Anda di halaman 1dari 21

CHAPTER 1

Auditing And
Public Accountant Profession
THE PURPOSE OF TEACHING
After studying this chapter. You are expected able to:
1. Explain service of guarantee (

2.
3.
4.
5.
6.

asurance services) and differentiate


between services of audit with guarantee, and service is not guarantee
in doing by public accountant.
Elaborate important bollards in sejara the development of auditing in
the indonesia.
Explain important attributes in defenisi auditing.
Differentiate type of audit and auditor.
Explain understanding, structure. And requirements open accountant
office public (kap) in the indonesia.
Menguraikan tentang standar profesional akuntan public (KAP) yang di
tetapkan IAI.Elaborate concerning professional standard of accountant
public (kap) which in deciding IAI.

THE SERVICE OF GUARANTEE


Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional
independen untuk memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil
keputusan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk melakukan
pengambilan keputusan membutuhkan jasa penjaminan guna
membantu memperbaiki keandalan dan relefansi informasi yang di
gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Jasa penjaminan
memiliki nilai karena memberi jaminan bersifat independen dan tidak
bisa dengan informasi yang di periksanya.
Jasa penjaminan dapat diberikan oleh kantor-kantor akuntan
public (KAP) atau profesinal-profesional lainya. Sebagai contoh
lembaga konsumen di Amerika Serikat sebagai suatu Organisasi
nirlaba melakukan pengujian atas berbagai macam produk yang
digunakan oleh para konsumen dan melaporkan hasil penilaian atas
kualitas produk yang diujinya dalam laporan kosumen. Informasi yang
tercantum dalam laporan konsumen dipandang lebih bisa di percaya
oleh kebanyakan konsumen daripada informasi yang diberikan oleh
para produsen. Contoh lain penjamian yang dilakukan oleh perusahan
selain yang dilakukan oleh kantor Akuntan public Amerika Serikat
adalah pemeringkat televisi Nielsen dan peneringkat radio Arbitron.
Laporan yang dikeluarkan oleh perusahan pemeringkat tersebut
sangat dipercaya oleh orang atau perusahan yang bermaksud
memasang iklan televise dan radio. Terutama karena sifatnya yang
independen.
Kebutuhan akan penjaminan bukanlah hal baru. Kantor-kantor
Akuntan Publik telah puluhan tahun memberi berbagai macam jasa
penjaminan terutama berupa penjaminan atas informasi laporan
keuangan historis. Akhir-akhir ini, kantor-kantor Akuntan public
semakin sering mendapat penugasan untk memberikan jasa
penjaminan atas informasi, seperti misalnya penjaminan tentang
pengawasan web site.

JASA ATESTASI
Sala satu jenis jasa penjaminan yang diberikan oleh kantor-kantor
Akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi adalah jenis jasa
penjaminan yang dilakukan kantor Akuntan public dengan menerbitkan
suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan
pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa
atestasi, yaitu: audit atas laporan keuangan historis, review atas
laporan keuangan historis dan jasa etestasi lainya.
Audit atas laporan keuangan Historis
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk
jasa atestasi yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor
menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsi-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Audit merupakan bentuk pemberian jasa
penjaminan yang paling banyak dilakukan oleh kantor- kantor Akuntan
publik dibandingkan dengan jasa penjaminan lainya.
Manakala klien menyajikan informasi dalam bentuk suatu
laporan keuangan. Pada saat itu klien pada hakekatnya membuat
berbagai asersi tentang keadaan keuangan dan hasil-hasil operasinya.
Para pemakai laporan keuangan eksternal yang mendasarkan
pengambilan keputusan bisnisnya pada laporan keuangan akan
melihat pada laporan auditor untuk mendapatkan keyakinan bahwa
laporan keuangan bisa diandalkan. Mereka memandang laporan
auditor memilki nilai karena auditor independen terhadap klien dan
memahami hal-hal yang berkaitan dengan laporan keuangan.
Ameriak serikat, berdasarkan federal securities act, perusahan
yang saham-sahamnya di pasar modal wajib di audit laporan
keuanganya. Laporan auditor dapat di jumpai pada setiap laporan
keuangan tahunan perusahan semacam itu. Dewasa ini kebanyakan
laporan keuangan perusahan auditan dapat diakses melalui internet
dari securities and exchange commission's (SEC's) EDGAR database.
Sebenarnya jauh sebelum federal securities act diundangkan telah
banyak perusahan yang secara sukarela mengauditkan laporan
keuangannya untuk mendapatkan jaminan yang diperlukan para
investor dan calon investor. Banyak pula perusahan- perusahan privat
(perusahan yang tidak menjual sahamnya di pasar modal)
mengauditkan laporan keuangan tahunan mereka agar bisa
memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainya. Hal
yang sama dilakukan juga oleh pemerintah dan organisasi-organisasi
nirlaba untuk memenuhi persyaratan dari para kreditur atau sumbersumber keuangan lainya.
Review atas Laporan Keuangan Historis
Review atas Laporan Keuangan Historis adalah jenis lain dari jasa
atestasi yang diberikan kantor-kantor akuntan publik. Banyak
perusahan nonpublik menginginkan jaminan atas laporan keuangannya
dengan biaya yang lebih mura. Audit sebagaimana yang di terangkan
di atas menghasilkan jaminan yang tinggi, sedangkan review hanya
menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan keuangan, dan
untuk mendaptkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih
sedikit. Review untuk keperluan tertntu dipandang sudah cukup
memadai dan dapat di lakukan oleh akuntan public dengan biaya
pemeriksaan yang lebih murah.
Jasa Atestasi Lainnya
Kantor-kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam jasa
atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan

dari audit atas laporan keuangan, karena pemakai laporan


membutuhkan jaminan independen tentang informasi lainya (selain
informasi dalam laporan keuangan) agar diperikasa oleh akuntan
publik untuk mendapatkan jamina bahwa debitur telah melaksanakan
ketentuan-ketentuan tertntu sebagaimana tercantum dalam akad
kredit. Kantor akuntan publik dapat juga memberi jaminan efektivitas
pengendalian intern pelaporan keuangan pada perusahan klienya.
Informasi tentang pengendalian intern berkaitan erat dengan laporan
keuangan, tetapi pengendalian intern berpengaruh pula ke masa
depan karena pengendalian intern yang efektif akan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya sala saji dalam laporan keuangan yang akan
dating. Kantor akuntan publik dapat juga melakukan atestasi atas
laporan keuangan prospektif klienya yang sering diperlukan sebagai
syarat untuk memperoleh pinjaman. Pembahasan lebih mendalam
tentang jasa atestasi akan diuraikan pada buku II.
JASA PENJAMINAN LAINYA
Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan kantor-kantor
akuntan publik tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip
dengan jasa atestasi yaitu akuntan public harus independen dan harus
memberikan jaminan atas informasi yang akan dipakai para pengambil
keputusan. Perbedaanya ialah bahwa akuntan publik tidak diminta
untuk menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan tidak mengenai
keandalan pernyataan tertulis yang di buat pihak lain dalam kaitanya
dengan suatu kriteria tertentu. Dalam penugasan jasa penjaminan
semacam ini, jaminan diberikan atas keandalan dan relevansi informasi
yang dinyatakan atau tidak dinyatakan oleh pihak lain. Karakteristik
umum jasa penjaminan, termasuk audit dan jasa atestasi lainya,
dititikberatkan pada perbaikan kualitas informasi yang digunakan para
pengambil keputusan.
JASA BUKAN PENJAMINAN
Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang
pada umumnya tidak merupakan jasa penjaminan. Tiga contoh jenis
jasa bukan penjaminan yang sering diberikan kantor-kantor akuntan
publik adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan
jasa konsultasi manajemen.
Antara jasa konsultasi manajemen dan jasa penjaminan
seringkali Nampak tumpang-tindi. Tujuan utama penugasan kosultasi
manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen,
sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa penjaminan adalah
untuk memperbaiki kualitas informasi. Meskipun kualitas informasi
seringkali merupakan kriteria penting dalam penugasan konsultasi,
namun sasaran ini tidak merupakan tujuan utama. Sebagai contoh,
seorang ukuntan public mendapat penugasan untuk merancang dan
menerapkan sistim baru. Penugasan semacam ini memberikan hasil
sampingan berupa perbaikan informasi. Biasanya penugasan
konsultasi akan tumpang-tindih dengan jasa penjaminan apabila
perbaikan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan menjadi
tujuan utama.

SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN


Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun
kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui,
tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada sekitar awal
abad ke lima belas jasa auditor telah mulai digunakan di inggris.
Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu,
namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.

Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900


Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari inggris.
Akuntansi sebagai profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh
Inggris pada paru kedua abad ke Sembilan belas. Para ukuntan di
Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit
sebagaimana yang berlaku di Inggris.
Perusahan-perusahan publik di Inggris pada waktu itu harus
tunduk pada Undang-Undang di sebut companies Act. Menurut
Undang-undang tersebut, semua perusahan publik harus diaudit.
Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika serikat, bentuk
pelaporan model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang
berlaku di Amerika Serikat tidak sama dengan yang berlaku di Inggris.
Sebagaimana di sebutkan di atas, di Inggris semua perusahan publik
harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib
diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur
pasar modal yang disebut securities and Exchange commission (SEC),
serta dari pengakuan umum mengenai manfaat pendapat auditor atas
laporan keuangan.
Tidak adanya peraturan Undang-Undang yang mengharuskan
audit atas laporan yang diberikan kepada para pemegang saham,
menyebabkan audit pada abad ke Sembilan belas menjadi beranekaragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahan dan
dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya
mendapat penugasan dari manajemen atau dari dewan komisaris
perusahan, bukan kepada para pemegang saham. Pemberian laporan
kepada para pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan.
Para manajer perusahan hanya menginginkan untuk mendapat
jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam
pencacatan tidak terjadi.
Perkembangan di Abad keduapuluh
Memasuki abad keduapuluh, revulisi industri kira-kira telah berusia 50
tahun dan selama masa itu jumlah perusahan industri telah
berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham juga semakin
bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor.
Kebanyakan pemegang saham baru ini tidak memahami makna
pekerjaan seorang auditor, dan kesalapahaman melanda banyak pihak
termasuk para pemimpin perusahan dan bankir. Pada umumnya
mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan
keakuratan laporan keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah
berakhirnya perang dunia I. sementara itu kesalapahaman tentang
fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung, sehingga pada
tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve
Buletin yang memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh
American Institute of Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi
American Institute of certified public Accountants atau AICPA pada
tahun 1957) yang berisi himbauan tantang perlunya akuntansi yang
seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak
menguraikan tentang bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis
ini merupakan pernyataan pertama yang di keluarkan oleh profesi
Akuntansi di Amerika serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad kedua puluh.
Pada awalnya, para akuntan public menyusun laporan tanpa
mengikuti pedoman resmi. Akan tetapi pada 50 tahun telakhir, profesi
dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum digunakan
melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat
ini telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasil audit

tidak lagi merupakan pekerjaan mangarang kalimat dalam laporan,


melainkan merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif
bentuk tipe laporan yang diplih auditor tidak banyak, dan sekali auditor
memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor
tinggal memilih jenis laporan yang dirancang untuk menyatakan
pendapat tersebut.
Perkembangan pengauditan di Indonesia
Profesi akuntansi di indonesia masi tergolong mudah. Pada masa
penjajahan belanda, jumlah perusahan di indonesia belum begitu
banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir tidak dikenal.
Perusahan-perusahan milik belanda yang beroperasi di indonesia pada
waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di
negaranya. Akuntansi baru mulai dikenal di indonesia setelah tahun
limapuluhan, yaitu ketika semakin banyak perusahan didirikan dan
akuntansi sistem Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan
di perguruan tinggi.
Tonggak penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi
pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan Indonsia (IAI)
menetapkan prisip-prinsi Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma
Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan
standar audit yang berlaku di Amerika Serikat. Penetapan prinsip
ukuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh
lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahan yang akan
menjual sahamnya di pasar modal untuk memiliki laporan keuangan
yang telah diaudit. Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia
perbankan sejak tahun 1988 Semakin menuntut dilakukanya audit
atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan
mungajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun1995 lahir
Undang-undang perseroan terbatas yang mewajibkan suatu perseroan
terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika perseroan
merupakan perusahan publik, maka laporan keuangan wajib diaudit
oleh akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang
pasar modal yang semakin meningkat peran akuntansi dan
pengauditan, khususnya bagi perusahan-perusahan yang sahmnya
dijual di pasar modal (perusahan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia
Usaha di Indonesia, IAI telah berkali-kali melakukan penyempurnaan
dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan
agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi
di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional. Pada tahun
1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip akuntansi standar audit
yang disebut Standar Akuntansi keuangan (SAK) dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar
akuntansi yang dibentuk oleh IAI Secara terus menerus menerbitkan
pernyataan Standar Akuntansi keuangan (SPAP) yang hingga saat ini
telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun yang lalu, fungsi
pengauditan di Indonesia memasuki abad 21 ini masih belum dipahami
masyarakat. Banyak kesalapahaman terjadi atas laporan auditor,
karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi demikian
Nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus bank
summa, skandal Bank Bali yang diaudit oleh priceweterhouse coopers,
dan jumlah kasus lainya, dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan
komentar tersebut mencerminkan kesalapahaman masyarakat, tidak
saja makna mengenai pendapat auditor atas laporan keuangan yang
diperiksanya, tetapi juga perbedaan antara berbagai jenis audit yang
bisa dilakukan oleh seorang auditor.

DEFENISI PENGAUDITAN
Di atas telah diuraikan tentang arti penting audit atas laporan
keuangan dan hubunganya dengan jasa atestasi lain serta jasa
penjaminan yang diberikan kantor akuntan publik. Sekarang marilah
kita bahas pengertian pengauditan dengan menggunakan defenisi
berikut:
Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan
dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi
tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian Ekonomi
secara objektif untuk menetukan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomonikasi
hasilnya
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan.
Defenisi diatas mengandung arti yang luas dan berlaku untuk
segala macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda.
Pembahasan tentang masing-masing anak-kalimat dibawa ini adalah
dalam konteks audit atas laporan keuangan dari suatu Organisasi
bisnis, biasa disebut audit laporan keuangan, karena laporan keuangan
sudah umum dikenal dalam masyarakat.
Proses sistematis. Kata 'sistematis'' mengandung amplikasi yang
berkaitan dengan berbagai hal, yaitu: bahwa perencanaan audit dan
perumusan strategi audit dan merupakan bagian penting dari proses
audit, bahwa perencanaan audit dan strategi audit harus berhubungan
dengan pemilihan dan penilaian bukti untuk tujuan audit tertentu,
bahwa banyak tujuan audit tertentu dan bukti untuk mencapai tujuantujuan audit tersebut saling berkaitan, dan bahwa saling berkaitan
tersebut menuntut auditor untuk membuat banyak keputusan di dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit.
Statement of Basic Auditing Concept menyatakan ''proses
sistematis'' mengandung arti bahwa pengauditan didasarkan pada
(paling tidak sebagian diantaranya) disiplin dan filosofi metode ilmiah.
Hal ini memang ada benarnya, karena audit menyangkut perumusan
dan pengujian hipotesa dan menggunakan observasi, unduksi, dan
deduksi. Namun demikian kebanyakan auditor tidak sepenuhnya
melaksanakan metode ilmiah, karena metode penyelidikan secara
ilmiah sangat terstruktur yang seringkali tidak diperlukan dalam audit.
Memang audit harus merupakan hasil dari pelaksanaan suatu rencana
dan penerapan dari suatu strategi audit, tetapi strategi dapat di
laksanakan dengan modifikasi yang cukup luas selama audit
berlangsung, yaitu ketika auditor mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan suatu aserti tertentu yang seringkali
juga menyangkut komponen-komponen laporan keuangan yang
berkaitan satu sama lain.
Mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara objektif. Kegiatan
mendapat dan mengevaluasi bukti merupakan hal yang paling utama
dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan criteria yang
digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit
yang satu dengan audit lainya. Tetapi semua audit berpusat pada
proses mendapatkan dan mengevaluasi bukti. Dalam audit laporan
keuangan, bukti tentang tingkat kesesuaian antara asersi dalam
laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum terdiri
dari data akuntansi (seperti jurnal dan buku besar) dan informasi
pendukung (seperti faktur, check, dan informasi yang diperoleh melalui
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
atas aktiva, dan
korespondensi dengan pelanggan). Sebagai contoh, dalam audit atas

persidiaan, auditor biasanya memeriksa kontrak-kontrak pembelian


atau faktur yang telah dibayar untuk memastikan bahwa perusahan
benar-benar memiliki persediaan, melakukan observasi perhitungan
fisik persediaan untuk menentukan bahwa pesediaan benar-benar ada,
dan memeriksa kebenaran penjumlahan dalam buku pembantu
persediaan perpetual untuk memastikan ketelitian perhitungan jumlah
rupiah yang dilaporkan dalam neraca.
Bukti yang diperoleh juga harus diinterprestasikan dan
dievaluasikan agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi
(accounting judgements) yang biasanya diperlukan sebelum sampai
pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah sesuai dengan kriteria yang
objektif. Pertimbangan-pertimbangan semacam itu seringkali sangat
sulit dan membutuhkan analisa yang serta berkemampuan membuat
interpretasi yang tepat. Sebagai contoh, asersi bahwa persediaan telah
dinilai dengan tepat berdasarkan harga terendah diantara cost dan
harga pasar menuntut auditor untuk memahami dan menevaluasi
metode yang digunakan perusahan dalam menerapkan prinsip
akuntansi untuk penentuan cost. Hal ini bisa menjadi sangat rumit jika
seandainya perusahan menggunakan metode LIFO yang sophisticated
atau jika digunakan standart cost. Asersi yang sama juga menuntut
pertimbangan yang cermat dalam mengevaluasi biaya pengganti
(replacement cost) yang ditetapkan manajemen, dalam mengistimasi
harga jual, dan menentukan laba normal dalam rangka menetapkan
harga pasar. Selain itu asersi juga menuntut auditor untuk
mengevaluasi kecukupan penetapan cadangan atas persedian yang
rusak atas lambat laku, padahal bukti yang meyakinkan sangat jarang
tersedia untuk digunakan dalam membuat pertimbangan oleh auditor.
Pertimbangan yang harus dilakukan auditor dalam audit laporan
keuangan akan sangat krusial dan seringkali menutut auditor untuk
mengevaluasi bukti yang tidak menyakinkan dan sangat dipengaruhi
oleh pertimbangan subjektif.
Dalam defenisi pengauditan di atas dinyatakan bahwa proses
mendapatkan dan mengevaluasi bukti harus dilaksanakan secara
objektif. Pada pengertian objektif dalam proses mendapatkan dan
mengevaluasi bukti harus dibedakan dari pengertian objektif pada
bukti itu sendiri. Keobyektifan buki adalah salah satu dari berbagai
faktor yang menghubungkan dengan kegunaan bukti dalam mencapai
tujuan pengumpulan bukti yang bersangkutan. Keobyektifan dalam
proses berkaitan dengan kemampuan auditor untuk malasanakan sifat
tidak memihak didalam mimilih dan mengevaluasi bukti. Sifat tidak
memihak adalah bagian penting dari konsep independensi auditor.

Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian


Ekonomi. Asersi atau pernyataan yang dibuat manajemen
perusahan yang melekat pada seperangkat laporan keuangan
adalah subyek dari audit atas laporan tersebut. Oleh karena itu
apabila seorang auditor akan mengaudit suatu laporan
keuangan, maka ia harus memahami asersi-asersi yang melekat
pada setiap hal atau pos yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Istilah 'melekat'' dalam hal ini berarti tersirat dalam
laporan dan tidak ditulis secara eksplisit, tetapi pembaca laporan
dianggap
mengerti
mengenai
asersi-asersi
yang
tidak
diungkapkan secara tertulis tersebut. Sebagai contoh, dalam
laporan keuangan sebuah perusahan manufaktur tercantum
'persediaan.........Rp
752.400.000,00''.
Asersi-asersi
yang
melekat dalam pos ini antara lain: Persediaan secara fisik benarbenar ada;
Dimilki perusahan untuk dijual atau untuk digunakan dalam
operasi;
Meliputi seluruh produk atau bahan mentah yang dimilki (tidak
kurang dan tidak lebih) dimana pun mereka berada;

Rp 752.400.000,00 merupakan angka terendah diantara cost dan


harga pasar persediaan tersebut (sebagaimana diatur dan
dirumuskan dalam prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum);Diklasifikasikan dengan tepat dan diungkapkan dalam
neraca secara memadai.

Asersi-asersi semacam ini juga melekat pada pos-pos dan angka-angka


rupiah lainya yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Hal penting yang harus dicatat adalah bahwa asersi-asersi
tersebut dibuat oleh penyusun laporan keuangan yaitu manajemen
perusahan, untuk selanjutnya dikomonikasikan kepada pemakai
laporan keuangan; jadi bukan merupakan asersi dari auditor. Asersi
dari si auditor dituangkan dalam komonikasi auditor dengan pembaca
laporan dalam bentuk sebuah laporan auditor.
Mengingat bahwa subyek pengauditan adalah infofmasi tentang
tindakan-tindakan
dan
kejadian-kejadian
ekonomi,aseersi-asersi
haruslah bisah dinyatakan dalam kuantitas (kuantifiable) dan harus
dapat di audit (auditable). Sebagaicontoh cost sebuah gedung bisah
dinyatakan dalam kuantitas atau angka.demikian pulah jumlah lembar
saham yang beredar,tetapi moral karyawan tidak dapatdinyatakan
dalam kuantitas tertentu.informasi yang tidak bisah diverifikasi
perdevenisi tidakisah di audit.
Tingkat Kesesuaian Antara Asersi Dengan Kriteria yang telah
di tetapka
Segalah sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki
satu tujuan utama. Yaitu untuk merumuskan suatu pendapat auditor
mengenai asersi-asersi tentang tindakan - tindakan dan kejadian kejadian,ekonomiyang telah diaudit.pendapat atau opini auditor akan
menunjukan akan berapa jauh asersi-asersi tersebut sesuai dengan
standar atau criteria yang telah di tetapkan. Sebagaicontoh dalam hal
audit atas persediaan,criteria yang di gunakan
adalah standar
akuntansi yang berlaku umum untuk persediaan yang mensyaratkan
bahwa persediaan harus benar-benar ada dan benar-benar milik
perusahan,dan apa bilah asersi-asersi lain yang melekat pada
'persediaan pos......Rp 752.400.000.00' juga sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum,maka auditor akkan berkesimpulan
bahwa.
Dalam audit laporan keuangan, criteria yang di gunakan untuk
mengukur tingkat kesesuian adalam prinsip akuntansi yang berlaku
umum.walaupun sering terdapat alternative prinsip akuntansi,
namundalam banyak hal criteria tersebutsuda dapat dirumuskan
secara eksplisit dan tepat.
Mengkomunasikan
Hasilnya
kepada
Pihak-Pihak
Yang
berkepentingan
Hasil akhir dari segala macam audit adalah suatu laporan yang berisii
informasi bagi parah pembacanya mengenai tingkat kesesuian antara
asersiyang di buat oleh klien dengan criteria tertentu yang telah
disepakati sebagai dasar evaluasi.dalam hal audit laporan
keuangan,mengkomunikasikan di sebut laporan auditor yang berisih
kesimpulan yang di capai audtor mengenai sesui tidaknya laporan
keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit jenis
lainnya juaga mengharuska auditor untuk menyampaikan laporan
hasil temuannya kepada piahak-pihak yang berkepentingan. Sebagai
contoh, setelah melakukan audit kesesuaian atas pajak yang di bayar
seseorang, auditor yang di tunjuk oleh kantor pajak akan menyusun
laporan yang berisi pernyataan tentang sejaumana pajak yang telah di
bayar sesuai dengan uundang-undang perpajakan dan peraturan yang
berlaku. Demikian pulah auditor interen yang bekerja pada suatu
perusahan akan menysun laporan tentang hasil temuan berkenaan
dengan audit kesesuain mengenai evektifitas pemakaian gudang yang

di lakukan.proses pengaudit mencakup tahap pelaporan darisuatu


audit,da dengan laporan tersebut auditor mengkomunikasikan
pendapatnya atau hasil evaluasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

JENIS-JENIS PENGAUDITAN
Audit pada umumnya dikelompkkan menjadi tiga golngan, yaitu: audit
laporan keuangan, audit kesuaian, dan audit operasional. Pengertian
ketiga jenis audit tersebut dibahas dibawa ini.
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
AUDIT LAPORAN KEUANGAN dilakukan untuk menentukan apakah

laporan keuangan sebagai keseluruhan - yaitu informasi kuantitatif


yang akan diperiksa- dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang
telah ditetapkan. Pada umumnya criteria yang digunakan adalah
prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga dilakukan
atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash
basis) atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang
diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca
(laporan posisi keuangan), laporan laba-rugi, dan laporan arus kas,
termasuk catatan kaki (foot notes).
Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah
bahwa laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak
untuk berbagai tujuan. Oleh itu akan lebih efisien untuk menggunakan
satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik kesimpulan
yang bisa diandalkan oleh berbagai pihak daripada penyuruh tiap
pemakai laporan
melakukan audit secara sendiri-sendiri. Apabila
pemakai laporan keuangan berkeyakinan audit tidak cukup member
informasi sesuai dengan tujuan yang bersangkutan, maka pemakai
bisa mencari infomasi tambahan. Sebagai contoh, suatu audit umum
atas suatu perusahan bisa memberi informasi keuangan yang
memadai bagi seorang banker yang sedang mempertimbangkan
pemberian pinjamin pada suatu perusahan, tetapi suatu perusahan
yang sedang mempertimbangkan pemberian pinjaman untuk
melakukan merger dengan perusahaan yang diaudit juga perlu
mengetahui tentang harga pengganti aktiva tetap dan informasi lain
yang relevan untuk pengambilan keputusan. Perusahan tersebut bisa
menggunakan auditornya sendiri untuk mendapatkan infofmasi
tambahan yang diperlukan.
AUDIT KESESUAIAN
Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak
yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang
ditetap oleh pihak yang berwewenang. Audit kesesuaian untuk suatu
perusahan swasta dapat berupa penentuan apakah karyawankaryawan di bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang
telah ditetapkan oleh kontroler perusahan, mengkaji ulang tarif upah
minimum yang ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa
perjanjian yang dibuat dengan bankir atau pemberi pinjaman lainya
untuk memastikan bahwa perusahan telah mematuhi semua
persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian. Audit kesesuaian atas
instansi pemerintah lebih beraneka ragam karena banyaknya
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang harus dilaksanakan
oleh instansi-instansi pemerintah.
Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau
kepada pihak tertentu yang lebih tinggi yang ada dalam organisasi

yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak diluar perusahan.


Manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan
atas hasil audit kesesuaian, dibandingkan dengan pihak-pihak lainya.
AUDIT OPERASIONAL
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian
dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan
tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari
suatu audit operasinal biasanya berupa rekomendasi kepada
manajemen untuk perbaikan operasi.
Mengingat begitu banyaknya bidang atau bagian yang
efektivitas operasionalnya bisa dievaluasi, maka tidak mungkin untuk
merumuskan karakteristik pelaksanaan audit untuk sauatu audit
operasional tertentu. Pada suatu organisasi, auditor mungikn
diperlukan untuk mengevaluasi relevansi dan kecukupan infofmasi
yang digunakan manajemen untuk mengambil keputusan apakah
akan membeli aktiva tetap baru atau tidak, sedangkan dalam
organisasi yang lain auditor mungkin diperlukan untuk mengevaluasi
efisiensi aliran dokumen dalam memproses penjualan. Dalam audit
opersional, pengkajian tidak hanya terbatas pada akuntansi, tapi bisa
meliputi juga struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi,
Pemasaran, dan bidang-bidang yang lain asalkan auditor menguasai
bidang yang diaudit.

JENIS-JENIS AUDITOR
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: auditor pemerintah,
auditor intern, dan auditor independen atau akuntantan publi. Berikut
akan dijelaskan masing-masing jenis auditor tersebut.
AUDITOR PEMERINTAH
Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit

atas keuangan Negara pada instansi-instasi perintah. Di indonesia


audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang
dibentuk sebagai perwujudan dari pasal 23 ayat 5 undang-undang
Dasar 1945 yang berbnyi sebagai berikut:
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara
diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang pengeturanya
ditetapkan dengan undang-undang. Hasil periksaan itu
diberitahukan kepada Dawan Perwakilan Rakyat.
Badan periksa keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada
perintah sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara
independen. Namun demikian badan ini bukanlah badan yang berdiri
diatas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan kepada
Dewan Perwakilam Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanan
keuangan Negara.
Di Amerika Serikat audit semacam ini dilakukan oleh The United
States General Accounting Office (GAO). Badan ini melaporkan
tugasnya dan bertanggung jawab kepada Congress. Tanggung jawab
para staf audit yang tergabung dalam GAO adalah melakukan fungsi
audit untuk kepentingan Congress. Tugas mereka kebanyakan hampir
sama dengan apa yang dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik.
Banyak informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai instansi
pemerintah harus diaudit lebih dahulu oleh GAO sebelum disampaikan
ke congress. Oleh karena kewenangan untuk melakukan pengeluaran
dan penerimaan pada instansi-instansi pemerintah telah dirumuskan

dalam undang-undang. Maka


merupakan audit kesesuaian.

audit

yang

dilakukan

kebanyakan

AUDITOR INTERN
Auditor Intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahan dan
oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahan tersebut.
Tugas audit yang dilakukanya terutama ditujukan untuk membantu
manajemen perusahan tempat dimana ia bekerja, sama seperti halnya
GAO melakukan tugasnya untuk Congress. Pada perusahan-perusahan
besar, jumlah staf auditor intern bisa mencapai ratusan orang. Pada
umumnya mereka wajib memberikan laporan langsung kepada
pimpinan tertinggi perusahan (direktur Utama), atau ada pula yang
melapor kepada pejabat tinggi tertentu lainya dalam perusahan
(misalnya kepada kontroler), atau bahkan ada pula yang berkewajiban
melapor kepada komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris.
Tanggung jawab auditor intern pada berbagai perusahan sangat
beraneka ragam tergantung pada kebutuhan perusahan yang
bersangkutan. Kadang-kadang staf auditor interen hanya terdiri dari
satu atau dua orang yang sebagian besar waktunya di gunakan untuk
melakukan tugas rutin berupa audit kesesuian. Pada perusahan lain,
staf auditor intern bisa banyak sekali jumlanya dengan tugas yang
bermacam-macam, termasuk melakukan tugas-tugas di luar bidang
akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir ini banyak auditor intern terlibat
pula dalam pengauditan operasional atau peningkatan keahlianya di
bidang evaluasi atas system coputer.
Agar dapat melakukan tugas secara efektif, auditor intern harus
independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat ia
bekerja, namun demikian ia tidak independen terhadap perusahanya
karena ia adalah pegawai dari perusahan yang diaudit. Auditor intern
berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang berguna
untuk pengembilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas
perusahan. Pihak luar perusahan pada umumnya tidak bisa
mengandalkan hasil audit yang di lakukan oleh auditor intern karena
kedudukannya yang tidak independen inilah yang membedakan
ouditor intern dengan auditor eksteren yang independen dari kantorkantor akuntan publik.
AUDITOR INDEPENDEN ATAU AKUNTAN PUBLIK
Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut
akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan
yang diterbitkan perusahan. Pengauditan ini dilakukan pada
perusahaan-perusahaan yaitu perusahan yang menjualnya sahamnya
kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahan-perusahan besar,
dan juga pada perusahan-perusahan kecil, serta organisasi-organisasi
yang tidak bertujuan mencari laba. Dengan semakin banyaknya
perusahan yang harus diaudit laporan keuanganya, dan kalangan
bisnis serta banyak lainya semakin mengenal laporan ini, maka orang
awam sering mengatikan auditor sama dengan akuntan pulblik,
padahal terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda-beda fungsi dan
tugasnya.
Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui suatu
kantor akuntan publik (KAP) yang telah mendapat ijin dari departemen
keuangan. Selain itu seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek
sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan memenuhi
beberapa syarat seperti diuraikan pada bagian berikut.

KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut SK. Menkeu No. 43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997


sebagaimana diubah dengan SK. Mekeu No. 470/KMK/.017/1999
tertanggal 4 oktober 1999, kantor Akuntan publik (KAP) adalah
lembaga yang memilki izin dari Menteri keuangan sebagai wadah bagi
Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaanya.
Jumlah kantor akuntan publik di indonesia dari tahun ke tahun
semakin bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan
bisnis. Dewasa ini di seluruh Indonesia terdapat 448 kantor akuntan
public yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar, sedang,
dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit
jumlanya dan umumnya bekerja sama dengan kantor-kantor akuntan
besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantorkantor akuntan publik kecil dengan wilyah operasi yang terbatas.
Di Amerika Serikat perkembangan kantor akuntan public (CPA
firms)
sudah
sangat
maju
sejalan
dengan
perkembangan
perekonomian dan bisnis di Negara tersebut. Dewasa ini diseluruh
Amerika Serikat terdapat lebih dari 45.000 kantor akuntan publik.
Kantor akuntan publik kecil hanya memiliki beberapa orang staf, tetapi
kantor akuntan besar ada yang memilki ribuan orang staf dan partner.
Kantor-kantor tersebut dapat digolongkan menjadi empat yaitu: kantor
akuntan besar internasional, kantor akuntan besar nasional, kantor
akuntan besar regional dan lokal, dan kantor akuntan kecil lokal.
Kantor akuntan internasional yang termasuk kelompok enam besar
memilki kantor di hampir semua kota besar di jakarta. Kantor akuntan
terkecildalam kelompok enam besar ini memiliki penghasilan
internasional sebesar lebih dari 3 miliyar dollar dan penghasilan
nasional lebih dari I miliyar dollar pertahun. Jumlah staf dan partner
pada kantor akuntan terbesar dalam kelompok enam besar mencapai
lebih dari 50.000 orang yang terbesar di seluruh dunia, dan di kota
New York saja terdapat 2.000 orang staf.
Sebelum tahun 1989, di Amerika Serikat terdapat delapan buah
kantor akuntan besar berskala internasional yang di sebut the Big
Eight, tetapi setalah tahun tersebut dua buah di antaranya melakukan
merger dengan dua kantor besar lainya, sehingga jumlanya menjadi
enam buah yang disebut the Big Six. Sejumlah kantor akuntan besar
dikelompokan sebagai kantor akuntan besar nasional karena memilki
kantor cabang banyak dikota besar diseluruh Amerika serikat.
STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Mengingat pekrjaan audit atas laporan keuangan menurut
tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan professional kantor
akuntan publik menurut tingkat independensi dan kompetensi yang
tinggi pula. Independensi memungkinkan auditor untuk menarik
kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya.
Kompetensi memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara
efesien dan afektif adanya kepercayaan atas independensi dan
kompetensi auditor. Menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri
pada laporan yand dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan publik
demikian banyak jumlanya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai
laporan untuk menilai independensi dan kompotensi masing-masing
kantor akuntan public. Oleh karena itu struktur kantor akuntan public
akan sangat berpengaruh terhadap hal ini,walapun tidak menjamin
sepenuhnya.

Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hokum di indonesia ada dua
macam,yaitu:

1. KAP

dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini


menggunakan nama akuntan public yang bersangkutan.KAP
dalam bentuk Usaha Kerja.KAP bentuk ini menggunakan nama
sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan public yang menjadi
rekan/parner dalam KAP
yang bersangkutan.

Penanggung jawab KAP Usaha seniri adalah akuntan publik yang


bersangkutan, sedangkan penanggungjawab KAP Usaha kerja sama
adalah dua orang atau lebih akuntan publik yang masing-masing
merupakan rekan/partner dan salah seorang bertindak sebagai rekan
pimpinan (pasal 3 ayat 2 dan 3 SK. Mekeu No. 43/1997).
Kantor akuntan publik yang berbentuk Usaha sendiri sangat
sedikit jumlanya, sebagian besar memilih bentuk kerja sama. Dalam
usaha kerjasama, beberapa orang akuntan publik bekerja sama
berpraktik sebagai rekan atau partner, untuk memberikan jasa
professional berupa pengauditan dan berbagai jasa lain kepada pihakpihak yang membutuhkan jasa mereka. Para partner biasanya
mempekerjakan sejumlah staf professional untuk membantu mereka
dalam menjalankan pekerjaanya. Para asisten umumnya terdiri dari
akuntan publik bersertifikat yang masih muda dalam pengalaman atau
mereka yang mempersiapkan diri untuk menjadi akuntan publik
bersertifikat.
Dengan adanya audit yang dilakukan oleh entitas terpisah akan
mendorong terciptanya independensi dan menghilangkan dan
menghilangkan hubungan buruh-majikan antara kantor akuntan
dengan klienya. Selain itu sebagai suatu entitas terpisah
memungkinkan sebuah kantor akuntan menjadi cukup besar sehingga
dapat mencegah adanya satu atau seorang klien yang menjadi sumber
pendapatan sangat besar dalam kantor akuntan tersebut yang
akhirnya bisa membahayakan independensi kantor akuntan terhadap
klienya. Kompetensi juga bisa tercipta berkat kumpulnya para
professional dalam jumlah besar pada satu kantor publik tertentu
untuk bersama-sama berkrya dengan keahlian dan kepentingan yang
sama dan membuat professional berkelanjutan menjadi lebih berarti.
PERSYARATAN AKUNTANSI PUBLIK DI INDONESIA
Menurut pasal 6 SK. Menkeu No.43/1997, izin untuk membuka kantor
Akuntan publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi
persyaratan berikut:
Berdomisili di wilayah indonesia;
Memilliki register akuntan
Menjadi anggota IAI
Lulus ujian sertifikat Akuntan publik yang diselenggarakan IAI;
Memiliki pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun sebagai
akuntan dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya
3.000 jam dengan reputasi baik;
Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit
umum sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun;
Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada koperasi jasa audit.

Rigester Akuntan

Register akuntan adalah register yang diselenggarakan oleh


Depertemen Keuangan R.I untak mencatat nama orang-orang yang
berhak menggunakan gelar akuntan, sebagaimana di atur pada pasal 3
ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar
Akuntan. Mereka yang namanya terdaftar dalam register tersebut di
beri nomor register akuntan.
Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 34 tahun 1954, gelar akuntan
hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai ijazah akuntan
sesuai dengan ketentuan dan berdasarkan undang-undang tersebut.
Pada Pasal 2 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ijazah
sebagaimana disebutkan pada pasal 1 adalah:
a. Ijazah yang diberikan oleh suatu Universitas Negeri atau badan
perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau
diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan
pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan
baik.Ijazah yang diterimah sesudah lulus dalam suatu ujian lain
yang menurut pendapat Panitia-Ahli termaksud dalam pasal 3, guna
mejalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah
tersebut pada huruf a pasal ini.
Sebagai realisasi dari ketentuan di atas nomor register akuntan hanya
dapat diberikan oleh Depertemen keuangan R I kepada:
a. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri yang
telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Lulusan Ujian Negara Akuntan (UNA) yang diselenggarakan oleh
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini disediakan bagi
lulusan dari Jurusan Akuntansi pada perguruaan Tinggi Swasta
(Fakultas Ekonomi dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) dan lulusan
Fakultas Ekonomi Negeri yang belum mendapat persetujuan dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk dibebaskan dari UNA.
Dewasa ini depertemen P dan K sedang merancang peraturan baru
yang pelaksanaanya direncanakan akan di mulai pada tahun 2001.
Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa seseorang berhak
menggunakan sebutan akuntan (bukan gelar melainkan sebutan
prpfesi) apabila yang bersangkutan telah lulus dari suatu Pendidikan
Profesi Akuntansi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
telah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pendidikan Profesi Akuntansi dapat diikuti oleh mereka yang telah lulus
dari program S1 Jurusan akuntansi. Peraturan ini berlaku sama, baik
pada perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.
Sehingga ujian Negara akuntansi (UNA) juga akan dihapuskan. Sejalan
dengan akan diberlakukannya peraturan tersebut, maka nomor
registrasi akuntansi diberikan oleh Depertemen Keuangan hanya
kepada mereka yang telah lulus dari Pendidikan Profesi Akuntansi.
Ketika naskah buku ini naik cetak. Peraturan baru tersebut masih
belum barlaku.
Persyaratan pendidikan untuk menjadi akuntan public di
berbagai Negara di dunia, berbeda satu sama lain. Di Amerika Serikat
semua akuntan public disyaratkan untuk memiliki sertifikat akuntan
publik yang dapat di peroleh apabila mereka lulus dari suatu ujian yang
disebut Uniform National CPA Examination. Untuk dapat mengikutiujian
tersebut pada umumnya mereka harus memiliki undergraduate degree
(kurang lebih setara dengan Program S1 di Indonesia) dengan
sejumlah kredit tertentu dalam mata kuliah akuntansi. Dewasa ini di
sejumlah Negara bagian diisyaratkan untuk enempuh 150 kredit
semester atau 225 kredit qurter. Direncanakan mulai tahun 2000
semua Negara bagian telah memberlakukan persyaratan 150 jam
kredit atau kurang lebih setara dengan program S2 di indonesia.
Ujian Sertifikat Akuntan Publik

1) Sejak tahun 1997, Departemen keuangan Republik Indonesia

telah menetapkan ketentuan baru tentang persyaratan


pembukaan kantor akuntan publik. Dalam peraturan tersebut
ditetapkan bahwa ijin berpraktek sebagai akuntan publik hanya
akan diberikan kepada mereka yang telah bersertifikat Akuntan
Publik (BAP). Untuk memperoleh sertifikat tersebut, para calon
akuntan public wajib mengikuti ujian sertifikasi Akuntan Publik
(USAP). Ujian ini diselenggarakan dua kali dalam setahun yaitu
setipa bulan Mei dan Movember. Ujian dilaksanakan selama dua
hari penuh mulai jam 08.00 hingga jam 17.00 yang meliputi lima
mata uijian, yaitu:Teori dan praktek Akuntansi Keuangan (4 jam)
2) Auditing dan Jasa Profesional Akuntan Pubik (4 jam)
3) Akuntansi Manajemen dan Manajemen keuangan (1,5 jam)
4) System Informasi AKuntasi (2,5 jam)
Mata ujian 1) dan 2) diujikan pada hari pertama, sedangkan mata ujian
3) sampaii dengan 5) diujikan pada hari kedua.
Pengalaman Kerja
Banyak Negara menetapkan Pengalaman Kerja dibidang Pengauditan
sebagai sala satu persyaratan untuk memperoleh ijin berpraktek
sebagai akuntan publik. Di Indonesia setiap calon akuntan publik harus
telah memilki pengalaman bekerja di kantor akuntan publik sekurangkurangnya tiga tahun dan pengalaman di bidang pengauditan
sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik. Setelah
seseorang mendapat ijin praktik, ia masi memilki kewajiban untuk
terus memelihara dan meningkatkan kemampuan dan pengetahuanya
melalui pendidikan formal maupun tidak fofmal yang disebut
pendidikan professional berkelanjutan. Tujuan ketentuan ini adalah
agar akuntan public selalu mengikuti perkembangan mutahir di bidang
akuntansi, pengeauditan, dan bidang-bidang terkait lainya.
Di Amerikat Serikat berlaku ketentuan persyaratan pengalaman
kerja yang berbeda pada berbagai Negara bagian. Sejumlah Negara
bagian tidak mensyaratkan pengalaman kerja dibidang pengauditan
(tidak perlu diakuntan publik, misalnya berbagai tenaga pembukuan
perusahan) selama satu hingga dua tahun. Ada juga Negara bagian
yang secara spesifik menetapkan harus perna bekerja di kantor
akuntan publik. Selainitu persyatan mengikuti pendidikan professional
berkelanjutan (countinuing prifesional education) juga berlaku di
banyak Negara bagian.

ORGANISASI PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Organisasi profesi akuntansi di berbagai Negara didunia sangat
beraneka ragam, baik struktur organisasi, maupun kegiatanya. Di
Indonesia hanya di Indonesia hanya terdapat satu Organisasi profesi
akuntansi yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang keanggotaanya
terutama terdiri para akuntan yang bekerja pada berbagai bidang
kegiatan. Untuk menampung kegiatan para anggota yang berbeda
tersebut, IAI membentuk empat kompartemen sesuai dengan bidang
kegiatan para anggotanya, yaitu: Kompartemen Akuntan publik,
kompartemen Akuntan Manajemen, kompartemen Akuntan pendidik,
dan kompartemen Akuntan sektor publik.
Sebagai salah satu dari kompartemen dari IAI, kompartemen
akuntan publik beranggotan para akuntan yang berpraktek sebagai
akuntan publik dan telah memilki ijin praktek dari departemen
keuangan. Tujuan utama dibentuknya kompartemen ini adalah untuk
membina para anggotanya agar dapat melaksanakan fungsi dan
peranya sebagai akuntan publik yang professional dan selalu
memutahirkan pengetahuanya terutama dibidang akuntansi dan
pengauditan. Kompartemen akuntan publik bertugas menyusun

standar audit yang harus digunakan oleh para anggotanya dalam


melaksanakan jasa asestasi maupun jasa nonasestasi. Untuk
melaksanakan tugas tersebut kompartemen ini membentuk Dewan
Standar Audit. Selain itu Kompartemen Akuntan publik juga
membentuk badan pengadilan Profesi Akuntan Publik (BPPAP) yaitu
suatu badan peradilan yang bertugas mengadili kasus-kasus
pengaduan yang melibatkan para anggotanya.
STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PIBLIK
Ada empat macam standar professional yang diterbitkan oleh IAI
sebagai aturan mutu pekerjaan akuntan publik, yaitu:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Keempat macam standar professional tersebut diklasifikasikan dan
dikumpulkan dalam satu buku yang disebut 'Standar Profesional
Akuntan Publik''''.
Standar Auditing
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan

Historis. Standar auditing terdiri atas 10 standar dan dirinci dalam


bentuk pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang
tercantum dalam standar auditing. PSA berisi ketentuan-ketentuan dan
pedoman-pedoman utama yang harus diikuti oleh akuntan publik
melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap pernyataan
standar auditing yang dikeluarkan IAI bersfat wajib (mandatory) bagi
anggota Ikatan Akuntan Indonsian yag berpraktek sebagai akuntan
publik. Termasuk dalam pernyataan standar auditing adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA), yang merupakan
interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI terhadap ketentuanketentuan yang diterbitkan oleh IAI dalam PSA. Dengan demikian IPSA
memberikan jawaban atas pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan
persluasan lebih lanjut bebagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini
bersifat mengikat bagi Ikatan Akuntan indonesia yang berpraktik
sebagai akintan publik, sehingga pelaksanaanya bersifat wajib
(madatory).
Standar Atestasi
Standar atestasi memberikan kerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa

akuntan publik yang tingkat keyakinan tertinggal yang diberikan dalam


jasa auditing atas laporan keuangan historis maupun tingkat keyakinan
yang ebih rendah dalam jasa nonaudit. Standar atestasi terdiri atas 11
standar dan dirinci dalam bentuk persyaratan standar atestasi (PSAT).
Dengan demikian PSAT merupakan penjabaran lebih lanjut masingmasing standar yang terdapat dalam standar atestasi. Termasuk dalam
pernyataan standar atestasi adalah interpretasi Pernyataan Standar
Atestasi (IPSAT), yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan
oleh IAI dalam PSAT. Dengan demikian IPSAT memberikan jawaban atas
pertanyaan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-ketentuan
yang dimuat dalam PSAT sehingga merupakan perluasan lebih lanjut
berbagai ketentuan dalam PSAT. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat
bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai
akuntan publik, sehingga sihingga pelaksanaanya bersifat wajib
(mandatory).

Standar Jasa Akuntansi dan Review


Standar jasa akuntansi dan review memberikan kerangka untuk

fungsi nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa


akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. Standar jasa
akuntansi dan review dirinci dalam bentuk pernyataan standar jasa
akuntansi dan review (PSAR). Termasuk dalam pernyataan Jasa
Akuntansi dan Review adalah Inrpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAI
terhadap ketentuan-ketentuan yang diterbitkan oleh IAI dalam PSAR.
Dengan demikian IPSAR memberikan jawaban atas pertnyaan atau
keraguan dalam ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR
sehingga merupakan perluasan lebih lanjut berbagai ketentuan dalam
PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan
Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sihnigga
pelaksanaanya bersifat wajib (mandatory).
Pedoman Audit Industri Khusus
Karena beberapa industry memiliki operasi yang unik yang berdampak
terhadap bebagai transaksi yang dicatat dalam akuntansi, maka
auditor memerlukan pedoman untuk melakukan audit terhadap
industri tertentu. Hal ini dimaksudkan agar auditor memiliki
kemampuan untuk menafsirkan dengan baik informasi keuangan yang
disajikan oleh perusahan dalam lingkungan industri tertentu, sehingga
auditor dapat mempertimbangkan dengan baik keunikan bisnis industri
tertentu yang berdampak terhadap asersi manajemen yang
terkandung dalam laporan keuangan yang diaudit.
Hubungan Antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing
Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi yang
berlaku umum merupakan sutu diantara jasa atestasi (attest service)
yang dapat oleh kantor akuntan publik dalam masyarakat. Dalam
tahun-tahun ini permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga
pemerintah, dan lembaga lain yang meluas tidak hanya terbatas pada
audit atas laporan keuangan historis, namun mencakup juga jasa
profesi akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan (level of
assurance) dibawa tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor
dalam audit atas laporan keuangan historis. Sebagai contoh, bank
meminta jasa akuntan untuk memberikan pernyataan secara tertulis
apakah nasbah tesebut mematuhi persyaratan perjajian kredit. Untuk
menyediakan pedoman dan untuk mengembangkan kerangka yang
lebih luas bagi akuntan publik dalam melaksanakan dan melaporkan
jasa atestasi, IAI menerbitkan serangkaian pernyataan Standar atestasi
(disingkat PSAT).
Standar atestasi disusun untuk memberikan panduan umum
semua jenis penugasan atestasi, yang mencakup jasa pemeriksaan
(examination), review dan kompilasi terhadap asersi manajemen. Jasa
pemeriksaan yang dicakup oleh standar atestasi meliputi pemeriksaan
terhadap laporan keuangan historis dikenal (dengan istilah auditing
atau pengauditan) dan laporan prospektif. Sedangkan jasa
pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis diatur secara khusus
oleh IAI melalui standar auditing. Dengan demikian standar auditing
merupakan bagian dari standar atestasi yang khusus mengatur mutu
jasa akuntan publik yang berkaitan dengan pemeriksaan atas laporan
keuangan historis. Pembahasan lebih lanjut mengenai standar auditing
akan diuraikan pada Bab 2.

STANDAR PENGENDALIAN MUTU


Sebagai upaya untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik
(KAP), organisasi profesi mewajibkan setiap KAP untuk memilki suatu

sitem pengendalian mutu. Sebagi pedoman, organisasi profesi


menetapkan 9 elemen yang harus dipertimbangkan oleh KAP dalam
menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendapatkan keyakinan
yang memedai tentang kesesuaian dengan standar professional dalam
menjalakan pengauditan dan jasa akuntansi serta reviw. Penerapan
elemen-elemen pengendalian yang bermutu tersebut pada pemnerian
jasa lain, seperti perpajakan dan jasa kolsultasi bersifat sukarela.
Elemen pertama yaitu Independensi, hanya bersangkutan
dengan pelaksnaan pemberian jasa atestasi. Alasan mengenai hal ini
akan dijelaskan pada Bab 2 dan Bab 3. Tujuh elemen berukutnya
sangat jelas merupakanupaya untuk mejaga mutu jasa professional.
Elemen kesembilan memerlukan pengkajian ulang secara perodik agar
sistem pengendalian mutu berfungsi sebagaimana diharapkan.
Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian
Mutu
PSA No.01 Hubungan Standar Auditing dengan Standar Mengendalian
Mutu (SA 161.03) menyebabkan bahwa standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia berkaitan dengan
pelaksanaan
penugasan
audit
secara
Individual;
standar
pengenadalian mutu berkaitan dengan peleksanaan praktik audit
kantor akuntan public secara keseluruhan. Oleh karena itu, standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar
pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan
prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan
public berpengaruh pelaksanaan penugasan audit secara individual
dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara
keseluruhan.

ELEMEN-ELEMEN PENGENDALIAN MUTU


Elemen

Tujuan

Kebijakan dan Prosedur

Independensi

Semua profesional harus independenMengkomunikasiakan semua aturan


terhadapa klien manakala melaksankanindependesi kepada seluruh staf
jasa atestasi
profesional

Memonitor kesusaian dengan aturan


independensi

Menunjukan orang yang tepat yang


Penetapan personil pada suatuPersonil harus memporeleh pelatihan
akan di beri penugasan
penugasan
tehnis dan keahlian yang di butuhkan
sesuai dengan penugasa.

Menetapakan bahwa dalam setiap


penugasan harus ada partner
tertentuyang bertanggung jawab
atas penugasa yang bersangkutan

Konsultasi

Menunjukan orang sebagai ahli.


Personil harus memperoleh bantuan
(jika diperlukan) dari orang yangMenetapakn bidang-bidang dan
memiliki
keahlian,pertimbangan,dansituasi tertentun yang membutuhkan
kewenangan yang memadai.
konsultasiMenetapkan
prosedur
untuk mereview kertas kerja dan
laporan

Supervisi

Pekerjaan pada setiap tingkatan harus


Melksanakan supervisi pekerjaan
di supervisi untuk menjaga agar
terus-menerus.
pekerjaan
benar-benar
memenuhi
standar mutu KAP.
Membuat program pengangkatan
pegawai baru pada tingkat pemula (
entrilevel)

Pengangkatan pegawai

Pegawai
baru
harus
memiliki
kualifikasi tertentu untuk dapat
melakukan tugasnya secara kompeten.
Menetapkan kualivikasi untuk
menilai calon pegawai pontensial
pada setiap tingkat provesional

Pengembangan provesional

Membuat
progaram
untuk
pengembangkan keahlian pada
bidang-bidang khusus.
Personil harus memilki pengetahuan
yang di perlukan agar dapat memenuhi
tanggung jawab yang dibebankan
Menyediakan informasi bagi para
kepadanya.

personil tentang hal-hal baru di


bidang provesi.

Pengembangan karyawan

Penerimaan
klien

Inspeksi

dan

Menetapkan kualifikasi yang di


Personil harus memilki kualifikasi yangperlukan untuk setiap tingkat
memungkinkan ia memenuhi tanggungtanggung jawab dalam KAP.
jawab yang akan diberikan kepadannya
Melakukan evaluasi personalian
di waktu mendatang.
secra periodik.

Menetapakn
kriteria
untuk
KAP harus mengusahakan agar tidakmengevaluasi klien baru.
berhubungan kerja dengan klien yang
keberlanjutanintegritas manajemennya diragukan. Menetapkan prosedur refiu untuk
klien lama yang akan memberi
penugasan lanjutan.

KAP harus menentukan bahwaMerumuskan lingkap dan isi


prosedu-prosedur yang berhubunganprogram inspeksi
dengan elemen-elemen lain telah di
terapkan secaara efektif
Memberikan laporan hasil inspeksi
kepada tingkat manajemen yang
sesuai dalam KAP

RINGKASAN
Pengauditan menawarkan berbagai kesempatan karir dalam bidang akuntansi
publik,industri atau perusahaan maupun dalam pemerintahaan. Selama abad
yang lalu, jasa pengauditan yang di lakukan profesi akuntansi publik di
Amerika Serikat telah berperan sebagai komponen penting dalam ekonomi
bebas Negara tersebut.Walaupun perkembangan akuntasi di Indonesia baru
terjadi mulai tahun limapuluhan, tetapi pengauditan telah menunjukan peran
yang

penting

sejalan

dengan

perkembangan

perekonomian

Indonesia.Pemahaman masyarakat yang semakin meningkan akan peran


Kantor Akuntan Publik (KAP) mendorong profesi untuk meningkatkan pula
jenis jasa yang di berikan,baik berupa jasa atestasi maupun non atestasi.
Sebagai profesi yang sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat,
Ikatan Akuntan Indinesia telah menetapkan standar profesional akuntan
publik dan kode etik IAI untuk menjamin agar profesi bisa memberikan jasa
yang

bermutu

dalam

memenuhi

tanggung

klien,masyarakat umum, dan pemerintahan.

jawabnya

terhadap

Anda mungkin juga menyukai