Anda di halaman 1dari 28

BAB I

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. B

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 4X tahun

Alamat

Status

: Menikah

Agama

: Islam

Tanggal Masuk

: 28 September 2012 pukul 20. 30 WIB

ANAMNESIS : alloanamnesis (28 September 2012)


Keluhan Utama :
Pasien menjadi tidak sadar sejak 2,5 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2,5 jam SMRS,
penurunan kesadaran terjadi secara mendadak setelah pasien pulang bekerja saat
pasien sedang berada di kamar mandi. Karena pasien tidak kunjung sadar maka
keluarga membawa pasien untuk pergi ke rumah sakit. Keluhan penurunan
kesadaran disertai dengan nyeri kepala, dimana pasien setelah sampai di rumah
mengeluh nyeri kepala mendadak, tidak lama kemudian pasien masuk ke kamar
mandi lalu terjadi muntah dan jatuh tidak sadarkan diri. Keluhan kejang disangkal
ketika terjadi penurunan kesadaran. Sebelum pasien terjatuh di kamar mandi dan
tidak sadarkan diri, pasien mengeluh disertai dengan rasa baal dan kebas pada
tubuh sebelah kanan baik itu muka, lengan dan tungkai kanan. Keluhan disertai

keluhan rasa lemah tak bertenaga pada lengan dan tungkai kanan setelah pasien
merasa nyeri kepala hebat. BAB dan BAK tidak terdapat keluhan.
Menurut keterangan istrinya pasien tidak mengeluh pandangannya
menjadi dua ataupun pandangannya menjadi gelap secara tiba-tiba, tidak disertai
rasa pusing yang berputar, telinga berdenging, ataupun tersedak pada saat setelah
mengeluh terdapat nyeri kepala.
Pasien selama ini memang menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu,
dimana

pasien

telah

memeriksakannya

ke

dokter

dan

diminta

untuk

mengkonsumsi obat anti hipertensi untuk mengontrol hipertensinya. Namun


pasien tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi tersebut secara rutin selama ini.
Pasien selama ini juga memiliki riwayat mengkonsumsi rokok kretek, dengan
jumlah mencapai 1 bungkus dalam 1 hari sejak pasien duduk di bangku sekolah.
Riwayat kolesterol, penyakit kencing manis, penyakit ginjal dan riwayat stroke
sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sebelumnya yang telah didiagnosis oleh dokter ketika pasien
berkunjung untuk berobat. Riwayat penyakit kencing manis, penyakit ginjal,
penyakit jantung disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Istri pasien menyangkal bahwa terdapat riwayat penyakit keluarga pada
keluarga suaminya seperti penyakit hipertensi, kencing manis, penyakit jantung
ataupun penyakit ginjal.

Riwayat Kebiasaan
Pasien adalah seorang pegawai swasta dimana pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi rokok kretek sebajak 1 bungkus dalam 1 hari. Kebiasaan merokok
sudah dilakukan oleh suaminya sejak masih bersekolah hingga saat ini.

Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya, dan pasien yang menderita
hipertensi kronis tidak mengkonsumsi obat anti hipertensi secara teratur ( tidak
terkontrol).

PEMERIKSAAN FISIK
Saat di IGD ( 28 September 2012, 20.30)

Keadaan umum

: Tampak sakit berat

Kesadaran

: soporo koma( E=1, V=1, M =4)

Tanda-tanda Vital

- Nadi

: 90 x/menit

- Pernapasan

: 30 x/menit

- Suhu

: 36,5 0C

- TD

: 170/1110 mmHg

STATUS GENERALIS
Status Generalis
Kepala dan leher
-

Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut

Leher

: Normochepal
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
: Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
: mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-),
lidah tremor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1.
: Pembesaran KGB (-), tiroid (-), bruit arteri karotis (-).

Thoraks
Paru

Inspeksi

Palpasi : vokal fremitus kiri = kanan

Perkusi

: simetris, retraksi dinding dada (-/-)


: sonor pada kedua lapang paru, batas paru-

hepar setinggi ICS 6


midclavikularis dextra

Auskultasi

: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Inspeksi

Jantung

iktus

kordis

terlihat

pada

ICS

midclavikula sinistra

Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula


sinistra
Perkusi

: Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra


Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra

Auskultasi

: BJ I-II ireguler, murmur (-), gallop (-)

Inspeksi

: bentuk datar

Auskultasi

: BU (+) normal pada 4 kuadran

Abdomen

Perkusi

Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (-), hepar,

: timpani pada seluruh abdomen, asites (-)

lien,
tidak teraba.
Ekstremitas

Atas

: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis

(-/-)

Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis


(-/-)

STATUS NEUROLOGIK
Keadaaan umum

: tampak sakit berat

Kesadaran

: soporo koma

RANGSANG MENINGEAL
Kaku Kuduk (-)
Brudzinki I/II/III = -/-/ Laseque/Kernig tidak terbatas
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk

: (-)

- Lasegue sign

: tidak terbatas

- Kernig sign

: tidak terbatas

- Brudzinski I

: (-)

- Brudzinski II

: (-)

- Brudzinski III

: (-)

SARAF KRANIAL
N.I (Olfaktorius)

KANAN

KIRI

Daya pembau
N.II (Optikus)

tidak dapat dilakukan


KANAN

tidak dapat dilakukan


KIRI

Visus

: tidak dapat dilakukan

tidak dapat dilakukan

Lapang pandang

: tidak dapat dilakukan

tidak dapat dilakukan

Funduskopi

: tidak dapat dilakukan

N.III(Okulomotorius)

KANAN

Ptosis

Ukuran pupil

1-2 mm

Bentuk pupil

bulat

KIRI

1-2 mm
(isokor)

bulat(isokor)
Gerakan bola mata

Atas
Bawah
Medial

:
:
:

Refleks cahaya

Sulit dinilai

Refleks cahaya direk


Reflek cahaya indirek

N.IV (Trokhlearis)
Gerakan mata ke medial bawah
N.V(Trigeminus)

+
+

+
+

KANAN

KIRI

sdn

sdn

KANAN

KIRI

Menggigit

belum dapat dinilai

Membuka mulut

belum dapat dinilai

Sensibilitas

Refleks kornea

N.VI(Abdusens)
Gerak mata ke lateral
N.VII(Fasialis)

belum dapat dinilai

KANAN

KIRI

sdn

sdn

KANAN

KIRI

Kerutan kulit dahi


Lipatan nasolabialis

sdn
lebih dangkal

sdn
normal

Menutup mata

sdn

sdn

Mengangkat alis

sdn

sdn

Menyeringai

sdn

sdn
(kesan parese N VII kanan
sentral)

Daya kecap lidah 2/3 depan

N.VIII(Vestibulokokhlearis)

belum dapat dinilai

KANAN

KIRI

Tes bisik

belum dapat dinilai

Tes rinne

belum dapat dinilai

Tes weber

belum dapat dinilai

Tes schwabach

belum dapat dinilai

Past pointing test

belum dapat dinilai

N.IX&X

KANAN

KIRI
Arkus faring

simetris

Daya kecap lidah 1/3 belakang

belum dapat dinilai

Uvula secara pasif

letak di tengah

Menelan

belum dapat dinilai

Refleks muntah

N.XI(Aksesorius)

KANAN

KIRI

Memalingkan kepala

belum dapat dinilai

Mengangkat bahu

belum dapat dinilai

N.XII(Hipoglosus)
Sikap lidah

: belum dapat dinilai

Atrofi otot lidah

: (-)

Fasikulasi lidah

: (-)

MOTORIK
Kekuatan Otot

Tonus : normotonus(normal)
Atrofi : (-/-)

(kesan Hemiplegia kanan)

SENSORIK
Nyeri : Ektremitas Atas

: belum dapat dinilai

Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai


Raba : Ektremitas Atas

: belum dapat dinilai

Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai


Suhu : Ektremitas Atas

: belum dapat dinilai

Ekstremitas Bawah : belum dapat dinilai


FUNGSI VEGETATIF
Miksi

: baik

Defekasi

: baik

FUNGSI LUHUR
MMSE tidak dapat dilakukan
REFLEK FISIOLOGI
Reflek bisep

: (/+)

Reflek trisep

: (/+)

Reflek brachioradialis : (/+)


Reflek patella

: (/+)

Reflek achilles

: (/+)

REFLEK PATOLOGIS
Babinski

: (+/+)

Chaddock

: (+/+)

Oppenheim

: (+/+)

Gordon

: (+/+)

Refleks kornea (belum dapat dilakukan )


Dolls Eyes (+/+)
Refleks Muntah (+/+)
Refleks Pupil (+/+)
Nistagmus ( belum dapat dilakukan)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (28 september 2012)
Hb

: 13,2

g/dl

Trigliserid

: 62

Ht

: 39,5

Elektrolit

: Na 136,7 mEq/L

Leukosit

: 14300

/ul

Kalium 3,49 mEq/L

Trombosit

: 253000

/%

Kalsium 1.07 mEq/L

GDS

:-

GDP

: 78

mg/%

Ureum

: 35,5

mg%

Kreatinin

: 1.2

mg%

mg/%

Kolesterol total: 155 mg%


SGOT

: 21

mg%

SGPT

: 18

mg%

As. Urat

: 3.0

mg%

mg%

EKG (28 september 2012)

Keterangan :

Panjang : 1 cm
Lebar : 4 cm
Jumlah sliced : 15 buah

Rumus Brodman p X L X Jumlah sliced = 1 x 4 x 15 = 30 cc


2

( kategori sedang pada perdarahan sistem sistem karotis )

FOLLOW UP
Berdasarkan pemeriksaan fisik ( IGD 29 september 2012) didapatkan :

Keadaan umum

: Tampak sakit berat

Kesadaran

: soporo koma( E=1, V=1, M =4)

Tanda-tanda Vital

- Nadi

: 65 x/menit

- Pernapasan

: 24 x/menit

- Suhu

: 36,5 0C

- TD

: 160/110 mmHg

RM : KK(-) L/K TT BI/BII/BIII -/-/Saraf otak : reflek cahaya direct/indirect (+/+), pupil bulat isokor diameter 1-2 mm
ODS, Kesan wajah parese N VII kanan sentral
Motorik : 0 5 , Tonus : normotonus, Atrofi (-)
0 5

(kesan Hemiplegia kanan)


Sensorik/vegetatif : sulit dinilai/ Baik
Fungsi luhur : MMSE tidak dapat dilakukan
REFLEK FISIOLOGI
Reflek bisep

: (/+)

Reflek trisep

: (/+)

Reflek brachioradialis : (/+)


Reflek patella

: (/+)

Reflek achilles

: (/+)

REFLEK PATOLOGIS
Babinski

: (+/+)

Chaddock

: (+/+)

Oppenheim

: (+/+)

Gordon

: (+/+)

RESUME

Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2,5 jam SMRS sekitar
pukul 18.00 WIB , penurunan kesadaran terjadi secara mendadak setelah pasien
pulang bekerja saat pasien sedang berada di kamar mandi.

Sebelumnya pasien mengeluhkan nyeri kepala dan disertai denga muntah dan tidak
sadarkan diri. Sebelum pasien terjatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri, pasien
mengeluh disertai dengan rasa baal dan kebas pada tubuh sebelah kanan baik itu
muka, lengan dan tungkai kanan. Keluhan disertai keluhan rasa lemah tak bertenaga
pada lengan dan tungkai kanan setelah pasien merasa nyeri kepala hebat

Pasien selama ini memang menderita hipertensi sejak 4 tahun yang lalu, dimana
pasien telah memeriksakannya ke dokter dan diminta untuk mengkonsumsi obat anti
hipertensi untuk mengontrol hipertensinya. Namun pasien tidak mengkonsumsi obat
anti hipertensi tersebut secara rutin selama ini. Pasien selama ini juga memiliki
riwayat mengkonsumsi rokok kretek, dengan jumlah mencapai 1 bungkus dalam 1
hari sejak pasien duduk di bangku sekolah.

Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan pemeriksaan fisik ( IGD 28 september 2012) didapatkan :

Keadaan umum

: Tampak sakit berat

Kesadaran

: soporo koma( E=1, V=1, M =4)

Tanda-tanda Vital

- Nadi

: 90 x/menit

- Pernapasan

: 30 x/menit

- Suhu

: 36,5 0C

- TD

: 170/110 mmHg

RM : KK(-) L/K TT BI/BII/BIII -/-/Saraf otak : reflek cahaya direct/indirect (+/+), pupil bulat isokor diameter 1-2 mm
ODS, Kesan wajah parese N VII kanan sentral

Motorik : 0 5 , Tonus : normotonus, Atrofi (-)


0 5

(kesan Hemiplegia kanan)


Sensorik/vegetatif : sulit dinilai/ Baik
Fungsi luhur : MMSE tidak dapat dilakukan
REFLEK FISIOLOGI
Reflek bisep

: (/+)

Reflek trisep

: (/+)

Reflek brachioradialis : (/+)


Reflek patella

: (/+)

Reflek achilles

: (/+)

REFLEK PATOLOGIS
Babinski

: (+/+)

Chaddock

: (+/+)

Oppenheim

: (+/+)

Gordon

: (+/+)

DIAGNOSA

Diagnosa Klinis

: Stroke

Diagnosa Etiologi

: Perdarahan atau hemoragik

Diagnosa Lokalisasi

: Sistem Carotis Kiri

Diagnosa Faktor Resiko: Hipertensi

DIAGNOSA BANDING
Stroke e.c Infark Serebri Sistem Karotis kiri factor risiko hipertensi.
PENATALAKSANAAN
-

Head up 15-30o
Pasang IV line
Infus 2A 20 tetes/menit

Neuroprotektan : Citicolin 3x1 ampul

Diet kalori 30 kkal/kgBB/hari

Manitol 200-150-150/ 8jam , dengan kecepatan bolus 15 menit setiap kali bolus.

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad malam

Quo ad functionam

: dubia ad malam

BAB II
PEMBAHASAN

Daftar Masalah
Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke hemoragik sistem karotis dengan faktor resiko
hipertensi ?

Pembahasan Masalah
1. Mengapa pasien ini di diagnosis stroke hemoragik ?
Definisi
Gangguan fungsional otak fokal atau global yang terjadi secara mendadak , yang
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (baik tersumbatnya aliran darah
mauoun pecahnya pembuluh darah)dan lebih dari 24 jam. Dan mempunyai pola gejala
yang berhubungan dengan waktu.

Pada pasien ini didapatkan :


Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis global dengan adanya
penurunan kesedaran yang bersifat global yang dimana sebelumnya disertai defisit
neurologi fokal dengan adanya rasa baal dan kebas di bagian tubuh sebelah kanan ,
mencakup wajah lengan dan tungkai kanan , serta lemah tubuh sebelah kanan yang
terjadi mendadak yang terjadi pada saat pasien sedang beraktivitas. Terdapat tandatanda TTIK (nyeri kepala, muntah,

penurunan kesadaran) serta Tekanan darah

meningkat tinggi dari biasanya. Keluhan ini terjadi >24 jam mulai dari kejadian
sampai follow-up terakhir.

Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien


Stroke Non Hemoragik

Stroke Hemoragik

Kelumpuhan/kelemahan

terjadi

saat pasien istirahat (pada saat tidur

Kelumpuhan/kelemahan

terjadi

saat pasien beraktivitas *

atau pada saat pasien baru bangun


tidur)
-

Tidak terdapat tanda-tanda TTIK


(nyeri

kepala,

muntah,

kejang,

(nyeri

penurunan kesadaran)
-

Terdapat
kepala,

tanda-tanda
muntah,

TTIK
kejang,

penurunan kesadaran) *

Tekanan darah tidak meningkat


tinggi

Tekanan darah meningkat tinggi


dari biasanya*

*ditemukan pada pasien

Gejala Klinis
Defisit fokal
Onset

PIS

PSA

Non hemoragik

Berat *

Ringan

Berat ringan

Menit/jam *

1-2 menit

Pelan (jam/hari)

Exercise

Saat aktivitas*

Saat istirahat

Nyeri kepala

Hebat *

Sangat hebat

ringan

Muntah pada

sering*

sering

Tidak, kecuali lesi di batang

awalnya

otak

Hipertensi

Hampir selalu *

Biasanya tidak

Sering kali

Penurunan

Ada *

ada

Tidak ada

Kaku kuduk

Jarang

ada

Tidak ada

Hemiparesis

Sering dari awal *

Permulaan tidak ada

Sering dari awal

Gangguan bicara

Bisa ada

jarang

Sering

Likuor

Berdarah

berdarah

Jernih

Paresis/gangguan

Tidak ada

Bisa ada

Tidak ada

kesadaran

NIII

*ditemukan pada pasien


Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan oleh perdarahan atau hemoragik
intra serebral (PIS)

Berdasarkan pemeriksaan fisik ( IGD 28 september 2012) didapatkan :

Keadaan umum

: Tampak sakit berat

Kesadaran

: soporo koma( E=1, V=1, M =4)

Tanda-tanda Vital

- Nadi

: 90 x/menit

- Pernapasan

: 30 x/menit

- Suhu

: 36,5 0C

- TD

: 170/1110 mmHg

RM : KK(-) L/K TT BI/BII/BIII -/-/Saraf otak : reflek cahaya direct/indirect (+/+), pupil bulat isokor diameter 1-2 mm
ODS, Kesan wajah parese N VII kanan sentral
Motorik : 0 5 , Tonus : normotonus, Atrofi (-)

0 5

(kesan Hemiplegia kanan)


Sensorik/vegetatif : sulit dinilai/ Baik
Fungsi luhur : MMSE tidak dapat dilakukan
REFLEK FISIOLOGI
Reflek bisep

: (/+)

Reflek trisep

: (/+)

Reflek brachioradialis : (/+)


Reflek patella

: (/+)

Reflek achilles

: (/+)

REFLEK PATOLOGIS
Babinski

: (+/+)

Chaddock

: (+/+)

Oppenheim

: (+/+)

Gordon

: (+/+)

Berdasarkan skor stroke :


Siriraj
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
diastolik) (3 x ateroma) 12
Dimana :
Derajat kesadaran 0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor.
Muntah

0 = tidak ada; 1 = ada.

Nyeri kepala

0 = tidak ada; 1 = ada.

Ateroma

0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih (DM, angina, penyakit


pembuluh darah).

Hasil

: Skor > 1 : perdarahan supratentorial


Skor < 1 : infark serebri

Pada pasien didapatkan : (2,5 x 2) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 110) (3 x 0) 12 = 7


Hasil perdarahan supratentorial

Pada skor Gajah Mada


Penurunan

Nyeri Kepala
Babinski
Kesadaran
+*
+*
+*
+
+
+
*ditemukan pada pasien menunjukkan perdarahan

Jenis Stroke
Perdarahan
Perdarahan
Perdarahan
Iskemik
Iskemik

Keterangan :

Panjang : 1 cm
Lebar : 4 cm
Jumlah sliced : 15 buah

Rumus Brodman p X L X Jumlah sliced = 1 x 4 x 15 = 30 cc


2

Gejala Klinik pada stroke sistem karotis :


Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis. Gejalagejala timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemiipestesi, bicara pelo dan lainlain
-

Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami


gangguan atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini
disebabkan karena struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran
yaitu Formatio Reticularis (susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian besar

terletak dalam fossa posterior. Karena itu keasadaran biasanya komposmentis*


Tekanan darah : biasanya meningkat*
Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota badan
(hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan dan
tungkai, kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan aliran

darah terjadi pada subkortikal atau veterbrobasiler*


Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh
Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi pada
sisi yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam beberapa

hari didahului dengan refleks patologis


Kelainan fungsi luhur : disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia dan lain- lain
*ditemukan pada pasien menunjukkan gejala stroke mengenai sistem karotis

Gejala Klinik pada stroke sistem vetebrobasiler :


1. Penurunan kesadaran yang cukup berat karena terkena formasio lateralis (DD:
infark supratentorial yang luas).
2. Kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu di sertai vertigo, diplopia dan
gangguan bulbar
3. Vertigo disertai paresis keempat anggota gerak (ujung-ujung distal).

Mekanisme terjadinya stroke hemoragik

Timbulnya infark serebral regional dapat juga disebabkan oleh pecahnya arteri
serebral. Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah, tidak lagi kebagian darah
sehingga wilayah tersebut menjadi iskemik dan kemudian menjadi infark yang
tersiram daerah ekstravasal hasil perdarahan. Daerah infark itu tidak berfungsi lagi
sehingga menimbulkan deficit neurologic, yang biasanya berupa hemiparalisis. Dan
daerah ekstravasal yang tertimbun intraserebral merupakan hematoma yang cepat
menimbulkan kompresi pada seluruh isi tengkorak berikut bagian rostral batang otak.
Keadaan demikian menimbulkan koma dengan tanda-tanda neurologi yang sesuai
dengan kompresi akut terhadap batang otak secara restrokaudal, yang terjadi dari
gangguan pupil, pernapasan, tekanan darah sistemik dan nadi. Apa yang dilukiskan di
atas ialah gambaran hemoragia intraserebral yang di dalam klinik dikenal sebagai
apopleksia serebri atau hemorrhagic stroke.
Arteri yang sering pecah ialah arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna.
Dinding arteri yang pecah selalu menunjukkan tanda-tanda, bahwa disitu terdapat
aneurisma kecil-kecil yang dikenal sebagai aneurisma Charcot Bouchard. Aneurisma
tersebut timbul pada orang-orang dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses
degenerative pada otot dan unsur elastic dinding arteri. Karena perubahan
degenerative itu ditambah dengan beban yang tekanan darah yang tinggi, maka
timbulah beberapa pengelembungan kecil setempat yang dinamakan aneurisma
Charcot Bouchard. Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata tersebut
kadang berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media, yaitu
arteria lentikulostriata. Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah,
menegluarkan tenaga banyak, dan sebagainya aneurisma kecil itu bisa pecah. Pada
saat itu juga orangnya jatuh pingsan, nafasnya mendengkur dalam sekali dan
memperlihatkan tanda-tanda hemiplegia. Oleh karena itu stress yang menjadi factor
presipitasi, maka haemoragic stroke disebut juga stress stroke.

Penatalaksanaan

Pada Stroke Perdarahan IntraSerebral

Hilangkan faktor-faktor yang berisiko meningkatkan tekanan darah seperti


retensi urin, nyeri, febris, peningkatan tekanan intrakranial, emosional stres dan
sebagainya

Bila tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau tekanan diastolik > 140 mmHg
atau tekanan darah arterial rata-rata > 145 mmHg berikan Nikardipin, Diltiazem atau
Nimodipin

Bila tekanan sistolik 180-220 mmHg atau tekanan diastolik 105-140mmHg


atau tekanan arterial rata-rata 130mmHg :

a. labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit ulangi atau gandakan setiap 10 menit sampai
maksimum 300 mg atau berikan dosis awal bolus diikuti oleh Labetalol drip 2-8
mg/menit, atau
b. Nikardipin Diltiazem
c. Nimodipin

Pada fase tekanan darah tak boleh diturunkan lebihd ari 20-25% dari tekanan darah
arteri rerata dalam 1 jam pertama

Bila tekanan sistolik <180mmHg dan tekanan diastolik <105 mmH, tangguhkan
pemberian obat antihipertensi

Bila terdapat fasilitas pemantauan tekananintrakranial, tekanan perfusi otak harus


dipertahankan > 70mmHg

Pada penderita dengan riwayat hipertensi, penurunan tekanan darah harus


dipertahankan dibawah tekanan arterial rata-rata 130mmHg

Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg harus dicegah segera pada
waktu pasca operasi dekompresi

Bila tekanan darah arterial sistolik turun < 90 mmHg harus diberikan obat menaikan
tekanan darah (vasopresor)

Perhatian:
1. peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh stres akibat stroke, kandung
kencing penuh, nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau peningkatan tekanan
intrakranial

2. dengan memperhatikan dan melakukan penanganan pada keadaan tersebut di atas


akan banyak berpengaruh pada tekanan darah sistemik pada fase menunggu 5-20
menit pengukuran berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai