Bab 1 Maju
Bab 1 Maju
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu
direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif
dan efisien. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu
kegiatan pembelajaran juga harus dilakukan secara sistematis dan sistemik
melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Permendiknas No 41,
2007).
Fisika
merupakan
salah
satu
cabang
IPA yang
mendasari
sehingga
keaktifan
dalam
proses
pembelajaran
dapat
meningkat. Selain itu, juga perlu merangsang siswa agar mau menggali lagi
materi terkait dengan sumber belajar selain dari guru. Salah satu metode yang
sesuai dengan pemaparan tersebut adalah metode pembelajaran kolaboratif.
Dalam pembelajaran kolaboratif, diterapkan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok belajar dan setiap anggota harus bekerja
sama utuk menyelesaikan masalah yang diberikan sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna (Barkley, Cross, dan Mayor, 2012). Dalam proses
pembelajaran kolaboratif tersebut siswa diharapakan dapat menemukan dan
membangun konsep sendiri tanpa bantuan dari guru. Siswa juga dapat bekerja
sama saling membenarkan jika ada salah konsep dari teman lainnya. Dengan
demikian diharapkan setidkanya adanya perubahan konsep dari siswa dari
konsep yang salah menjadi benar, karena inti dari proses pembelajaran adalah
adanya perubahan pemikiran dari siswa.
Menurut Posner, et al (dalam Delhita, 2010) dalam proses belajar
mengajar terdapat perubahan konsep. Perubahan konsep ini dapat melalui dua
tahap yaitu tahap asimilasi dan akomodasi. Dengan asimilasi siswa
menggunakan konsep-konsep yang telah dipunyai untuk berhadapan dengan
fenomena baru. Setelah menggabungkan konsep-konsep yang dipunyai siswa
mencocokkan dengan fenomena yang ada. Kemudian pada tahap akomodasi
siswa mengubah konsep mereka terhadap fenomena dari benar menjadi salah
ataupun sebaliknya. Penggunaan konsep yang salah dapat dikatakan
miskonsepsi
memahami konsep tersebut dengan benar. Guru bersama siswa bekerja sama
agar dapat memeperoleh tujuan pembelajaran yang diharapkan
Dalam rangka mengubah konsep siswa dari yang salah menjadi benar
diperlukan suatu pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Pembelajaran yang akan digunakan adalah dengan menggunakan
pembelajaran kolaboratif yang mengintegrasikan TEs dan hands on
eksperimen untuk membantu siswa mengubah konsep mereka. Penelitian
tentang kolaboratif sudah banyak diteliti, namun tidak mengintegrasikan
dengan proses kognitif siswa. Menurut Widodo (2014) menggunakan
pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Sedangkan untuk penggunaan TEs dan REs sendiri biasanya
digunakan dalam pembelajaran matematiak realistic dan jarang digunakan
dalam pembelajaran fisika. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mencoba
hal tersebut ke dalam fisika yang konsepnya mungkin sulit untuk dilakukan
praktikum berdasarkan studi pustaka yang dilakukan oleh Valentz dan Halkia
(2010). Dari pemaparan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Pembelajaran Kolaboratif dengan menggunakan
Thought Experiment (TEs) dan Hands-on Experiment (Res) terhadap
Perubahan Konseptual dan Keaktifan Siswa SMA pada Materi Kinematika.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui perbedaan konsep siswa setelah mengikuti pembelajaran
kolaboratif berbasis TEs dan REs
D. Definisi Opersional
1. Pembelajaran Kolaboratif
Menurut Barkley pembelajaran kolaboratif diterapkan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok belajar. Dengan
menggunakan pembelajaran kolaboartif digharapkan siswa dapat lebih
aktif dalam pembelajaran fisika untuk dapat membangun konsep
mereka dengan bantuan teman sebaya mereka dan untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan adanya feedback
dari teman sebaya mereka diharapkan konsep-konsep yang salah dapt
menjadi benar
2. Thouht Experiment (eksperimen pemikiran) & hands-on experimen
Eksperimen pemikiran disini menuntut siswa dimana ketika diberikan
suatu permasalahan mereka diminta untuk membuat hipotesis dan
merancang suatu hubungan ataupun ekseprimen dalam pikiran mereka
tentang permasalahan tersebut. Kemudian untuk membuktikan