Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan yang

terlempar dari matahari. Oleh karena itu, bumi hingga kini masih mempunyai suatu inti
yang panas sekali. Aktivitas gunung berapi dibanyak tempat dipermukaan bumi
dipandang sebagai bukti dari teori ini. Magma yang menyebabkan letusan-letusan
vulkanik juga menghasilkan sumber-sumber uap dan air panas pada permukaan bumi.
Dibanyak tempat, air dibawah tanah bersinggungan dengan panas di perut bumi
dan menimbulkan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Ia mengalir ke permukaan sebagai air
panas, lahar panas atau aliran uap (Anonim, 2009). Berikut adalah gambar dari isi perut
bumi:

Gambar 1.1 Isi Perut Bumi


(NEED, 2012)
Pada dasarnya bumi terdiri atas tiga bagian sebagaimana terlihat pada gambar 1.1.
bagian paling luar adalah lapisan kulit. Tebalnya rata-rata 30 sampai 40 Km atau lebih
didaratan dan di lautan antara 7 sampai 10 Km. bagian berikutnya dinamakan mantel
yang terdiri atas batu yang dalamnya mancapai kira-kira 3000 Km dan yang berbatasan

dengan inti bumi yang panas sekali. Inti ini terdiri atas inti cair atau inti meleleh yang
mencapai 2000 Km. Kemudian paling tengah berupa inti keras yang mempunyai garis
tengah sekitar 2600 Km. Panas inti mencapai 5000C lebih.
Diperkirakan ada dua sebab mengapa inti bumi itu panas. Pertama disebabkan
tekanan yang begitu besar karena gravitasi bumi mencoba mengkompres atau menekan
materi sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak dan kemudian
mengakibatkan kepadatan bumi menjadi lebih besar di sebelah dalam. Penyebab kedua
yaitu mengandung banyak bahan korosif

seperti uranium-238, uranium- 235 dan

uranium 232. Bahan-bahan radioaktif ini membangkitkan jumlah panas yang tinggi dan
panas itu sendiri berusaha untuk mengalir ke luar akan tetapi ditahan oleh mantel yang
mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai permukaan bumi
mencapai 400 kC/m2 setahun (Anonim, 2009).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Panas Bumi (Geothermal)


Geothermal berasal dari bahasa yunani yaitu geo artinya bumi dan thermal artinya

panas. geothermal merupakan salah satu sumber energi terbarukan karena air mengalami
siklus karena air hujan dan panas diproduksi bumi secara kontinu karena pergeseran
partikel radioaktif yang secara alami terkandung didalam batu. Banyak orang zaman
dahulu seperti orang roma, cina dan amerika menggunakan air panas untuk mandi,
memasak dan lain-lain (NEED, 2012).
Energi geothermal ini bersih dan ramah lingkungan. Sumber energi panas bumi
berasal dari air panas yang berada di lapisan tanah dangkal dan batuan panas yang
berada pada beberapa mil di bawah permukaan bumi dan yang lebih dalam lagi yang
mempunyai temperatur yang sangat tinggi yang berada di kerak bumi yang disebut
dengan magma.
Secara sederhana, energi panas bumi adalah energi panas yang dipindahkan dari
bagian dalam bumi. Energi tersebut dapat diambil dalam bentuk uap atau air panas,
Sumber panas bumi didefinisikan sebagai suatu reservoir di mana energi panas bumi
dapat diekstraksi secara ekonomis dan dimanfaatkan unluk pembangkit tenaga listrik
atau untuk keperluan pertanian atau keperluan-keperluan domestik yang sesuai (Utami,
1998).
Energi panas bumi juga merupakan energi panas alami dari dalam bumi yang
ditransfer ke permukaan bumi secara konduksi dan konveksi. Secara umum perubahan
kenaikan temperatur terhadap kedalaman di kerak bumi adalah sekitar 30C/Km. Jika
diasumsikan temperatur rata-rata permukaan bumi adalah 15C, maka di kedalaman 3
km, temperaturnya akan mencapai 105C. Akan tetapi temperatur tersebut kurang
menguntungkan dari sisi ekonomis untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi panas
bumi (Suparno, 2009).

Dari pandangan ini, maka menjadi jelas bahwa sumber energi panas bumi yang
potensial dan bernilai ekonomis tentunya hanya berada di lokasi tertentu dengan kondisi
geologi yang khas. Pengamatan yang mudah adalah dengan mencari keberadaan
manifestasi panas bumi. Jika di suatu lokasi ditemukan fumarole dan mata air panas,
maka sudah pasti dibawahnya ada sumber panas bumi yang membuat temperatur air
tanah meningkat dan membuatnya keluar ke permukaan tanah sebagai mata air panas.
Dari sudut pandang geologi, sumber energi panas bumi berasal dari magma yang berada
di dalam bumi. Ia berperan seperti kompor yang menyala. Magma tersebut
menghantarkan panas secara konduktif pada batuan disekitarnya. Panas tersebut juga
mengakibatkan aliran konveksi fluida hydrothermal di dalam pori-pori batuan.
Kemudian fluida hydrothermal ini akan bergerak ke atas namun tidak sampai ke
permukaan karena tertahan oleh lapisan batuan yang bersifat impermeabel. Lokasi
tempat terakumulasinya fluida hydrothermal disebut reservoir, atau lebih tepatnya
reservoir panas bumi. Dengan adanya lapisan impermeabel tersebut, maka hydrothermal
yang terdapat pada reservoir panas bumi terpisah dengan ground water yang berada
lebih dangkal. Berdasarkan itu semua maka secara umum sistem panas bumi terdiri atas
tiga elemen:
1. Batuan reservoir
2. Fluida reservoir yang berperan menghantarkan panas ke permukaan tanah
3. Batuan panas (heat rock) atau magma sebagai sumber panas
(Suparno, 2009).
Sistem panas bumi di Indonesia umumnya merupakan sistem hidrothermal yang
mempunyai temperatur tinggi (>2250C), hanya beberapa diantaranya yang mempunyai
temperatur sedang (1502250C). Pada dasarnya sistem panas bumi jenis hidrothermal
terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya
yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi
terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena
adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara
konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung. Air karena gaya gravitasi selalu
mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut
kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga

temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini
menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak
turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi (Anonim, 2009).

Gambar 2.1 Sistem Hidrotermal


(Anonim, 2009)
Adanya suatu sistem hidrothermal di bawah permukaan sering kali ditunjukkan
oleh adanya manifestasi panas bumi di permukaan (geothermal surface manifestation),
seperti mata air panas, kubangan lumpur panas (mud pools), geyser dan manifestasi
panas bumi lainnya, dimana beberapa diantaranya, yaitu mata air panas, kolam air panas
sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mandi, berendam, mencuci, masak
dan lain sebagainya. Manifestasi panas bumi di permukaan diperkirakan terjadi karena
adanya perambatan panas dari bawah permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan
yang memungkinkan fluida panas bumi (uap dan air panas) mengalir ke permukaan
(Anonim, 2009).

Gambar 2.2 Contoh Manifestasi Panas Bumi Di Permukaan (geothermal surface


manifestation)
(Anonim, 2009)
Berdasarkan pada jenis fluida produksi dan jenis kandungan fluida utamanya,
sistem hidrotermal dibedakan menjadi dua, yaitu sistem satu fasa atau sistem dua fasa.
Sistem dua fasa dapat merupakan sistem dominasi air atau sistem dominasi uap. Sistem
dominasi uap merupakan sistem yang sangat jarang dijumpai dimana reservoir panas
buminya mempunyai kandungan fasa uap yang lebih dominan dibandingkan dengan fasa
airnya. Rekahan umumnya terisi oleh uap dan poripori batuan masih menyimpan air.
Reservoir air panasnya umumnya terletak jauh di kedalaman di bawah reservoir
dominasi uapnya. Sistem dominasi air merupakan sistem panas bumi yang umum
terdapat di dunia dimana reservoirnya mempunyai kandungan air yang sangat dominan
walaupun boiling sering terjadi pada bagian atas reservoir membentuk lapisan
penudung uap yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi (Anonim, 2009).
2.2

Sumber Panas bumi ( Geothermal )


Bumi pada awal terbentuknya diyakini berupa material lelehan (molten material),

Dengan mendinginnya lelehan tersebut, yaitu dengan hilangnya panas di bagian


permukaan, terbentuklah kulit luar (kerak) yang padat. Di bawah kerak tersebut terdapat
mantel bumi. Bagian luar mantel disebut astenosfer, tersusun atas material lelehan panas
bersilat plastis yang disebut magma. Di bawah astenosfer terdapat mesosfer yang
tersusun atas batuan yang lebih kuat dan padat dibandingkan astenosfer. Bagian tengah
bumi adalah inti bumi yang tersusun atas inti luar dan inti dalam. lnti dalam bersifat
padat, dan inti luar bersifat liquid. Panas awal pada saat pembentukan bumi serta panas

akibat peluruhan unsur.unsur radioaktif merupakan surnber panas tubuh bumi dan
pengontrol aliran panas di permukaan bumi.
Proses-proses pada bagian dalam bumi dapat menyebabkan lempeng-lempeng
kerak bumi bergerak saling menjauhi dan saling bertumbukan, maupun saling
menggeser satu sama lain. Daerah-daerah batas antar lempeng yang saling menjauhi dan
yang saling bertumbukan umumnya berasosiasi dengan aktivitas magmatisme. Sumber
energi panas bumi pada umumnya terkonsentrasi pada daerah-daerah sepanjang batas
antar lempeng yang aktif.
Panas burni yang bersifal tipikal yakni yang berasosiasi dengan magmatisme
magma yang menerobos kerak bumi mendingin menjadi tubuh batuan beku intrusif.
Panas dari batuan beku intrusif tersebut dipindahkan ke batuan-batuan di sekitarnya.
Pada kondisi geologi yang sesuai, air tanah yang terkandung pada batuan reservoir yang
bersifat porus dan permeable terpanasi oleh tubuh batuan intrusif tersebut.
Batuan reservoir biasanya tertutup oleh batuan penudung yang bersifal
impermeable yang berfungsi sebagai perangkap fluida reservoir, Rekah-rekah pada
batuan penudung menjadi saluran keluar bagi uap atau air panas, sehingga muncul
manifestasi energi panas bumi seperti fumarol dan mata air panas. Sistem panas bumi
semacam ini banyak dijumpai di lndonesia, Filipina Jepang, New Zealand, Afrika dan
Amerika. Fluida merupakan komponen yang penting dalam sistem panas bumi. Ada 4
macam fluida panas bumi menurut asal usulnya:
1. Air tanah yang berasal dari air hujan (meteoric water)
2. Fluida yang berasal dari magma itu sendiri yang disebut sebagai magmatic fluida
3. Air fosil atau air yang terperangkap pada saat pengendapan batuan-batuan sedimen,
dan
4. Air metamorfik atau air yang dikeluarkan pada proses metamorfisme batuan,
Meteoric water merupakan sumber fluida yang utama untuk produksi energi panas
bumi (Utami, 1998).
Energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan energi sumber
lain yang dapat diperbaharui, di antaranya:
1. hemat ruang dan pengaruh dampak visual yang minimal,
2. mampu memproduksi secara terus- menerus selama 24 jam, sehingga tidak
membutuhkan tempat penyimpanan energi, serta
3. tingkat ketersediaan yang sangat tinggi, yaitu di atas 95%

(Ilyas, 2012).
2.3

Macam-macam Sistem Panas bumi


2.3.1 Menurut Jenis Sumber Panas
Berdasarkan jenis sumber panasnya sistem panasbumi dapat dikelompokkan

kedalam:
1. Sistem yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku
2. Sistem yang tidak berasosiasi dengan intrusi batuan beku.
Pada sistem yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku perlu diingat bahwa
hanya tubuh magma yang terdapat pada kedalaman yang besar, serta mengalami proses
pendinginan secara konduktif dengan batuan di sekitarnya yang dapat menjadi sumber
panas ideal bagi suatu sistem panas bumi. Bila rnagma terlalu cepat mencapai
permukaan bumi, ia akan kehilangan panasnya tanpa dapat membentuk suatu sumber
panas bumi. Sistem panas bumi di daerah gunung api aktif hingga saat ini belum
dieksploitasi.
Bila tidak ada air tanah yang bersirkulasi di dalam reservoir yang porus dan
permeabel seperti diuraikan di depan yang ada hanyalah batuan kering yang panas (hot
dry rock), Untuk mengekstraksi energi panas dari padanya, air (ataupun fluida lain,
tetapi air adalah yang paling memungkinkan) harus dipompakan ke dalam sistem
tersebut dan dipompa balik ke permukaan. Hal yang sangat penting dalam mekanisme
transportasi panas bahwa harus ditemukan cara untuk membuat batuan yang semula
bersifat impermeabei menjadi perrneabel dengan permukaan transfer panas yang luas
dan agar struktur permeabilitas yang dihasilkan juga memungkinkan fluida dipompakan
balik ke permukaan.
Sumber panas dari sistem yang tidak ada sangkut pautnya dengan intrusi
batuan beku biasanya berasosiasi dengan gradient geothermal dan gradien tekanan yang
besar atau berasosiasi dengan aliran panas yang besar.

2.3.2 Menurut Jenis Fluida Reservoir


Berdasarkan fluida yang terkandung di dalam reservoir sistem panas bumi
dikelompokkan ke dalam: sistem dominan uap, sistem air panas dan sistem dua fasa.

1. Sistem Dominan Uap


Dalam sistem ini air yang terpanasi oleh batuan panas menguap, sehingga
mencapai permukaan dalam keadaan relatif kering pada suhu sekitar 200C dan tekanan
sekitar 8 bar. Uap semacam ini cocok untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik.
Sistem panas bumi dominan uap yang sangat jarang dijumpai di dunia.
2. Sistem Air Panas
Pada sistem ini air panas bersirkulasi dalam reservoir. Bila terperangkap
pada sumur pemboran, air akan mengalir secara alamiah atau harus dipompa. Penurunan
tekanan, yang besarnya sekitar 8 bar atau kurang, rnenyebabkan air panas tersebut
sebagian berubah menjadi campuran dua fasa yang dominan air. Carnpuran tersebut
mengandung padatan terlarut seperti silika, karbonat dan sulfat. Padatan terlarut ini
dalam beberapa hal dapat mempengaruhi produksi energi sebab padatan tersebut akan
mengendap dan membentuk kerak atau sisik (scale) di dalam pipa-pipa dan pada
permukaan-permukaan tempat terjadinya proses pertukaran panas, sehingga mengurangi
aliran fluida dan perpindahan panas, Sistem dominan air lebih

banyak dijumpai

dibanding sistem dominan uap, Sebagai contoh antara lain lapangan Gunung Salak
(lndonesia).
3. Sistem Dua-Fasa.
Pada sistem ini, fluida di dalam reservoir terdiri atas dua fasa yaitu uap
dan air dengan proporsi yang bervariasi. Contoh lapangan bersistem dua.fasa adalah
Tongonan (Fiiipina), Dieng dan Lahendong (lndonesia).

2.4

Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


a)
Teknologi uap cepat (flash steam)
Pembangkit jenis ini menggunakan cairan hidrotermal bersuhu 200C.

Carian ini disiramkan ke tangki yang letaknya lebih rendah untuk kemudian dengan
cepat berubah fase menjadi uap. Uap ini akan menggerakan turbin yang selanjutnya
menggerakan generator/ pembangkit. Faktor kapasitasnya dapat mencapai 93% dan

modalnya per kWe mencapai 1.250 hingga 1.300 dolar Amerika (2005). Teknologi ini
adalah yang paling banyak diterapkan di pembangkit-pembangkit panas bumi di dunia
termasuk di Indonesia.
b) Teknologi siklus binary (binary cycle)
Pembangkit jenis ini menggunakan cairan hidrotermal bersuhu sedang, di
bawah 200C. Air panas dan cairan berbeda dengan titik didih jauh lebih rendah
dialirkan ke dalam pengubah panas. Panas dari cairan panas bumi menyebabkan cairan
pendamping berubah dengan cepat menjadi uap, yang kemudian menggerakkan turbin.
Faktor kapasitas juga dapat mencapai 93%, namun modal yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 kWe lebih besar daripada teknologi uap cepat, yaitu sekitar 1.600 hingga
1.700 dolar Amerika (2005).
c)
Teknologi batu panas kering (hot dry rock)
Panas dari dalam perut bumi diambil dari pecahan atau pori-pori bumi.
Penambangan panas bumi dilakukan dengan membentuk reservoir panas bumi yang
terbuat dari batu yang impermeabel (tidak dapat ditembus). Teknologi ini masih sangat
mahal, berkisar antara 4.600 hingga 4.700 dolar Amerika (2005), dengan faktor
kapasitas sekitar 86%.
2.5

Potensi Sumber Panas Bumi di Indonesia


Indonesia memiliki sumber daya panas bumi (geothermal energy) 40% energi

geothermal dunia. Diperkirakan Indonesia memiliki potensi energi listrik geothermal


sebesar 29.000 Megawatt, hampir setara dengan total pasokan listrik nasional saat ini.
Cepatnya pertumbuhan ekonomi membuat kebutuhan listrik naik pesat, sehingga
meningkatkan penggunaan panas bumi menjadi hal yang penting. Karena itu,
pemerintah Indonesia menjadikan pengembangan energi panas bumi sebagai prioritas.
Dengan potensi sumber panas bumi terbesar di dunia yang setara dengan 29.038
MW menurut Badan Geologi di 2010, Indonesia saat ini baru mengembangkan energi
panas bumi untuk pembangkit listrik sebesar 1.189 MW (4,3%) saja. Menurut Blueprint
Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 sebagai penjabaran dari Peraturan Presiden No
5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional, energi panas bumi diharapkan berkontribusi
sebesar sedikitnya 16 GW di 2025. Sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang
juga ramah lingkungan, energi panas bumi sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti

sumber energi fosil yang tidak terbarukan dan menghasilkan dampak lingkungan berupa
emisi gas rumah kaca CO2.
Dalam kaitan peningkatan kemampuan industri dalam negeri agar dapat lebih
berperan serta dalam pemanfaatan energi panas bumi, pemerintah melalui Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menetapkan salah satu kegiatan Program
Prioritas Nasional Pemerintah di bidang energi yang tercantum di dalam Peraturan
Presiden No 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014, yaitu pengembangan teknologi
pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil.
Kegiatan ini difokuskan pada pengembangan PLTP skala kecil hingga kapasitas 5
Mw dengan membina industri manufaktur dalam negeri untuk meningkatkan tingkat
kandungan dalam negeri (TKDN). Keberhasilan pengembangan PLTP skala kecil ini
diharapkan akan memberikan terobosan yang sangat besar pada industri PLTP di
Indonesia karena kebutuhan akan PLTP skala kecil di Indonesia yang sangat tinggi akan
segera bisa dipenuhi. Sumber pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia bagian
timur Indonesia adalah diesel generator (pembangkit listrik tenaga diesel/PLTD) yang
menggunakan BBM sebagai sumber energinya.
Indonesia bagian Timur adalah daerah yang mempunyai potensi sumber panas
bumi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Menurut hasil studi yang telah
dilakukan BPPT bersama-sama Kementerian Riset dan Teknologi di Provinsi NTB ,
NTT, Maluku, dan Maluku Utara, terdapat PLTD dengan unit-unit kecil yang
berkapasitas maksimal 5 Mw dengan total kapasitas 200 Mw lebih yang dapat
disubstitusi PLTP skala kecil. Substitusi ini dapat menghemat penggunaan BBM sebesar
lebih dari Rp1,1 triliun per tahun.
BPPT telah mulai mengembangkan PLTP skala kecil dengan menerapkan
teknologi binary cycle yang sangat sesuai untuk didesain dengan sistem modular.
Pengembangan PLTP binary cycle dengan kapasitas maksimum 1 Mw sistem modular
dilakukan melalui tahapan pengembangan prototype PLTP binary cycle 2 Kw dan pilot
plant PLTP binary cycle 100 Kw. Pengembangan PLTP binary cycle 1 Mw sistem
modular ini dilakukan melalui kerja sama dengan lembaga riset di Jerman. Di samping
teknologi binary cycle, BPPT saat ini sedang mengembangkan PLTP skala kecil
kapasitas 3 Mw dengan teknologi condensing turbine, yang seluruh prosesnya sejak dari

rancang bangun sampai dengan manufaktur komponen utamanya dilakukan di dalam


negeri secara maksimal. BPPT telah menyelesaikan pekerjaan rancang bangun PLTP
tersebut dan sedang menyelesaikan pembangunan pilot plant di lapangan panas bumi
Kamojang. Berbagai komponen utama dibangun dan dibuat berbagai industri nasional,
seperti PT Nusantara Turbin & Propulsi untuk manufacturing turbin, PT Pindad untuk
pabrikasi generator listrik, PT Boma Bisma Indra untuk pabrikasi berbagai komponen
balance of plant seperti separator, condenser, dan jet ejecto. Pembinaan terhadap
industri manufaktur tersebut juga akan memberikan multiplier effect dalam
pengembangan industri komponen skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
yang merupakan klaster industri besar tersebut. Pilot plant PLTP BPPT yang dibangun
dengan menggunakan komponen dalam negeri secara maksimal ini diharapkan akan
menjadi model pengembangan PLTP skala kecil di Indonesia. Target akhir kegiatan ini
ialah menghasilkan rekomendasi kebijakan dan model rancang bangun PLTP skala kecil
kepada pemerintah sehingga kebijakan yang memungkinkan PLTP skala kecil dengan
Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) maksimal dapat diterbitkan (Ilyas, 2012).

BAB III
KESIMPULAN
1. Geothermal berasal dari bahasa yunani yaitu geo artinya bumi dan termal artinya
panas.
2. Geotermal merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
3. Energi panas bumi sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil
yang menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas rumah kaca CO2.
4. Indonesia merupakan Negara yang berpotensi sebagai penghasil energi panas bumi
terbesar di dunia, yakni sekitar 40% dari seluruh potensi di dunia.
5. Indonesia sudah mulai mengembangkan potensi panas bumi dengan membangun
PLTP binary cycle kapasitas 1 Mw

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009.
Ilyas, Zurias. 2012. Pemanfaatan Energi Geothermal dan Dampak Perubahan Iklim.
ASKP Bidang Perubahan Iklim. SETKAB. Yogyakarta.
Utami, 1998.

Anda mungkin juga menyukai