Anda di halaman 1dari 25

Praktikum Kimia Organik/1/S.

Genap/2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir 70% dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak
nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang tanah, kedelai, bunga matahari,
zaitun dan sebagainya. Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya
dan dengan menggunakan pelarut dan kemudian memisahkan pelarutnya dengan
evaporasi(Respati, 1986).
Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium
kimia organik. Jarang sekali pekerjaan laboratorium organik yang tidak melibatkan
ekstraksi. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu
campuran dengan menggunakan suatu pelarut.Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu
bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada
jenis senyawa yang diisolasi umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk
mencegah terjadi oksidasi enzim / hidrolisis (Harborne, 1987).
Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim, penting
dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis. Dasar berfikir
ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar dua pelarut kedalam
campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga memisahkan ekstrak lebih
mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas rendah sehingga sirkulasi zat dapat
terjadi dengan bebas (Aderson,1991).
Menurut Geancoplis, ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan
larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut.
Salah satu metoda ekstraksi yang digunakan pada praktikum ini adalah sokletasi.
Sokletasi adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Adapun prinsip
sokletasi ini adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat
sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai,
maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi
menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik
yang terdapat pada bahan tersebut (Geancoplis, 1998).

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mempelajari dan mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan alam
dengan metoda sokletasi
b. Menghitung rendemen

c.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Tentang Bahan yang Digunakan
2.1.1
Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau
legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan
kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua
Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1 kaki)
dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Tanaman ini adalah satu di antara dua
jenis tanaman budidaya selain kacang Bogor, Voandziea subterranea yang buahnya
mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda
terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu (Harborne, 1987).
Sekarang pemanfaatan kacang tanahmakin luas dari minyak nabati hingga
selai.Kandungan minyak yang terdapat di dalam margarin mayonaise, salad dressing,
mentega putih (shortening) dan mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan
minyak jenis lainnya karena dapat dipakai berulang-ulang untuk menggoreng bahan
pangan. Sebagai bahan non pangan, minyak kacang tanah digunakan dalam industri
sabun, face cream, shavingcream, pencuci rambut dan bahan kosmetik lainnnya.
Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah dapat dipergunakan untuk campuran
pembuatan adrenalin dan obat asma (Ketaren, 2008).
Minyak kasar hasil ekstraksi selalu mengandung asam lemak bebas sebagai
hasil aktifitas enzim lipase terhadap gliserida selama minyak tersebut disimpan.
Besarnya asam lemak tersebut digunakan sebagai ukuran kualitas minyak. Makin
besar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak tersebut maka kualitasnya
makin rendah. Minyak atau lemak yang disimpan pada kondisi penyimpanan yang
tidak baik apabila diolah atau dimanfaatkan akan dihasilkan minyak atau lemak
dengan kandungan asamlemak bebas tinggi (Ketaren, 2008).
Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari
Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan
oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di benua Amerika penanaman
berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang tanah ini pertama

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

kali masuk ke Indonesia pada awal abad 17, dibawa oleh pedagang Cina dan
Portugis. Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, kacang jebrol, kacang
Bandung, kacang Tuban dan kacang kole. Bahasa Inggrisnya kacang tanahadalah
peanut atau groudnut (Aderson, 1991).
2.1.2

Pelarut
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.

Larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut pada umumnya
adalah zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, sedangkan zat lainnya
dianggap sebagai zat terlarut.
Beberapa sifat penting pelarut antara lain:
1. Kemampuan melarutkan (solubility)
2. Kecepatan menguap
3. Trayek didih
4. Berat jenis (specific gravity)
5. Flashpoint
Berdasarkan sifat-sifat di atas, pelarut dapat dikategorikan berdasarkan
fungsinya sebagai berikut:
1. True solvent, melarutkan dalam proses ekstraksi, pemurnian dalam
pembuatan emulsi dan suspense.
2. Diluent, untuk pengencer. Misalnya pada industri cat.
3. Latent solvent, meninggikan daya larut aktif pelarut.
4. Media reaksi, reaksi akan berlangsung lebih cepat dalam fase cair.
5. Paint remover, untuk pembersih atau penghilang cat.
Pelarut yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air.
Pelarut lain yang juga umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung
karbon) yang juga disebut pelarut organik. Pada proses ekstraksi, pelarut yang
digunakan adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkan yang tinggi terhadap zat
yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran
pelarut dan kepolaran senyawa yang diektraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi
senyawa polar larut dalam pelarut polar, dan sebaliknya. Prinsip ini disebut dengan
like dissolves like. Kepolaran suatu pelarut ditunjukkan oleh momen dipol, konstanta
dielektrik, dan kelarutannya di air (Karimata, 2012).

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

Berdasarkan kepolaran pelarut, pelarut dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:


1. Pelarut Protik Polar
Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif
yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar
adalah senyawa yang memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik
polar ini adalah air H2O, metanol (CH3OH), dan asam asetat (CH3COOH).
2. Pelarut Aprotik Polar
Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut
dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memiliki ikatan dipol
besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan
oksigen atau nitorgen. Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah
aseton [(CH3)2C=O] dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).
3. Pelarut Non-polar
Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta dielektrik
yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah
benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter (CH3CH2OCH2CH3)
(Brown, 1999).
Tabel 2.1 Contoh pelarut non polar
Konstan
Titik
Pelarut

Pela
r

Rumus kimia

Heksan
a

u
t

Benzen

CH3-CH2-CH2CH2-CH2CH3
C6H6

a
N
o

Toluena

C6H5-CH3

Dietil
eter

CH3CH2-O-CH2CH3

Massa

did

Diel

je

ih

ektri

nis

69

k
2.0

C
80

0.655
g/

2.3

ml
0.879

g/

111

ml
0.867

2.4

n
-

ta

35

g/
4.3

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

ml
0.713
g/

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

o
l
a
r

Klorofo

CHCl3

rm
Etil
aset

61

4.8

C
CH3-C(=O)-OCH2-CH3

77

ml
1.498
g/

6.0

at
(Sumber: Karimata, 2012)

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

ml
0.894
g/
ml

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

Tabel 2.2 Contoh pelarut polar aprotik


Konst

Titik
Pelarut

Rumus kimia

did
ih

an

Mass

ta

Di

ele

kt

ri

is

k
Pela

1.033

r
u

/-CH2-CH2-O1,4-Dioksana

CH2-CH2O-\

101
C

g
2.3

/
m
l

0.886

o
l
a

Tetrahidrofuran
(THF)

/-CH2-CH2-OCH2-CH2-\

g
66 C

7.5

l
1.326

A
p
r

Diklorometana
(DCM)

g
CH2Cl2

40 C

9.1

0.786

k
Aseton

CH3-C(=O)CH3

g
56 C

21

/
m
l

Asetonitril (Me

CH3-CN

82 C

CN)

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

37

0.786
g

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

/
m
l
0.944
H-

Dimetilformam

C(=O)N(C

ida (DMF)

153

38

H3)2

/
m
l
1.092

Dimetil

CH3-S(=O)-

sulfoksida

CH3

(DMSO)

189

47

/
m
l

(Sumber: Karimata, 2012)


Tabel 2.3 Contoh pelarut polar protik
Titik
Pelarut

Rumus kimia

Asam

CH3-C(=O)OH

ta

did
ih

Pelaru

Konstan

118 C

Diele
ktrik
6.2

Massa
je
nis
1.049

as

g/m

Po

eta

lar

Pr
oti
k

nBu
tan
ol
Isopro
pa

CH3-CH2-CH2CH2-OH
CH3-CH(-OH)-

0.810
118 C

18

g/m
l

82 C

CH3

no
l (I
PA
)

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

18

0.785
g/m
l

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015


n-

CH3-CH2-CH2-

Pr

9
97 C

20

OH

0.803
g/m

op

an
ol
Etanol

CH3-CH2-OH

79 C

30

0.789
g/m

Metan

CH3-OH

65 C

33

ol

l
0.791
g/m
l

Asam
for
ma

1.21
H-C(=O)OH

100 C

58

t
Air

g/m

H-O-H

100 C

80

1.000
g/m
l

(Sumber: Karimata, 2012)

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

10

2.2 Teori Tentang Proses Sintesa/Isolasi Produk


Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang berbedabeda dari komponen campuran tersebut (Geancoplis, 1998)
Metoda ekstraksi terdiri dari maserasi, sokletasi, perkolasi serta refluks. Secara
umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme.
Dalam kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi
yang sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan
pemakai.
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya
alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa ini
bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum yang
dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini
diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia
tertentu.
3.Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan
biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan
sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi
penggunaan obat tradisional.
4.Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara
apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya
adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada
penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi
khusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel (APP, 2010).

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

11

2.2.1 Prinsip Maserasi


Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari
dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses
maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan
yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
2.2.2 Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam,kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi,
dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat
yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
2.2.3 Prinsip Sokletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam selonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan
penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh
kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong
menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga
terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak
tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang
diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
2.2.4 Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke
dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

12

cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan


penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel
yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak
3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
2.2.5 Prinsip Destilasi Uap Air
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel
sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan
minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu
akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam
corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.
2.2.6 Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang dipercepat
oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10 C di bawah titik
didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan
pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu
alas bulat penampung.
2.2.7 Prinsip Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di antara 2
fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase
pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat
terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk
dua lapisan fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut
sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
2.2.8 Prinsip Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang ditentukan
oleh fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen),komponen kimia bergerak naik
mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

13

tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda
berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
2.2.9 Prinsip Penampakan Noda
2.2.9.1 Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan tampak
berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah karena adanya daya
interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng.
Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat
energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.
2.2.9.2 Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna gelap.
Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya interaksi antara
sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda
tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan
oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke
tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula sambil melepaskan
energi. Sehingga noda yang tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika
gel yang digunakan tidak berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
2.2.9.3 Pereaksi Semprot H2SO410%
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4 10% adalah berdasarkan
kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor dari zat
aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang
(UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

14

2.2.10 Ekstraksi Sokletasi


Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi
dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang- ulang dan menjaga jumlah
pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu
senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati
umumnya larut baik dalam pelarut organik, seperti benzen dan heksan. Untuk
mendapatkan minyak nabati dari bagian tumbuhan dapat dilakukan metode sokletasi
dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Aderson, 1991).
Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari material
atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang digunakan adalah labu didih, ekstraktor
dan kondensor. Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan sebelum disokletasi. Tujuan
dilakukannya pengeringan adalah untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat
dalam sample sedangkan dihaluskan adalah untuk mempermudah senyawa terlarut dalam
pelarut. Didalam sokletasi digunakan pelarut yang mudah menguap. Pelarut itu
bergantung pada tingkatannya, polar atau non polar (Fessenden, 1982).
Prinsip sokletasi

yaitu Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang

didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang
tidak diinginkan. Namun zat yang diekstraksinya sesuai dengan polar dan nonpolarnya
pelarut yang digunakan (Aderson, 1991).
Bila penyaringan telah selesai maka pelarut yang telah di uapkan kembali adalah zat
yang bersisa. Dietil eter merupakan pelarut yang baik untuik hidrokarbon danuntuk
senyawa yang mengandung oksigen proses penyaringan yang berulang ulang pada proses
sokletasi bergantung pada tetesan yang mengalir pada bahan yang di ekstraksi. Sampel
pelarut yang digunakan bening atau tidak berwarna lagi. Umumnya prosedur sokletasi
hanya pengulangan,sistematis dan pemisahan dengan menggunakan labu untuk ekstraksi
sederhana tetapi lebih merupakan metoda yang spesial,dan alat yang digunakan lebih
kompleks. Oleh karena itu alat soklet cenderung mahal (Fessenden, 1982).
Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi menurut Harborne:
a. Pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alkohol;
b. Titik didih pelarut rendah;

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

15

c. Pelarut dapat melarutkan senyawa yang diinginkan;


d. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan; dan
e. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi (polar atau nonpolar)
Menurut Keenan, keuntungan metode ini adalah :
a. Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
b. Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c. Pemanasannya dapat diatur
Menurut Keenan, kerugian dari metode ini :
a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian
oleh panas.
b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya
dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini
untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik
dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksana:
diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah (Respati, 1986).
2.3 Teori Tentang Produk yang Dihasilkan

2.3.1

Minyak Kacang Tanah


Minyak kacang tanah merupakan minyak nabati yang dipergunakan untuk

minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarin, mayonnaise,saladdressingdan


mentega putih (shortening), dan mempunyai keunggulan bila dibandingkandengan
minyak jenis lainnya, karena dapat dipakai berulang-ulang untuk menggoreng
bahanpangan. Selain itu minyak kacang tanah banyak digunakan dalam industri
sabun, facecream, shavingcream, pencuci rambut dan bahan kosmetik lainnya. Dalam
bidang farmasi minyak kacang tanah dapat digunakan untuk campuran pembuatan
adrenalin dan obat asma(Aderson, 1991).
Minyak kacang tanah mengandung 76-82 % asam lemak tidak jenuh, yang
terdiri dari 40 45 % asam oleat dan 30-35 % asam linoleat. Asam lemak jenuh

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

16

sebagian besar terdiri dari asam palmitat, sedangkan kadar asam miristat sekitar 5 %.
Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan minyak (Keenan,

1980).
Menurut Respati, kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi
atau dengan penambahan anti-oksidan. Dalam minyak kacang tanah terdapat
persenyawaan tokoferol yang merupakan anti oksidan alami dan efektif dalam
menghambat proses oksidasi minyak kacang tanah.
Di dalam kacang tanah terdapat karbohidrat sebanyak 18% dengan kadar pati
0,5-5,0% dan kadar sukrosa 47%. Vitamin-vitamin yang terdapat adalah riboflavin,
thiamin, asam nikotinat, vitamin EdanK. Sebagian besar kandungan mineral terdiri
dari kalsium, magnesium, fosfordansulfur(Keenan, 1980).
Racun di dalam kacang tanah yang disebut aflatoksin, dihasilkan oleh
cendawan Aspergillusflavus. Aflatoksin ini terdiri dari B 1, B2, G1, G2. Kode B dan G
menunjukkan intensitas fluorescencebiru (blue) dan hijau (green) jika disinari dengan
sinar ultra violet. Kacang tanah berumur tua, yang digunakan sebagai bibit kadangkadang mengandung aflatoksin(Aderson, 1991).
Minyak kacang tanah merupakan campuran ester dari gliserol dan asam lemak
rantai panjang yang sering disebut trigliserida. Trigliserida terbentuk dari asam lemak
jenuh dan asam lemak tak jenuh. Minyak kacang tanah mengandung 7682 persen
asam lemak tak jenuh yang terdiri dari 4045 persen asam oleat (C 17H33COOH) dan
3045 persen asam linoleat (C 17H31COOH). Asam lemak jenuh sebagian besar terdiri
dari asam palmitat (C15H31COOH), sedangkan kadar asam miristat (C 13H27COOH)
sekitar 5 persen. Kandungan asam linoleat yang tinggi akan menurunkan kestabilan
minyak. Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau
penambahan anti-oksidan (Ketaren, 2008).
Sifat fisikaMinyak kacang tanah merupakan minyak yang lebih baik daripada
minyak jagung, minyak biji kapas, minyak olive, minyak bunga matahari, untuk
dijadikan saladdressing, dan disimpan di bawah suhu -11 C. Hal ini disebabkan
karena minyak kacang tanah jika berwujud padat berbentuk amorf, dimana lapisan
padat tersebut tidak pecah sewaktu proses pembekuan. Minyak kacang tanah yang

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

17

didinginkan pada suhu -6,6 C, akan menghasilkan sejumlah besar trigliserida


padat.Berdasarkan flow test, maka fase padat terbentuk dengan sempurna pada suhu
-6,6 C(Harborne, 1987).

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

18

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Bahan-bahan yang Digunakan
1. Kacang tanah
2. n-heksana
3.2 Alat-alat yang Digunakan
1. Satu set alat soklet
2. Gelas piala 600 ml
3. Wadah untuk menyimpan minyak kacang tanah
4.

Kertas saring

3.3 Prosedur Praktikum


1. Labu soklet dibersihkan, kemudian dimasukkan 3 butir batu didih, dikeringkan,
ditimbang, dan dicatat berat labu + batu didih.
2. Sebelum praktikum kacang tanah terlebih dahulu digiling halus dan dikeringkan.
3. Buat selongsong (timbel) dari kertas saring, disesuaikan ukuran dengan besarnya
tabung soklet. Ditimbang berat selongsong kosong.
4. Selongsong diisi dari kertas saring dengan sampel. Timbang berat selongsong +
contoh. Berat contoh saja dapat dihitung.
5. Selongsong yang berisi contoh dimasukkan kedalam tabung soklet.
6. Tabung soklet yang berisi sampel dihubungkan dengan labu soklet, jangan lupa
diolesi bagian ujung yang disambungkan dengan vaselin, untuk memudahkan
waktu membukanya nanti.
7. Labu ditegakkan pada mantel pemanas, dan tabung soklet yang tersambung pada
labu di klem kan pada standar, posisinya harus berdiri tegak lurus.
8. Masukkan pelarut n-heksana dari mulut tabung soklet, sampai terisi penuh.
Setelah penuh, pelarut dengan sendirinya akan turun ke labu soklet.
9.

pada mulut tabung soklet. Jangan lupa mengolesi bagian yang disambung dengan
vaselin.

10. Air pendingin dialirkan dari kran ke kondensor, diperiksa kalau ada kebocoran,
kalau ada, harus diperbaiki sebelum pekerjaan dilanjutkan.
11. Mantel pemanas dihidupkan, dan proses sokletasi dimulai.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

19

12. Pelarut yang ada dalam labu akan menguap karena pemanasan. Uap
naik kebagian atas, dan diembunkan oleh pendingin, menetes kedalam tabung
soklet dan menumpuk dalam tabung sambil merendam contoh. Waktu merendam
inilah n-heksana akan menarik minyak ampas kelapa dari ampas kelapa tersebut.
Bila tabung soklet penuh oleh pelarut yang telah melarutkan minyak jarak, maka
dengan sendirinya pelarut akan turun ke labu. Di labu pelarut kembali menguap
dan meninggalkan minyak. Pelarut yang menguap kembali naik dan mengembun
kedalam tabung soklet untuk merendam contoh sekaligus melarutkan minyak
yang masih tersisa dalam ampas kelapa. Setelah penuh kembali turun kelabu
sambil membawa minyak. Sirkulasi terus terjadi selama proses, sehingga
akhirnya semua minyak terlarutkan oleh n-heksana.
13. Bila proses dipandang telah siap, maka mantel pemanas dimatikan. Biarkan
beberapa saat, kemudian selongsong contoh dikeluarkan dari dalam tabung
soklet.
14. Setelah contoh dikeluarkan, unit alat dipasangkan kembali, dan matel pemanas
dihidupkan lagi. Dimulai proses pengambilan pelarut. Amati dengan teliti, bila
tabung sudah hampir penuh, pemanas cepat dimatikan, dan pelarut yang ada
dalam tabung diambil, disimpan dalam botol tersendiri. Kalau terlambat, tabung
sempat penuh, maka semua pelarut akan turun kelabu dibagian bawah, sedangkan
sekarang kita pada tahap pengambilan pelarut. Kondensor air keluar air keluar
mantel pemanas labu didih soklet thimble.
15. Bila proses pengambilan pelarut sudah dianggap selesai, yakni minyak dalam
labu sudah terlihat lebih pekat, maka pemanas dimatikan, dan alat dilepas
menjadi bagianbagiannya.
16. Minyak yang ada dalam labu, dikeringkan lagi dari pelarutnya dengan cara
memanaskan dalam oven pada suhu diatas titik didih pelarut. Diovenkan selama
15 menit, kemudian dinginkan dan ditimbang.
17. Pekerjaan seperti nomor 16 dilakukan beberapa kali sampai didapat berat tetap.
18. Berat minyak dapat dihitung, sehingga persentase minyak dalam ampas kelapa
juga dapat dihitung.
19. Minyak hasil sokletasi disimpan pada botol tersendiri.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

20

3.4 Rangkaian Alat

Keterangan :
1: Aliran keluar air.
2: Aliran masuk air.
3: Selonsong berisi
kacang tnah
(sampel).
4: Labu didih.
5: Mantel pemanas.
6: Kondensor.
7: Statif.
8: Tabung soklet.
Gambar 3.1 Unit Alat Sokletasi

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Persiapan praktikum
a) Berat kertas saring = 1,12 gr
b) Berat benang + kapas = 1,95 gr
c) Berat contoh (kacang + kapas + benang + kertas saring) = 24,07 gr
d) Berat sampel = berat contoh berat kertas saring- (beratbenang+kapas)
= 24,07- 1,12- 1,95
= 21 gr
e) Berat erlenmeyer = 20,28 gr
f) Berat erlenmeyer + minyak = 27,58 gr
g) Setelah di oven I
Berat erlenmeyer + minyak = 27,45 gr
h) Setelah di oven II
Berat erlenmeyer + minyak = 27,45 gr
i)

Berat minyak = berat minyak II berat erlenmeyer


= 27,45 20,28
= 7,17 gr

j)

% rendemen =
=

berat minyak
100
berat sampel
7,17 gr
100
21 gram

= 34,14%
4.1.2 Ekstraksi sokletasi pada kacang tanah
a) Waktu mulai pemanasan = 10.15 WIB
b) Proses refluks

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

21

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

22

Tabel 4.1 Proses refluks pada kacang tanah


Refluks
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Jam
10.34 WIB
10.51 WIB
11.05 WIB
11.18 WIB
11.31 WIB
11.45 WIB
11.58 WIB
12.11 WIB
12.24 WIB
12.37 WIB
12.51 WIB
13.05 WIB
13.18 WIB
13.31 WIB
13.45 WIB
13.58 WIB
14.11 WIB
14.24 WIB

4.2 Pembahasan
Ekstraksi adalah proses pengambilan beberapa senyawa dari suatu sampel. Ekstraksi
sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut organik dimana sampelnya mempunyai
luas permukaan yang kecil. Pelarut yang digunakan pada praktikum ini adalah n- heksana
karena selain titik didihnya rendah yaitu 70 oC n- heksana juga memiliki harga jual yang
relatif rendah. Oleh karena itu, n- heksana digunakan sebagai pelarut pada percobaan
ekstraksi sokletasi.
Pada ekstraksi sokletasi pada kacang tanah 25 gr dimasukkan dalam selonsong yang
terbuat dari kertas saring. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan pelarut
karena jika tidak memakai selonsong kacang tanah tersebut akan tercampur dengan
pelarutnya sehingga akan sulit dalam pengambilan pelarut pada proses pengambilan
pelarut. Selain itu jika tidak memakai selonsong proses refluks tidak akan terjadi karena
tabung sokletnya dipenuhi kacang tanah. Selonsong tersebut dimaskkan kedalam tabung
soklet, tinggi selonsong tidak boleh melebihi tinggi tabung soklet yang kecil karena jika
lebih tinggi dari tabung tersebut sampelnya atau selonsongnya tidak akan terendam
semuanya sehingga proses ekstraksi tidak berjalan dengan baik. Pelarut yang digunakan
sebanyak 280 ml n- heksana.
Setelah pelarut dan selonsongnya dimasukkan kedalam tabung soklet mantel
pemanasnya dihidupkan sehingga terjadi 5 kali refluks dalam 1 jam. Refluks terjadi
karena proses evaporasi yang terjadi pada labu didih, uapnya tersebut mengalir ke dalam

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

23

tabung soklet lalu diteruskan ke dalam kondensor gondok. Didalam kondensor gondok
terjadi pertukaran heat exchanger dimana uap akan didinginkan oleh air yang mengalir di
dalam kondensor. Uap akan menjadi cair lalu jatuh kedalam tabung soklet, setelah nheksana yang ada di dalam tabung soklet yang penuh akan turun ke labu didih. Fluida
akan mengalir dari tekanan yang rendah ke tekanan yang tinggi. Tabung soklet yang
berukuran besar memiliki jumlah volume yang besar dibandingkan dengan tabung soklet
yang berukuran kecil tetapi tekanan tabung yang kecil lebih besar dari tabung yang besar.
Oleh karena itu n- heksana mengalir dari tabung soklet yang besar ke tabung soklet yang
kecil.
Setalah proses refluk selesai (selama 4 jam), dilakukan proses destilasi pelarut selama
1 jam sehingga yang ada didalam labu didih adalah minyak yang berasal dari selonsong
tadi. Supaya beratnya menjadi konstan dan hasil minyak yang didapat tidak lagi
mengandung pelarut maka hasilnya tersebut dioven selama 15 menit dan didapatkan berat
minyaknya 7,17 gram dengan rendemen 34,14 %.
Untuk mengekstrak suatu sampel dengan pelarut organik itu berdasarkan polar dan
non polar pelarut yang digunakan. Pelarut yang kita gunakan adalah pelarut non polar
hasil ekstraknya juga non polar, selain minyak hasil ekstraksi juga berupa protein non
polar yaitu: Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin. Karena dalam praktikum ini
tidak ada pengujian berapa kadar protein nonpolar yang terkandung sehingga kadar dari
protein nonpolar tersebut tidak dapat disimpulkan. Jadi,rendemen hasil praktikum
tersebut sudah cukup baik karena hampir mendekati rendemen teoritisnya.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

24

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kacang tanah dapat diambil minyaknya dengan cara ekstraksi sokletasi
menggunakan pelarut n-heksana.
2. Rendemen yang dihasilkan dari ekstrasi sokletasi isolasi kacang tanah adalh
34,14%.
5.2 Saran
1. Kacang tanah harus digiling halus agar proses pengambilan minyaknya lebih
maksimal.
2. Harus lebih cermat dalam mengamati refluks.
3. Dalam pengambilan pelarut harus dengan hati-hati agar tidak banyak menguap.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

25

DAFTAR PUSTAKA
Aderson, R. 1991. Sample Pretreatment and Separation. Jhon WilleyandSons: Singapore.
Brown, M,E. 1999. Theory and Problems of Physics Engineering and Science. New York:
McGraw-Hill, Inc.
Fessenden, R.J dan Joan S.F. 1982.Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Geancoplis. 1998. Transport Process and Unit Operation. Ally Bacon: Boston.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimi. Edisi ke 2. Bandung: ITB.
Irdoni, HS. dkk.2015.Modul Praktikum Kimia Organik. Pekanbaru: Laboratorium
Teknologi Bahan Alam dan Mineral Teknik Universitas Riau.
Karimata, H. 2012. Asetanilida. http://www.scribd.com/doc/76870978/As-Eta-Nil-Ida.
Diakses tanggal 27 Maret 2015
Keenan,C.W.dkk. 1980.General College Chemistry. New York:Harper and Row
Publishers.
Ketaren, S. 1986.Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama.
Jakarta : UI-Press
Respati.1986. Pengantar Kimia Organik.Jakarta:Aksara Baru.

Proses Ekstraksi Sokletasi Isolasi Minyak Kacang Tanah

Anda mungkin juga menyukai