BATUAN BEKU
2.1 DASAR TEORI
2.1.1
alat-alat
teknologi
tinggi
seperti
II-1
dan magnesium, sedang kerak bumi bagian luar terdiri dari lapisan SIAL dengan
komposisi utamanya berupa oksigen, silisium dan aluminium.
Tabel 2.1.1. Komposisi dari struktur bumi dalam persen berat (Mason, 1966).
Unsur
Kerak Benua
Kerak
Mantel (rata-
Inti (rata-rata
rata Batuan
Meteorit Besi)
Meteorit)
Samudra
SiO2
60,1
49,9
38,3
TiO2
1.1
1.5
0.1
Al2O3
15.6
17.3
2.5
Fe2O3
3.1
2.0
FeO
3.9
6.9
12.5
FeS
5.8
Fe
11.9
90.8
Ni
1.4
8.6
Co
0.1
0.6
MgO
3.6
7.3
24.0
CaO
5.2
11.9
2.0
Na2O
3.9
2.8
1.0
K2O
3.2
0.2
0.2
P2O5
0.3
0.2
0.2
Kelompok Mineral
K-Feldspar, Plagioklas
Persen Volume
58
II-2
Piroksen, Amfibol
Kuarsa
13
11
10
Olivin
3
2
Komposisi bumi dari unit-unit struktur utama di atas dapat dilihat dalam
Tabel 1.1. Terlihat unsur mineral utama inti bumi adalah besi dan magnesium
ditambah silikat-silikat besi terkandung dalam jumlah yang lebih besar dari
mantel. Silikat banyak terjadi di kerak bumi/benua. Sedangkan Tabel 1.2
memperlihatkan bahwa kelompok mineral silikat yang paling banyak yaitu
kelompok feldspar (K-feldspar dan plagioklas) dengan 58% volume dan mineralmineral utama pembentuk batuan seperti piroksen, amfibol, kuarsa, mika dan
olivin mencapai 37% volume, serta mineral-mineral penyerta pembentuk batuan
berjumlah sangat kecil yaitu 5% volume seperti karbonat, oksida, sulfida, halida,
epidot, aluminosilikat, garnet dan zeolit.
2.1.2
magma. Proses pembekuan magma tersebut merupakan proses peleburan fase dari
fase cair menjadi padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal-kristal
mineral primer ataupun gelas.proses pembekuan magma akan berpengaruh
terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan koposisi batuan sangat
ndipengaruhi oleh sifat magma asal.
II-3
2.1.3
b.
II-4
Pada Bowen reaction series, mineral yang terbentuk pertama kali adalah
mineral yang labil dan mudah berubah menjadi mineral lain.mineral yang
terbentuk pada temperatur rendah adalh mineral yang relatif stabil. Pada jalur
sebelah kiri yang terbentuk pertama kali adalah olivin sedangkan mineral yang
terbentuk terakhir adalah biotit.
Mineral-mineral pada bagian kanan diwakili oleh kelompok plagioplas
karena kelompok mineral
kali suhunya sangat tinggi adalah calcic plagioclase (bytownite), sedangkan pada
suhu rendah terbentuk alcalic plagioclase (oligoklas). Mineral-mineral sebelah
kanan dan kiri bertemu dalam bentuk potasium felspar kemudian menerus kepada
muskofit dan berakhir dalam bentuk kuarsa sebagai mkineral yang paling stabil.
Menurut W.T. Huang (1962), komposisi mineral pembentuk batuan
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok mineral, yaitu :
II-5
kehadirannya
sangat
menentukan
dalam
penamaan
batuan.
- Kalsit
- Serisit
- Kaolin
- Klorit
- Pirit
- Kalkopirit
II-6
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam
yang tersusun atas mineral-mineral felsik, misalnya: kuarsa, potas felspar,
dan muskovit.
b.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam, umumnya adalah batuan
beku intermediet, dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak.
c.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penyusunnya dominan adalah mineral-mineral mafik.
d.
II-7
Massif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas atau
apabila pada batuan tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain yang
tertanam dalam tubuhnya.
b.
Pillow lava atau lava bantal : Struktur yang dinyatakan pada batuan
ekstruksi tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana
ukuran dari bentuk ini berdiameter 30-60 dan jaraknya berdekatan.
c.
d.
e.
f.
Autobeccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen dari lava itu
sendiri
II-8
mineralogy,
maka
tekstur
berhubungan
dengan
pembentukan
dan
b.
II-9
W. T. G
Heinric
butir
Halus
Sedang
Kasar
Sangat
<1 mm
1 5 mm
> 5 cm
< 1 mm
1 5 mm
5 30 mm
> 30 mm
< 1 mm
1 10 mm
10 30 mm
> 30 mm
kasar
Jika batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur tidak
dapat di ketahui sehingga harus dihentikan.
2.2.4.3 Kemas
Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan mineral
didalam suatu batuan.
a.
cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk butir. Hal ini dapat
memberi
gambaran
mengenai
proses
kristalisasi
mineral-mineral
Euhedral
Jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh
bidang kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan
beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral dengan
bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik
granular atau panidiomorfik granular.
Subhedral
Jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang
tidak begitu jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak.
Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun umumnya
berbentuk
kristal
subhedral
disebut
hipidiomorfik
II-10
Anhedral
Panidiomorfik granular
2.
Hipodiomorfik granular
3.
Allotriomorfik granular
Inequigranular
Suatu batuan beku disebut memiliki tekstur inequigranular
Faneroporfiritik
2.
Porfiroafanitik
II-11
sangat
menentukan
dalam
penamaan
batuan.
Piroksen,
Dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Orto Piroksen dan Klino
Piroksen. Yang termasuk ke dalam Orto Piroksen antara
lain: Enstatite, Hypersten. Yang termasuk ke dalam
Klino Piroksen antara lain: Diopsit, Augit, Pigeonit,
Aigirin, Spodemen, Jadeit.
Amfibol
(Hornblende,
Lamprobolit,
Riebeckit,
Glukofan).
-
Biotit.
II-12
II-13
Nama Mineral
Warna
Belahan
Keterangan/Sifat K
Olivin
Hijau
mineral
Tidak teratur, membutir,
Piroksen
Hijau tua
massif
Prismatik pendek
2 arah saling
Kilap kaca,
Amfibol
Hitam, coklat
Prismatik panjang,
tegak lurus
2 arah,
permukaan halus
Kilap arang
menyerat, membutir
membentuk
Tabular, berlembar
sudut
2 arah
Kilap kaca
2 arah
3 arah
1 arah
(Hornblende)
Biotit
Hitam, coklat
Tak sempurna
Kilap kaca
(memika)
Alkali feldspar
Plagioklas
Muskovit
Merah jambu,
Prismatik/tabular panjang,
Putih
masif, membutir
Putih susu,
Prismatik/tabular panjang,
abu abu
masif, membutir
Putih, transparan
Tabular, berlembar
(memika)
Kuarsa
Kalsit
Klorit
Tidak berwarna,
putih abu
membutir
Tidak berwarna,
Rhombohedral, masif,
putih
membutir
Hijau
Berlembar (memika)
Tidak ada
Sempurna
Sempurna
Serisit
Tidak berwarna,
Tabular, berlembar
Sempurna
Kilap kaca
Asbes
putih
Putih
Terutama tersusun at
menyerat
antopilit
II-14
Garnet
Coklat merah
Poligonal, membutir
Tidak ada
Halite
Tak berwarna,
Sempurna
Tak berwarna,
Memapan, membutir,
Sempurna
Lembar-lembar tipis
putih
menyerat
putih, merah
Gypsum
dari evaporit
: putih
; heksagonal
II-15
a. Kilap metalik/logam
Contoh : pyrite, tembaga
b. Kilap non metalik/non logasm
Contoh : kuarsa, talk
3. Bentuk Kristal/Perawakan Kristal
Apabila dalam pertumbuhan tidak mengalami gangguan apapun,
maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi
bentuk yang sempurna ini jarang sekali kita dapatkan karena gangguan
tersebut di alam selalu ada. Mineral di alam yang dijumpai sering pula
bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk
mengelompokkannya ke dalam sistem kristal. Sebagai gantinya dipakai
istilah perawakan kristal.
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan besar
menurut Richard M. Pearl (1975), yaitu :
a. Elongated Habits (meniang/berserabut)
b. Flattened Habits (lembaran tipis)
c. Rounded Habits (membutir)
4. Belahan
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang dipaksakan
melampaui batas elastisitas dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral
akan pecah. Apabila mineral pecah dengan teratur mengikuti permukaan
yang sesuai dengan struktur kristalnya disebut belahan (cleavage).
1. Mineral dengan arah satu belahan
Contoh : Muskovit, Biotit, Talk, dll.
2. Mineral dengan dua arah belahan
Contoh : Hornblende, Piroksen, Ortoklas, dll.
3. Mineral dengan tiga arah balahan
Contoh : Dolomite, Magnesit, dll.
4. Mineral dengan empat arah belahan
Contoh : Marialite, Melonite, Flourite, dll.
2.2.7. Pembagian dan Penamaan Batuan Beku
II-16
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan
berdasarkan susunan mineraloginya.
2.2.7.1 Berdasarkan Genetik
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa)
batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a.Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat
sehingga batuan seluruhnya
(struktur holohyalin).
contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
Tiga prinsip tipe batuan intrusi batuan beku berdasarkan
bentuk dasar geometrinya:
1.
2.
3.
Relatif memiliki tubuh yang kecil yakni hanya plutonpluton yang kecil. Bentuk yang khas dari intrusi ini
adalah intrusi silinder atau pipa. Sebagian besar
merupakan sisa dari korok atau gunung api tua,
biasanya disebut vulkanik nek (teras gunung api).
b.
Batuan beku Basa memiliki kandungan silika antara 45% 52%. Contohnya Gabro, Basalt.
b.
II-18
pembentukan
mineral.
Dan
tekstur
afanitik
Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat
pembesar.
b.
Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c.
Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d.
Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
2.
3.
4.
II-19
5.
6.
7.
8.
9.
b.
Jenis
dan
kelompok
batuan
dibatasi
oleh
kolom-
dibedakan
dan
menjadi
lainnya,sedangkan
plagioklas
asam
dan
II-20
cerah
dibandingkan
megaskopis
untuk
dengna
plagioklas
basa,secara
membedakannya.
Untuk
kuarsa atau
ditambahkan
kuarsa
dan
alkali
disebut
diorit.
Tersusun
oleh
II-21
batuan
beku
sering
ditambah
aspek
II-22
2.3
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunung api,
sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan
magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya
dinamakan sebagai piroklastik, yang berasal dari kata pyro berarti api (magma
yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi),
dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika.
2.3.1
Genesa
Secara genetik batuan beku fragmental dapat dibagi menjadi empat tipe
utama, yaitu:
a. Endapan Jatuhan Piroklastik (Piroclastic Fall Deposits)
Endapan piroklastik ini dihasilkan dari erupsi eksploasif
yang melemparkan material material vulkanik ke atmosfir dan
jatuh di sekitar erupsi.Bahan piroklastik setelah dilempar dari
pusat vulkanik langsung jatuh ke darat melalui medium udara.
Ciri yang nampak dari endapan ini adalah berlapis baik, dan
pada lapisannya akan memperlihatan struktur butiran bersusun,
dengan beberapa struktur yang pada strata sedimen, antara lain
kenempakan
gradasi
normal
pada
pumis
maupun
II-23
II-24
Nama batuan
Bom gunungapi
Aglomerat
Blok/bongkah gunungapi
Lapili
Abu gunungapi kasar (pasir
Breksi piroklastik
Batulapili
kasar)
Abu gunungapi halus
Tuf kasar
Tuf halus
II-26
II-27
material
piroklastik
khususnya
berbutir
halus
II-28
II-29
II-30
II-31
2.4
2.
II-32
3.
4.
5.
Gunakan
hasil
menggunakan
pengamatan
klsifikasi
untuk
tertentu,
menentukan
pada
nama
praktikum
ini
II-33
Bagaimana
II-34