Anda di halaman 1dari 9

RESUME PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP

PENYALAHGUNAAN IZIN KEIMIGRASIAN MENURUT


UNDANG-UNDANG RI NO. 9 TAHUN 1992 TENTANG
KEIMIGRASIAN
Tugas Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian

Oleh:
Valdi Akhmad Wrismanto, 010112300

Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau


berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam
lalu-lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Mengingat demikian banyaknya instansi dan pejabat yang terkait di bidang
penegakan hukum, maka reformasi penegakan hukum tampaknya memerlukan
peninjauan dan penataan kembali seluruh struktur kekuasaan / kewenangan
penegakan hukum. Reformasi di bidang penegakan hukum dan struktur hukum,
bahkan juga di bidang perundang-undangan, berhubungan erat dengan reformasi di
bidang budaya hukum dan pengetahuan / pendidikan hukum. Hukum keimigrasian
merupakan bagian dari sistem Hukum Administrasi Negara. Secara faktual harus
diakui bahwa peningakatan arus lalu-lintas orang, barang, jasa dari dan ke wilayah
Indonesia dapat mendorong dan memacu pertumbuhan ekonomi serta proses
modernisasi masyarakat. Namun peningkatan arus lalu-lintas barang, jasa, modal,
informasi dan orang juga dapat mengandung pengaruh negatif yang akan semakin
meluas ke pola kehidupan serta tatanan sosial budaya yang dapat berpengaruh pada
aspek pemeliharaan keamanan dan ketahanan nasional secara makro. Untuk
meminimalisasikan dampak negatif yang timbul akibat mobilitas manusia, baik warga
negara Indonesia maupun orang asing yang keluar, masuk, dan tinggal di wilayah
Indonesia, keimigrasian harus mempunyai peranan yang semakin besar.
Berdasarkan politik hukum keimigrasian yang bersifat selektif, ditetapkan
hanya orang asing yang:

a. Memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa, dan negara Republik


Indonesia;
b. Tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum; serta
c. Tidak bermusuhan dengan rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia,
diizinkan masuk dan dibolehkan berada di wilayah Indonesia, serta diberi izin
tinggal sesuai dengan maksud dan tujuan kedatangannya di Indonesia.
Dengan demikian, peran penting aspek keimigrasian dalam tatanan kehidupan
kenegaraan akan dapat terlihat dalam pengaturan keluar-masuk orang dari dan ke
dalam wilayah Indonesia, dan pemberian izin tinggal serta pengawasan terhadap
orang asing selama berada di wilayah Indonesia.
Hukum adalah sarana yanh di dalamnya terkandung nilai-nilai atau konsepkonsep tentang keadilan, kebenaran, kemanfaatan sosial dan kandungan hukum ini
bersifat abstrak.
Penegakan hukum khususnya hukum pidana apabila dilihat dari suatu proses
kebijakan maka penegakan hukum pada hakekatnya merupakan penegakan kebijakan
melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap Formulasi;
b. Tahap Palikasi;
c. Tahap Eksekusi.
Dapatlah dikatakan bahwa ketiga tahap kebijakan penegakan hukum pidana
tersebut terkandung didalamnya tiga kekuasaan atau kewenangan, yaitu kekuasaan
Legislatif pada tahap formulasi, yaitu kekuasaan legislatif dalam menetapkan atau
merumuskan apa yang dapat dipidana dan sanksi apa yang dapat dikenakan.
Penegakan hukum dalam negara dilakukan secara preventif dan represif.
Penegakan secara preventif diadakan untuk mencegah agar tidak dilakukan

pelanggaran hukum oleh warga masyarakat dan tugas ini pada umumnya diberikan
pada badan-badan eksekutif dan kepolisian. Penegakan hukum represif pada tingkat
operasional didukung dan melalui berbagai lembaga yang secara organisatoris
terpisah satu dengan yang lainnya, namun tetap berada dalam kerangka penegakan
hukum.
Isitilah pidana merupakan isitilah yang lebih khusus, maka perlu ada
pembatasan pengertian atau makna sentral yang dapat menunjukkan ciri-ciri atau
sifat-sifat yang khas.
Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, berikut ini dikemukakan
beberapa pendapat atau definisi dari para sarjana sebagai berikut:
1. Prof Sudarto, SH:
Pidana ialah penderitaan yang sengaja diberikan kepada orang yang
melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
2. Prof. Roeslan Saleh:
Pidana adalah reaksi atas delik, dan ini berwujud suatu nestapa yang
dengan sengaja ditimpakan negara pada pembuat delik.
Istilah imigrasi berasal dari bahasa Latin migratio yang artinya perpindahan
orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat negara lain. Sedangkan
menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1992 dalam pasal 1
butir 1 disebutkan: Keimigrasian adalah hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk

atau keluar wilyah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di
wilayah Negara Republik Indonesia.
Di Indonesia, pemeriksaan keimigrasian telah ada sejak zaman penjajahan
Belanda. Pada saat itu, terdapat badan pemerintah kolonial Belanda bernama
Immigratie Dienst yang bertugas menangani masalah keimigrasian untuk seluruh
kawasan Hindia Belanda.
Sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, namun baru pada
tanggal 26 Januari 1950 Immigratie Dienst ditimbang terimakan dari H. Breekland
kepada Kepala Jawatan Imigrasi dari tangan Pemerintah Belanda ke tangan
Pemerintah Indonesia, tetapi yang lebih penting adalah peralihan tersebut merupakan
titik mula dari era baru dalam politik hukum keimigrasian Indonesia, yaitu perubahan
dari politik hukum keimigrasian yang bersifat terbuka (open door policy) untuk
kepentingan pemerintahan kolonial, menjadi politik hukum keimigrasian yang
bersifat selektif didasarkan pada kepentingan nasional Indonesia.
Secara operasional peran keimigrasian dapat diterjemahkan ke dalam konsep
Trifungsi Imigrasi. Dimana konsep ini hendak menyatakan bahwa sistem
keimigrasian, baik ditinjau dari budaya hukum keimigrasian, materi hukum
keimigrasian, lembaga, organisasi, aparatur, mekanisme hukum keimigrasian, sarana
dan prasarana hukum keimigrasian, dalam operasionalisasinya harus selalu
mengandung Trifungsi, yaitu:
a. Fungsi pelayanan masyarakat
Salah satu fungsi keimigrasian adalah fungsi penyelenggaraan
pemerintahan atau admninistrasi yang mencerminkan aspek pelayanan. Dari aspek

itu, imigrasi dituntut untuk memberi pelayanan prima di bidang keimigrasian, baik
kepada Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing.
b. Fungsi penegakan hukum
Dalam pelaksanaan tugas keimigrasian, keseluruhan aturan hukum
keimigrasian itu ditegakkan kepada setiap orang yang berada di dalam wilayah
hukum negara Republik Indonesia, baik itu Warga Negara Indonesia atau Warga
Negara Asing.
c. Fungsi keamanan
Imigrasi berfungsi scara penjaga pintu gerbang negara. Dikatkan demikian
karena imigrasi merupakan institusi pertama dan terakhir yang menyaring kedatangan
dan keberangkatan orang asing ke dan dari wilayah Republik Indonesia. Pelaksanaan
fungsi keamanan yang ditujukan kepada Warga Negara Indonesia dijabarkan melalui
tindakan pencegahan ke luar negeri bagi Warga Negara Indonesia atas permintaan
Menteri keuangan dan Kejaksaan Agung. Khusus untuk Warga Negara Indonesia
tidak dapat dilakukan pencegahan karena alasan-alasan keimigrasian belaka.
Ada berbagai pendapat yang menyatakan di mana sebenarnya fungsi
keimigrasian itu berada. Di bidang politik sering fungsi keimigrasian ditempatkan
pada hubungan-hubungan internasional, disisi lain hak seseorang untuk melintasi
batas negara dan bertempat tinggal di suatu negara dilihat sebagai hak asasi manusia.
Di bidang ekonomi tampak jelas sekali keterkaitan fungsi imigrasi dalam rangka
melaksanakan politik perekonomian suatu negara. Hal itu terkait dalam rangka
melaksanakan politik perekonomian suatu negara. Hal itu terkait dalam kerangkan
pertumbuhan dan perkembangan perekonomian global yang ditandai dengan

peningkatan arus investasi sehingga menciptakan lapangan kerja, mengalirkan


teknologi baru, dam akan meningkatkan arus manusia ke kawasan tersebut, atau
dengan kata lain, ke mana investasi ditanam ke sana pula arus manusia mengikutinya.
Pengaruh sosial dan budaya terjadi karena ada interaksi diantara mereka, baik di
lingkungan pendatang meupun penerima. Negara berkepentingan, melalui fungsi
keimigrasian, untuk tetap menjaga kondisi sosial dan budaya yang ada di dalam
masyarakat agar pengaruh dari luar tidak merusak struktur sosial budaya
masyarakatnya. Permasalahan yang timbul berkaitan dengan aspek politis, ekonomis,
sosial, dan budaya pada masyarakat akan sangat berpengaruh pada stabilitas
keamanan negara tersebut. Demikian pula kependudukan yang merupakan salah satu
gatra di dalam konsep ketahanan nasional. Kependudukan merupakan aset bangsa.
Struktur dan komposisi penduduk negara memiliki hubungan yang sangat erat dengan
kondisi politis, ekonomis, sosial, budaya, serta keamanan nasional.
Dalam pasal 24 Undang-undang No. 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian
disebutkan:
(1) setiap orang yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin
keimigrasian.
(2) izin sebagaimana dimaksud dakan ayat (1), terdiri atas:
a. Izin Singgah;
b. Izin Kunjungan;

c. Izin Tinggal Terbatas;


d. Izin TInggal Tetap.
Izin singgah diberikan untuk orang asing yang memerlukan singgah di
wilayah Indonesia guna dapat meneruskan perjalanan ke negara lain atau kembali ke
negara asal. Izin sinngah diberikan kepada orang asing pemegang visa singgah yang
telah memperoleh izin masuk dan orang asing pemegang visa singgah saat
kedatangan yang telah memperoleh izin masuk.
Izin kunjungan diberikan oleh pejabat imigrasi di tempat pemeriksaan
imigrasi kepada orang asing mancanegara yang dibebaskan keharusan memiliki visa
kunjungan, dan orang asing pemegang visa kunjungan.
Izin tinggal terbatas diberikan kepada:
1) Orang asing pemegang izin masuk dengan visa tinggal terbatas.
2) Anak yang lahir dan berada di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
kawin dari orang tua pemegang izin tinggal terbatas.
3) Anak yang lahir dan berada di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
kawin dari ibu Warga Negara Indonesia dan ayahnya tidak memiliki izin
tinggal terbatas.
4) Orang asing yang mendapat alih status izin kunjungan menjadi izin tinggal
terbatas.

Izin tinggal tetap diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap di
Indonesia. Perpanjangan izin tinggal tetap diajukan paling lama 60 (enam puluh) hari
sebelum izin tinggal tetap berakhir.
Dengan demikian, keimigrasian dapat dilihat dalam perspektif hukum
administrasi negara. Sesungguhnya, masalah keimigrasian justru merupakan sebagian
kebijakan organ administrasi negara yang melaksanakan kegiatan pemerintahan
(administrasi negara). Kebijakan yang dimaksud adalah gambaran dari perbuatan
hukum pemerintah (overheads handeling).

Anda mungkin juga menyukai