Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading
BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA
A. Pengertian Alat Peraga Pada Bab II telah dibahas secara singkat, bahwa alat peraga, alat bantu guru (teaching aids), atau alat bantu visual (AVA), pada dasarnya semua itu dapat kita masukkan dalam konsep media. Alat peraga diartikan sebagai alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Secara umum pengertian alat peraga didefinisikan sebagai benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika benda atau alat tersebut digunakan untuk pembelajaran IPA, benda atau alat itu disebut sebagai alat peraga IPA. Regional Education Centre of Science and Mathematic (RECSAM), mengelompokkan alat IPA sebagai berikut. 1. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktik IPA: termometer digunakan untuk menanamkan konsep suhu dan kalor; tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan zat kimia dalam bentuk larutan/cair, padatan/serbuk, atau gas; generator gas digunakan untuk membuat gas-gas tertentu. Alat praktik IPA jika jumlahnya banyak digunakan untuk kegiatan praktikum dan eksperimen, jika jumlahnya sedikit digunakan untuk demonstrasi. 2. Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan memahami suatu konsep secara tidak langsung. Alat yang termasuk ke dalam kelompok alat peraga ini ialah model dan carta. Contoh Model:
20 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Model turbin uap, untuk memudahkan pemahaman siswa tentang prinsip kerja turbin dalam menggerakkan generator listrik. Model alat penyaringan air, untuk menjelaskan proses penyaringan air kotor hingga diperoleh air bersih. Contoh Carta: Daftar Sistem Periodik Unsur-Unsur secara tidak langsung untuk menjelaskan nama, simbol, wujud (padat, cair, gas, logam, bukan logam, metalloid). Daur air, secara tidak langsung untuk menjelaskan siklus air di alam. Dikatakan tidak langsung karena penggunaan model, carta, dan poster dalam pembelajaran berbeda perannya dengan alat praktik. Model, carta dan poster digunakan untuk menjelaskan suatu konsep tanpa adanya kegiatan praktik. Dalam sumber lain dikatakan, yang dimaksud dengan alat peraga adalah alat yang dapat diperagakan atau ditunjukan dalam pembelajaran untuk memperjelas atau memvisualkan konsep, ide, atau pengertian tertentu. Termasuk dalam hal ini antara lain gambar, model, benda sesungguhnya, grafik (Nuryani & Andrian Rustaman, 1997). 3. Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan/ eksperimen IPA atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat yang termasuk kelompok ini ialah pembakar spiritus, papan flanel, papan tulis, OHP, selang, prop karet/gabus, komputer, dan sebagainya. Ada kelompok alat lain yang tidak termasuk alat IPA, tetapi kelompok ini sangat membantu dalam pelaksanaan percobaan/eksperimen IPA. Kelompok ini ialah perkakas/piranti atau tools, seperti: tang, obeng, palu, solder, pemotong kaca/pipa kaca atau botol, kikir, gunting, pisau pemotong/cutter, dan sebagainya. Penggolongan alat-alat IPA menjadi beberapa kelompok tidak bersifat mutlak. Batas antara kelompok satu dengan yang lain tidak jelas, bergantung pada cara dan tujuan penggunaannya. Misalnya generator gas, alat ini dapat berfungsi sebagai alat praktik dan dapat juga sebagai alat pendukung. Jadi, untuk
BERMUTU 21 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM mengetahui termasuk kelompok manakah suatu alat itu, harus kita tinjau dahulu fungsi dan tujuan dalam pembelajaran. Coba Anda pikirkan termasuk kelompok manakah neraca (timbangan)? Silahkan Anda menjawab pertanyaan ini dengan meninjau terlebih dahulu kegunaan atau fungsi neraca itu dalam pembelajaran. B. Pengembangan Alat Peraga Praktik (APP) IPA Alat IPA, berdasarkan definisi RECSAM, meliputi alat praktik, alat peraga, dan alat pendukung. Agar memudahkan komunikasi dalam pembahasan selanjutnya, kita dapat menyebut alat IPA tersebut sebagai Alat Peraga Praktik (APP) IPA. Alangkah idealnya bila suatu sekolah memiliki APP IPA yang lengkap dan mencukupi kebutuhan praktik. Namun kiranya kondisi saat ini untuk mencapai keadaan seperti itu rasanya belum memungkinkan. Dengan meningkatnya jumlah siswa yang masuk dan bertambahnya sekolah, juga letak geografi Indonesia yang tersebar sampai kepelosok-pelosok dengan karakteristik yang berbeda, sehingga pemerintah mengalami kesulitan dalam hal pengadaan atau melengkapi APP IPA. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan guru yang inovatif dan kreatif dalam mencarikan alternatif alat untuk membantu pembelajarannya. Seorang guru IPA diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan materi IPA dengan baik, tetapi juga memiliki pengetahuan dan mampu mengembangkan media dan APP IPA sederhana yang bahan-bahannya sangat beragam dan mudah diperoleh dari lingkungan. Alat praktik, alat peraga, dan alat pendukung (APP) IPA telah banyak dibuat secara masal oleh pabrik. Namun karena alasan-alasan tertentu, seperti alat IPA kurang lengkap, jumlah alat IPA tidak memadai, atau sekolah sama sekali tidak memiliki alat IPA, maka alat IPA sederhana dapat dibuat dan dikembangkan sendiri oleh guru atau siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nyoman Kertiasa (1994) yang menyatakan tentang pengertian APP IPA sederhana atau disebut juga alat IPA buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita; dalam waktu relatif singkat dan tidak memerlukan keterampilan khusus dalam menggunakan alat/bahan/perkakasnya; dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan konsep- konsep /gejala yang sedang dipelajari; alat lebih bersifat kualitatif daripada ketepatan kuantitatif .
22 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
APP IPA sederhana yang dibuat dan dikembangkan dalam bentuk: 1. Padanan alat, yaitu alat yang dibuat dengan mengacu pada contoh alat yang sudah ada (alat praktik, alat peraga, alat pendukung) di laboratorium IPA. 2. Prototipe, yaitu alat baru yang sebelumnya tidak ada atau dapat juga merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada. Misalnya, perangkat alat distilasi berasal dari droping pemerintah ke laboratorium IPA menggunakan tabung pendingin Liebig, labu distilasi, klem, statif, dan penjepit klem. Pada saat digunakan dalam praktik, muncul masalah karena terbatasnya jumlah perangkat alat tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus dapat membuat alat yang kinerjanya mendekati sama, atau lebih baik daripada alat droping pemerintah tersebut. Guru dapat membuat prototipe alat distilasi tersebut dengan cara mengganti tabung pendingin Liebig dengan pipa gelas atau pipa plastik, serta mengganti klem, statif, dan penjepit klem dengan dudukan penyangga kayu. C. Mengapa APP IPA Sederhana Dibuat? Beberapa alasan yang mendukung perlunya APP IPA sederhana dibuat adalah sebagai berikut. 1. Membantu pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep lebih bermakna. 2. Alat IPA yang dimiliki sekolah tidak lengkap 3. Alat bantu standar/pabrikasi yang ada di sekolah tidak mencukupi. 4. Alat bantu standar/pabrikasi ada yang rusak atau tidak dapat digunakan. 5. Sekolah tidak/belum memiliki alat bantu standar/pabrikasi 6. Sejalan dengan tuntutan kurikulum, tujuan desain dan pembuatan alat: a. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. b. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya. c. Menyadarkan adanya keterkaitan konsep dengan kehidupan sehari- hari. d. Meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa.
BERMUTU 23 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM D. Fungsi dan Manfaat APP IPA dalam Pembelajaran Banyak fungsi dan manfaat yang dapat diperoleh, sehingga perlu dikembangkannya APP IPA, adalah sebagai berikut. 1. Fungsi APP IPA a. Sebagai penggganti atau tiruan benda sebenarnya b. Membantu guru dalam proses belajar mengajar c. Memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar dan kreatif
2. Manfaat APP IPA sederhana: a. Siswa lebih mudah memahami konsep yang dipelajari dengan bantuan alat peraga b. Siswa dapat memanfaatkan/menerapkan pengetahuan dan keterampilan IPA-Teknologi c. Keterampilan siswa bertambah dan lebih aktif belajar d. Daya kreativitas siswa bertambah e. Hubungan antara guru dan siswa lebih erat f. Biaya pengadaan relatif lebih murah dan waktu pengadaan dapat diatur sesuai kebutuhan g. Jumlah alat di sekolah bertambah
E. Mengembangkan APP IPA Sederhana APP IPA dirancang, dibuat dan dikembangkan tergantung pada kebutuhan, kegunaan dan tujuannya. APP IPA sederhana ini sebaiknya dibuat oleh: 1. Siswa baik secara kelompok maupun individual jika tujuannya untuk memberikan pengalaman langsung, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan, serta melatih dalam memahami konsep secara langsung. 2. Guru jika tingkat kesulitan dalam pembuatan alat cukup tinggi karena konsepnya sangat rumit. 3. Guru dan siswa jika tujuannya untuk melatih kerjasama.
24 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Beberapa hal yang perlu dimiliki oleh guru dan siswa dalam mengembangkan APP IPA sederhana ini adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai motivasi yang tinggi 2. Bersikap kreatif dan produktif 3. Menyediakan waktu dan tenaga untuk merancang, membuat dan mengembangkan alat 4. Bersifat terbuka (siap menerima kritik dan saran dari orang lain) 5. Mengetahui alat/bagian alat yang akan dikembangkan 6. Menguasai dengan baik konsep IPA dengan alat yang akan dibuat atau dikembangkan 7. Mampu menerapkan APP yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA.
F. Prinsip dan Kriteria Pembuatan dan Pengembangan APP IPA Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan dan pengembangan APP IPA sederhana, adalah sebagai berikut: 1. Bahan mudah diperoleh (memanfaatkan limbah, diminta, dibeli dengan harga relatif murah) 2. Mudah dalam perancangan dan pembuatannya 3. Mudah dalam perakitannya (tidak memerlukan keterampilan khusus) 4. Mudah dioperasikannya 5. Dapat memperjelas/menunjukkan konsep dengan lebih baik 6. Dapat meningkatkan motivasi siswa 7. Akurasi cukup dapat diandalkan 8. Tidak berbahaya ketika digunakan 9. Menarik 10. Daya tahan alat cukup baik (lama pakai) 11. Inovatif dan kreatif 12. Bernilai pendidikan
G. Langkah-langkah Pembuatan dan Pengembangan APP IPA Sederhana Langkah-langkah pembuatan dan pengembangaan APP IPA sederhana adalah sebagai berikut.
BERMUTU 25 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 1. Mempelajari standar isi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok pembelajaran. 2. Menentukan alat yang akan dibuat atau dikembangkan atau menentukan hal/bagian alat yang akan dibuat atau dikembangkan. 3. Membuat desain rancangan pembuatan alat IPA. 4. Menyiapkan alat, bahan, dan perkakas yang diperlukan. serta masing- masing alternatifnya. 5. Membuat alat sesuai dengan desain (perancangan). 6. Mengujicoba alat yang telah selesai dibuat 7. Menyempurnakan alat/bagian komponen alat jika masih ada kekurangan/ kelemahan. 8. Mengevaluasi alat, apakah alat peraga praktik yang telah dibuat layak dipergunakan dalam pembelajaran?
H. Evaluasi Keberhasilan Produk Hasil Pembuatan APP IPA Sederhana Untuk mengevaluasi keberhasilan produk hasil pembuatan atau pengembangan APP IPA sederhana perhatikan lima (5) aspek utama agar memperoleh APP IPA sederhana mempunyai tampilan yang memadai (tinggi). Pertama, akurasi hasil pengukuran, artinya alat peraga praktik yang dikembangkan tersebut harus mempunyai presisi minimal cukup memadai, tidak menimbulkan salah konsep atau pengertian. Kedua, bernilai pendidikan bagi siswa, artinya dengan mengkaji suatu fenomena melalui alat peraga praktik itu, siswa dimungkinkan melakukan secara berulang-ulang, dapat memperlambat, atau mempercepat, terbuka dan memperlihatkan suatu fenomena. Ketiga, tidak mengandung faktor resiko (zero-risk) bagi siswa yang menggunakan alat peraga tersebut. Faktor resiko dapat berupa adanya bagian yang tajam/membahayakan, kemungkinan jatuh/terbakar menimpa siswa, tersengat listrik. Keempat, life-time atau lama-pakai alat, artinya APP IPA tersebut diusahakan terbuat dari bahan yang relatif dapat dipakai dalam waktu lama atau secara berulang-ulang. Dengan demikian, APP IPA hasil proses kreatif ini tidak sekali pakai langsung rusak. Kelima, memiliki estetika. Walaupun sebagai APP IPA sederhana, hendaknya mempunyai penampilan yang bernilai seni, tanpa mengurangi kinerja APP tersebut. Aspek lain, selain kelima aspek tersebut di atas, dapat juga dimasukkan kriteria tambahan dalam menganalisis alat peraga hasil pengembangan guru dan
26 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
atau siswa tersebut sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, originalitas gagasan yang dikembangkan, ketersediaan bahan APP IPA di sekitar sekolah, dan sebagainya. I. Pengembangan APP IPA sederhana Uraian berikut adalah contoh mengembangkan APP IPA sederhana. 1. Alat Destilasi Sederhana a. Fungsi dan Prinsip kerja Fungsi alat distilasi sederhana adalah menunjukkan peristiwa distilasi, yaitu cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. Prinsip kerja alat dapat dikemukakan sebagai berikut. Misalnya suatu larutan keruh/kotor atau larutan teh akan dididistilasi. Larutan yang akan diidistilasi tersebut dimasukkan pada tabung reaksi, dipanaskan hingga mendidih dan menguap. Uap yang terjadi mengalir melalui pipa dan melewati tabung pipa pendingin yang dialiri air dingin, sehingga uap mengalami pendinginan berubah menjadi cair. Tetesan air distilasi ditampung pada suatu wadah. Selama proses distilasi berlangsung, aliran air masuk pada tabung pendingin melalui selang bagian bawah, kemudian keluar dari selang bagian atas. b. Desain Alat
BERMUTU 27 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM c. Perkakas 1) Gergaji 2) Pemotong pipa kaca 3) Pisau pemotong (Cutter) 4) Palu 5) Pelubang karet
d. Alat dan Bahan 1) Alas tegak dudukan alat: teakblok (tebal 1,5 cm) atau triplek (tebal 0,5 cm) ukuran (60 x 45) cm, 1 buah 2) Alas dasar alat: balok kayu ukuran (25 x 20 x 2) cm, atau teakblok ukuran (25 x 20 1,5) Cm, 1 buah 3) Tabung pendingin: botol plastik bekas minuman volume 500 mL atau sejenisnya (sebagai alternatif tabung pendingin Leibig), 1 buah 4) Pipa pengalir distilat: pipa tabung kaca diameter 0,8 cm, panjang, 30 cm, 1 buah. Alternatif pipa tabung kaca dapat diganti selang plastik transparan 5) Tabung didih: tabung reaksi tahan panas diameter 1,8 cm, panjang 12 cm , atau lampu wolfram bening (sebagai alternatif labu didih), 1 buah 6) Pengalir keluar-masuk air: selang plastik transparan diameter 0,9 cm, panjang 20 cm, 3 buah 7) Wadah untuk sumber air mengalir: botol platik bekas minuman Aqua volume 1 liter, 1 buah 8) Penguat dudukan alat: kayu/triplek:paku triplek, secukupnya 9) Penyangga gantungan wadah/botol air, mur dan baut, diameter 0,5 cm, panjang, 2,5 cm, 2 buah 10) Penyangga dudukan model pendingin: pelat seng (17 x 4) cm; 1 buah, dan karet sandal (10 x 8 ) cm. 11) Penyangga dudukan tabung reaksi: karet sandal (8 x 6) cm. Buatkan lubang yang sesuai untuk dudukan tabung reaksi sebagai model alternatif labu didih. 12) Prop penyumbat: sandal karet, ukuran disesuaikan dengan diameter masing-masing botol 13) Penampung air distilat: gelas plastik bekas minuman Aqua, 1 buah
28 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
14) Pembakar spiritus: botol bekas wadah obat/tinta berikut tutupnya, 1 buah. 15) Batu didih: butiran batu atau pecahan marmer, secukupnya. 16) Sumbu api: sumbu kompor panjang 10 cm, 1 buah. 17) Bahan bakar: spiritus bakar, arau atau etanol 70%, 50 mL. 18) Estetika: cat tembok atau cat kayu dan kwas kuas.
e. Cara membuat alat 1) Siapkan teakblok (60 x 45 x 1,5) cm. 2) Siapkan balok kayu ukuran (45 x 20 x 2) cm hubungkan dengan teakblok a dengan cara dipaku. 3) Siapkan bahan dan buat seperti pada gambar berikut!
4) Botol Plastik 1 L yang telah dipotong 5) Potong botol plastik bekas minuman volume 1000 ml dan 500 ml seperti gambar di atas. 6) Buat prop (sumbat/tutup) dari karet sandal: 7) Potong sandal karet (6 x 6) cm, buat lubang diameter 6 cm sebanyak 2 buah. Selanjutnya diterapkan pada lubang botol plastik bekas minuman 500 mL Pada masing-masing prop karet tersebut, buat lagi 2 lubang untuk dudukan pipa kaca diameter 0,8 cm, panjang 30 cm dan selang diameter 0,8 cm. Gambar 2: Bagian-Bagian Alat Distilasi Sederhana
BERMUTU 29 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 8) Potong sandal karet (8 x 6) cm, buat lubang diameter 1,8 cm, 1 buah untuk penutup tabung reaksi, 1 buah. 9) Potong sandal karet (2 x 2) cm, 2 buah, berbentuk lingkaran diameter 2 cm, 1 buah dan diameter 1,8 cm, 1 buah, digunakan untuk penyumbat pipa. 10) Buat pembakar spiritus sederhana dari botol bekas wadah obat/tinta. Ambil penutup botol tinta tersebut, buatlah lubang berdiameter 0,7 cm pada tengah-tengah tutup botol tersebut untuk tempat memasukkan sumbu yang pada ujung lubangnya dijepit dengan logam seng. 11) Pada papan teakblok ukuran (60 x 45) cm, buatkan lubang: 12) lubang untuk tempat memasang pelat penjepit tabung pendingin dan tabung reaksi. 13) Lubang diameter 0,6 cm, ukuran mur dan baud untuk dudukan plastik wadah air pengalir. 14) Setelah seluruh komponen alat/bahan termasuk pemasangan selang plastik siap, rakitlah alat tersebut sehingga tampak seperti pada gambar disain di atas.
f. Cara menggunakan alat 1) Setelah komponen alat destilasi selesai dipasang/dirangkai, lakukan pemeriksaan dan pengujian awal sebagai berikut: a) Periksa sumbat karet dan selang pengalir, tidak boleh ada yang longgar sehingga ada bocor. b) Isi botol pembakar dengan spiritus, kemudian nyalakan. Perhatikan jangan sampai ada spiritus yang bocor.
2) Lakukan proses distilasi sebagai berikut: a) Masukkan larutan yang akan didistilasi ke dalam tabung reaksi, tambahkan beberapa butir batu didih. b) Nyalakan pembakar spiritus, letakan di bawah tabung reaksi berisi larutan yang akan didistilasi c) Setelah ada distilat yang menetes keluar, tampunglah destilat pada wadah gelas plastik.
30 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
g. Saran Pembelajaran 1) Kelas : VIII SMP. 2) Standar Kompetensi : Melakukan percobaan untuk membedakan unsur, senyawa, dan campuran, memisahkan campuran dengan beberapa cara sesuai dengan karakteristiknya, membandingkan perubahan fisis dan perubahan kimia, serta mengkomunikasikan hasilnya.
Kompetensi Dasar Pembelajaran Materi Pokok
9.2. Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran dengan beberapa cara sesuai dengan karakteristik campuran
Melakukan percobaan untuk memisahkan campuran yang sesuai dengan metode yang dipilih (antara lain penyaringan, destilasi, penguapan, dan sublimasi.
Pemisahan campuran
h. Pemanfaatan Alat dalam Pembelajaran 1) Penugasan Pengadaan alat distilasi dapat dilakukan oleh siswa melalui penugasan yang dapat dikerjakan siswa secara berkelompok seminggu sebelum pembelajaran tatap muka. Selanjutnya setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kerja kegiatannya secara bergiliran.
2) Tatap muka Alat distilasi sebagai Alat Peraga dapat pula dipersiapkan oleh guru. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan perancangan (desain), pembuatan dan uji coba operasional terhadap alat tersebut.
3) Topik/Konsep lain yang didukung Alat distilasi mendukung pada percobaan distilasi minyak atsiri, misalnya, distilasi minyak kayu putih, minyak cengkih, minyak sereh, dan sebagainya.
BERMUTU 31 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2. Alat Penguji Larutan Elektrolit a. Fungsi dan Prinsip Kerja Fungsi alat penguji larutan elektrolit adalah untuk menunjukkan sifat larutan elektrolit (lemah/kuat) atau larutan non elektrolit. Prinsip kerja alat ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Elektroda karbon dari alat penguji larutan elektrolit yang dicelupkan ke dalam wadah berisi larutan yang akan diuji berfungsi sebagai penghantar listrik. Lampu LED berperan sebagai indikator ada/tidaknya arus listrik yang dihantarkan suatu larutan. Sifat larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, dengan indikator lampu dapat menyalakan lampu LED. Bila lampu LED menyala terang menunjukkan sifat larutan elektrolit kuat, bila lampu LED menyala redup menunjukkan sifat larutan elektrolit lemah. Sedangkan larutan yang non (bukan) elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, hal tersebut ditunjukkan dengan tidak menyalanya lampu LED sebagai lampu indikator. Catatan: Selain lampu LED, sebagai indikator elektrolit dapat pula digunakan VU meter (ampere meter untuk arus kecil), yaitu alat untuk mengetahui ada/tidaknya arus listrik yang dihantarkan suatu larutan Besar kecilnya simpangan jarum VU meter menunjukkan kuat lemahnya suatu larutan elektrolit. Elektrolit lemah menghasilkan simpangan jarum sedikit dibandingkan elektrolit kuat. Larutan non elektrolit tidak akan menghasilkan simpangan pada jarum VU meter. b. Desain Alat a. Bentuk-1: b. Bentuk 2
Gambar 3. Bentuk 1, Alat Uji elektrolit indikator lampu LED Gambar 4. Bentuk 2, Alat Uji elektrolit indikator lampu LED dan VU meter
32 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
c. Bentuk-3:
c. Perkakas 1) Gergaji 2) Bor 3) Solder 4) Pisau pemotong (Cutter)
d. Alat dan Bahan 1) Alas dudukan alat: teakblok atau kayu ukuran (14 x 5 x 1,5) cm, 1 buah. 2) Sebagai alternatif alas dudukan alat ini dapat digunakan dari bahan lain, misalnya mika, melamin, atau pelat logam yang tebal. 3) Elektrode: batang karbon (batang karbon diperoleh dari bagian dalam batu batere bekas), 2 buah. Sebagai alternatif elektrode dapat digunakan batang tembaga atau kuningan bekas wadah ballpoint tertentu atau arde kabel listrik. Bel buzer Gambar 5. Alat Uji elektrolit indikator lampu LED, VU meter, dan bel
BERMUTU 33 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 4) Sumber arus searah (DC): batere kecil, 2 buah 5) Dudukan batere: 1 buah untuk 2 batere. Alternatif lain dengan membuat sendiri dari bahan lain (misal kayu/teakblok dengan pelat logam. Indikator utama (penunjuk) elektrolit/non elektrolit: lampu Light Emiting Diode (LED) 3V, 1 buah. 6) Indikator alternatif: VU meter atau bel listrik tertentu buzzer, 1 buah 7) Penghubung sumber arus dengan indikator lampu/VU meter/bel listrik dan elektrode: kabel kecil 2 warna, panjang masing-masing 15 cm 8) Penyangga elektrode: pelat seng atau logam lain (4 x 1) cm, 2 buah 9) Penguat dudukan: paku kecil (paku sepatu) atau paku triplek, secukupnya 10) Wadah (tempat) larutan elektrolit/non elektrolit yang akan diuji: kup plastik transparan (bekas wadah es krim atau jelli) diameter 4 cm atau plastik bekas Aqua, 16 buah 11) Pengering elektrode: berupa lap/kertas 1 buah, digunakan untuk mengeringkan elektrode yang telah dicuci
e. Cara pembuatan 1) Uraian cara pembuatan di bawah ini mengacu pada desain alat bentuk 1. Untuk alas dudukan alat: uji elektrolit siapkan teakblok atau kayu ukuran( 14 x 5 x 1,5) cm. 2) Pasangkan dudukan batere pada teakblok. Agar kuat lakukan dengan cara memaku bagian dalam dudukan batere tersebut pada teakblok. 3) Buat 2 lubang kecil dengan cara memaku pada teakblok untuk dudukan lampu LED. Selanjutnya tempatkan lampu LED pada lubang tersebut. 4) Pasangkan 2 buah pelat seng ukuran (4 x 1) cm, masing-masing pada sebelah kiri dan kanan bagian bawah teakblok untuk dudukan dua buah batang karbon. 5) Pasangkan 2 batang karbon pada dudukkan pelat seng tersebut. Agar kuat lakukan pemakuan pada pelat seng itu. 6) Pasanglah kabel yang menghubungkan lampu LED, dudukan batere, dan batang karbon. Agar ikatan kabel kuat, lakukan penyolderan. 7) Pasang 2 batere kecil pada dudukan batere jika alat akan digunakan untuk menguji elektrolit dan non elektrolit.
34 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Catatan: a. Cara pembuatan alat peraga uji elektrolit bentuk 2 sama dengan bentuk 1, hanya menambahkan VU meter dan potensiometer untuk mengatur besar simpangan jarum VU meter. b. Cara pembuatan alat peraga uji elektrolit bentuk 3 adalah bentuk portable, merupakan pengembangan lebih lanjut dari bentuk 1 dan bentuk 2. Pada dasarnya menambahkan indikator bel, dan dudukan teakblok tegak ukuran (40 x 30 x 1,5) cm; teakblok alas (12 x 30 x 1,5) cm; dudukan batere dari bahan paralon atau bambu ukuran diameter 3,5 cm, panjang 14 cm. f. Cara menggunakan 1) Setelah komponen alat uji elektrolit selesai dipasang/dirangkai, lakukan pemeriksaan dan pengujian awal sebagai berikut: 2) Periksa sambungan kabel dengan batang karbon, batere, dan lampu jangan sampai ada yang terputus atau lepas 3) Pasang dua batere kecil pada dudukan batere. 4) Lakukan pengujian awal operasional alat uji elektrolit dengan mengujinya pada beberapa wadah yang berisi larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Lakukan pengujian itu dengan seksama sehingga alat tersebut mampu membedakan elektrolit kuat (diketahui dari nyala LED yang terang); elektrolit lemah (diketahui dari nyala LED redup); non elektrolit (diketahui dari LED tidak menyala) pada larutan-larutan yang diuji. 5) Jika alat penguji elektrolit/non elektrolit menggunakan indikator VU meter, perhatikan /simpangan jarum ketika dimasukkan pada masing- masing larutan elektrolit/non elektrolit. 6) Siapkan larutan-larutan elektrolit atau pun non elektrolit yang akan diuji dengan cara memasukan masing-masing larutan ke dalam wadah bekas minuman kira-kira setengahnya. 7) Siapkan alat uji elektrolit/non elektrolit. 8) Lakukan pengujian terhadap larutan dalam salah satu wadah 9) Cuci dan keringkan batang elektrode setiap akan digunakan untuk menguji larutan dalam wadah yang lain.
BERMUTU 35 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 10) Lakukan cara yang sama untuk semua larutan elektrode yang telah disiapkan 11) Masukkan setiap hasil pengujian ke dalam tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan No. Bahan (Larutan) yang diperiksa Lampu LED (Nyala/Tidak) Simpangan Jarum VU Meter Ada Tidak Ada Sedikit Sedang Besar
12) Berdasarkan hasil dalam tabel pengamatan, mintalah siswa untuk mendiskusikan dan menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan. 13) Pelik-Pelik atau kendala yang mungkin terjadi: Jika alat penguji elektrolit yang telah selesai dibuat, baik oleh siswa atau pun guru ketika digunakan mengalami gangguan sehingga menyebabkan ketidak lancaran operasional alat, maka hal ini dapat dideteksi dan diatasii dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut. Gangguan pada indikator, baik lampu LED, VU meter atau pun indikator lainnya biasanya berhubungan dengan kuat/lemahnya sumber arus batere (DC), atau kontak/tidaknya atau regang/putusnya kabel. Olah karena itu, lakukan pemeriksaan pada rangkaian kabel, sumber arus, dan indikatornya itu sendiri. Gangguan pada elektrode, biasanya terjadi karena elektrode terkontaminasi (kotor), karena tidak bersihnya pencucian. Olah karena itu, lakukan pencucian yang cermat dan bersih. g. Saran Pembelajaran 1. Pemanfaatan Alat dalam Pembelajaran 1) Kelas :IX Semester II 2) Penugasan
36 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Pengadaan alat uji elektrolit dapat dilakukan oleh siswa dalam bentuk penugasan yang dapat dikerjakan siswa secara berkelompok sebelum pembelajaran tatap muka. Seminggu sebelumnya guru dapat menugaskan siswa untuk membuat alat uji elektrolit. Selanjutnya setiap kelompok diberi kesempatan untuk menyajikan hasil kerja/kegiatannya secara bergiliran. 3) Tatap muka Alat uji elektrolit sebagai alat peraga dalam pembelajaran kimia, dapat dipersiapkan oleh guru. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru dapat melakukan perancangan (desain), pembuatan dan uji coba operasional terhadap alat tersebut.
4) Topik/Konsep lain yang didukung Alat uji elektrolit/non elektrolit ini dapat juga digunakan untuk menguji sifat bahan/benda isolator atau konduktor. 3. Jangka Sorong Sederhana a. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat Alat ini berfungsi untuk mengukur dimensi panjang suatu benda. Adapun yang dapat diukur oleh jangka sorong antara lain diameter luar, diameter dalam, kedalaman, dan ketebalan suatu benda. Jangka sorong mempunyai ketelitian sampai 0,1 mm; tetapi ada juga jangka sorong yang ketelitiannya 0,05 mm dan 0,02 mm. Jangka sorong mempunyai rahang atas dan rahang bawah. Skala yang dimiliki oleh jangka sorong terdiri atas dua jenis yaitu skala tetap dan skala nonius. Model jangka sorong dapat dibuat dengan menggunakan alat sederhana seperti triplek, jari-jari sepeda, lem serba guna, atau bahan lain yang sejenis dengan bahan-bahan tersebut. b. Desain Alat
Gambar 6. Jangka sorong sederhana
BERMUTU 37 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM c. Perkakas 1) Gergaji triplek 2) Mistar 3) Cutter 4) Ampelas
d. Alat dan Bahan 1) Triplek 2) Jari-jari sepeda 3) Lem serba guna 4) Spidol
e. Cara membuat Alat 1) Potong triplek dengan menggunakan gergaji triplek sesuai dengan pola 1
2) Potong triplek dengan menggunakan gergaji triplek sesuai dengan pola 2
3) Rekatkan pola 2 pada bagian belakang pola 2 dengan menggunakan lem serba guna sehingga seperti gambar di bawah ini
38 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
4) Potong triplek dengan menggunakan gergaji triplek sesuai dengan pola 3
5) Potong triplek dengan menggunakan gergaji triplek sesuai dengan pola 4
6) Potong triplek dengan menggunakan gergaji triplek sesuai dengan pola 5 sebanyak 4 buah
7) Potong jari-jari sepeda sepanjang 20 cm
8) Rangkaikan potongan jari-jari sepeda dengan pola 3
9) Rangkaikan seluruh potongan pola dengan menggunakan lem serbaguna sehingga membentuk model jangka sorong yang utuh.
BERMUTU 39 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
10) Haluskan model jangka sorong yang telah dibuat dengan menggunakan ampelas. 11) Berilah skala pada skala tetap dan skala nonius dengan menggunakan spidol. Pembuatan skala nonius tergantung pada ketelitian jangka sorong yang kita buat.
f. Cara Menggunakan Alat 1) Siapkan benda kerja yang akan diukur 2) Gunakan rahang bawah untuk mengukur ketebalan dan diameter luar 3) Gunakan rahang atas untuk mengukur diameter dalam 4) Gunakan jari-jari sepeda sebagai pengukur kedalaman 5) Hasil pengukuran dapat ditentukan dengan skala tetap yang paling berimpit dengan skala nonius. 6) Masukkan ke dalam tabel.
Tabel Pengamatan
No.
Nama Benda Hasil Pengukuran 1 Uang Logam 2 Diameter kelereng 3 Diameter pensil 4 Ketebalan balok kaca 5 Kedalaman tabung reaksi
40 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
7) Mintalah siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatannya.
g. Saran Pembelajaran 1) Kelas : X (Sepuluh) 2) Standar kompetensi : 2. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan, dan menyatakannya dalam satuan SI dengan baik dan benar ( meliputi lambang, nilai, dan satuan). 3) Kompetensi Dasar 2.1. Mengukur besaran-besaran fisika dengan alat yang sesuai dan mengolah data hasil dengan menggunakan angka penting. 4) Indikator Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian, (presisi) dan kepekaan (sensitivitas). Membaca nilai yang ditunjukkan alat ukur secara tepat, serta menuliskan hasil pengukuransesuai aturan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat. 5) Materi Pokok Besaran dan satuan 6) Pemanfaatan Alat Dalam Pembelajaran Penugasan Pembuatan Model Jangka Sorong dapat diberikan kepada siswa sebagai tugas yang dapat dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok setelah menyelesaikan pembuatan Model Jangka Sorong diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara bergantian dikaitkan dengan konsep yang dapat dijelaskan dengan menggunakan alat tersebut.
BERMUTU 41 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Tatap Muka Dalam pembelajaran Model Jangka Sorong dapat digunakan sebagai alat peraga atau alat praktek untuk menyelidiki konsep besaran dan satuan. Sebelum Model Jangka Sorong digunakan hendaknya dicek lebih dulu, supaya tidak ada hambatan pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya. Topik/Konsep lain yang didukung Pengukuran
4. Model Generator Sederhana a. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat Alat ini berfungsi untuk membuktikan bahwa energi gerak dapat berubah menjadi energi listrik. Energi listrik dapat dihasilkan oleh suatu alat listrik yang dinamakan generator. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh suatu generator sangat bergantung pada besar kecilnya beda potensial yang dihasilkannya. Beda potensial yang dihasilkan oleh suatu generator sangat tergantung pada kecepatan perubahan fluks magnetiknya. Artinya beda potensial yang dihasilkan suatu generator pada saat diputar pelan berbeda dengan pada saat generator diputer cepat. Faraday menyatakan bahwa besarnya beda potensial yang dihasilkan oleh suatu generator pada terminal-terminal adalah : d = - dt
Jika kita menggerakan kumparan yang terdiri atas N lilitan, besarnya beda potensial yang dihasilkan oleh suatu generator pada terminal-terminal dapat dinyatakan dengan persamaan : d = - N dt
42 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Berarti, besar-kecilnya beda potensial yang dihasilkan oleh suatu generator sangat bergantung pada : a. Jumlah lilitan kumparan b. Kecepatan perubahan garis gaya magnet b. Desain Alat
Gambar 7. Model generator sederhana
c. Perkakas 1) Palu 2) Bor 3) Gunting 4) Tang 5) Obeng 6) Paku 7) Ampelas 8) Tool set 9) Cutter 10) Jangka 11) Mistar
d. Alat dan Bahan 1) Teak block ukuran 15 cm x 25 cm, 1 buah 2) Plat besi 0,1 mm ukuran 4 cm x 6,5 cm, 2 buah 3) Seng 2 cm x 6,5 cm, 3 buah 4) Kawat beremail 0,3 mm, 10 meter
BERMUTU 43 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 5) Magnet , 2 buah 6) Paku 1 cm, 10 buah 7) Kabel serabut tunggal merah , 1 meter 8) Kabel serabut tunggal hitam, 1 meter 9) Penjepit buaya merah , 1 buah 10) Penjepit buaya hitam, 1 buah 11) Karet sandal, 1 buah 12) Sendol bebek plastik, 6 buah 13) Tusuk sate/Bambu, 1 buah 14) Galvanometer, 1 buah 15) Super glue, 1 buah
e. Cara membuat Alat 1) Buatlah tekukan pada kedua plat besi yang berukuran 4 cm x 6,5 cm dengan menggunakan palu. Jarak tekukan plat besi sekitar 1,5 cm.
2) Buatlah 2 buah lubang pada kedua tekukan plat besi dengan menggunakan bor
3) Buatlah tekukan pada ketiga potongan seng yang berukuran 2 cm x 6,5 cm dengan menggunakan palu. Jarak tekukan seng sekitar 1,5 cm.
44 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
4) Buatlah 2 buah lubang pada ketiga tekukan seng dengan menggunakan paku dan palu.
5) Buatlah lubang berdiameter 1 mm pada ketiga bidang tegak seng yang berukuran 2 cm x 6,5 cm dengan menggunakan paku dan palu pada jarak 1 cm dari ujung atas tepat di tengah-tengah seng .
6) Buatlah beberapa buah kumparan dengan menggunakan kawat beremail masing-masing dengan 4 lilitan, 6 lilitan, 8 lilitan, 10 lilitan, dan 12 lilitan. Sisakan kedua ujungnya masing-masing sekitar 2 cm. Gunakan ampelas untuk membuang lapisan email pada kedua ujung setiap kawat kumparan.
7) Buatlah roda berdiameter 4 cm dengan menggunakan jangka dan cutter dari karet sandal.
BERMUTU 45 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 8) Potong pegangan sendok bebek plastik supaya tidak terlalu panjang pada saat dirakit dengan roda dari karet sandal.
9) Pasang keenam sendok bebek pada roda karet sandal. Tambahkan super glue supaya kuat.
10) Gunakan cutter untuk membuat batang poros dari bahan tusuk sate atau bambu.
11) Tancapkan poros pada roda sandal yang akan berfungsi sebagai turbin.
12) Pasang kabel serabut tunggal warna merah dengan penjepit buaya merah; lakukan hal yang sama untuk kabel warna hitam. Gunakan solder untuk memperkuat sambungannya.
46 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
13) Rangkai semua komponen yang telah kita buat pada teakblock berukuran 15 cm x 25 cm.
14) Pasang kabel tunggal yang telah dipasangi penjepit buaya pada keping seng pertama dan kedua. Gunakan solder untuk memperkuat sambungannya.
15) Hubungkan kabel tunggal berpenjepit buaya dengan terminal positif dan terminal negatif galvanometer.
BERMUTU 47 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
16) Lakukan uji coba untuk mengetahui kinerja alat yang telah kita buat dengan cara mengalirkan air ledeng pada bagian turbinnya. Jika terlihat ada simpangan jarum penunjuk galvanometer, berarti alat telah dapat berfungsi dengan baik. Jika jarum penunjuk galvanometer belum menyimpang, geser-geser posisi dari magnet pada plat besi.
f. Cara Menggunakan Alat 1) Siapkan model generator sederhana di aliran alir ledeng. Kemudian buka kran air secara maksimal, sehingga air tepat mengenai sudu-sudu turbin. 2) Amati simpangan jarum penunjuk galvanometer pada saat kumparannya 4 lilitan. Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel. 3) Ganti kumparan 4 lilitan dengan kumparan 6 lilitan. Lakukan hal yang pada langkah a dan b 4) Lakukan hal yang sama untuk kumparan-kumparan yang lain.
48 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
5) Mintalah siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatannya.
g. Saran Pembelajaran 1) Kelas : XII (Duabelas) 2) Standar kompetensi : 2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi. 3) Kompetensi Dasar 2.1. Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi listrik, serta penerapannya dalam keping sejajar 2.2. Menerapkan induksi magnetik dan gaya magnetik pada beberapa produk teknologi. 2.3. Memformulasikan konsep induksi Faraday dan arus arus bolak balik serta penerapannya. 4) Indikator Memformulasikan gejala konsep induksi Faraday Mengaplikasikan gejala induksi magnetik dan gaya magnetik
5) Materi Pokok 1. Induksi Faraday 2. GGL dan arus induksi
BERMUTU 49 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM h. Pemanfaatan Alat Dalam Pembelajaran 1) Penugasan Pembuatan generator sederhana dapat diberikan kepada siswa sebagai tugas yang dapat dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok setelah menyelesaikan pembuatan generator sederhana diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara bergantian dikaitkan dengan konsep yang dapat dijelaskan dengan menggunakan alat tersebut.
2) Tatap Muka Dalam pembelajaran generator sederhana dapat digunakan sebagai alat peraga atau alat praktek untuk menyelidiki konsep induksi Faraday, GGL dan arus induksi. Sebelum generator sederhana digunakan untuk menjelaskan konsep induksi Faraday, GGL dan arus induksi hendaknya guru melakukan pengecekan lebih dulu. Hal ini perlu dilakukan supaya guru tidak menemukan hambatan pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya. 3) Topik/Konsep lain yang didukung a. Perubahan energi b. Listrik bolak balik
5. Alat Hukum I Kirchhoff a. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat ini berfungsi sebagai alat peraga yang digunakan untuk menunjukkan Hukum I Kirchhoff, yaitu: Jumlah arus listrik yang menuju satu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang meninggalkan percabangan tersebut. Prinsip kerja alat ini berdasarkan pada interaksi medan magnet yang terjadi dalam kawat penghantar berarus listrik dengan medan magnet yang ditimbulkan magnet tetap dalam VUmeter. Kuat medan magnet yang ditimbulkan magnet dalam VUmeter besarnya tetap, sedangkan kuat medan magnet dalam kawat penghantar bergantung pada arus listrik yang mengalir. Kuantitas interaksi kedua
50 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
medan magnet ditunjukkan oleh adanya simpangan jarum penunjuk VUmeter. Alat Hukum I Kirchhoff dapat dibuat dengan menggunakan bahan sederhana misalnya triplek atau karton, sedangkan bahan lainnya seperti VUmeter, kabel-kabel, saklar, dudukan batere, dapat diperoleh di toko elektronika. b. Desain Alat
d. Alat dan Bahan 1) Alat 1. Vumeter, 5 buah 2. Saklar, 1 buah 3. Hambatan tetap 10 Kohm, 5 buah 4. Kabel serabut tunggal merah, 1 meter 5. Kabel serabut tunggal hitam, 1 meter 6. Dudukan baterei tunggal, 1 buah 7. Batere 1,5 volt, 1 buah 8. Ampelas, 1 lembar
BERMUTU 51 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 9. Lem bakar, 1 batang
2) Bahan 1. Triplek 40 cm x 25 cm, 1 lembar 2. Teakblock 40 cm x 15 cm, 1 lembar 3. Paku 1 cm, 10 buah
e. Cara Pembuatan 1) Pasang triplek tepat ditengah-tengah teakblock dengan menggunakan paku dan palu, kemudian haluskan dengan menggunakan ampelas.
2) Buat pola pada bidang triplek untuk tempat dudukan VUmeter, dudukan batere, dan saklar.
3) Lubangi triplek dengan menggunakan cutter untuk dudukan VUmeter sesuai dengan pola yang telah dibuat. 4) Pasang satu hambatan 10 Kohm pada setiap terminal negatif VUmeter.
52 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
5) Potong kabel merah dan kabel hitam masing-masing 5 buah, panjangnya 15 cm, kemudian buang ujung-ujung lapisan isolasi kabel dengan menggunakan cutter. 6) Rangkaikan potongan kabel merah dengan hambatan 10 Kohm yang telah terpasang pada terminal negatif VUmeter no 2, 3, dan 4, gunakan solder supaya hubungannya kuat.
7) Rangkaikan potongan kabel hitam dengan terminal positif VUmeter no 2, 3, dan 4, gunakan solder supaya hubungannya kuat.
8) Gabungkan ujung-ujung potongan kabel merah pada VUmeter no 2, 3, dan 4, sehingga membentuk satu percabangan.
( - ) Tampak depan Tampak belakang Tampak depan Tampak belakang Kabel merah ( - ) kabel merah kabel hitam ( + ) kabel hitam Tampak depan Tampak belakang - - - Tampak depan Tampak belakang
BERMUTU 53 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 9) Gabungkan ujung-ujung potongan kabel hitam pada positif VUmeter no 2, 3, dan 4, sehingga membentuk satu percabangan.
10) Hubungkan gabungan kabel merah, terminal positif VUmeter no 1, dengan menggunakan kabel merah. 11) Hubungkan gabungan kabel hitam, terminal negatif VUmeter no 5, dengan menggunakan kabel hitam.
12) Rekatkan seluruh rangkaianVUmeter tadi pada bidang triplek sesuai pola dengan menggunakan lem bakar.
kabel merah kabel hitam - - - kabel merah kabel hitam Tampak depan Tampak belakang kabel hitam
54 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
13) Hubungkan ujung kabel merah pada terminal negatif VUmeter no 1, saklar, dan terminal positif dudukan batere dengan menggunakan kabel serabut tunggal merah. Gunakan solder supaya hubungannya kuat.
14) Hubungkan ujung-ujung terminal positif VUmeter nomor 5 dan terminal negatif dudukan batere dengan menggunakan kabel serabut tunggal hitam. Gunakan solder supaya hubungannya kuat. 15) Pasang batere pada dudukan batere, lakukan uji coba. 16) Lakukan kalibrasi terhadap VUmeter dengan cara memutar pengaturnya jika penunjukkan tidak sesuai dengan Hukum I Kirchhoff. f. Cara Penggunaan 1) Letakkan alat di tempat yang mudah diamati siswa. 2) Tekan/geser saklar, amati penunjukkan VUmeter sebelum arus listrik melewati percabangan (i masuk ). 3) Amati penunjukkan VUmeter pada saat arus listrik berada pada setiap percabangan (i 1 , i 2 , dan i 3 ). 4) Amati penunjukkan VUmeter setelah arus listrik melewati percabangan (i keluar ). 5) Masukkan semua hasil pengamatan ke dalam tabel.
Tabel Pengamatan Penunjukkan VUmeter Sebelum Masuk Percabangan Dalam Percabangan Setelah Keluar Percabangan I masuk = i 1 = I keluar = i 2 = i 3 = 6) Mintalah siswa untuk membandingkan penunjukkan VUmeter sebelum melalui percabangan, pada percabangan, dan setelah melalui percabangan.
BERMUTU 55 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 7) Mintalah siswa berdiskusi untuk menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukannya.
g. Saran Pembelajaran 1) Kelas : X (Sepuluh) 2) Standar Kompetensi : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penjelasan masalah dan berbagai produk teknologi. 3) Kompetensi dasar : 7.2 Memformulasikan besaran-besaran listrik ke dalam bentuk persamaan Menentukan kuat arus pada rangkaian majemuk dua loop Menentukan kuat arus pada rangkaian majemuk lebih dari dua loop
4) Pemanfaatan dalam pembelajaran 1. Penugasan Pengadaan alat Hukum I Kirchhoff diberikan kepada siswa dalam bentuk penugasan yang dapat dikerjakan secara berkelompok sebelum pelaksanaan pembelajaran. Selain pembuatan alat setiap kelompok juga ditugasi untuk membuat laporannya oleh guru. Selanjutnya setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya masing-masing secara bergiliran. 2. Tatap muka Alat Hukum I Kirchhoff dapat digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru melakukan perancangan dan perakitan, serta uji coba terhadap alat tersebut.
56 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Hal ini perlu dilakukan supaya tidak ditemukan hambatan pada saat melaksanakan pembelajaran yang sesungguhnya. 3. Pelik-pelik Alat ini cenderung hanya dapat menunjukkan kebenaran dari hukum I Kirchhoff secara kualitatif. Ada ketidaksesuaian hukum I Kirchhoff dengan perhitungan hasil pengukuran. Walaupun demikian kebenaran hukum I Kirchhoff dapat dibuktikan/ ditunjukkan dengan sangat jelas kepada siswa. Pengkalibrasian VUmeter dapat dilakukan dengan cara memutar pengatur jarum penunjuk dengan menggunakan obeng kecil. Pengkalibrasian dapat dilakukan juga dengan mengatur nilai hambatan yang dipasang pada setiap VUmeter. 6. Alat Perpindahan Kalor a. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat Di alam panas atau kalor dapat berpindah secara konduksi, secara konveksi, dan secara radiasi. Alat yang akan kita buat dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa kalor atau panas dapat berpindah secara konduksi atau secara radiasi. Black menyatakan bahwa banyaknya kalor yang diserap sama dengan banyaknya kalor yang dilepas. Pernyataan Black tersebut secara matematis dapat dituliskan dengan: Q dilepas = Q diserap Karena Q = m . c . t Sehingga Pernyataan Black dapat dituliskan: m 1 . c 1 . t = m 2 . c 2 . t
BERMUTU 57 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Keterangan: m 1 = massa benda 1 c 1 = kalor jenis benda1 m 2 = massa benda 2 c 2 = kalor jenis benda 2 t = perubahan suhu
Jika kita meneteskan spirtus atau bensin ke atas telapak tangan, telapak tangan kita akan merasa dingin. Peristiwa tersebut sebenarnya berkaitan erat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Black atau lebih dikenal dengan azas Black. Adanya perpindahan kalor atau panas secara konduksi dan secara radiasi dapat dijelaskan dengan menggunakan alat sederhana perpindahan kalor. Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan alat sederhana perpindahan kalor antara lain teak block, bola lampu bekas, selang akuarium, sumbat karet, lem bakar, paku, plat aluminium, dan kertas milimeter. b. Desain Alat
c. Perkakas 1) Gergaji 2) Palu 3) Bor 4) Gunting 5) Jangka
58 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
6) Mistar 7) Pensil 8) Paku 9) Ampelas 10) Cutter
d. Alat dan Bahan 1) Teak block 18 cm x 25 cm, 1 buah 2) Teak block 15 cm x 20 cm, 1 buah 3) Bola lampu bekas, 2 buah 4) Cat pilox hitam, 1 buah 5) Cat pilox putih, 1 buah 6) Spidol kecil, 2 buah 7) Selang akuarium 5 mm, 60 cm 8) Sumbat karet 1 lubang, 2 buah 9) Plat Aluminium, secukupnya 10) Lem Bakar, 1 batang 11) Lem kertas, 1 tube 12) Paku 3 cm, 10 buah 13) Paku 1 cm, 10 buah 14) Kertas millimeter, 1 lembar 15) Eosin, 1 bungkus
e. Cara membuat Alat 1) Pasang teak blok yang berukuran18 cm x 25 cm tepat ditengah-tengah teakblock yang berukuran 15 cm x 20 cm dengan menggunakan paku dan palu.
BERMUTU 59 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2) Buang ujung kedua bola lampu bekas dengan menggunakan tang dan obeng. Gunakan juga serbet atau sarung tangan untuk melindungi tangan jika bola lampu pecah.
3) Warnai bola lampu pertama dengan menggunakan cat pilox hitam dan bola lampu kedua dengan cat pilox putih.
4) Pasang sumbat karet satu lubang pada kedua bola lampu bekas yang telah di cat.
5) Potong spidol kecil dengan menggunakan cutter, yang terpakai adalah bagian ujungnya.
6) Pasang potongan spidol kecil tadi pada sumbat karet. Gunakan lem bakar supaya kuat. 7) Pasang selang akuarium pada ujung spidol kecil
60 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
8) Potong plat aluminium menjadi ukuran 1 cm x 3 cm sebanyak 4 buah. Buatlah lekukan sehingga menjadi klem penahan selang akuarium.
9) Gunakan paku dan palu untuk memasang klem aluminium sehingga semua bahan terangkai menjadi alat sederhana perpindahan kalor.
10) Tambahkan kertas milimeter block pada kedua selang akuarium yang saling sejajar. Buatlah skala pada kedua kerta milimeter.
11) Buatlah air berwarna dengan cara menambahkan eosin ke dalam air dalam wadah, kemudian masukkan air tersebut ke dalam selang akuarium.
BERMUTU 61 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
12) Pasang kembali spidol kecil pada selang akuarium yang telah diisi air berwarna. Usahakan jangan sampai ada kebocoran.
13) Lakukan pengujian untuk mengetahui kinerja alat sederhana perpindahan kalor.
f. Cara Menggunakan Alat 1) Siapkan Alat Sederhana perpindahan kalor di atas meja atau bidang yang datar 2) Amati permukaan air berwarna dalam selang sebelum kegiatan dimulai. 3) Pegang bola lampu hitam dengan menggunakan tangan beberapa saat. Amati pergeseran permukaan air berwarna pada kedua kaki selang. 4) Masukkan hasilnya ke dalam tabel pengamatan. 5) Biarkan alat sederhana perpindahan kalor sampai kedua permukaan air rata kembali 6) Dekatkan sumber panas pada bola lampu hitam, misalnya lilin pada jarak tertentu. 7) Amati kembali pergeseran permukaan air berwarna dalam selang akuarium + pewarna kue
62 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
8) Ubah-ubah jarak sumber panas terhadap bola lampu hitam, amati pergeseran permukaan air berwarna dalam selang. 9) Masukkan hasil pengamatan ke dalam tabel.
Tabel Pengamatan 1 Perpindahan Secara Konduksi Kegiatan Selang waktu Tinggi air Selisih ketinggian Sebelum bola lampu dipegang Setelah bola lampu dipegang 1 2 dt .. mm .. mm .. mm 2 5 dt .. mm .. mm .. mm 3 10 dt .. mm .. mm .. mm 4 15 dt .. mm .. mm .. mm 5 20 dt .. mm .. mm .. mm
Tabel Pengamatan 2 Perpindahan Secara Radiasi Kegiatan Jarak sumber panas Tinggi air Selisih ketinggian Sebelum bola lampu didekati sumber panas Setelah bola lampu didekati sumber panas 1 20 cm .. mm .. mm .. mm 2 15 cm .. mm .. mm .. mm 3 10 cm .. mm .. mm .. mm 4 5 cm .. mm .. mm .. mm 5 2 cm .. mm .. mm .. mm
10) Mintalah siswa untuk menyimpulkan hasil pengamatannya.
g. Saran Pembelajaran 1) Kelas : X (Sepuluh) 2) Standar kompetensi : 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi 3) Kompetensi Dasar 4.1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat 4.2. Menganalisis cara perpindahan kalor 4.3. Menerapkan azas Black dalam pemecahan masalah.
BERMUTU 63 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 4) Indikator Memformulasikan pengaruh kalor terhadap suatu zat Menganalisis cara perpindahan kalor Mengaplikasikan azas Black dalam pemecahan masalah. 5) Materi Pokok Perpindahan Kalor Azas Black 6) Pemanfaatan Alat Dalam Pembelajaran 1. Penugasan Pembuatan Alat sederhana perpindahan kalor dapat diberikan kepada siswa sebagai tugas yang dapat dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok setelah menyelesaikan pembuatan Alat sederhana perpindahan kalor diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya secara bergantian dikaitkan dengan konsep yang dapat dijelaskan dengan menggunakan alat tersebut. 2. Tatap Muka Dalam pembelajaran Alat sederhana perpindahan kalor dapat digunakan sebagai alat peraga atau alat praktek untuk menyelidiki konsep dispersi cahaya. Sebelum Alat sederhana perpindahan kalor digunakan hendaknya dicek lebih dulu, supaya tidak ada hambatan pada saat pelaksanaan pembelajaran yang sesungguhnya. 3. Topik/Konsep lain yang didukung Kekekalan energi
7. Alat Percobaan Osmosis a. Fungsi dan Prinsip Kerja Alat ini berfungsi untuk mengetahui proses osmosis yang terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Membran plasma/membran sel berfungsi sebagai pelindung molekul sel terhadap lingkungan disekitarnya dengan
64 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam, perpindahan molekul atau ion melewati membran melalui proses difusi/osmosis. Osmosis adalah perpindahan molekul air dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) kelarutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui selaput semipermeabel atau seletif permeabel. Pembuatan model ini bertujuan untuk mempermudah memahami proses perpindahan molekul atau ion secara osmosis yang terjadi pada sel tumbuhan maupun sel hewan. Pemakaian kantong kentang sebagai selaput semipereabel, karena sel hidup memiliki membran sel yang bersifat seletif permeabel dan kenaikan air didalam selang setelah beberapa menit sebagai indikator bahwa telah terjadi proses osmosis. Alat ini bekerja atas dasar prinsip bahwa osmosis adalah pergerakan partikel (molekul) zat dari larutan hipotonis (larutan yang berkonsentrasi rendah) melalui membran semipermeabel menuju larutan hipertonis (konsentrasi zar terlarut tinggi) sehingga kedua larutan menjadi isotonis (larutan yang kepekatannya sama) b. Desain Alat Alat Percobaan Osmosis
BERMUTU 65 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Alat Percobaan Osmosis
Gambar 10. Alat percobaan Osmosis (1) dan (2) c. Perkakas 1) Paku atau kawat (untuk melubangi tutup botol) 2) Cutter atau alat pemotong lainnya
d. Alat dan Bahan 1) Botol plastik/kaca bening bermulut lebar bertutup plastik (bekas jus/selai/kopi, cukup untuk memasukan botol sebagai tabung osmosis/tistel) 2) Botol plastik bening yang bisa masuk ke dalam botol bermulut lebar (bekas obat vitamin/film/obat lain, lebih baik jika yang bagian bawahnya berdrat) 3) Slang plastik/sedotan limun/sedotan aqua dengan diameter 1 mm 4) Kertas selofan (bisa dibeli di toko buku) 5) Lem super glue (perekat slang dengan botol kecil (pengganti tabung osmosis)
66 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
6) Lem bakar (untuk menutup sambungan botol dan slang agar tidak bocor) 7) Karet gelang atau tali 8) Pewarna (untuk meperjelas pengamatan)
e. Cara Membuat Alat Percobaan Osmosis (1) 1) Panaskan paku/kawat sampai cukup panas untuk melubangi tutup botol plastik. 2) Dengan paku/kawat panas lubangi tutup botol wadah penampung dengan diameter yang cukup untuk masuknya slang plastik (lihat gambar, jangan longgar) 3) Cara 1. Lakukan hal yang sama untuk dasar botol plastik untuk tabung osmosis. Atur panjang pipa kapiler di dalam botol lalu rekatlah sedotan tutup botol dengan lem. Setelah kering tutup sambungan dengan lem bakar 4) Cara 2. Dasar botol di buang dan tutup botol dilubangi seperti di atas. Cara ini mempermudah pengisian larutan gula karena kertas selofan bisa dipasang lebih dulu.
Alat Percobaan Osmosis (2) 1) Buatlah statif sederhana dari papan dan besi. Bengkokan kedua ujung besi 5 cm dan pakukan pada papan sehingga membentuk seperti gambar 2) Buatlah kantong dari umbi kentang dengan pisau / cutter yang tajam. 3) Buatlah sumbat karet dari sendal jepit bekas dan buatlah lubang ditengah tempat selang plastik menempel. 4) Catatan: jika slang platik yang digunakan cukup kuat dan bisa tegak misalnya menggunakan sedotan limun, statif bisa tidak digunakan
f. Cara Menggunakan Alat Alat Percobaan Osmosis (1) 1) Rakit alat sesuai gambar kecuali tabung osmosis (slang terpasang pada tutup botol besar (penampung) dan tutup botol kecil )
BERMUTU 67 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2) Tutup bagian bawah botol kecil dengan kertas selofan dan ikat erat 3) Masukkan larutan gula ke dalam botol kecil sampai penuh dan pasang tutup botol berselang. 4) Tambahkan melalui ujung atas selang larutan gula dengan pipet agar permukaan larutan gula terlihat pada selang, kemudian beri tanda permukaan awal air gula pada selang dengan menggunakan spidol. 5) Amati dan biarkan beberapa saat, kemudian ukur penambahan permukaan larutan dalam pipa tabung osmosis dan catatlah hasil pengamatan dalam tabel yang tersedia 6) Panjang penambahan kolom pada pipa tabung osmosis menunjukan volume air yang masuk ke dalam tabung osmosis untuk sampai pada tekanan osmotik tertinggi dan mencapai isotonik. Volume ini diperoleh dengan rumus: d (diameter) x panjang kulum (kenaikan permukaan air gula pada slang) . 7) Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai banyaknya air yang digunakan untuk mencapai isotonik, lakukan kegiatan ini menggunakan berbagai konsentrasi larutan gula
Alat Percobaan Osmosis (2) 1) Buatlah larutan gula 20% 2) Masukkan larutan gula ke kantung ubi kentang 3) Tutuplah kantong umbi kentang dengan sumbat karet (yang telah dimasukkan selang plastik pada bagian tengah sumbat karet tersebut) 4) Oleskan lem plastik/alteco/plastik/tanah liat pada permukaan sumbat karet. 5) Isilah gelas dengan air gelas. 6) Masukkan kantong umbi kentang (osmometer sederhana) ke dalam gelas dan rangkailah seperti yang telah nampak pada gambar. 7) Lakukan pengamatan (kenaikan air dalam selang) 8) Agar percobaan bisa dilakukan secara kuantitatif cara mengukur bisa dilakukan seperti dijelaskan di muka
g. Saran Pembelajaran 1) Alat ini dapat digunakan pada pembelajaran Materi Sel di Kelas XI Semester 1
68 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis, transpor aktif, endositosis, dan eksositosis) Membedakan difusi dan osmosis berdasarkan karakteristiknya Membedakan transpor aktif, endositosis, dan eksositosis berdasarkan karakteristiknya Membedakan trasnpor pasif dan aktif berdasarkan karakateristiknya Menjelaskan peran masing-masing mekanisme transpor pada membran dalam kehidupan
3) Pemanfaatan Dalam Pembelajaran 1. Penugasan Dengan bimbingan guru siswa dapat ditugasi membuat alat ini untuk kepentingan percobaan osmosis. Alat dan bahan serta cara membuat bisa menggunakan panduan dalam naskah ini. 2. Tatap Muka Kegiatan yang dapat dilakukan siswa dalam pembelajaran tatap muka adalah melakukan percobaan osmosis dan menentukan volume air yang digunakan untuk mencapai isotonis menggunakan berbagai jenis konsentrasi 4) Saran Pembelajaran 1. Strategi Pembelajaran : Berpusat pada siswa 2. Pendekatan Pembelajaran : Sains Teknologi - Masyarakat 3. Model Pembelajaran : Siklus Belajar 4. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanyajawab, Eksperimen, dan Penugasan 5) Kegiatan Pembelajaran Agar pemahaman siswa mengenai KD tersebut di atas utuh kegiatan pembelajaran ini sebaiknya dilaksanakan secara utuh sehingga
BERMUTU 69 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM memerlukan lebih dari satu kali pertemuan. Pembelajaran terkait dengan osmosis menggunakan perangkat alat osmosis adalah satu bagiannya. Tahap Pembelajaran Kegiatan Guru - Siswa Kecakapan Hidup Eksplorasi Guru menyampaikan pendahuluan mengenai topik bahasan, tujuan, strategi pembelajaran, kegiatan yang akan dilakukan, dan tanya jawab mengenai kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan topik/ materi yang akan dibahas untuk menghantarkan siswa pada kegiatan inti Siswa ditugasi guru untuk membaca wacana tentang transpor pada membran, merancang, dan melaksanakan kegiatan eksperimen osmosis dan difusi menggunakan perangkat percobaan osmosis yang telah dibuat
Kecakapan berpikir: Menggali dan mengolah, informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah Kecakapan akademik: Mengidentifikasi dan menghubungkan variabel, merancang dan melaksanakan eksperimen Kecakapan Personal: Berkomunikasi verbal dan tulisan, serta bekerja sama Kecakapan Vokasional Merakit alat Eksplanasi/ Pembentukan Kosep Siswa menyampaikan hasil kegiatan Guru memfasilitasi proses presentasi hasil kegiatan siswa dan membantu siswa dalam membangun pemahaman konsep yang benar dan merevisi pemahaman yang belum benar Kecakapan berpikir Menggali dan mengolah, informasi Kecakapan Personal: Berkomunikasi verbal dan tulisan Aplikasi/ Pengembangan Konsep Siswa ditugasi untuk mendiskusikan aplikasi konsep osmosis dan difusi dalam kehisupan sehari-hari melalui diskusi kasus yang diberikan guru Kecakapan berpikir Menggali dan mengolah, informasi, mengambil keputusan, dan memecahkan masalah Kecakapan Personal: Berkomunikasi verbal dan tulisan, serta bekerja sama
70 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LAMPIRAN 1 LEMBAR KERJA SISWA OSMOSIS I. Tujuan Tujuan percobaan ini adalah agar siswa dapat mengetahui proses osmosis yang terjadi pada sel. II. Pendahuluan Membran plasma atau membran sel berfungsi sebagai pelindung molekular sel terhadap lingkungan sekitarnya dengan jalan mengatur lalulintas molekul dan ion-ion dari dalam. Perpindahan molekul atau ion melewati membran melalui proses difusi atau osmosis. Osmosis adalah perpindahan molekul air dari larutan berkonsentrasi rendah (hipotonis) kelarutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui selaput semipermeabel atau seletif permeabel. III. Alat dan Bahan a. Perangkat osmosis b. Larutan gula c. Pewarna (kesumba, tinta dsb.) d. Air e. Karet gelang atau tali f. Spidol g. kentang
IV. Prosedur Alat Percobaan Osmosis (1) 1. Rakit alat sesuai gambar kecuali tabung osmosis (slang terpasang pada tutup botol besar (penampung) dan tutup botol kecil ) 2. Tutup bagian bawah botol kecil dengan kertas selofan dan ikat erat
BERMUTU 71 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 3. Masukkan larutan gula ke dalam botol kecil sampai penuh dan pasang tutup botol berselang. 4. Tambahkan malalui ujung atas selang larutan gula dengan pipet agar permukaan larutan gula ada pada selang dan tandai dengan spidol 5. Masukan air ke dalam botol besar dan satukan seluruh perangkat seperti gambar 6. Amati dan catat berapa panjang penambahan permukaan larutan dalam pipa tabung osmosis dan catatlah hasil pengamatan dalam tabel yang tersedia 7. Panjang penambahan kolom pada pipa tabung osmosis menunjukan volume air yang masuk ke dalam tabung osmosis 8. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai banyaknya air yang digunakan untuk mencapai isotonik, lakukan kegiatan ini menggunakan berbagai konsentrasi larutan gula 9. Tuliskan hasil pengamatan dalam tabel yang tersedia
Alat Percobaan Osmosis (2) 1. Buatlah larutan gula 20% 2. Masukkan larutan gula ke kantung ubi kentang 3. Tutuplah kantong umbi kentang dengan sumbat karet (yang telah dimasukkan selang plastik pada bagian tengah sumbat karet tersebut) 4. Oleskan lem plastik / alteco / plastik / tanah liat pada permukaan sumbat karet. 5. Isilah gelas dengan air gelas. 6. Masukkan kantong umbi kentang (osmometer sederhana) kedalam gelas dan rangkailah seperti yang telah nampak pada gambar. 7. Lakukan pengamatan (kenaikan air dalam selang) 8. Agar percobaan bisa dilakukan secara kuantitatif cara mengukur bisa dilakukan seperti dijelaskan di muka
V. Hasil Pengamatan No. Konsentrasi Gula Volume Air Yang Digunakan Waktu yang Diperlukan (dalam menit) 1 1 bagian air gula + 9 bag air ............. ml ............. 2 2 bagian air gula + 8 bag air ............. ml ............. 3 3 bagian air gula + 7 bag air ............. ml .............
72 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Catatan: 1. Untuk menentukan konsentrasi larutan gula, dapat digunakan timbangan, misalnya 10%, 20%, dan 30%. Jika tidak bisa mengunakan cara dalam tabel di atas. 2. Setelah dipakai tabung osmosis dicuci dulu sebelum digunakan lagi untuk meningkatkan ketepatan konsentrasi
VI. Pembahasan 1. Adakah kecenderungan volume air yang digunakan? Jika ya, bagaimana kecenderungannya? 2. Adakah kecenderungan dalam waktu proses osmosis? Jika ya, bagaimana kecenderungannya?
VII. Pertanyaan 1. Proses apa yang menunjukkan kenaikan air dalam selang? 2. Apa yang menyebabkan kenaikan air didalam selang? 3. Apa fungsi kantong umbi kentang/ kertas selofan pada percobaan di atas?
VIII. Tugas 1. Buat percobaan di laboratorium secara bertahap. Amati sampai berapa menit tidak terjadi kenaikan air didalam selang. 2. Buatlah laporan tertulis dari hasil pengamatan dan diskusikan didalam kelas
Catatan: Tercapainya tekanan osmotik tertinggi dan mencapai isotonik. Diperlihatkan dengan permukaan larutan gula yang tidak naik lagi. Volume ini diperoleh dengan rumus: d (diameter) x panjang kulum (kenaikan permukaan air gula pada selang).
BERMUTU 73 BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA
MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LAMPIRAN II PENILAIAN I. Ulangan Harian 1. Sebutkan fungsi membran sel? 2. Apa yang dimaksud dengan: Endosmosis Plasmolisis Eksosmosis Kreanasi
3. Jelaskan perbedaan osmosis dengan difusi! 4. Apa perbedaan antara transpor detif dan tranpor pasif ? Yang manakah yang menguntungkan sel? 5. Apa perbedaan keduanya dengan jenis trasnpor lainnya, jelaskan! 6. Apa peran osmosis dan difusi dalam proses kehidupan?
II. Asesmen Kinerja Untuk kegiatan percobaan ini, assesmen kinerja dalam bentuk keterampilan dianggap tidak diperlukan mengingat keterampilan yang digunakan tidak mengandung keterampilan dasar dalam praktikum Biologi yang layak diases. Asesmen kinerja yang dapat dilakukan adalah asesmen produk berupa laporan praktikum.
74 BERMUTU BAB III ALAT PERAGA PRAKTIK IPA MEDIA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik
Pendekatan sederhana untuk SEO: Bagaimana memahami dasar-dasar optimasi mesin pencari dengan cara yang sederhana dan praktis melalui jalur penemuan non-spesialis untuk semua orang