Diajukan Kepada :
dr. Budi Aviantoro, Sp.An
Disusun Oleh
Shaina Metadilla Putri
(20080310030)
SMF BAGIAN ILMU ANESTESI
RSUD TIDAR KOTA MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Anastesi
di RSUD Tidar Kota Magelang
Disusun Oleh:
Shaina Metadilla Putri
2008.031.0030
Telah dipresentasikan pada tanggal
April 2014
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Achmadi
Umur
: 53 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Pedagang
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal operasi
: 29 Maret 2014
Diagnosis Masuk
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Kaki kanan bengkak dan sulit digerakkan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan kaki kanannya bengkak dan sulit
digerakkan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien pernah mengalami KLL 3
bulan yang lalu dan mengalami patah tulang paha kanan. Pasien sudah
pernah menjalani operasi pemasangan plate post KLL 3 bulan yang lalu
tetapi pasien tidak rutin kontrol dan hanya sekali kontrol ke RS. Beberapa
hari yang lalu pasien menggunakan kedua kakinya untuk menapak ke
lantai dan terpeleset saat hendak wudhu. Setelah kejadian itu beberapa
luka jahitan pada paha kanan terlepas sehingga tampak daging yang
menonjol ke luar. Sejak saat itu pasien mengeluh kaki kanan menjadi sulit
digerakkan dan bengkak.
c. Riwayat penyakit dahulu
- KLL 3 bulan yang lalu
- Riwayat hipertensi (-)
3
WBC : 8,6
N: 4,8-10.8
RBC
N: 4,2-5,4
HGB : 11,8
N: 12-16
HCT
: 36,1
N: 37-47
MCV : 84,0
N: 79-99
MCH : 27,4
N: 27-31
MCHC: 32,7
N: 33-37
: 4,3
PLT
: 590
N:150-450
: 21,2 mg/dl
Creatinin
: 0,77 mg/dl
4) Fungsi Hati
SGOT
: 21,5 U/L
SGPT
: 9,4 U/l
HbsAg
: Negatif
5) Ro Thorax
-
V. DIAGNOSIS
a. Diagnosis Preoperatif : Refraktur Femur Dextra
b. Status operatif
:
-Teknik
: spinal anastesi; obat induksi: bupivacaine (Decain Spinal),
Morfin
-ASA : 1 (Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain
penyakit yang akan dioperasi)
c. Vital Sign
:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg Nadi: 88 x/menit
Suhu
: 36,5 0C
RR : 16x/menit
VI. TINDAKAN ANESTESI
a. Keadaan Pre Operatif:
Pasien menjalani program puasa 6 jam sebelum operasi dimulai. Ketika
sudah ada di ruang operasi dilakukan penggukuran vital sign dan
didapatkan hasil TD 130/80, nadi 88x / menit, dan didapatkan SPO2 =
97%
b. Jenis Anestesi:
Spinal anastesi, spontan respirasi dengan O2 untuk maintenance
c.
Maintenance
Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah dan nadi
dikontrol setiap 15 menit. Pengontrolan dilakukan pada nadi dan saturasi
berkisar antara 72 88 x/mnt & 97 100%, tekanan darah berkisar
antara 106-120/ 86-75. Infus RL diberikan pada penderita sebagai cairan
rumatan. Diberika inhalasi O2 agar pasien merasa nyaman. Dilakukan
pemberian
obat-obat
maintenace
selama
operasi
yaitu
piralen
Operasi selesai dalam waktu 60 menit (pkl. 11.00). Pasien dalam keadaan
stabil saat operasi selesai. TD 117/74, nadi 88x/menit, SPO2 = 100.
Catatan anestesi selama proses pembedahan
Parameter
Keterangan
Obat
cairan
yang
dipantau
SpO2
09.20
100
Mulai induksi
Decain Spinal, RL
morfin
09.30
97
Mulai operasi
Sedacum,
ketesse,
granon
09.45
99
10.00
100
10.15 79
98
10.30 77
100
10.45 88
99
11.00
RL
RL
Operasi Selesai
Recovery :
Pasien dipindahkan ke ruang recovery dan diobservasi Aldrette score-nya.
Bila pasien tenang dan Aldrette Score 8 tanpa nilai 0, pasien dapat
dipindahkan ke bangsal. Pada kasus ini Aldrette Score pasien = 8 dengan
perincian :
1. Pernafasan
Bernafas dalam dan teratur bernilai 2
2. Kesadaran
Kesadaran bernilai 2 yaitu pasien sadar penuh dan orientasi baik
3. Sirkulasi
7
dengan
kerusakan
jaringan
actual
maupun
potensial,
atau
10
Jika impuls nyeri sampai pada sistem ini, nyeri secara kasar ditafsirkan
pada
bagian
otak
ini.
Impuls
kemudian
berjalan
ke
korteks
11
Perlengkapan lain berupa kain kasa steril, povidon iodine, alcohol, dan
duk steril juga harus disiapkan. Jarum spinal. Dikenal 2 macam jarum spinal,
yaitu jenis yang ujungnya runcing seperti ujung bamboo runcing (QuinckeBabcock atau Greene) dan jenis yang ujungnya seperti ujung pensil
(whitacre). Ujung pensil banyak digunakan karena jarang menyebabkan nyeri
kepala pasca penyuntikan spinal.
5. Teknik Anestesi Spinal
Berikut langkah-langkah dalam melakukan anestesi spinal, antaralain:
Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi duduk merupakan
posisi termudah untuk tindakan punksi lumbal. Pasien duduk di tepi meja
operasi dengan kaki pada kursi, bersandar ke depan dengan tangan menyilang
di depan. Pada posisi dekubitus lateral pasien tidur berbaring dengan salah
satu sisi tubuh berada dimeja operasi. Posisi permukaan jarum spinal
ditentukan kembali, yaitu di daerah antara vertebrat lumbalis (interlumbal).
Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien.
Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang
medial dengan sudut 10-30 terhadap bidang horizontal ke arah cranial.
Jarum lumbal akan menembus ligamentum supraspinosum, ligamentum
interspinosum,
ligamentum
flavum,
lapisan
duramater,
dan
lapisan
tentang
mekanisme
homeostasis
yang
bertujuan untuk
merawat
14
DAFTAR PUSTAKA
Boulton Thomas dan Blogg Colin E. 1994. Anestesiologi. EGC : Jakarta.
Gunawan Sulistia G, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FK
UI:Jakarta.
Guyton dan Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. EGC:Jakarta.
Latief A.S, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi 2. Bagian
anestesiologi dan terapi intensif FKUI: Jakarta.
Neal M.J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima.
Erlangga:Jakarta.
15