TINJAUAN TEORI
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
bentuk tindakan seseorang (overt behaviour). (Notoatmodjo, 2007 : 139)
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
(Wawan dkk, 2011: 11)
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa,
media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan
dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai
dengan keyakinannya tersebut ( Istiari, 2000)
Dari beberapa definisi tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan
bahwasannya pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam bentuk
tindakan seseorang (overt behavior), diperoleh dari pengindraan dengan
melibatkan panca indra manusia yang sebagian besar diperoleh dari indra
penglihatan dan pendengaran.
7
2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu yaitu kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari
atau rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan yang menjelaskan secara
benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang diamati.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponenkomponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitan satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan
bagian- bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang sudah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau objek. Penilaian penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.
(Wawan dan Dewi, 2011:12)
3. Perilaku Manusia
a. Pengertian
Perilaku adalah respon indvidu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang
saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks
sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang
menerapkan perilaku tertentu (Wawan A, 2010:48).
10
11
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.
(Sarwono, 1992, yang dikutip Nursalam, 2001). Pendidikan adalah salah satu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 1993). Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, menurut IB Marta (1997), makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan
diklasifikasikan menjadi :
a). Pendidikan tinggi: akademi/ PT
b). Pendidikan menengah: SLTP/SLTA
c). Pendidikan dasar : SD
Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa, sebaliknya
tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan dan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Koentjaraningrat, 1997,
dikutip Nursalam, 2001). Ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan
yang rendah, seseorang dengan tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit
menerima pesan, mencerna pesan, dan informasi yang disampaikan (Effendi,
1998, hlm. 14).
Wiet Hary dalam Notoatmodjo (1993) menyebutkan bahwa tingkat
pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
12
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok. (Wawan dan Dewi, 2011 : 18).
2) Sosial budaya
13
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi. (Wawan dan Dewi, 2011 : 18).
6. Pengukuran Pengetahuan
Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan angket, wawancara
atau observasi yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. (Notoatmodjo, 2007 : 140-142).
Adapun cara pengukuran tersebut antara lain :
a. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya
besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang
bersifat rahasia. (Hidayat, 2007 : 98)
b. Wawancara
Wawancara
merupakan
metode
pengumpulan
data
dengan
cara
14
15
16
anak ke posyandu secara rutin dengan melihat dan mengacu pada KMS.
(Kemendiknas RI, 2011 : 24)
B. Perkembangan
1. Pengertian
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungssi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi
sel-sel tubuh,jaringan tubuh,organ-organ,dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai interaksi
dengan lingkungannya. (Adriana,2011)
Perkembangan merupakan proses yang terjadi secara terus menerus
dan berkesinambungan
dalam
kehidupan
manusia.
Perkembangan adalah
yang
berlangsung
secara
sistematis,
17
: 2 sampai 8 minggu
: 8 sampai 40 minggu (lahir)
Cepatnya laju
membuat priode ini menjadi priode yang terpenting dalam proses perkembangan.
Hubungan antara kesehatan maternal dan manifestasi tertentu pada bayi baru lahir
menekankan pentingnya asuhan prenatal yang adekuat demi kesehatan dan
kesejehteraan bayi.
b. Masa bayi ( Lahir sampai lahir 1 tahun )
Noenatus : lahir sampai 27 atau 28 hari
18
Bayi
: 1 sampai 3 tahun
19
standar peran, memperoleh control dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat
ketergantungan dan kemandirian, dan memulai membentuk konsep diri.
e. Masa Kanak kanak akhir ( 11 19 tahun )
Prapubertas
: 10 13 tahun
Remaja
C. MOTORIK HALUS
1. Pengertian
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Sehingga gerakan ini memerlukan tenaga melainkan gerakan motorik halus, anak
20
21
22
23
berisi instruksi melalui kotak komponen tes dan dilaksanakan sesuai dengan umur
saat pencapaiannya untuk kemudian ditindaklanjuti melalui stimulasi atau rujukan
ke ahli tumbuh kembang. Jika dibandingkan dengan KPSP, DDST II ini terlihat
lebih rinci, membutuhkan ketelitan, dan hanya bisa dilakukan oleh profesi tertentu
24
yang menjadikan mendeteksi tumbuh kembang anak merupakan salah satu ranah
kompetensinya. Oleh karena sulitnya menggunakan alat tes ini, bagi beberapa
pihak, misalnya mahasiswa dari profesi terkait, merasa bahwa mampu menguasai
keterampilan menggunakan DDST II seperti memecahkan teka-teki saja.
(Sulstyawati, 2014)
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
stimulasi atau rangsangan yang berguna agar potensi berkembang, sehingga hal
ini perlu mendapat perhatian. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangnya. (Adriana, 2011)
Berikut bentuk stimulasi atau rangsangan motorik halus yang diberikan pada anak
balita :
a. Stimulasi motorik halus pada anak 12-15 bulan
1) Permainan balok;
2) Memasukkan dan mengeluarkan benda;
3) Memasukkan benda yang satu ke benda yang lain;
4) Bermain dengan mainan yang mengapung di air;
5) Menggambar.
b.
25
3) Membuat untaian/manik-manik.
c. Stimulasi motorik halus pada anak 18-24 bulan
1) Lanjutkan stimulasi untuk mendorong agar anak mau untuk bermain
balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam benda yang
lainnya, menggambar dengan krayon atau pensil berwarna, dan
menggambar dengan menggunakan tangan;
2) Membuat berbagai bentuk dan ukuran;
3) Bermain puzzle sederhana;
4) Menggambar wajah atau bentuk;
5) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan.
d. Stimulasi motorik halus pada anak 24-36 bulan
1) Lanjutkan stimulasi untuk mendorong anak agar mau bermain puzzle,
balok, memasukkan benda ke benda yang lain dan menggambar;
2) Mrmbuat gambar tempelan;
3) Memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya;
4) Mencocokan gambar dengan benda nyata;
5) Konsep jumlah;
6) Bermain/menyusun balok-balok.
e. Stimulasi motorik halus pada anak 36-48 bulan
1) Lanjutkan stimulasi bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok,
menggambar yang lebih sulit, bermain mencocokkan gambar dengan
yang sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut jenisnya;
2) Memotong gambar bentuk dengan gunting;
26
27