65
66 85
86 100

Kualifikasi
Tidak baik
Kurang baik
Baik
Sangat baik

b. Quis
Kuesioner respons siswa terhadap kegiatan belajar mengajar (lihat lampiran 3)
Instrumen ini menjaring tentang respon siswa terhadap kegiatan belajar
mengajar, dengan indikator sebagai berikut :
Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan
Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan
Suasana pada saat mengikuti pelajaran
Minat saya mengikuti kegiatan belajar
Saya senang terhadap tugas yang diberikan
Saya senang dengan cara guru mengajar
Kesan terhadap model pembelajaran
Untuk mengetahui respon sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar
menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3 : Klasifikasi Respon Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar


No
1
2
3
4

Prosentase
0 50
51 65
66 85
86 100

Klasifikasi
Tidak senang
Kurang senang
Senang
Sangat senang

6. Validitas data
Validitas data dalam penelitian ini yang digunakan adalah tekhnik
triangulasi.Triangulasi adalah tekhnik yang didasari pada pola piker fenomenologi
yang bersifat multipersfektif, yang artinya untuk menarik kesimpulan yang akurat,
diperlukan dari beberapa sudut pandang. Triangulasi data dilakukan terhadap
sumber-sumber data antara lain dengan meneliti ulang dokumen-dokumen
bersama narasumber, dan mengadakan wawancara dengan sumber dokumen
tersebut. Selain itu juga dilakukan review informan kunci, misalnya dengan
mengkroscek angket dan instrument konsep diri siswa, sehingga kemungkinan
siswa salah mengisi instrument karena tidak memehami apa yang dimaksud oleh
butir-butir instrument dapat dihindari.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif.
Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara
menganalisis,

mensintesis,

memaknai,

menerangkan,

dan

membuat

kesimpulan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal


penjaringan data.

b. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan


pengklasifikasian.

Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan

kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran


dengan strategi Romusha.
c. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari strategi Romusha dengan aktifitas
belajar siswa.
d. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada.
8. Prosedur Penelitian
Tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan sebagai berikut :

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

?
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan
berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan aktifitas belajar siswa
dalam memahami konsep dasar materi pelajaran pada siswa kelas IX A.

b. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan


rumusan masalah penelitian.
c. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif,
sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di
lapangan.
d. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi:
e. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran

dengan strategi

Romusha
f. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan strategi Romusha
g. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di
lapangan, pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.
h. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif.
i. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang
dilakukan.
9. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi
dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan
pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang
dapat dilakukan sebagai berikut:
Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan strategi Romusha yang
telah direncanakan.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dilaksanakan dan membuat


laporan tentang kegiatan yang dilakukan, baik secara individu maupun
secara kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Guru mempelajari laporan kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik secara
individu maupun kelompok dan memberikan penjelasan tambahan jika
diperlukan.
Guru merekam data dan mengamati kegiatan siswa sesuai dengan laporan
yang telah disusun dengan menggunakan alat perekam, pedoman
pengamatan serta catatan lapangan.

11. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perencanaan Pembelajaran Siklus I
No
1

Komponen
Kegiatan awal

Waktu

Kegiatan

10 menit Mengadakan presensi kelas


Guru mengadakan apersepsi.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan metode mengajar yang
digunakan

Kegiatan inti

50 menit Guru

membentuk

kelompok,

masing-

masing kelompok terdiri dari 6 siswa. Ada


dua kelompok yang beranggotakan 7 siswa.
Jumlah kelompok ada 6 kelompok

Guru memberikan tugas kepada masingmasing kelompok.


Siswa melakukan kerja kelompok.
Guru membimbing kerja kelompok.
Guru membimbing siswa dalam melakukan
presentasi.
Guru membimbing tanya jawab.
Guru memberikan tugas tambahan, baik
secara individu maupun secara kelompok.

Kegiatan akhir

10 menit Guru bersama siswa membuat kesimpulan


Melakukan Refleksi dari kegiatan diskusi

Evaluasi

10 menit Guru mengadakan evaluasi akhir siklus I

12. Refleksi
Peneliti mengadakan

telaah

terhadap data-data hasil penelitian yang telah

dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan.


Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran
dengan strategi Romusha yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar
permasalahan yang muncul di lapangan yang untuk selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pada kegiatan berikutnya.
13. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila guru dapat
menerapkan strategi Romusha yang dapat mengembangkan partisipasi aktif
belajar siswa secara klasikal diatas 75%

Lampiran 1
Lembar Observasi Kegiatan Guru

Kelas

: IX.A

Tanggal

:18 Pebruari 2009

Petunjuk

: Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan

Keterangan

1 = tidak baik

3 = baik

2 = kurang baik
No
1

4 = sangat baik
Hasil Pengamatan
1
2
3
4

Kegiatan Guru
Menyusun Perencanaan Pembelajaran
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan
kurikulum
b. Guru menyusun langkah-langkah
strategi Romusha
c. Guru menyiapkan tugas-tugas
d. Guru menyiapkan teknik pengamatan
e. Guru menyusun alat evaluasi
Jumlah
Prosentase

Melaksanakan Pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru memberikan apersepsi
c. Guru menjelaskan metode yang
digunakan
d. Guru menjelaskan tugas setiap individu
maupun kelompok
e. Guru membimbing tugas siswa
f. Guru mengadakan evaluasi
Jumlah
Prosentase
Kartasura, 18 Pebruari 2009
Observer,

SURTINAH, S.Pd

Lampiran 2
Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa
Tanggal Pengamatan
Kelas
Petunjuk

No

: 18 Pebruari 2009
: IX.A
:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = baik
4 = sangat baik
Indikator

Kehadiran siswa

Perhatian terhadap materi pelajaran

Semangat mengikuti pembelajaran

Skala Penilaian
1

4
5
6
7

Persiapan yang dilakukan sebelum


belajar mengajar
Pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan
Tanggapan atau jawaban atas pertanyaan
guru
Penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
Jumlah
Prosentase

Kartasura, 18 Pebruari 2009


Observer,

SURTINAH, S.Pd

Lampiran 3
Kuesioner Respon Siswa Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar
Nama
Tanggal
Petunjuk
Keterangan

:
:
: Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan
keadaan anda.
:
1 = tidak senang
2 = kurang senang
3 = senang
4 = sangat senang

NO

PERNYATAAN

1
2

Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan


Saya merasa senang dengan metode pembelajaran yang

SKALA
PENILAIAN
1
2
3
4

3
4
5
6
7

digunakan
Suasana pada saat mengikuti pelajaran
Minat saya mengikuti kegiatan belajar
Saya senang terhadap tugas yang diberikan
Saya senang dengan cara guru mengajar
Kesan terhadap model pembelajaran
Jumlah
Prosentase
Kartasura, Pebruari 2009
Observer,

_______________________
DAFTAR RUJUKAN

Suharsimi Arikunto,
Aksara.

(2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: CTSD.
Mulyasa, E.. (2005). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Oemar Hamalik. (1992). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Slameto. (1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Jakarta: Bumi Aksara.
Soetomo. (1993). Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai