Anda di halaman 1dari 2

INILAH KUNCI SURGA

dakwatuna.com Surga, dengan segala kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh
telinga dan terlintas dalam hati manusia, memiliki pintu-pintu untuk memasukinya. Pintu-pintu surga itu
memerlukan kunci untuk membukanya. Apakah gerangan kunci surga itu?
Kunci surga sesungguhnya telah dijelaskan secara gamblang oleh Baginda Rosulullah SAW dalam
beberapa sabdanya, diantaranya Hadis dari Muadz bin Jabal, Barangsiapa yang meninggal dan dia
bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur dari
hatinya, maka ia masuk surga. (HR. Imam Ahmad). Di Hadis lain, Rasulullah SAW bersabda,
Barangsiapa meninggal sedang ia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, ia masuk
surga.(HR. Muslim).
Ternyata, kunci surga adalah dua kalimat syahadat (syahadatain). Dua kalimat yang tak asing bagi umat
Islam bahkan begitu sering didengar dan diucapkan. Dua kalimat yang menjadi pintu gerbang kembali
kepada Islam (Al Madkhol Ilal Islam) bagi para muallaf. Namun, apakah semudah itu surga dapat dibuka
dan dimasuki hanya dengan dua buah kalimat? Jika demikian tentu semua orang sangat mungkin bisa
mengucapkannya meski harus dibimbing terlebih dahulu dan akhirnya berhak masuk surga.
Ketahuilah, setiap kunci pasti memiliki sejumlah gerigi. Begitu pula kunci surga. Jika kunci surga yang
sesuai geriginya maka pintu surga akan terbuka. Imam Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa
seseorang pernah bertanya kepada Imam Wahhab bin Munabbih, seorang tabiin terpercaya dari Shana,
Bukankah Laa ilaaha illallah itu kunci surga? Wahhab menjawab, Benar, akan tetapi setiap kunci pasti
bergerigi. Jika engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan dibukakan untukmu.
Gerigi-gerigi kunci itulah yang kemudian menjadi syarat diterimanya dua kalimat syahadat. Asy-Syaikh
Muhammad Said Al Qohthoni menjelaskan tujuh syarat diterimanya syahadat. Pertama, Al
Ilmu (mengetahui). Setiap orang yang bersyahadat harus mengetahui dengan benar apa makna dan
maksud yang terkandung dalam dua kalimat tersebut. Jika tidak, maka tak ubahnya seperti burung beo
yang pandai mengucapkan kata-kata tanpa mengetahui maknanya. Allah SWT berfirman, Maka
ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi
dosamu(QS. Muhammad : 19). Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah mendahulukan perintah untuk
memiliki pengetahuan akan sesuatu sebelum memerintahkan untuk beramal. Pada ayat lain Allah
melarang hambaNYA untuk menuruti sesuatu tanpa mengetahui tentang apa yang diikutinya. Allah SWT
berfirman, Dan jangalah engkau turut apa-apa yang engkau tidak ada ilmu padanya, sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semua akan dimintai pertanggungjawaban.(QS. Al Isro: 36). Oleh
karena itu pengetahuan tentang makna syahadat menjadi syarat diterimanya dan terbukanya pintu surga.
Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah, niscaya dia akan masuk surga.(HR. Muslim).
Syarat kedua, Al Yaqin (meyakini). Setiap orang yang mengikrarkan dua kalimat syahadat ini harus
meyakini sepenuh hati tanpa ada keraguan di dalamnya. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya orangorang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNYA kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah
orang-orang yang benar. (QS. Al Hujurat: 15). Rasulullah SAW bersabda , Aku bersaksi bahwa tidak
ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba
bertemu Allah sambil membawa dua kalimat syahadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk
surga.(HR. Muslim).
Imam Al Qurthubi menjelaskan dalam kitabnya Al Mufhim ala Shahih Muslim, Tidak cukup dengan
melafalkan syahadatain, akan tetapi harus dengan keyakinan hati.
Syarat ketiga, Al Qobul (menerima). Syahadat baru diterima di sisi Allah SWT jika menerimanya dengan
total atas konsekuensi yang menyertainya dengan hati dan lisannya. Jika seseorang mengucapkan
syahadat hanya di lisannya tanpa mengakui kebenaran di hatinya maka syahadatnya ditolak. Ia adalah
seorang munafiq Itiqodiy. Allah SWT mengecam kaum musyrik lagi munafiq yang menolak kalimat
syahadat ini dalam firmanNYA, Orang-orang musyrik itu apabila dikatakan kepada mereka :
(ucapkanlah) Laa ilaaha illallah, mereka menyombongkan diri seraya berkata : apakah kami harus
meninggalkan sesembahan-sesembahan kami hanya karena ucapan penyair yang gila ini.(QS. Ash
Shoffat : 35-36).

Syarat keempat, Al Inqiyad (tunduk patuh). Ikrar syahadat harus diikuti dengan sikap tunduk patuh
terhadap kandungan maknanya. Allah SWT berfirman, Kembalilah ke jalan Tuhanmu, dan tunduklah
kepadaNYA. (QS. Az Zumar : 54). Sesungguhnya ketika seseorang telah berikrar syahadat maka ia telah
memeluk Islam yang diharapkan memiliki sikap tunduk dan patuh secara total segala aturan yang ada di
dalamnya. Firman Allah dalam Quran surah Luqman ayat 22 menjelaskan hal ini. Dan barangsiapa yang
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang
pada ikatan tali yang amat kokoh (kalimat Laa ilaaha illallah). Rosulullah SAW bersabda, Tidaklah
beriman salah seorang di antara kalian, sehingga hawa nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku
bawa.(HR. Imam Nawawi).
Syarat kelima, Ash Shidq (jujur atau benar). Syahadat harus diucapkan dengan sungguh-sungguh tanpa
kepalsuan dan kepura-puraan. Ucapan lisannya harus sejalan dengan pikiran dan hatinya. Karena Allah
Maha Mengetahui setiap hamba yang jujur dalam keimanan dan yang melakukan penipuan. Dan di
antara manusia ada yang mengatakan, Kami beriman kepada Allah dan hari Akhir, padahal mereka itu
sebenarnya bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang
beriman, padahal pada hakikatnya mereka hanya menipu diri sendiri, sedangkan mereka tidak
sadar.(QS. Al Baqoroh : 8-10). Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda, Tak seorangpun yang
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur dalam
hatinya, kecuali Allah mengharamkannya disentuh api neraka. (HR. Bukhori).
Syarat keenam, Al Ikhlash (ikhlas). Ikrar syahadat harus dilakukan dengan penuh keikhlasan dan hanya
mengharap ridha Allah SWT. Firman Allah, Mereka itu tidaklah diperintah kecuali agar menyembah Allah
dengan memurnikan kepatuhan kepadaNYA (ikhlas) dalam menjalankan agama secara lurus(QS. Al
Bayyinah : 5). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang
mengucapkan Laa ilaaha illallah semata-mata hanya mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla.(HR.
Muttafaq Alaihi).
Syarat terakhir adalah Al Mahabbah (cinta). Seorang yang telah mengikrarkan syahadat maka ia harus
mencintai Allah di atas segalanya dan mencintai segala sesuatu dalam rangka mencintai Allah SWT.
Firman Allah, Dan di antara manusia ada orang-orang yang mengambil tandingan-tandingan selain
Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
amat mencintai Allah di atas segala-galanya.(QS. Al Baqarah : 165).
Demikianlah syarat-syarat diterimanya syahadat yang merupakan gerigi-gerigi kunci surga. Sehingga jika
seorang hanya mengucapkan syahadat namun tidak memenuhi syarat-syaratnya maka ia bagaikan orang
yang memegang kunci surga yang tak bergerigi. Ia tak dapat membuka pintu surga dan mustahil masuk
kedalamnya. Allahualam bishowab.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/05/19/68832/inilah-kunci-surga/#ixzz3e9hcUxHf
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai