Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 8

1. Lutfi
2. Ragil
3. Savana
BAB 8
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Tujuan mempelajari bab ini
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa akan mampu:
1. Memahami perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan perundangundangan berlaku
2. Memahami Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20002025
A. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Yakni menjelaskan mengenai tahapan perencanaan pembangunan nasional mulai
dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
Pendek (RPJM), dan Rencana Pembangunan Tahunan/Rencana Kinerja Pemerintah
(RKP) yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah. Tahapan tersebut
adalah :
1. Penyusunan rencana
2. Penetapan rencana
3. Pengendalian pelaksanaan rencana
4. Evaluasi pelaksanaan rencana
Sedangkan tahapan penyusunan RPJP adalah :
1. Penyiapan rancangan awal pembangunan
2. Musyawarah perencanaan pembangunan
3. Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.

Tahapan Penyusunan dan Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)


Nasional meliputi:
1. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyiapkan rancangan RPJP
nasional
2. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyelenggarakan Musrenbang
jangka panjang nasional
3. Musrenbang dalam rangka penyusunan RPJP nasional diikuti oleh unsur unsur
penyelenggara negara dengan mengikut sertakan masyarakat
4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menyusun rancangan akhir RPJP
berdasar hasil Musrenbang
5. RPJP nasional ditetapkan dengan undang undang.
Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Pendek (RPJM) meliputi :
1. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas menyiapkan
rancangan awal RPJM nasional
2. RPJM nasional memuat visi, misi, program presiden, strategi, kebijakan
umum, program prioritas Presiden, kerangka ekonomi makro, dan arah
kebijakan fiskal
3. Pimpinan kementerian/ lembaga menyiapkan rancangan renstra-kl sesuai
tupoksi masing masing, berpedoman pada rancangan awal RPJM nasional
4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, kemudian
menyusun rancangan RPJM nasional, dengan menggunakan rancangan
renstra-kl dan berpedoman pada RPJP nasional
5. Rancangan RPJM nasional menjadi bahan untuk musrenbang jangka
menengah
6. Musrenbang jangka menengah nasional diikuti oleh penyelenggara negara dan
mengikutsertakan masyarakat
7. Musrenbang jangka menengah nasional diselenggarakan oleh Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, paling lambat dua
bulan setelah presiden dilantik

8. Menteri perencanaan pembangunan nasional/ kepala bappenas kemudian


menyusun rancangan akhir rpjm nasional berdasarkan hasil musrenbang
jangka menengah nasional
9. RPJM nasional ditetapkan dengan peraturan presiden, paling lambat 3 bulan
setelah presiden dilantik
10. Renstra-kl ditetapkan dengan peraturan pimpinan kementerian/ lembaga
setelah disesuaikan dengan rpjm nasional.
11. Tahapan rencana pembangunan tahunan nasional meliputi :
12. Menteri perencanaan pembangunan nasional/ kepala bappenas menyiapkan
rancangan awal RKP sebagai penjabaran dari RPJM nasional.
13. Pimpinan kementerian/ lembaga menyiapkan rancangan renja-kl, sesuai
tupoksi masing masing mengacu kepada ranca ngan awal RKP, berpedoman
pada Renstra-KL
14. Menteri perencanaan pembangunan nasional mengkoordinasikan penyusunan
rancangan RKP, menggunakan rancangan Renja-KL
15. Rancangan RKP ini kemudian menjadi bahan musrenbang , yang diikuti oleh
penyelengara pemerintahan
16. Musrenbang dalam rangka penyusunan RKP ini diselenggarakan oleh Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, paling lambat bulan
april
17. Menteri menyusun rancangan akhir RKP berdasarkan hasil Musrenbang
18. RKP kemudian menjadi pedoman penyusunan RAPBN
19. RKP ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
B. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2000-2025.
Enam tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pencapaian RPJP 2000-2025
adalah:

1. Pertumbuhan
Tantangan besar kemajuan perekonomian 20 tahun mendatang adalah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkualitas secara
berkelanjutan.
2. Globalisasi
Perkembangan ekonomi regional di kawasan Asia Timur dan Asia Selatan
yang pesat dengan tumbuhnya raksasa ekonomi global di masa depan, seperti
Cina

dan

India,

merupakan

salah

satu

fokus

utama

yang

perlu

dipertimbangkan secara cermat di dalam menyusun pengembangan struktur


dan daya saing perekonomian nasional.
3. Demografi
Pertambahan penduduk nasional masih relatif tinggi, Rasio penduduk usia
produktif diperkirakan mencapai tingkat maksimal (sekitar 50 persen dari total
penduduk), Angkatan kerja diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat
jumlahnya dari kondisi saat ini. Komposisi pendidikan angkatan kerja dalam
20 tahun ke depan akan didominasi oleh yang berpendidikan setingkat SMP
sampai dengan SMU.
4. Konsentrasi
Tantangan internal lainnya adalah terlalu teraglomerasinya aktivitas
perekonomian di pulau Jawa yang melebihi daya dukung optimal lingkungan
hidupnya.
5. Kemandirian
Untuk mewujudkan kemandirian, kemajuan ekonomi perlu didukung oleh
kemampuan mengembangkan potensi diri. Sehingga tantangannya adalah
mengembangkan perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan
penerapan teknologi, meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia dan
mengembangkan kelembagaan ekonomi yang efisien dengan menerapkan
praktik-praktik terbaik dan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik serta
menjamin ketersediaan kebutuhan dasar dalam negeri.

6. Politik
Tantangan terberat dalam kurun waktu 20 tahun mendatang adalah
menjaga proses konsolidasi demokrasi secara berkelanjutan dan tantangan
berikutnya adalah menciptakan hubungan pusat dengan daerah yang benarbenar mampu memadukan kepentingan dalam upaya memperkuat ikatan
NKRI.
Visi dan Misi Indonesia 2000-2005.
1. Visi Indonesia 2000-2025 adalah:
a. Mandiri, mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat
dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan
kekuatan sendiri.
b. Maju, diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan
kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukum.
c. Adil, tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antar
individu, gender, maupun wilayah.
d. Makmur, diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup
2. Misi Indonesia 2000-2025 adalah :
a. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila
b. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
c. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.

C. Strategi

Pembangunan

Nasional:

Perencanaan

Teknokratis

dan

Perencanaan Partisipatif
1. Perencanaan Teknokratis
Teknokrasi secara etimologis berasal dari kata-kata techn (teknik) dan kratein
(memerintah). Teknokrasi ialah pemerintahan yang menekankan pentingnya
prinsip-prinsip
perencanaan,

teknologi,
dan

seperti

penggunaan

efisiensi,
kiat.

kuantifikasi,

Pembangunan

produktivitas,

yang

teknokratik

menempatkan pemerintah sebagai pihak yang secara mutlak berwenang untuk


merencanakan dan melaksanakan pembangunan untuk kepentingan publik,
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis dari pemerintah sendiri.
Model ini biasanya berafiliasi dengan pola pembangunan top-down, di mana
pemerintah berwenang mengatur masyarakat dan tingkat pemerintahan
dibawahnya dengan berdasarkan pertimbanganpertimbangan dari pemerintah
itu sendiri. Dalam pembangunan teknokratis, yang diutamakan adalah
pertimbangan teknis dan keilmuan dari pemerintah dalam membangun fondasi
argumentatif strategi pembangunan.
2. Perencanaan Partisipatif
Partisipasi merupakan proses anggota masyarakat sebagai individu maupun
kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi
proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang
langsung

mempengaruhi

kehidupan

mereka

(penjelasan

ada

di

bab

sebelumnya).
D. Permasalahan Pengembangan Wilayah Nasional
1.

Kesenjangan antar wilayah perkotaan dan perdesaan

2.

Keterbatasan akses ke kawasan terpencil/tertinggal dan akses ke pasar

3.

Sistem pembangunan sentralistik dan sektoral

4.

Pembangunan

permukiman

dan

prasarana

wilayah

lintas

(propinsi, kabupaten/kota)
5.

Lemahnya keterpaduan program yang berbeda sumber pendanaannya

daerah

6.

Belum efektifnya pemanfaatan Rencana Tata Ruang

sebagai alat

keterpaduan pembangunan (wilayah/sektoral)


7.

Pengelolaan pembangunan di daerah belum optimal dalam menunjang


pengembangan wilayah

8.

Akumulasi modal di kawasan perkotaan.

E. Tantangan Pembangunan Nasional


Pembangunan

nasional

sebagai

acuan

pembangunan

di

daerah

memiliki

tantangan sebagai berikut:


1. Penyediaan jaringan prasarana wilayah terpadu
2. Keterpaduan prasarana penunjang (antara lain transportasi, drainase, air
bersih,

air

buangan,

listrik,

telekomunikasi)

sangat

esensial

bagi

pencapaian efisiensi pembangunan.


3. Perbaikan iklim usaha yang kondusif
4. Diperlukan adanya kemudahan perijinan investasi, jaminan keamanan dan
mengurangi ekonomi biaya tinggi.
5. Mendorong perkembangan daerah dan kawasan tertinggal
6. Diperlukan penyiapan sarana dan prasarana, serta investasi (swasta dan
pemerintah) untuk menggiatkan perekonomian, termasuk ekonomi usaha
kecil (pemberian kredit bagi usaha kecil dan menengah).
7. Mempertahankan kelangsungan perkembangan kegiatan ekonomi
8. Diperlukan

upaya

mempertahankan

produksi barang dan

jasa dan

informasi pasar melalui pembinaan kepada pengusaha kecil, menengah dan


besar dan pemberian insentif guna pengembangan usahanya.
9. Pemanfaatan keunggulan geografis untuk menangkap peluang global
10. Mengembangkan kawasan yang berpotensi bagi perkembangan ekonomi
regional (menjadi pusat pertumbuhan ekonomi regional) yang melayani antar
negara tetangga sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
11. Perlunya pemanfaatan komponen teknologi yang sesuai dengan visi dan
misi wilayah

12. Dalam

rangka

pembangunan

nasional

yang

lebih

terintegrasi

dan

berkelanjutan, perlu adanya sentuhan teknologi yang mampu berinteraksi


dengan upaya-upaya pengembangan wilayah.
13. Mencegah terjadinya atau bertambahnya daerah permukiman kumuh
14. Dilakukan dengan meningkatkan upaya pemenuhan kebutuhan perumahan
dan

permukiman,

bangunan.

serta

meningkatkan

keselamatan

dan keamanan

Anda mungkin juga menyukai