Anda di halaman 1dari 17

REKSA DANA SYARI'AH

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Mendengar kata investasi belakangan ini saya rasa bahwa bukanlah hal yang
asing lagi di telinga kita. Salah satu investasi yang kita kenal yang akhab dengan
kita yaitu menabung dibank. menabung merupakan sebuah upaya melakukan
penyimpan dari uang yang kita miliki untuk memperoleh laba. Banyak orang
mengatakan bahwa menabung adalah investasi jangka panjang, namun kategori
menabung yang bisa di katakan sebagai bentuk investasi ialah menabung
dengan pintar. Artinya menabung dengan memperhatikan kebutuhkan yang akan
dating atau dengan kata lain kebutuhan akan masa depan. Mengkalkulasi
tabungan dengan mempersiapkan akan kebutuhan kita mendatang.

Investasi adalah salah satu bentuk dari pengendalian keuangan untuk berjaga
akan kebutuhan yang akan datang atau untuk memperoleh laba maksimal dari
uang yang kita miliki. Investasi sector rill atau mendirikan sebuah usaha adalah
salah satu bentuk investasi yang memiliki keuntungan besar, namun juga
memiliki resiko yang cukup besar. Dalam kegiatan berinvestasi hendaknya
memperhatikan prinsip, etika, dan hukum ekonomi.

Berinvestasi di reksa dana merupakan alternatif berinvestasi masyarakat yang


diinginkan memperoleh return investasi dari sumber yang jelas. Return investasi
yang dapat diketahui tanpa harus turut serta dalam menjalankan investasi
dengan tersedianya laporan return dari manager investasi atau pihak lain yang
memberikan tempat atau jasa berinvestasi. Jadi reksa dana hadir sebagai wadah

yang dapat dipergunakan sebagai pemodal atau pihak yang ingin berinvestasi,
namun memiliki waktu dan pengetahuan terbatas.
Berinvestasi dengan reksadana memiliki banyak manfaat, terturama bagi para
investor kecil yang akan melaksanakan investasi tidak secara langsung,
mengingat investasi secara langsung membutuhkan modal yang tidak sedikit.
Dalam berinvestasi dengan menggunakan reksa dana investor akan diuntungkan
dengan pengelolaan portofolio secara profesional oleh manager investasi.
Sehingga dalam hal ini yang menjadi latar belakang penulis dalam menulis
makalah ini.

B.

RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah yang penulis akan
uraikan antara lain yaitu:
a.

Bagaimana memahami reksa dana sebagai alternatif investasi?

b.

Apakah landasan hokum investasi reksa dana ?

c.

Bagaimana pengelolaan dan sifat reksa dana?

d.

Bagaimana bentuk dan jenis reksa dana?

e.

Apa manfaat dan resiko reksa dana?

f.

Apakah kelebihan reksa dana syariah?

g.
Bagaimana menanggulangi kendalan pengembangan dan strategi reksa
dana syariah?

C.

TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
yang diuraikan oleh penulis antara lain yaitu:
a.

Agar memahami reksa dana sebagai alternatif investasi

b.

Agar mengetahui landasan hokum investasi reksa dana

c.

Agar mengetahui pengelolaan dan sifat reksa dana

d.

Agar mengetahui bentuk dan jenis reksa dana

e.
f.

Agar mengetahui manfaat dan resiko reksa dana


Agar Mengetahui kelebihan reksa dana syariah

g.
Agar mengetahui penanggulangan kendalan pengembangan dan strategi
reksa dana syariah

h.

Agar mengetahui Perbedaan Reksa Dana Syariah dan Konvensional

BAB II
PEMBAHASAN

A.

MEMAHAMI REKSA DANA

Secara etimologi kata reksa dana berasal dari dua kata yaitu reksa yang
berartikan jaga atau pelihara dan dana berarti uang. Secara sederhana dapat
kita simpulkan bahwa reksa dana adalah kumpulan uang yang di jaga atau
dipelihara. Sehingga dalam hal ini istilah reksa dana didefinisikan sebagai suatu
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarkaat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
[1] Instrument yang dinvestasikan dalam portofolio efek yakni dapat berupa
saham, obligasi, valuta asing dan instrument lain.
Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust yang
diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun telah
memiliki sebanyak 200 investor reksadana dengan total aset senilai US$
392.000[2]. reksadana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir
tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksadana dengan dana kelolaan
sebesar 48 triliun US Dollar. [3]
Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle
dengan nama First Index Investment Trust, yang sekarang bernama Vanguard
500 Index Fund yang merupakan reksadana dengan dana kelolaan terbesar yang
mencapai 100 triliunUS Dollar.[4]

B.

LANDASAN HOKUM INVESTASI REKSA DANA

Bank Syariah Mandiri telah terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana
(APERD) berdasarkan Surat Tanda Terdaftar Nomor: 25/BL/STTD/APERD/2007 dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tanggal 24 April 2007. Hal
ini membuktikan bahwa dengan berdirinya agen penjual efek reksa dana ini
bahwa adanya landasan hokum yang berguna dalam menjawab permasalahan
yang terjadi.
Beberapa landasan hokum investasi reksa dana yaitu:
1.
Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1),
bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk
Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif (KIK). Dalam hal ini perusahaan yang ingin bergerak dalam reksa dana

meruapakan salah satu bentuk legalitas pendirian perusahaan atau badang yang
dapat mengelola reksa dana.
2.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 yang
merupakan pedoman pelaksanaan investasi reksa dana syariah. Dengan adanya
fatwa dewan syariah nasional yang membolehkanya melakukan investasi namun
dengan tetap memegang teguh pada syariah islam, sehingga manajer investasi
yang bergerak di dalam reksa dana syariah memiliki pedoman untuk tidak
melakukan investasi pada barang-barang yang dilarang dalam islam.
Dalil alquran dan hadist yang terdapat dalam fatwa dewan syariah Nasional
Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 yaitu:
1.

Firman Allah, antara lain:

...dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba... (QS. al-Baqarah
[2]: 275)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika
kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa
Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan
tidak (pula) dianiaya. (QS. al-Baqarah [2]: 278-279).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. (QS. An-Nisa [4] : 29)
Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah (QS. Al-Jumuah [62] : 10)
Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu...(QS. Al-Maidah [5]: 1)
2.

Hadis Nabi s.a.w antara lain:

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan
orang lain.(Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Ubadah bin Shamit, riwayat
Ahmad dari Ibnu Abbas dan Malik dari Yahya).
Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu (HR. Al Khomsah dari
Hukaim bin Hizam).
Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal (menetapkan)
dua syarat dalam satu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak
ditanggung resikonya, dan tidak halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak
ada padamu (HR. Al Khomsah dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya).
Rasulullah s.a.w melarang jual beli yang mengandung gharar (HR. Muslim,
Tirmidzi, Nasai, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Rasulullah s.a.w melarang (untuk) melakukan penawaran palsu (Muttafaq


alaih).
Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian (HR. Abu
Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasai).
Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya (HR. Baihaqi dari
Hukaim bin Hizam).
Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. (HR Al-Tirmidzi dari
Amr bin Auf)
Allah swt berfiman: Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat
selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu
pihak telah berkhianat, aku keluar dari mereka. (HR. Abu Daud, yang
dishahihkan oleh al-Hakim dari Abu Hurairah).
Dari Mamar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah melakukan
ikhtikar (penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah (HR. Muslim).
3.

Kaidah fiqh:

Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkan..
Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang lain tanpa seizinnya

C.
1.

PENGELOLAAN DAN SIFAT REKSA DANA


Pengelolaan Reksa Dana

Bentuk pengelolaan atau mekanisme operasional reksa dana hanya dapat


dilakukan oleh perusahan yang telah terdaftar atau mendapatkan izin dari
Bapepam. Pengelolaan reksa dana terdapat tiga pihak yang terlibat dalam hal ini
yaitu:
a.
Manajer Investasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan
investasi, yang meliputi analisa, pemilih jenis investasi, pengambilan keputusan
investasi, monitor pasar investasi, dan melakukan tindakan yang dibutuhkan
investor. Menajer investasi dalam hal ini dapat berupa perusahan efek atau PT
yang bergerak dalam reksa dana, maupun perusahaan khusus sebagai
perusahan Manajemen Investasi.
b.
Bank Kustondian adalah bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan
(safe keeper) serta administrator reksa dana. Dana yang terkumpul bukan
merupakan bagian kekayaan manajaner maupun bank kustondian, akan tetapi
milik investor yang disimpan atas nama bank kustondian.

c.
Pelaku (Perantara) di pasar modal (broker, Underwriter) maupun di pasar
uang (bank).
2.

Sifat Reksa Dana

Sifat reksa dana menurut karakteristiknya dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
a.
Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) merupakan Reksa Dana yang
menerbitkan saham/unit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya kepada
investor sampai sejumlah kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
Reksa dana terbula lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan
dengan pasar dari pada saham reksa dana tertutup[5]
b.
Reksa Dana Tertutup (Close-End Funds) yang menerbitkan saham/unit
penyertaan dan menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban
untuk membeli saham/unit penyertaan yang telah dijualnya. Investor hanya
dapat menarik investasinya dengan cara menjual/mengalihkan saham/unit
penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain yang berminat.

D.
1.

BENTUK DAN JENIS REKSA DANA


Bentuk Reksa dana

Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat
(1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk
Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif (KIK).
a.

Reksa Dana berbentuk Perseroan (Investemet companies)

suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak
berbeda dengan perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu
jenis usaha pengelolaan portofolio investasi. Reksa dana berbentuk perseroan
dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi dua yaitu reksa dana terbuka (open end
foud) dan reksa dana tertutup (close end foud). Adapun cirri dari reksa dana
bentuk perseroan ini adalah[6]:
1.

Badan hokum terbentuk PT

2.
Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antra direksi
perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
3.
Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontra antara manajer
investasi dengan bank kustondian.
b.

Kontrak Investasi Kolektif (Unit Investement Trust)

kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga
mengikat pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini

Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan administrasi
investasi.
Karakteristik dari reksa danan kontrak investasi kolektif adalah[7]:
1.
menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor
yang membeli.
2.

Unit penyertaan tidak tercatat di bursa

3.
Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada
manajer investasi (MI) yang mengelola.
4.
Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan akan
dibebankan pada kekayaan reksa dana.
5.
Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai aktiva bersih (NAB)
perunit dihitung oleh bank kustondian secara harian.

2.

Jenis-jenis Reksa Dana

Jenis-jenis reksa dana sendiri dapat dibendakan berdasarkan potofolio yakni


sebagai beirkut:
1.

Reksadana Pendapatan Tetap. (Fixed Income Fund)

Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang


dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. Umumnya memberikan
penghasilan dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, swbi, dan
instrument lain. RDPT merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang
paling baik dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang (>3 tahun)
dengan resiko menengah
2.

Reksadana Saham. (Equity Fund)

Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang


dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas. Pada umumnya efek saham memberikan
kontribusi dengan memberikan hasil yang menarik, dalam bentuk caoutak gain
dengan pertumbuhan harga-harga saham dan dividen.
Banyak perspeksi yang menganggap bahwa berinvensti pada saham sebih
cenderung spekulatif, atau berudi. Namun secara teori dan pengalaman
dilapangan menghatakan bahwa investasi pada saham adalah salah satu bentuk
investasi jangka panjang yang cukup menjanjikan.
3.

Reksadana Campuran. (Siscretionary Fund)

Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham
dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana

lainnya. Reksa dana campuran dalam orientasinya lebih fleksibel dalam


menjalankan investasi. Fleksibel berartikan, pengelolaan investasi dapat
digunakan untuk berpindah-pindah dari saham, ke obligasi, maupun ke deposit.
Atau tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas trading,
4.

Reksadana Pasar Uang. (Money Market Fund)

Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh
tempo yang kurang dari satu tahun. Umumnya investasi dalam kategori reksa
dana pasar uang memiputi, deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya.
Reksadana pasar uang memiliki tingkat resiko yang minim, namun keuntungan
yang di dapat juga sangat terbatas. Tujuannya adalah perlindungan modal dan
untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, sehingga ketika dibutuhkan dapat
dicairkan setiap hari kerja dengan resiko penurunan nilai investasi yang hamper
tidak ada.

E.
1.

MANFAAT DAN RESIKO REKSA DANA


Manfaat Reksa Dana

Secara umu Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya


sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
a.

Dikelola oleh manajemen profesional

Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi


yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran
Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada umumnya
mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset secara
langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar
modal.

b.

Diversifikasi investasi

Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan


mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau
kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya
pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang
membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.
c.

Transparansi informasi

Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan


biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau
keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa Dana wajib
mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat kabar serta
menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus

secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya


secara rutin.
d.

Likuiditas yang tinggi

Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus


mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal
dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan
yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor
mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit
Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
e.

Biaya Rendah

Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan


kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya
kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula
efisiensi biaya transaksi.

2.

Resiko Reksa Dana

Dalam berinfestasi tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis risiko
yang berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1.

Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan

Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan
dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar
portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya
akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang
memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak
penyebab fundamental lainnya.
Salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana adalah
dengan melakukan pengukuran NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB per saham/unit
penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi
biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah
beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut
2.

Risiko Likuiditas

Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan
reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan
penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama.
Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara
besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada
faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk
melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar

biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk,
terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham
atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya
perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3.

Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami


penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar
obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi
bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami
penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak
langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit
Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila
ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren
pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4.

Risiko Default

Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik
emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja
keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten
tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari
dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian
portofolio investasi secara ketat.

F.

KELEBIHAN REKSA DANA SYARIAH

Kelebihan dari hadirnya reksa dana syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan reksa dana syariah namun memberikan beberapa perbedaan dan
keuntungan yang bisa didapatkan dengan berinvestasi pada reksadana syariah,
antara lain;
1.

Investasi sesuai kesanggupan (terjangkau),

2.

Bukan objek pajak (beban pajak),

3.
TransparansiinformasiPerkembangan dapat dipantau secara harian
melalui media (termasuk beberapa koran),
4.

Hasil relatif lebih tinggi (dibanding deposito),

5.

Mudah dijangkau (ada yang bisa dengan ATM dan Phoneplus),

6.
Pengelolaan secara profesional dilakukan oleh manajer investasi reksa
dana syariah,
7.
Lebih aman dan stabil, seperti Pada obligasi/sukuk mempunyai underlying
asset yang jelas sehingga resiko default kecil sekali atau bahkan sama sekali
tidak ada,

8.
Yang terpenting juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan
akan diaudit secara rutin.
Modal untuk memulai investasi pada produk ini bisa bervariasi ada yang
minimal Rp 5 juta seperti BSM Investa Berimbang, atau Rp 1 juta untuk BNI
Dana Syariah, bahkan ada yang hanya Rp 250 ribu. Untuk pemesanannya
pun relatif mudah tinggal mendatangi kantornya masing-masing. Untuk BNI
Dana Syariah dan BSM Investa Berimbang tinggal mendatangi Kantor
Cabang BNI Syariah dan BSM yang sudah relatif tersebar.
Pembeda reksadana syariah dan reksadana konvensional adalah reksadana
syariah memiliki kebijaksanaan investasi yang berbasis instrumen investasi
pada portfolio yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika perusahaan
yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau
membungakan uang. Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan
bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau
penjualan minuman keras, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau
maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya. Disamping itu, dalam
pengelolaan dana reksadana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi
investasi yang menjurus ke arah spekulasi. Sehingga investasi yang kita jalankan
memberikan keberkahan tidak hanya di dunia melainkan mendapat keberkahan
di akhirat
Eksistensi Reksadana syariah memang sangat sesuai untuk investasi
jangka panjang seperti persiapan menunaikan ibadah haji atau biaya sekolah
anak di masa depan. Saat ini pilihannya pun semakin banyak. Saat ini secara
kumulatif terdapat 11 reksadana syariah telah ditawarkan kepada
masyarakat.

G.
1.

KENDALAN PENGEMBANGAN DAN STRATEGI REKSA DANA SYARIAH


Kendala Pengembangan Reksa Dana Syariah

Beberapa kendala pengembangan reksa dana syariah yang berdampak kurang


maksimalnya peran lembaga keuangan non perbankan dalam upaya
menghimpunan dana dari masyarakat untuk melakukan investasi di reksa dana.
Kendala-kedala yang dihadapi reksa dana syariah, antara lain yaitu:
a.
Minimnya pengetahuan masyarakat atau belum dikenalnya produk
investasi berbasis syariah dalam bentuk reksa dana. Sehingga memberikan
kesimpulan bahwa reksa dana syariah hanya dikenal pada kalangan tertentu
yang mengetahui keberadaan reksa dana syariah. Mereka adalah pelaku bisnis,
praktisi dan akademis di bidang ekonomi. Kondisi ini kurang memberikan
dukungan bagi tumbuh kembangnya reksa dana syariah

b.
Dualism system dalam pasar modal yang menawarkan reksa dana
konvensional, juga reksa dana syariah, kurang memberikan dukungan bagi
tumbuh kembangnya reksa dana syariah. Sehinga pelunya dukungan dari pihak
pengusaha, akademis, dan pihak-pihak yang memiliki peran penting agar
perkembangan reksa dana syariah dapat lebih cepat terealisasi.
c.
Terbatasnya instrument pembiayaan di pasar modal sehingga sulit bagi
investor dalam menginvestasikan dananya.

2.

Strategi Pengembangan Reksa Dana Syariah

Beberapa strategi yang akan dikembangkan dari lembanga keuangan non


berbankan terkait reksa dana dalam menjawab kedala pengembangna reksa
dana syariah, antara lain yaitu:
a.
Memperbanyak jenis reksa dana syariah gunan memberikan alternative
investasi bagi masyarkat untuk menyimpan dananya di reksa dana syariah
b.
Sinergi antara lembaga-lembaga yang terkait baik bapepam, praktisi,
akademis, ulama, dan pengusaha dalam mambangun system ekonomi syariah
terutama di pasar modal.
c.
Perlunya usaha sosialisi idealisme tentang reksa dana syariah, sehingga
masyarakat mengetahui pentingnya dan eksistensi reksa dana syariah.

H.

PERBEDAAN REKSA DANA SYARIAH DAN KONVENSIONAL

Kegiatan reksa dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsureunsur
yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Ada beberapa hal yang membedakan
antara reksa
dana konvensional dan reksa dana syariah. Dan tentunya ada beberapa hal yang
juga
harus diperhatikan dalam investasi syariah ini.
1. Kelembagaan
Dalam syariah islam belum dikenal lembaga badan hukum seperti sekarang. Tapi
lembaga badan hukum ini sebenarnya mencerminkan kepemilikan saham dari
perusahaan yang secara syariah diakui. Namun demikian, dalam hal reksa dana
syariah, keputusan tertinggi dalam hal keabsahan produk adalah Dewan
Pengawas

Syariah yang beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi syariah
yang
direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia.
Dengan begitu proses didalam akan terus diikuti perkembangannya agar tidak
keluar
dari jalur syariah yang menjadi prinsip investasinya.
2. Hubungan Investor dengan Perusahaan
Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem
mudharabah. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha
antara dua
pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan
pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi
menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi,
ditanggung oleh
pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian di pengelola.
Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalain si
pengelola,
maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dalam hal
transaksi
jual beli, saham-saham dalam reksa dana syariah dapat diperjual belikan.
Sahamsaham dalam reksa dana syariah merupakan yang harta (mal) yang
dibolehkan untuk
diperjual belikan dalam syariah. Tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam
transaksi saham karena nilai saham jelas. Harga saham terbentuk dengan
adanya
hukum supply and demand. Semua saham yang dikeluarkan reksa dana tercatat
dalam
administrasi yang rapih dan penyebutan harga harus dilakukan dengan jelas.
3. Kegiatan Investasi Reksa Dana
Dalam melakukan kegiatan investasi reksa dana syariah dapat melakukan apa
saja

sepanjang tidak bertentangan dengan syariah. diantara investasi tidak halal


yang tidak
boleh dilakukan adalah investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi,
makanan dan minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi dan lainlain
yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah.Dalam kaitannya dengan
sahamsaham yang diperjual belikan dibursa saham, BEJ sudah mengeluarkan
daftar
perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah Islam atau
saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Dimana saham-saham
yang
tercantum didalam indeks ini sudah ditentukan oleh Dewan Syariah.
Dalam melakukan transaksi Reksa dana Syariah tidak diperbolehkan melakukan
tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti penawaran
palsu dan
tindakan spekulasi lainnya. Demikianlah uraian singkat mengenai reksa dana
syariah
dan beberapa ketentuan serta prinsip yang harus dijalankan. Semoga
bermanfaat dan
menambah wawasan anda dalam hal umum mengenai investasi syariah.

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas yang penulis uraikan sedikit tentang reksa dana
terdapat beberapa kesimpulan dalam menjawab rumusan masalah diatas.
Sehingga tujuan dari penulisan makalah dapat benar-benar dimengerti pembaca,
antara lain yaitu:
1.
Reksa Dana sebagai alternatif investasi adalah upaya lembaga keuangan
non perbankan yang bertujuan membantu masyarakat untuk melakukan
penjagaan atau perencanaan investasi keuangan untuk jangka waktu kedepan
sebagai bentuk alfernatif berinvestasi.
2.
Landasan hokum investasi reksa dana adalah Undang-undang Pasar Modal
Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia
dan Fatwa dewan syariah mandiri Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 yang merupakan
pedoman pelaksanaan investasi reksa dana syariah
3.
Pengelolaan dan sifat reksa dana yaitu pengelolaan atau mekanisme
operasional reksa dana hanya dapat dilakukan oleh perusahan yang telah
terdaftar atau mendapatkan izin dari Bapepam. Sifat dari pada reksa dana ada
dua yaitu reksa dana terbuka (open end foud) serta reksa dana tertutup (close
end foud).
4.
Bentuk dan jenis reksa dana adalah secara umum bentuk reksa dana
terbagi menjadi dua yaitu bentuk reksa dana perseroan (investeen company)
dan kontrak investasi kolektif (unit investement trust). Jenis reksa terbagi
menjadi empat yaitu Reksadana Pendapatan Tetap. (Fixed Income
Fund), Reksadana Saham. (Equity Fund), Reksadana Campuran. (Siscretionary
Fund), Reksadana Pasar Uang. (Money Market Fund)
5.
Manfaat dan resiko reksa dana yaitu salah satunya manfaat dari reksa dana
dikelola oleh manajemen profesional adapun resiko dari reksa dana salah
satunya yaitu Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
6.
Kelebihan reksa dana syariah salah satunya yakni memberikan kemudahan
bagi masyarakat yang ingin berinvestasi syari dalam bentuk investasi halal
dengan biaya investasi awal yang kecil dengan penglolahan professional.
7.
Menanggulangi kendalan pengembangan dan strategi reksa dana syariah
yakni dengan melihat banyaknya kendala pengembangan reksa dana salah
satunya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya berinvestasi untuk

masa depan dan salah satu strategi pengembangan reksa dana dalam
menunjang eksistensi reksa dana syariah yakni perlu adanya peran serta pihak
yang berkepentingan untuk memberikan sosialisi berinvestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Achsien H. Iggi. 2003. Investasi Syariah di Pasar Modal, Menggagas Konsep dan
Praktek Manajemen Portofolio Syariah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Arifin Zainul. 1999. Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Praktek. Alvabet. Jakarta.
Cahyono E. Jaka. 2000. Cara Jitu Meraih Untung dari Reksa Dana. Alex Media
Komputindo. Jakarta.
Firdaus Muhammad, Dkk. 2005. Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah
Investasi Halal di Reksa Dana Syariah. Renaisan. Jakarta.
Sharpe F. William Dkk. Pristina Hermastuti Dkk. 2005. Investasi Jilid 1 Edisi 6,
Bahasa Indonesia. Indeks. Jakarta.
Sharpe F. William Dkk, Njooliangtik Henry dan Agustino. 1997. Ivestasi jilid 2,
edisi bahasa Indonesia,. Prenhallindo. Jakarta.
Sudarsono Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi. Ekonisia. Yogyakarta.
Syamsul Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga.
Jakarta
www.bapepam.go.id
www.id.wikipedia.org/wiki/Reksadana
www.muslim-indonesia.com/reksa-dana
http://ekonomisyariah.info/wp-content/uploads/2013/02/REKSA-DANASYARIAH.pdf

Anda mungkin juga menyukai