2.
Kebutuhan
Data
Jaringan
Jalan
Sumber
Peta RBI
Citra resolusi
tinggi
Survei lapangan
Penggunaan Citra resolusi
Lahan
tinggi
Survei lapangan
3.
Topografi
DEM resolusi
tinggi
4.
Populasi
Penduduk
BPS
Teknik Analisis
Mengkombinasikan
berbagai sumber data
untuk memperoleh
informasi spasial (vektor)
jaringan jalan eksisting
Interpretasi citra satelit
untuk memperoleh
informasi spasial
penggunaan lahan
eksisting
Menganalisis permukaan
medan (terrain) melalui
teknik interpolasi
Menghitung jumlah
penduduk di dalam
daerah bahaya tsunami
Hasil
Peta Jaringan Jalan
Peta Penggunaan
Lahan
Peta Bangunan
Peta Titik Evakuasi
Kontur
Peta Bahaya
Tsunami
Jumlah dan kepadatan
penduduk
atribut spasialnya. Dataset jaringan jalan merupakan data masukan (input) untuk membuat
rencana rute evakuasi dengan menggunakan Network Analyst di ArcGIS.
2. Inventarisasi Bangunan/Gedung sebagai Tempat (Shelter) Evakuasi
Penentuan bangunan/gedung sebagai shelter evakuasi tsunami dilakukan melalui
interpretasi citra satelit satelit resolusi tinggi. Selanjutnya, observasi lapangan diperlukan
untuk memvalidasi hasil interpretasi citra satelit dan untuk menilai jenis bangunan tertentu
yang diprediksi berpotensi sebagai bangunan shelter evakuasi.
Berdasarkan standar perencanaan Tempat Evakuasi Sementara (TES), jenis tempat
evakuasi dapat berupa:
Escape hill berupa daerah dataran tinggi alami maupun buatan dengan ketinggian bukit
minimal 15 m di atas permukaan laut
vertikal.
Kriteria bangunan memiliki lantai > 2 lantai atau bangunan dengan ketinggian lantai
paling atas minimal 15 meter di atas permukaan laut (Asumsi tinggi tsunami
minimal 5 m)
2)
Taksiran
bangunan
jumlah
rumah
penduduk
tinggal
dapat
yang
diperhalus
ada
di
dengan
seluruh
memperbandingkan
desa/kelurahan
dengan
jumlah
jumlah
tujuan tempat evakuasi maupun pusat pengungsi direpresentasikan dalam sebaran titik
(point).
Distribusi penduduk secara sistematis dibagi menjadi bagian sama besar dengan
menggunakan system grid dengan pola heksagonal. Diasumsikan bahwa penduduk hidup
terkonsentrasi di pusatnya (pusat grid heksagonal ini disebut centroid). Idealnya, orang
mengungsi dari setiap blok (titik) bangunan dan mencoba untuk menemukan jaringan jalan
terdekat. Untuk tujuan ini, satu hektar heksagonal digunakan, dengan masing-masing tepi
(panjang) adalah 62,04 m. Luas 1 hektar diasumsikan sebagai batas yang dapat dikelola
pada tingkat detail untuk perencanaan tata ruang dan desain bangunan.
Melalui ArcGIS dengan menggunakan alat ekstensi Repeating Shape, dapat dihasilkan
heksagonal tessellation pada lokasi kajian. Hasilnya kemudian di-overlay dengan titik
bangunan dan data kependudukan dengan teknik Spatial Join.
5. Kecepatan Pengungsi
Waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi ditetapkan pada kecepatan berjalan manusia.
Kecepatan yang digunakan adalah kecepatan minimum orang berjalan yaitu 0,751 m/dtk
atau setara dengan kecepatan orang lanjut usia (Sumber: Japan Institute for Fire Safety and
Disaster Preparedness).
6. Waktu yang Dibutuhkan untuk Evakuasi
Asumsi 22 menit, dimana 17 menit untuk mencapai bangunan evakuasi dan 5 menit
untuk naik ke lantai atas bangunan evakuasi.
7. Model Evakuasi
Pemodelan evakuasi dilakukan dengan memperhitungkan kapasitas dan aksesibilitas dari
tempat penampungan evakuasi. Semua hal tersebut dianalisis dengan menggunakan
Network Analyst di ArcGIS.
a. Area Layanan (Service Area) Bangunan Evakuasi
Area
layanan
didefinisikan
sebagai
wilayah
yang
mencakup
semua
jalan yang dapat diakses terutama jalan-jalan yang berada dalam impedansi (hambatan)
yang ditentukan. Dalam hal ini, waktu tempuh ditetapkan sebagai biaya atribut
impedansi. Area layanan bangunan evakuasi mengacu pada area layanan yang
dikembangkan dengan mempertimbangkan kapasitas bangunan (jumlah orang yang
dapat ditampung) dan waktu perjalanan yang dibutuhkan. Perhitungan dan perkiraan
kapasitas bangunan evakuasi dan waktu evakuasi sangat penting dalam pemodelan
aksesibilitas karena ada kemungkinan tidak semua penduduk di area layanan dapat
ditampung di gedung-gedung penampungan evakuasi terdekat.
(1) Area Layanan Berdasarkan Waktu Evakuasi
Penentuan area layanan berdasarkan waktu evakuasi dilakukan untuk mengetahui
jumlah total orang di daerah tertentu yang mampu mencapai bangunan evakuasi
dalam waktu tertentu. Analisis tersebut dapat dilakukan melalui Network Analyst,
dengan menggunakan fungsi alat New Service Area.
(2) Area Layanan Berdasarkan Kapasitas Bangunan Evakuasi
Penentuan area layanan berdasarkan kapasitas bangunan evakuasi dilakukan
untuk mengetahui jumlah total orang di daerah tertentu yang dapat ditampung di
sebuah bangunan evakuasisi dalam waktu tertentu. Waktu tempuh terpendek dan
jumlah orang di setiap grid heksagonal adalah parameter untuk menciptakan area
pelayanan berdasarkan kapasitas bangunan evakuasi. Analisis tersebut dapat
dilakukan melalui Network Analyst, dengan menggunakan fungsi alat New Service
Area.
b. Rencana Rute Evakuasi
Setelah diperoleh area layanan berdasarkan waktu evakuasi dan kapasitas bangunan
evakuasi, melalui Network Analyst dengan menggunakan fungsi alat New Closest
Facility maka dapat ditentukan secara otomatis rute evakuasi.