Anda di halaman 1dari 24

RINITIS ALERGI

Dr.Susilaningrum, Sp.THT
DEPARTEMEN THT
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO

LATAR BELAKANG
Pilek pd pagi hari, bersin >5X per

serangan selama >1 jam, keluar ingus


encer bening &gatal pada mata,
hidung, telinga,tenggorokan
rinitis alergi.
Gejala ini ditemukan sepanjang tahun.
Rinitis alergi disebabkan oleh alergen :
Alergen inhalan
Alergen ingestan

Prevalensi rinitis >22% per tahun.

SEJARAH
Alergi

bahasa Yunani, yaitu Allon


&Argon, berarti reaksi tubuh yang
berubah-ubah.
Diperkenalkan oleh dokter
berkebangsaan Australia, Clemens Von
Pirquet, 1906.
Alergi suatu reaksi abnormal yg
terjadi pd seseorang, bersifat khas
&timbul bila ada kontak yg biasanya
tidak menimbulkan reaksi pada orang
normal.

DEFINISI

Radang selaput lendir hidung disebabkan reaksi


alergi pada pasien atopi yg sebelumnya sdh
tersensitasi dgn alergen yg sama

ETIOLOGI

Makanan
Tepung sari
Lumut
Debu rumah
Tungau
Hewan peliharaan
Rangsang fisik
Polutan

PATOFISIOLOGI
Diawali dgn tahap sensitisasi &
diikuti dgn reaksi alergi.

Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu

Immediate Phase Allergic Reaction


atau Rekasi Alergi Fase Cepat (RAFC)
&Late Phase Allergic Reaction atau
Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL)

Alergen (spesifik)

Makrofag/monosit (APC)
peptida+HLA II
MHC II
sensitisasi
( sel T helper / Th 0 )
sitokin (IL 1)
IL 3

komplek peptida

Th 1 dan Th 2

Il 4 IL 5 IL13

Ig E Limfosit B
(aktif)
Ig E (sirkulasi darah)

jar. + rsp IgE (sel mastosit & basofil)

alergen yang sama


Mukosa hidung
(tersensitisasi)
histamin

ke-2 rantai IgE + alergen spesifik


sel mastosit&basofil

degranulasi

GEJALA KLINIK
Bersin berulang, terutama pagi hari

atau bila kontak dgn debu, > 5x


setiap serangan.
Keluar ingus (rinore) encer
Hidung tersumbat
Hidung&mata gatal, kadang disertai
lakrimasi

Klasifikasi rinitis alergi berdasarkan ARIA


(Allergic Rinitis and its Impact on Asthma )
berdasarkan sifat berlangsungnya :
Intermiten
Persisten
Berdasarkan tingkat berat ringannya
penyakit :
Ringan
Sedang atau berat

Anamnesa
Usia pertama kali timbul? apakah timbul terus

menerus?
Apakah menetap sepanjang tahun? setiap hari?
Organ yang terkena & gejala apa yang spesifik?
Tanyakan pencetusnya?
Respon antihistamin&kortikosteroid intranasal?
Apakah pasien menderita asma atau dermatitis
atopik?
atau adanya sinusitis, otitis media, sleep apnea,
masalah gigi &palatum?
Tanyakan riwayat penyakit terdahulu &riwayat
keluarga
Tanyakan lingk rumah&lingk pekerjaan atau sekolah

Pemeriksaan Fisik
Gambaran muka secara umum
Allergic shiners
Nasal crease
Allergic salute.

Hidung

Px. menggunakan spekulum hidung,

otoskop hidung atau rinolaringoskop.


Mukosa hidung terlihat odem
&pucat, warna abu-abu kebiruan.
Sekret serous &encer
Px. septum hidung jg dilakukan
untuk melihat deviasi atau perforasi
septum
Px. rongga hidung untuk melihat
massa lain seperti polip /tumor.

DIFERENSIAL DIAGNOSA

Sinusitis akut
Sinusitis kronis
Rinitis vasomotor atau rinitis non
alergi
Rinitis medikamentosa
Rinitis anatomi

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium

Hitung eosinofil dalam darah tepi


Pemeriksaan IgE total
Uji Kulit

2. Pemeriksaan Radiologik

Radiografi
CT-Scan
MRI

3. Pemeriksaan lainnya
Pemeriksaan sitologi hidung
Uji provokasi hidung

PENATALAKSANAN
Terapi yg plg ideal a/ menghindari kontak

dgn alergen penyebabnya (avoidance) dan


eliminasi.
1. Simptomatis Medikamentosa
Antihistamin
Digunakan untuk mengobati gejala alergi
Menetralisasi efek histamin yg dilepaskan di
pembuluh darah selama berlangsungnya alergi.
Tersedia dalam bentuk tablet, cair, semprot
hidung , krem topikal atau tetes mata ( eye drops)
Plg efektif digunakan 3-5 jam seblm kontak dgn
alergen

Antihistamin dibagi dalam 2


golongan :
Antihistamin Generasi I

Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton)
Diphenhydramine (Benadryl, Benylin)
Hydroxyzine (Atarax, Vistaril, Vistazine)

Antihistamin Generasi II

Cetirizine (Zyrtec)
Fexofenadine (Allegra); fexofenadine and
pseudoephedrine (Allegra-D)
Loratadine (Claritin), desloratadine (Clarinex)
Loratadine and pseudoephedrine (Claritin-D
24 Hour, Claritin-D 12 Hour)

Kortikosteroid

Digunakan u/ mengurangi reaksi

inflamasi.
Kemampuan tubuh u/meniadakan
pembengkakan, reaksi inflamasi
&sekresi lendir yang kental.
Digunakan 3-10 hr perawatan u/
mendptkan efektivitas yg tinggi.
Kortikosteroid hidung (semprot
hidung/nasal spray) merupakan metode
pelepasan yg plg efektif

Obat-obat Golongan
Kortikosteroid

Beclomethasone (Beconase, Beconase


AQ, Vancenase Pockethaler, Vancenase
AQ)
Budesonide (Rhinocort Aqua)
Fluticasone (Flonase)

Modifikasi Leukotrien

Alternatif dari antihistamin oral


Antagonis reseptor Leukotrien,

montelukast (Singulair)
USA u/
pengobatan rinitisperenial
Obat-obat Glongan Leukotrien :
Montelukast (Singulair)

Dekongestan

Untuk mengurangi hidung tersumbat,


odem& mata merah.
Sering dikombinasi dgn antihistamin.
Membuat kontriksi edema jar.lunak
hidung, mencegah cairan &
ingus/sekret berlebihan
Bentuk pil/tablet, semprot hidung/tts
mata.
Hindari penggunaan dekongestan
semprot > 3 hr
menyebabkan
sumbatan hidung berulang

Lanjutan dekongestan.

Obat-obat Golongan Dekongestan


Pseudoephedrine (Sudafed)

Intranasal Antihistamin

Alternatif untuk pengobatan rinitis alergi.


Azelastine hanya didapatkan di USA

Obat-obat Intranasal
Antihistamin

Azelastine (Astelin)

Sodium Kromoglikat Intranasal

Menstabilkan sel mast &menghambat

degranulasi sel mast


Efektif jika digunakan sebagai profilaksis.
Boleh digunakan sebelum terpapar
alergen yang diketahui (seperti,
binatang, pekerjaan).
Aman untuk anak-anak & wanita hamil.

Obat Sodium Kromoglikat Intranasal


Cromolyn sodium (Nasalcrom)

2. Operatif
Konkotomi
bila konka inferior
hipertrofi berat &tidak berhasil
dikecilkan dengan cara kauterisasi
memakai AgNO3 25% atau triklor
asetat.
3. Imunoterapi
Desensitisasi & Hiposensitisasi
dilakukan pd alergen inhalan berat
dan sudah berlangsung lama

KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering :
1. Polip hidung
2. Otitis media yang sering residif,
3. Sinusitis paranasal

Anda mungkin juga menyukai