Anda di halaman 1dari 22

1

Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai Pendukung Terapi Diabetes Mellitus
Peran 21 Macam Diet-Diabetes dan GULOH-SISAR
(Plenary Lecture: Part-2)

2012
34-945-K
Prof. Dr. Askandar Tjokroprawiro dr, Sp.PD, K-EMD, FINASIM
Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya RSUD Dr. Soetomo
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
PENDAHULUAN
Nutrisi bagi penderita diabetes (diabetisi) dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : NUTRISI
ORAL (NO), NUTRISI ENTERAL (NE), dan NUTRISI PAR ENTERAL (NPE)

1. NUTRISI ORAL RSUD Dr. Soetomo (sejak 1978)


Nutrisi Oral (NO) ini disebut pula Diet, atau Pola Makan (PM), atau Perencanaan
Makan (PM) yang sudah dilakukan dengan teratur dan sistematik di RSUD Dr.
Soetomo sejak 1978 dengan aplikasi Diet-B. Diet-B ini merupakan hasil disertasi
(S3) dari penulis dan terus berkembang dengan melalui beberapa modifikasi atas
dasar pengalaman klinik, yang akhirnya pada tahun 2003 (pengalaman klinik selama
25 tahun) dapat disusun 21 macam Diet-Diabetes. Masing masing Diet-Diabetes
tersebut memiliki indikasi penggunaannya.
2. NUTRISI ENTERAL RSUD Dr. Soetomo (sejak 1995)
Nutrisi Enteral (NE) ini awalnya sering disebut Diet-Sonde, yaitu dengan
memasang naso gastric tube (NG-tube) dari lobang hidung terus ke gaster (lambung).
Dengan alasan praktis, medis dan kesamaan standarisasi, maka di Surabaya
pemberian NE melalui NG-tube, dan diberikan diberikan pada jam 08.00 WIB untuk
enteral-1 (E1), dan ini disebut E1, lalu 3 jam kemudian diberikan E2 (jam 11.00), E3
(jam 14.00), E4 (jam 17.00), E5 (jam 20.00), dan E6 (jam 23.00).
Dimulainya jam 08.00 dapat memberi peluang bagi ahli gizi dan perawat untuk
persiapan,dan juga untuk pengambilan darah sesudah puasa 8 (delapan) jam, yaitu
dari jam 23.00 sampai dengan jam 08.00. Bagi daerah lain (WITA, WIT), jam-jam
pemberian untuk E1 sampai dengan E6, dapat berubah atas dasar penyesuaian
keadaan setempat.
Untuk penderita diabetes yang dirawat inap, pemberian insulin reguler ataupun
insulin analog secara rutin dapat diberikan sebelum atau saat mulainya E1, E3, dan
E5, sedangkan pemberian non-rutin dapat diberikan pada salah satu, atau dua, atau
ketiga pada E2, dan atau E4,dan atau E6. Sesuai dengan sifat obat peroral, obat
tersebut dapat diberikan pada E yang dikehendaki.
Yang dapat diberikan pada E1 sampai dengan E6 adalah NE buatan Rumah Sakit
atau atau buatan Farmasi misalnya Dianeral , Diabetasol , dll.
Untuk memudahkan pengertian, bagan pelaksanaan Nutrisi Enteral dapat dilihat pada
ilustrasi berikut.
PLENARY LECTURE SIDANG PLENO IV (12 Oktober 2012)
PELATIHAN ASUHAN GIZI DAN DIETETIK (PAGD) NASIONAL
KONGRES NASIONAL III ASSOSIASI DIETISIEN INDONESIA (AsDI)-2012
SURABAYA (THE EMPIRE PALACE), 11 13 OKTOBER 2012

NUTRISI ENTERAL (NE) atau SONDE PADA PENDERITA DIABETES

(ENTERAL FEEDING

TUBE FEEDING

SONDE)

(Tjokroprawiro : 1995-2010)

1 6 Kali/Hari

2 Mulai Jam 08.00 pagi 3 Interval 3 Jam

ENTERAL- 1

ENTERAL- 2

ENTERAL- 3

ENTERAL- 4

ENTERAL- 5

ENTERAL- 6

(E-1)

(E-2)

(E-3)

(E-4)

(E-5)

(E-6)

08.00

11.00

14.00

17.00

20.00

23.00

NE-R.S

NE-R.S

NE-R.S

NE-R.S

NE-R.S

NE-R.S

INSULIN

INSULIN

INSULIN

CONTOH: DIANERAL ATAU DIABETASOL ATAU FORMULA RUMAH SAKIT

Suntikan Insulin : 30 Menit Sebelum atau Persis pada E1 , E3 , E5

Formula R.S : E1, E3, E5

Formula Farmasi : E2, E4, E6 - Tempat Snack

INFORMASI SINGKAT TENTANG DIANERAL

Dianeral (salah satu contoh bahan makanan buat Nutrisi-Enteral) dikemas sedemikian
rupa sehingga cocok bagi para Diabetisi.
Dianeral : Indeks Glikemik 35
Nurisi Pengganti Makan Untuk Diabetisi
1
2
3

Nutrisi seimbang & bergizi dengan kandungan Karbohidrat, Protein dan Lemak yang tepat
bagi Diabetisi, tanpa menambah gula pasir serta dilengkapi dengan Vitamin dan Mineral
Bebas Asam Lemak Trans dan Kolesterol sehingga dapat membantu mengurangi resiko
penyakit jantung koroner
Mengandung Serat Pangan (FrutafitTEX) yang merupakan bentuk modifikasi dari serat Inulin
dengan tekstur polisakarida rantai panjang dan memiliki Indeks Glikemik yang rendah (IG=5).
Tinggi: IG > 70; Sedang: 55-70; Rendah < 55 (Eka P. Indek Glikemik dan Diabetes Mellitus, 2003)

4
5

Diformulasikan dengan Kromium Pikolinat yang dapat membantu meningkatkan sensitivitas


hormon insulin
Plus dilengkapi dengan Cinnulin PF, inovasi terbaru dari Integrity Nutraceutical International,
USA, merupakan extrak Cinnamon yang membantu mengendalikan kadar gula darah.

Petunjuk Penyiapan:
Larutkan 4 sendok takar Dianeral (+ 60g) dalam 200ml air matang hangat (per saji 250kkal)

Aturan Penggunaan:
Sebagai pengganti sekali makanan (pagi dan malam). Dianeral dapat diminum langsungatau
melalui sonde.
Cara Penyimpanan:
Tutup rapat-rapat setelah kemasan dibuka atau dipindahkan ke wadah tertutup rapat.
Simpan ditempat sejuk dan kering. Habiskan isinya dalam waktu kurang dari 1 bulan

3
3. NUTRISI PAR ENTERAL = NPE RS Dr. Soetomo (sejak 1978)
Nutrisi Par Enteral (NPE) ini dapat dilaksanakan melalui vena sental (disebut
NPE-Sentral = NPE-S) atau vena perifer (disebut NPE-Perifer = NPE-P). Setiap sebelum
pelaksanaan NPE, osmolaritas setiap larutan NPE harus dibaca. Untuk cairan nutrisi
dengan osmolaritas lebih dari 1.000 mOsm/l NPE tidak boleh melalui vena perifer
(berarti tidak boleh dilaksanakan NPE-P).
Untuk melaksanakan NPE-P, osmolaritas larutan nutrisi harus dibawah 1.000
mOsm/l, tetapi idealnya adalah larutan NPE yang mempunyai osmolaritas dibawah
600mOsm/l.
Apabila larutan nutrisi memiliki osmolaritas lebih dari 1.000 mOsm/l dipaksakan
dilaksanakan NPE-P, maka akan mudah timbul tromboplebitis yang dapat menjadi
penyebab febris/infeksi/sepsis pada penderita diabetes.
Larutan NPE yang mempunyai osmolaritas > 1.000 mOsm/l (A) dapat diberikan
melalui NPE-P apabila dicabang dengan larutan NPE yang mempunyai osmolaritas lebih
rendah dari 1.000 mOsm/l (B). Misalnya larutan A dengan osmolaritas 1.200 mOsm/l
dicabang dengan larutan B yang mempunyai osmolaritas 500 mOsm/l, maka infus cabang
akan mempunyai osmolaritas 1.200 + 500 = 1.700 mOsm/l dibagi 2 (dua) = 350 mOsm/l.
Selanjutnya, bahasan makalah ini akan dititik beratkan pada Nutrisi Oral (Diet) yang
dimulai dengan KOMPOSISI 21 MACAM DIET-DIABETES (dalam Bahasa Inggris
sering disebut Medical Nutrition Therapy : MNT) sebagai topik pertama.
KOMPOSISI 21 MACAM DIET-DIABETES
Pada tahun 1975 1978, penulis telah menyusun dan meneliti Diet-B. Penelitian
ini merupakan disertasi penulis bekerja sama dengan Afdeling Endocrinologie
Academisch Ziekenhuis, Leiden (Belanda) untuk memperoleh gelar doctor.
Dalam penelitian tersebut, Diet-B mempunyai komposisi 68% kalori karbohidrat, 20%
kalori lemak, dan 12% kalori protein berbeda dengan Diet-Diabetes di Negara Barat
(Diet-A) yang biasanya mengandung karbohidrat sekitar 40 50%, lemak 30 35%.
Penggunaan Diet-B tersebut didasarkan atas hasil penelitian prospektif yang telah
dilaporkan di Surabaya pada tanggal 14 Januari 1978, dan sesuai dengan hasil penelitian
diluar negeri, bahwa Diet tinggi karbohidrat bentuk kompleks (bukan monosakarida),
yang diberikan dalam dosis terbagi, dapat meningkatkan atau memperbaiki glucose
uptake (pembakaran glukosa) di jaringan perifer, dan regimen ini memperbaiki kepekaan
sel beta pankreas untuk sekresi insulin.
Dalam Diet-B tersebut banyak terkandung serat, seperti dapat dilihat pada Tabel,
yang sumber seratnya berasal dari Sayuran Golongan-A dan Sayuran Golongan-B.
Tingginya serat ini dapat menekan kenaikan kadar kolesterol darah, karena serat tersebut
akan meningkatkan jumlah kolesterol yang diekskresi ke dalam usus dari empedu yang
seterusnya dikeluarkan bersama tinja. Karena terdapat banyak variasi dan tipe diabetes,
tidak semua Diabetisi dapat diberi Diet-B,maka sejak tahun 1978 atas dasar pengalaman
klinik, disusunlah bermacam Diet-Diabetes yang akhirnya terbentuklah 21 macam DietDiabetes yang secara kronoligis dapat diikuti seperti tertulis berikut ini.
Secara berurutan tersusunlah 21 macam Diet-Diabetes yang masing-masing
mempunyai komposisi dan indikasi sendiri-sendiri yaitu (TABEL-1):

TABEL-1. The Diet-B 1978 (Revised-2002) : The Mother - Diet


Prospective Study (1978) and Clinical Experiences (1978-2012)
(Tjokroprawiro 1978-2012; TNM = Terapi Nutrisi Medik)

Diet-B*) : The Mother-Diet (1978)

2 Diet-B Fasting (Ramadhan) (1978)


3 Diet-B1 (60% Cbh, 20% P, 20% L) (1980)
4 Diet-B1 Fasting (Ramadhan)(1980)
5 Diet-B2**) : ND(DKD)-Stage 2 (1982)
6 Diet-B3**) : ND(DKD)-St 3 & 4(1983)
7 Diet-Be**) : REGULAR HD

(1983)

8 Diet-M (Malnutrisi)
(1989)
9 Diet-M Fasting (Ramadhan) (1989)
10 Diet-G*** ) : for Gangrene (1999)

11 Diet-KV : for CVD (1999)


12 Diet-GL
(2000)
13 Diet-H (Hepar)
(2001)
14
15
16
17
18
19
20
21

Diet KV-T1
(2004)
Diet KV-T2 For (2004)
Diet KV-T3 Pre GDM (2004)
Diet KV-L
(2004)
Diet B1-T1
(2004)
Diet B1-T2 For (2004)
Diet B1-T3 GDM (2004)
Diet B1-L
(2004)

*) Diet-B : 68% CHO 12% Protein 20% FATs Prospective-Cross Over Design (1978)

SAFA 5% PUFA 5% PS = 1.0 MUFA 10% Chol. <300 mg/day Fiber 25-35 g/day
ASK-DNC

Kronologi 21 Macam Diet-Diabetes beserta Tahun Penggunaan


1. Diet B (1978)
2. Diet B Puasa (1978)
3. Diet- B1(1980)
4. Diet-B1 Puasa (1980)
5. Diet-B2 (1982)
6. Diet-B3 (1982)
7. Diet-Be (1983)
8. Diet-Diabetes Bebas = Diet-Be (1983): boleh es krim asal memberitahu dokter
yang merawatnya.
9. Diet-M (1989) untuk Diabetes Mellitus yang Terkait Malnutrisi (DMTM) =
Malnutrition Related Diabetes Dellitus (MRDM).
10. Diet-G (1999) untuk Diabetisi dengan komplikasi kaki gangren
11. Diet-KV (1999) untuk Diabetisi dengan gangguan kardiovaskuler (penyakit
jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh darah oklusif)
12. Diet-GL (2000) untuk Diabetisi dengan gagal ginjal berat dan perdarahan
lambung
13. Diet H (2001) untuk Diabetisi dengan kelainan fungsi hati
14. Diet-KV-T1 (2003) adalah Diet Trimester I untuk Diabetisi yang hamil, yang
diabetesnya sudah diketahui sebelum hamil, atau diabetisi yang mengidap
penyakit gangguan kardiovaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
pembuluh darah oklusif)
15. Diet-KV-T2 (2003) adalah Diet Trimester II untuk Diabetisi yang hamil, yang
diabetesnya sudah diketahui sebelum hamil, atau diabetisi yang mengidap
penyakit gangguan kardiovaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
pembuluh darah oklusif)

5
16. Diet-KV-T3 (2003) adalah Diet Trimester III untuk Diabetisi yang hamil, yang

17.

18.
19.
20.
21.

diabetesnya sudah diketahui sebelum hamil, atau diabetisi yang mengidap


penyakit gangguan kardiovaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
pembuluh darah oklusif)
Diet-KV-L (2003) adalah Diet saat Laktasi untuk Diabetisi, yang hamil yang
diabetesnya sudah diketahui sebelum hamil, atau diabetisi yang mengidap
penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh
darah oklusif)
Diet-B1-T1 (2003) adalah Diet Trimester I untuk Diabetisi yang diabetesnya baru
diketahui saat hamil
Diet-B1-T2(2003) adalah Diet Trimester II untuk Diabetisi yang diabetesnya baru
diketahui saat hamil
Diet-B1-T3 (2003) adalah Diet Trimester III untuk Diabetisi yang diabetesnya
baru diketahui saat hamil
Diet-B1-L (2003) adalah Diet pada saat Laktasi untuk Diabetisi yang diabetesnya
baru diketahui saat hamil.

Atas dasar hasil penelitian yang dilaporkan pada tahun 1982, akhirnya tiap macam
Diet tersebut dapat ditambahkan bawang merah dan bawang putih, buncis dan wortel.
Bawang putih mempunyai kekuatan sepuluh kali bawang merah, wortel mempunyai sifat
antiradikal bebas.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bawang merah dan buncis mempunyai efek
menurunkan lemak dan glukosa darah. Berbeda dengan bawang putih dan bawang merah
yang dapat digunakan sesudah makan dalam jumlah bebas, buncis dalam jumlah terbatas
pemakaiannya yaitu 3 X 50 gram sampai 3 X 200 gram sehari (timbangan waktu
mentah).
Diet-Be hanyalah untuk penderita diabetes dengan nefropati diabetik Stadium 4B
dan stadium 5 (Tipe Be lihat TABEL-2) yang fungsi ginjalnya sudah sangat jelek (eGFR
antara 15-29ml/men). Meskipun bebas, pedoman 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis) harus
tetap dilaksanakan.
BEBERAPA PETUNJUK UMUM
(1) Meskipun susunan bermacam macam Diet-Diabetes di Surabaya berbeda-beda
sesuai dengan kondisi diabetesnya, tetapi setiap macam Diet tetap diusahakan untuk
dapat memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut, yaiut bahwa Diet-Diabetes
hendaknya dapat:
memperbaiki kesehatan umum penderita
menyesuaikan berat badan penderita ke berat badan normal
menormalkan pertumbuhan diabetes mellitus anak atau diabetes mellitus
dewasa muda (masa pertumbuhan)
mempertahankan glukosa darah sekitar normal
menekan atau menunda timbulnya angiopati diabetik
memberikan modifikasi Diet sesuai dengan keadaan penderita misalnya
diabetisi yang hamil, diabetes mellitus dengan penyakit hati, tbc, dan
menarik dan mudah diterima penderita.

6
(2) Pada dasarnya Diet-diabetes di Surabaya diberikan dengan cara tiga kali makanan
utama dan tiga kali makanan antara = kudapan (snacks) dengan jarak antara (interval)
tiga jam.
Contoh:
pukul 06.30 makan pagi
pukul 09.30 makan kecil atau buah
pukul 12.30 makan siang
pukul 15.30 makan kecil atau buah
pukul 18.30 makan malam
pukul 21.30 makan kecil atau buah
Jadwal ini dapat diubah asalkan intervalnya tetap tiga jam.
(3) Buah buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang manis atau disebut Buah
Golongan-B, misalnya: pepaya, kedondong, pisang, apel, tomat, dan semangka yang
kurang manis.
Buah buahan yang manis dapat disebut Buah Golongan-A, sering kali
mengacaukan perawatan dan harus dilarang diberikan kepada Diabetisi, contoh:
sawo, mangga, jeruk, rambutan, durian, anggur, dan lain lain. Buah Golongan A ini
boleh dimakan asal dalam jumlah sedikit, jarang-jarang saja (sekali tempo), dan
dimakan sesudah Sayur Golongan B.
Sayur Golongan-A mengandung 6% karbohidrat dan penggunaannya harus
diperhitungkan kalorinya.
Sayuran Gologan-B hanya mengandung 3% karbohidrat, sehingga dapat digunakan
agak bebas (lihat daftar buah-buahan dan sayuran pada Daftar Diet yang telah
disediakan).
(4) Dalam melaksanakan Diet-Diabetes sehari-hari hendaknya diikuti pedoman 3J
(Jumlah, Jadwal, Jenis), artinya
J1: Jumlah: kalori yang diberikan harus habis.
J2: Jadwal: Diet harus diikuti sesuai dengan intervalnya, yaitu tiga jam.
J3: Jenis: makanan manis harus dihindari, termasuk pantang Buah Golongan A.
Jenis inilah yang paling sering menganggu kadar gula darah (regulasi diabetes).
(5) Untuk kasus kasus yang kadar glukosa darahnya sulit normal (resistensi insulin),
latihan tiga kali sehari pada saat 1 1 jam sesudah makanan utama adalah mutlak
harus dilaksanakan. Misalnya: makan pagi pukul 06.30, latihan diadakan pukul 08.00
dan seterusnya. Gerak badan tiga kali ini juga dianjurkan kepada penderita rawat inap
yang porsinya disesuaikan dengan kekuatan fisik penderita tersebut. Untuk kasus
Diabetes Mellitus mudah dirawat, demi praktisnya latihan cukup dua kali sehari, yaitu
pagi dan sore sebelum mandi. Tetapi, lebih baik lagi jika kedua macam gerak badan
tersebut dilaksanakan.
PENENTUAN JUMLAH DIET-DIABETES
Untuk memudahkan tahnik pelaksanaannya, semua macam Diet-Diabetes di RSU Dr.
Soetomo Surabaya telah terbagi bagi sesuai dengan jumlah kalorinya.
Contoh:
Diabetes Mellitus I (1100 kalori)
Diabetes Mellitus II (1300 kalori)
Diabetes Mellitus III (1500 kalori)

7
Diabetes Mellitus IV (1700 kalori)
Diabetes Mellitus V (1900 kalori)
Diabetes Mellitus VI (2100 kalori)
Diabetes Mellitus VII (2300 kalori)
Diabetes Mellitus VIII (2500 kalori)
Diabetes Mellitus IX (2700 kalori)
Diabetes Mellitus X (2900 kalori)
Diabetes Mellitus XI (3100 kalori)
Diabetes Mellitus XII (3300 kalori)
Penentuan gizi penderita dilaksanakan dengan menghitung Percentage of Relative Body
Weight (RBW) atau BBR (Berat Badan Relatif) dengan rumus:
BB = Berat Badan (kg)

BB
BBR =

X 100%

TB = Tinggi Badan (cm)

TB - 100
Klasifikasi Status Gizi
(1) Undernutrition
(2) Kurus (Underweight)
(3) Normal (ideal)
(4) Gemuk (overweight)
(5) Obesitas, bila BBR 120%

Berat Badan Relatif (BBR)


< 80%
BBR < 90%
90 100%
> 110%
Obesitas Ringan BBR 120% - 13%
Obesitas Sedang BBR 130 140%
Obesitas Berat BBR > 140%
Obesitas Morbid > 200%

Penentuan status gizi selain dengan menghitung BBR dapat juga dihitung dengan rumus
Indek Massa Tubuh (IMT).
IMT =

BB
(TB)2

BB = Berat Badan (Kg)


TB = Tinggi Badan (meter)

Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT menurut Himpunan Studi Obesitas Indonesia
(HISOBI) 15 Mei 2004 & PERKENI-2006 adalah :
Klasifikasi Status Gizi
(1) Kurus (Underweight)
(2) Normal
(3) Gemuk (Overweight)
(4) Resiko Obesitas (At Risk)
(5) Obesitas I
(6) Obesitas II

Indeks Massa Tubuh (IMT) (Kg/M2)


< 18,5
18,5 22,9
23
23 24,9
25 29,9
30

Dalam praktek, pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk Diabetisi yang
bekerja biasa adalah:
Kurus : Berat Badan X 40 60 kalori
Normal: Berat Badan X 30 kalori sehari
Gemuk: Berat Badan X 20 kalori sehari

8
Obesitas: Berat Badan X 10 15 kalori sehari
Dalam praktek, bila keadaan tergesa-gesa, cukup dengan pedoman melihat saja. Jika
penderita tampak kurus, jumlah kalori adalah berat badan pada saat ditimbang dikalikan
40 60; bila penderita tampak sedang, dikalikan 30; bila penderita tampak gemuk,
dikalikan 20; jika penderita obesitas, dikalikan 10 15 kalori.
Untuk kasus kasus tertentu yang diduga proses katabolik meningkat, misalnya:
diabetisi dengan tbc paru,
nefropati diabetik,
sirosis hati atau Diabetisi,
digunakan Diet-Diabetes dengan kalori tinggi agar mempunyai sifat anabolik, yaitu lebih
dari 2000 kalori sehari.
Untuk menentukan jumlah kalori Diabetisi yang hamil maupun yang menyusui bayinya,
secara empirik dapat digunakan rumus dibawah ini (Diabetisi yang hamil harus diberikan
Diet-B1).
Jumlah kalori wanita Diabetes Mellitus yang hamil dan menyusui adalah:
pada kehamilan Trimester I : {(TB-100) x 30} + 100 kalori
pada kehamilan Trimester II : {(TB-100) x 30} + 200 kalori
pada kehamilan Trimester III : {(TB-100) x 30} + 300 kalori
pada kehamilan Trimester IV : {(TB-100) x 30} + 400 kalori
TB = Tinggi Badan (cm)
Dengan demikian, jumlah kalori untuk ibu hamil yang menderita Diabetes Mellitus,
dalam keadaan kerja biasa, pada:
Trimester I ditambah 100 kalori
Trimester II ditambah 200 kalori
Trimester III ditambah 300 kalori. Bila menyusui, tambahannya adalah 400 kalori.
DIET-B : Komposisi dan Sifat
Komposisi Diet-B lebih rinci, dapat dilihat susunannya pada TABEL-2.
TABEL-2. KOMPOSISI DIET-B
Komposisi dan Sifat

Diet-B

Karbohidrat
Protein
Lemak
Rasio PUFA : SAFA
SAFA & TUFA
PUFA
MUFA
Kolesterol per hari
Serat
Frekuensi per hari
% Distribusi per hari

68%. Kompleks karbohidrat bebas gula


12%
20%
1.0
<5%
<5%
10 %
300 mg
Sayuran Gologan-A dan B. 25 35 gram /hari
6 kali
20%, 10%, 25%, 10%, 25%, 10%

10% = Snack

(1)

(2) (3)

(4)

(5)

(6)

* Enam kali makan, interval tiga jam.


Makan pagi dimulai dengan jumlah 20% kalori, dimulai pukul 06.30 atau disesuaikan dengan kondisi setempat.
PUFA = Polyunsaturated Fatty acid (lemak tidak jenuh). SAFA = Saturated Fatty acid (lemak jenuh). MUFA :
Monosaturated fatty Acid. TUFA: Trans Unsaturated Fatty Acid

9
Sayuran Golongan-A mengandung 6% karbohidrat, sedangkan Sayuran
Golongan-B mengandung 3% karbohidrat (lihat Daftar Makanan Pengganti).
Dari tabel 2 dapat dijelaskan bahwa Diet-B selain mengandung karbohidrat agak tinggi
(68%), juga mengandung banyak serat dan rendah kolesterol.
Pada penelitian prospektif dengan desain crossover yang dilaksanakan pada 260
Diabetisi yang dirawat dengan baik, 200 penderita dengan tablet OAD (Obat
Hipoglikemik Oral) dan 60 Diabetisi dengan insulin, ternyata Diet-B selain mempunyai
efek hipoglikemik, juga mempunyai daya yang kuat untuk menurunkan kolesterol.
Meskipun mengandung karbohidrat tinggi, ternyata Diet-B tidak menaikkan kadar
trigliserida darah seperti yang dilaporkan di negara Barat. Perlu diketahui penderita,
bahwa lemak darah terdiri atas kolesterol, kolesterol HDL, dan trigliserida. Kolesterol
dan trigliserida merupakan faktor aterogenik, yaitu penyempitan pembuluh darah.
Sedangkan kolesterol HDL mempunyai efek kerja antiaterogenik, yaitu anti penyempitan
pembuluh darah.
SIAPA SAJA YANG HARUS DIBERI DIET-B?
Diet-B pada umumnya diberikan kepada semua Diabetisi yang mempunyai tingkat
ekonomi rendah dan sedang, tetapi juga diberikan kepada Diabetisi yang:
(1) tidak tahan lapar dengan Dietnya
(2) mampu atau kaya, tetapi kadar kolesterol dalam darahnya tinggi
(3) mempunyai komplikasi penyempitan pembuluh darah
(4) telah menderita Diabetes Mellitus lebih dari lima belas tahun. Penderita
Diabetes Melitus yang lama ini biasanya mengidap angiopati diabetik.
KOMPOSISI MAKRO DIET-B1
Karena kemampuan sosio ekonomi, kebiasaan makan, dan agama Diabetisi berbedabeda, juga atas dasar petunjuk medis yang lain, sejak tahun 1980 telah disusun dan
digunakan Diet-B1 yang terdiri:
60% karbohidrat
20% lemak
20% protein.
Susunan ini hampir mendekati susunan Diet-Diabetes di negara barat. Cara pemberian
dan distribusi makanan perhari adalah sama dengan Diet-B, hanya kolesterol yang
terkandung didalamya lebih tinggi.
SIAPA SAJA YANG HARUS DIBERI DIET-B1
Diet-B1 diberikan kepada Diabetisi yang memerlukan protein tinggi yaitu penderita yang:
(1) mampu atau mempunyai kebiasaan makan tinggi protein, tetapi kadar lemak
darahnya normal
(2) kurus atau BBR kurang dari 90%
(3) masih muda (perlu pertumbuhan)
(4) mengalami patah tulang
(5) menderita TBC paru
(6) dalam keadaan pasca bedah

10
(7) menderita penyakit Graves atau Morbus Basedowi, yaitu penyakit gondok
dengan kadar hormon gondok yang tinggi
(8) menderita tumor ganas, antara lain: kanker panyudara, kanker rahim, atau kanker
lainnya.
DIET-B PUASA DAN DIET-B1 PUASA
Menurut hasil penelitian pada 60 penderita, ternyata Diabetisi yang boleh berpuasa di
bulan Ramadhan adalah:
(1) penderita tanpa disuntik insulin (dengan OAD/Obat Antidiabtik Drug atau Diet
saja) dan
(2) kadar glukosa darahnya kurang dari 200 mg/dl pada dua jam sesudah makan.
Menurut pengalaman penulis, ternyata penderita dengan kadar glukosa sampai 250 mg/dl
pada dua jam sesudah makan masih dapat berpuasa selama bulan Ramadhan (satu bulan)
tanpa komplikasi yang berarti.
Pengalama penulis akhir-akhir ini adalah bahwa penderita dengan suntikan insulin kurang
dari dua puluh unit dapat berpuasa, insulin disuntikkan pada waktu buka puasa.
Tergantung pada macamnya Diet (Diet-B atau Diet-B1), jadwal makanan Diabetisi pada
bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
(1) Pukul 18.00 (30% kalori)

- Berbuka puasa (Makanan Utama 1)


- Tablet OAD pertama dan vitamin (yang
biasanya diberikan pagi hari)
(2) Pukul 20.00 (25% kalori) - Sehabis tarawih (Makanan Utama II)
- Gerak badan dilaksanakan sesudah tarawih
(3) Sebelum tidur malam - Makanan kecil
(10% kalori)
- Tablet OAD yang kedua (bila ada, yang biasa
diberikan siang hari)
(4) Pukul 03.00 (25% kalori) - Makan sahur (Makanan Utama III)
(5) Pukul 03.30 (10% kalori) - Makanan kecil
- Vitamin yang kedua
Jangan memberikan tablet OAD pada saat sahur karena dapat menyebabkan
hipoglikemia waktu bekerja. Bila penderita ingin berolahraga, laksanakan sesudah
Makanan Utama II (sesudah tarawih).
DIET-B2 DAN DIET-B3 : Komposisi dan Indikasi
Nefropati Diabetik adalah manifestasi penyempitan pembuluh darah dalam ginjal.
Keadaan terakhir ini memerlukan pengobatan khusus, baik di bidang Diet-Maupun
dibidang ginjalnya.
Berdasarkan pengalaman, pemberian insulin akan dapat meningkatkan proses anabolik
(pembentukan protein). Tetapi, sering kali kebutuhan insulin menurun pada Nefropati
Diabetik dengan Gagal Ginjal Kronik, bahkan kadang-kadang didapatkan hipoglikemia.
DIET-B2 dan Sifat Sifat
Diet-B2 diberikan kepada penderita Nefropati Diabetik dengan gagal ginjal kronik
sedang, yang belum menjalani cuci darah. Diet-B2 ini

11
Sifat sifat Diet-B2 (TABLE-3)
(1) Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari), mengandung protein 0.6 gram per kg
berat badan per hari.
(2) Komposisi Diet-B2 (74% karbohidrat, 20% lemak, dan 6% protein), Diet-B2
mengandung tinggi asam amino esensial.
(3) Dalam praktek hanya terdapat Diet-B2 dengan 2100 2300 kalori/hari.
DIET-B3 dan Sifat - Sifat
Diet-B3 diberikan kepada penderita Nefropati Diabetik dengan gagal ginjal kronik
dengan kondisi khusus seperti, kehilangan protein dalam urine > 3 g/hari ( protein rebus
urine +4) atau keadaan sakit berat (infeksi berat/operasi). Diet-B2 dan Diet-B3 disebut
juga dengan Diet praHD (HemoDialisis)
Sifat sifat Diet-B3 (TABLE-3)
(1) Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
(2) Rendah protein (0.8/kg berat badan/hari), tetapi tinggi asam amino esensial.
Jumlah protein 0.8 g/kg berat badan/hari.
Karena alasan tersebut, hanya dapat disusun Diet-B3 dari 2100 sampai 2300
kalori/hari. Bila tidak, akan mengubah jumlah proteinnya.
(3) Komposisi Diet-B3 (72% Karbohidrat, 20% Lemak, dan 8% Protein)
(4) Dipilih lemak yang tidak jenuh (polyunsaturated fat). Bersama dengan Diet-B3
ini, diberikan pula suntikan insulin dan tablet vitamin mineral.
EFEK METABOLIK BAWANG MERAH, BAWANG PUTIH, BUNCIS, DAN WORTEL

Bawang merah dan buncis telah diteliti di Surabaya pada tahun 1980 dengan
desain crossover dan ternyata keduanya mempunyai efek metabolik.
Hasil-hasil penelitian tersebut adalah: bawang merah mempunyai sifat
hipoglikemik, yaitu menurunkan kadar glukosa darah. Dan mungkin juga mempunyai
sifat hipoglikemik, yaitu menurunkan kadar lemak darah. Buncis ternyata mempunyai
sifat hipoglikemik, hiperkolesterolemik yaitu menurunkan kadar kolesterol darah, dan
hipotrigliseridemik yaitu menurunkan kadar trigliserida darah. Dikatakan bahwa bawang
putih mempunyai efek sepuluh kali lebih kuat daripada bawang merah. Oleh karena itu,
bawang merah dan bawang putih dianjurkan untuk dipakai sebagai makanan tambahan
bagi Diabetisi, demikian pula buncis.
Tetapi, pemakaian buncis agak terbatas 3 x 50 gram atau 3 x 100 hingga 3 x 200
gram perhari (berat mentah), karena mengandung kalori yang harus diperhitungkan, dan
juga mengandung asam urat; sedangkan jumlah pemakaian bawang merah dan bawang
putih adalah bebas. Wortel dan sayuran hijau mengandung beta-karoten yang penting
sebagai antiradikal bebas.
DIET-Be : Komposisi dan Indikasi
Diet-Be atau Diet-Bebas hanya diberikan kepada Diabetisi dengan Nefropati Diabetik
Tipe Be (Stadium IV, lihat TABEL-3). Pada Stadium IV ini biasanya faal ginjal sudah
sangat jelek. Sehingga memerlukan terapi cuci darah. Pada saat ini (dengan HD reguler
Stadium-V) diberikan makanan yang tinggi protein (1 g/kg berat badan/hari). Penderita
ini boleh minum glukosa dan rasa manis lain (misalnya es krim dan lain-lain). Oleh

12
karena itu disebut pula Diet Es Krim, tetapi harus diberikan suntikan insulin. Aturan
makan tetap tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan kecil, interval tiga jam
dengan kalori lebih dari 2000 kal/hari.
TABEL-3. Surabaya Classification of Diabetic Nephropathy (DN)-2005
Div. Endo. and Div. Nephrology-Hypertension 1986, Revised : 2005-2006
(Tjokroprawiro, Yogiantoro et al 2004)
Type Stage
B2*)
B2*)
B2*)
B3*)
Be*)

1
2
3
4a
4b
5
Be*)
ESDN

Micro/Macro
Albuminuria

eGFR (mL/min)**

SC (mg/dl)
Micro/Macro Alb eGFR > 90 (N)
Macro Alb.
eGFR 60-89 (< 2.5)
Macro Alb.
eGFR 30-59 (2.5-4)
eGFR 15-29 (4-8)
Macro Alb.
eGFR 15-29 (8-10)
Macro Alb.

eGFR < 15

(> 10)

MNT = DIET
OAD - INS
B2, OAD, INS
B2, OAD, INS
B2, OAD, INS
B3, INS, Pre HD
Be, INS, HD
Be, INS, HD
Transplantation

Life Expectancy
(1986)
-?> 5 years
> 2 years
4-18 Months
2-5 Months

MNT : Medical Nutrition Therapy or Diet. Treatment : B2, B3, Be (Types of MNT), OAD (Oral Agents for Diabetic), INS (Insulin)

B2 & B3-Diets (Pre-HD Phase) : With Specific Composition plus Low K+ & Na+, Protein 0.6-0.8 g/kg BW
( 10% of Daily Cal.). Be-Diet (HD-Phase) : Low K+ & Na+, Protein 1-1.2 g/kg BW/day, etc
*) Diabetic Diets for DN are supplemented with Low Vit C, Folic Acid, Vit B6, Vit B12, Arginine, Glutamine

The Formula of Cockroft Gault : eGFR (estimated GFR); SC = Serum Creatinine


o)
(140-Age) x Body Weight (Kg)
eGFR ( +
=
(mL/min.)
Plasma Creatinine (mg/dl) x 72

(140-Age) x Body Weight (Kg)


eGFR ( o )
=
(mL/min.)
Plasma Creatinine (mg/dl) x 72

x 0.85

** The Formula of GFR measurement rely on a stable serum creatinine concentration

Sifat Sifat DIET-KV


Diet ini diberikan kepada Diabetisi dan gangguan kardiovaskuler seperti: stroke, penyakit
jantung koroner, infark jantung, penyakit pembuluh arteri perifer oklusif. Komposisi
Diet-KV ini sama dengan Diet-B hanya ditambah tinggi arginin, tinggi serat, rendah
kolesterol, ekstra asam folat, vitamin B6 dan B12.
DIET-G : Komposisi dan Indikasi
Diet ini diberikan untuk Diabetisi dan gangren. Komposisi Diet-G ini sama dengan DietB1, hanya ditambah tinggi arginin, tinggi serat, rendah kolesterol, ekstra asam folat,
vitamin B6 dan B12
DIET-GL : Komposisi dan Indikasi
Diet ini diberikan untuk penderita gagal ginjal yang berat dengan Stress Related Mucosal
Damage (SRMD) (perdarahan lambung). Diet ini terdiri dari gula pasir 30 gram di
bawah lidah pada GL 1, GL 3 Gl 5, dan 15 gram dibawah lidah pada GL 2, GL 4, GL 6.
DIET-M : Komposisi dan Indikasi
Diet ini diberikan untuk Diabetisi Malnutrisi (gizi kurang). Komposisi Diet-M terdiri dari
55% karbohidrat, 25% protein, dan 20% lemak, dengan kandungan kolesterol kurang dari
300 mg per hari.

13
DIET-M PUASA : Indikasi
Diet ini diberikan untuk Diabetisi Malnutrisi (gizi kurang) yang berpuasa di bulan
ramadhan.
DIET-KV : BAGI DM-PREGESTASIONAL (DMPG)
DM Pregestasional adalah seorang ibu yang sudah menderita diabetes mellitus sebelum
hamil. Diet ini diberikan untuk Diabetisi yang hamil. Komposisi Diet ini sama dengan
Diet-KV.
Ada 4 macam Diet-KV-Pregestasional, yaitu:
1. Diet-KV (Pregestasional) T1/ Diet-KV-T1
Diet ini diberikan untuk Diabetisi hamil pada Trimester 1
2. Diet-KV (Pregestasional) T2/ Diet-KV-T2
Diet ini diberikan untuk Diabetisi hamil pada Trimester 2
3. Diet-KV (Pregestasional) T3/Diet-KV-T3
Diet ini diberikan untuk Diabetisi hamil pada Trimester 3
4. Diet-KV (Laktasi Pregestasional)/ Diet-KV-L
Diet ini diberikan untuk Diabetisi yang menyusui
DIET-B1 : BAGI DM-GESTASIONAL (DMG)
Diet ini diberikan untuk penderita wanita yang Diabetes Mellitusnya diketahui saat hamil.
Komposisi Diet ini sama dengan Diet-B1.
Ada 4 macam Diet-B1-Gestasional, yaitu:
1. Diet-B1 (Gestasional) T1/ Diet-B1-T1
Diet ini diberikan untuk Diabetisi hamil pada Trimester 1
2. Diet-B1 (Gestasional) T2/ Diet-B1-T2
Diet ini diberikan untuk Diabetisi hamil pada Trimester 2
3. Diet-B1 (Gestasional) T3/ Diet-B1-T3
Diet ini diberikan untuk Diabetisi hamil pada Trimester 3
4. Diet-B1 (Laktasi Gestasional)/ Diet-B1-L
Diet ini diberikan untuk Diabetisi yang menyusui
INFORMASI LENGKAP TENTANG SINDROMA-10 = GULOH-SISAR
Senjata untuk memerangi Komplikasi Diabetes Mellitus, dan merupakan Pola Hidup
Sehat, baik bagi semua diabetisi maupun non-diabetesi.
Banyak faktor yang menentukan kualitas pembuluh darah atau kualitas hidup
penderita Diabetes Melitus maupun Non-Diabetes Mellitus. Untuk kehidupan sehari-hari,
apabila kita dapat melaksanakan dengan baik Sepuluh Faktor Penentu Kualitas
Pembuluh Darah (SINDROMA-10 = GULOH-SISAR), maka kendali ini sudah cukup
dapat menjaga mutu kualitas hidup. Secara fisik seseorang akan memiliki kualitas
pembuluh darah dan kualitas hidup yang baik apabila SINDROMA-10 = GULOHSISAR dilaksanakan dengan baik.
Untuk mudahnya, 10 faktor ini disebut SINDROMA-10 = GULOH-SISAR.
SINDROMA-10 atau GULOH-SISAR (TABEL-3) inilah yang dapat dipakai sebagai

14
pedoman atau Sepuluh Petunjuk Pola Hidup Sehat atau dapat digunakan sebagai
senjata untuk memerangi komplikasi Diabetes Mellitus.
Apabila SINDROMA-10 tidak dilaksanakan dengan baik, Diabetisi akan mudah
mengalami beberapa komplikasi akibat dari penyempitan pembuluh darah
(aterosklerosis) antara lain stroke, penyakit jantung koroner = PJK (atau sama infark
jantung), gagal ginjal kronik (nefropati diabetik), dan selulitis-diabetik (gangrendiabetik). Adanya Westernisasi makanan (seperti fast food atau junk food) yang banyak
mengandung banyak kolesterol / lemakk jenuh,dan tinggi kalori akan mempercepat
terjadinya aterosklerosis lebih-lebih apabila makanan tersebut dijadikan makanan seharihari.
TABLE 4. SEPULUH PETUNJUK POLA HIDUP SEHAT

GULOH-SISAR = SINDROMA-10
(Askandar Tjokroprawiro 1995-2012)
Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya, RSUD Dr. Soetomo FK Universitas Airlangga

(LAKSANAKAN HIDUP SEHAT GULOH-SISAR dengan PEDOMAN BNI : BATASI, NIKMATI, IMBANGI)
BAGI PASIEN DIABETES (DM) : HINDARKAN SEMUA YANG MANIS, atau SANGAT BATASILAH YANG MANIS TERSEBUT

1 G (GULA) : Pantang Gula bagi DM. Bagi

6 S (SIGARET) : Stop Merokok

2 U (asam URAT) : Batasi JAS-BUKKKET

7 I

3 L (LEMAK) : Batasi TEK-KUK-CS2

8 S (STRESS) : Usahakan Tidur 6-7 Jam Sehari untuk meredakan Stress

Non-DM Kurangilah Konsumsi Gula

(INAKTIVITAS): Hindarkan Inaktivitas, dan Rutinkanlah Latihan


Fisik 300 kcal/hr atau Jalan 3 km/hari, atau SIT-UP 50-100 X/hr

4 O (OBESITAS): Target LP Pria < 90 cm

9 A (ALKOHOL) : Stop Alkohol

5 H (HIPERTENSI): Untuk Pasien Hipertensi,


Batasi Garam, Ikan Asin, Kacang Asin, dll

10 R

LP = Lingkar Pinggang

Wanita < 80 cm

(REGULAR CHECK UP) : Usahakan check up Teratur dan


Konsultasi Ahli, bagi umur > 40 th, setiap 3, 6,12 Bulan

JAS-BUKKKET J
: erohan, Alkohol, Sarden - Burung Dara, Unggas, Kacang, Kaldu, Kerang, Emping, Tape B N I
TeK-KUK-CS2 : Telor, Keju - Kepiting, Udang, Kerang - Cumi, Susu, Santen

BNI

"MABUK" (Mengandung banyak Chromium) : Mrica, Apel, Brokoli, Udang, Kacang-kacangan


Chromium (Cr) Dapat Memperbaiki Kerja Insulin. Ini berarti Cr bermanfaat bagi Penderita Diabetes

BNI

Makanan Suplemen yang Dianjurkan : Buncis, Bawang Putih, Teh Hijau, Merica, dan TKW-PJKA-BK
TKW PJKA BK : Banyak Mengandung Antioksidan Tomat, Kacang-kacangan, Wortel - Pepaya, Jeruk, Kurma, Apel - Brokoli, Kobis

HABIBIE-AWARD CEREMONY Jakarta, 30 November 2006. TVRI Surabaya : TALK SHOW Acara SEMANGGI. 21 September 2011

SINDROMA-10 = GULOH-SISAR
Sepuluh faktor penentu kualitas pembuluh darah yang dapat dikendalikan dalam
kehidupan sehari-hari adalah GULOH-SISAR atau SINDROMA-10 yang merupakan
singakatan dari :
G = Gula
U = Urat (asam urat)
L = Lemak (lipid, antara lain : lemak jenuh, lemak tidak jenuh, kolesterol, trilgiserida,
kolesterol-HDL, kolesterol-LDL)
O = Obesitas (berat badan berlebihan)
H = Hipertensi
S = Sigaret
I = Inaktivitas (kurang olah raga)
S = Stres
A = Alkohol
R = Regular Check Up

15
GULOH- SISAR ini yang dapat dipakai sebagai Sepuluh Petunjuk Pola Hidup
Sehat secara fisik, karena mengandung 10 faktor yang dapat menjaga kualitas pembuluh
darah dengan baik.
Untuk dapat mengerti SINDROMA 10 = GULOH-SISAR perlu diketahui
beberapa singkatan seperti di bawah ini :
JAS-BUKKKET: Jerohan, Alkohol, Sarden, - Burung dara, Unggas, Kacang Tanah,
Kaldu, Kerang, Emping, Tape. JAS-BUKKKET: adalah makanan yang
banyak mengandung purin, yaitu bahan makanan pembentuk asam urat
(uric acid).
TeK-KUK-CS2 = Telur, Keju - Kepiting, Udang, Kerang - Cumi, Susu, Santan. TeKKUK-CS2 adalah makanan yan banyak mengandung lemak (terutama
lemak jenuh) dan kolesterol
Diserable Lipid Triad atau kadar lemak darah yang diinginkan untuk menjaga
SINDROMA-10 menurut American Diabetes Association (ADA), 2004-2009 adalah :
(1) Target utama, Kolesterol-LDL < 100 mg/dl
Apabila sudah ada komplikasi jantung (infark) dan atau stroke, maka
target Kolesterol-LDL adalah antara 50-70mg/dl
(2) HDL-kolesterol > 40 mg/dl ( pria) dan > 50 mg/dl (wanita)
(3) Trigliserida < 150 mg/dl
Apabila kadar kolesterol-LDL lebih rendah dai 50 mg/dl, makapengobatan statin
distop 2 minggu, lalu dimulai lagi dengan dosis lebih rendah daripada dosis awal.
Sekarang kadar koleserol-total jarang digunakan lagi, dan lemak ini digunakan
hanya sebagai pelengkap, dan bagi Diabetisi dengan Penyakit Jantung Koroner target
kolestorol total < 150 mg/dl.
PENJELASAN TENTANG SINDROMA-10 = GULOH-SISAR
Sepuluh Petunjuk Pola Hidup Sehat
Senjata untuk memerangi komplikasi Diabetes Mellitus
(1) G (Gula)
Batasi penggunaan gula dan makanan/minuman yang terlalu manis. Untuk penderita
Diabetes (Diabetisi), gula atau glukosa dilarang sama sekali. Motto untuk para
Diabetisi adalah Sugar is Disease. Para Diabetisi harus berusaha regulasi DM yang
baik dan berkesinambungan (target: A1C < 7%, kadar glukosa darah sebelum makan
< 130 mg/dl, glukosa darah 1 jam sesudah makan < 180 mg/dl).
(2) U (Urat = asam urat)
Batasi makanan yang mengandung banyak purin, karena purin dapat menimbulkan
hiperurisemia dengan efek samping antara lain: 1. mudah timbul agregasi trombosit
(penggumpalan darah) yang dapat memacu timbulnya aterosklerosis penyampitan
pembuluh darah, 2. dapat menyebabkan urolithiasis atau batu saluran kencing, 3.
dapat menyebabkan timbulnya penyakit gout atau sakit sendi.
Batasi lah makan atau konsumsi JAS-BUKKKET agar kadar asam urat dalam darah
menjadi sekitar 5 sampai 7 mg/dl.

16
(3) L (Lemak atau Lipid)
Usahakan mencapai DESIREBLE LIPID TRIAD (kolesterol-total, trigliserida,
kolesterol-HDL) seperti di atas, atau cegahlah terjadinya dislipidemia (kadar lemak
darah yang tidak normal) dengan cara :
(a) hindari makanan berlemak yang berlebihan, jangan terlalu sering makan di
restoran yang atherogenik, dan batasi makan TeK-KUK-CS2.
(b) budayakan makan sayur dan buah-buahan setiap hari.
(4) O (Obesitas)
Cegah kegemukan atau gizi-lebih atau obesitas.
Usahakan IMT < 23, atau BBR < 110%)
IMT =

BB (kg)
(TB (m) )2

(IMT = Indeks Massa Tubuh)

BBR =

BB (kg)
TB (cm) 100

(BBR = Berat Badan Relatif)

(5) S (Sigaret)
Bagi para perokok, usahakan berhenti merokok. Sekarang sudah ada obat anti rokok,
namanya: tablet Champix, yang harus diminum selama 12 minggu.
(6) H (Hipertensi)
Cegahlah konsumsi garam yang berlebihan, karena garam dapat memacu terjadinya
hipertensi (tekanan darah tinggi). Usahakan tensi tidak melebihi 130/80 mmHg.
(7) I (Inaktivitas)
Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk menghilangkan kalori sekitar 300 kkal,
atau 2000 kkal/minggu, atau jalan kaki setiap hari kurang lebih sejauh 3 km, atau situp dipinggir bed 50 200x/hari. Hindari inaktivitas (tidak berolahraga).
(8) S (Stres)
Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sehari untuk dapat meredam stress dan
merangsang regenerasi sel-sel tubuh. Atau, usahakan tidur semu meskipun di dalam
mobil (tiduran, tidak bergerak, pejamkan mata, usahakan melepas semua masalah).
(9) A (Alkohol)
Berhentilah minum alkohol
(10) R (Regular Chek Up)
Lakukan chek up (kontrol) secara teratur juga untuk orang normal atau Non-DM,
terutama untuk umur diatas 40 tahun. Bagi Diabetisi atau penderita yang mengidap
penyakit kardiovaskuler lakukan check up setiap 1, 2, 3 bulan atau lebih sering lagi.

17
DIABETES DAN ATEROSKLEROSIS
Atherosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah, yang pada diabetesi sering terjadi
pada otak, mata, jantung, ginjal, dan tungkai bawah.
Apabila penyempitan pembuluh dara terjadi pada:
otak, timbullah stroke (lumuh separo)
mata, mudah buta karena timbulnya retinopati diabetik (penyempitan dan
kerusakan pembuluh darah di retina)
jantung, mudah timbul penyakit jantung koroner atau infark jantung (mati
jantung mendadak), atau payah jantung akibat dari adanya kardiomiopati
ginjal, mudah timbul gagal ginjal kronik (nefropati diabetik)
tungkai bawah, mudah terjadi selulitis (radang kulit) atau gangrene (kaki
busuk).
Dibandingkan dengan penderita Non-Diabetes Mellitus (normal) ternyata Diabetisi
mempunyai kecenderungan (Askandar Tjokroprawiro, 1986):
dua kali (2x) lebih mudah menderita stroke
dua puluh lima kali (25x) lebih mudah buta
dua kali (2x) lebih mudah mengalami penyakit jantung koroner / infark atau payah
jantung
tujuh belas kali (17x) lebih mudah mengalami gagal ginjal kronik dan
lima kali (5x) lebih mudah menderita selulitis atau gangren.
Berikut ini adalah GAMBAR-1 yang melukiskan adanya kemungkinan timbulnya
Penyakit Akibat Pola Hidup yang tidak sehat maka, ikutilah GULOH-SISAR.
GAMBAR-1. Penyakit Akibat Pola Hidup Yang Tidak Sehat: Sindroma Metabolik = SIMET
RKM : Risiko Kardio Metabolik

(Tjokroprawiro 2005-2012)

PKM : Penyakit Kardio Metabolik

PUSAT DIABETES DAN NUTRISI RSU Dr. SOETOMO, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA

STADIUM 0
Pola Hidup Sehat

STADIUM 1

STADIUM 2

STADIUM 3

STADIUM 4

Pola Hidup Barat

Obesitas

Preklinikal : RKM

Klinikal : PKM

Pola Hidup Tidak Sehat (Obesitas Abdominal) SIMET, Obesitas-Remaja, Pre-DM PJK, DMT2, DMT2-Remaja, STROKE

DMT2 : Diabetes Mellitus Tipe 2

Prevalensi Sindroma Metabolik di Surabaya 2005

(Penelitian Pendahuluan pada Para Pegawai Pemerintah)

LINGKAR PINGGANG = LP

Non-DM : 32.0% DM Sesudah Terapi : 43.3%


DM Nave : 59.0% DM Obesitas
: 81.7%
Prevalensi Pria : 4 5 x lebih sering dari pada Wanita

> 90 cm

> 80 cm

10 Komponen Kumpulan Penyakit


Pada SINDROMA-METABOLIK

1 Obesitas Abdominal (Perut Buncit)


2 Resistensi Insulin, Pre-Diabetes, Diabetes
3 Dislipidemia - Aterogenik :
Kelainan salah satu atau lebih
dari Kol, Kol-HDL, Kol-LDL, TG
4 Penyakit Kardiovaskuler (PJK, IMA, Stroke, dll)
5 Kenaikan Tekanan Darah
6 Kecenderungan Trombosis (PIK, STROKE)
7 Fungsi Antitrombosis Menurun
8 Gangguan Fungsi Endotel
Petanda : Mikroalbuminuria, yaitu
adanya Protein dalam Urine 30-299 mg/L
atau ACR 30-299 mg/L
9 Kenaikan Kadar Kortisol
10 Perlemakan Hati (Fatty Liver)

4 TEKANAN DARAH

1 TRIGLISERIDA

> 130/85 mmHg

> 150 mg/dl

3 GULA DARAH PUASA


> 100 mg/dl
SINDROMA METABOLIK
(Menurut IDF-2005)

ACR = Albumin Creatinine Ratio, IDF = International Diabetes Federation,


IMA = Infark Miocard Akut, PJK = Penyakit Jantung Koroner, INA = Indonesia

2 KOLESTEROL-HDL
< 40 mg/dl
< 50 mg/dl

LP (INA) : > 90 cm () dan > 80 cm ()

Plus 2 dari 4 Komponen Tersebut Diatas

18
Diagnosis Sindroma Metabolik menurut IDF (International Diabetes Federation) tahun
2005 adalah, bila Lingkar Pinggang (LP) buat Pria > 90cm, buat Wanita > 80 cm plus 2
(dua) dari 4 (empat) komponen berikut : 1 Trigliserida darah > 150 mg/dl, 2 KolesterolHDL darah < 40 mg/dl, wanita < 50 mg/dl, 3 Glukosa Darah > 100 mg/dl, 4 Tekanan
Darah > 130/85 mmHg.
Sebelum penutup, pada GAMBAR-2 dapat dilihat tehnik putaran suntikan insulin yang
sesuai dengan arah jarum jam. Perpindahan lokasi sesudah 15x suntikan dapat pula
dilihat pada GAMBAR-2.

GAMBAR-2. Rotasi Suntikan Insulin : Searah Jarum Jam


(Clinical Experiences : Tjokroprawiro 1993-2012)

76-90

1-15

61-75

16-30

46-60

31-45

Jarak antara Suntikan 1, 2, dan


seterusnya minimal 2,5 cm

KESIMPULAN DAN ANJURAN


(1)
(2)
(3)

(4)

(5)

Penyakit Diabetes Mellitus adalah Penyakit yang tidak berbahaya asal dikendalikan
dengan baik. Oleh karena itu, marilah kita berusaha memerangi Diabetes Mellitus.
Pengobatan Diabetes Mellitus sedini mungkin, dapat menghindarkan penderita dari
berbagai macam komplikasinya.
Secara medis kualitas hidup Diabetisi ditentukan oleh kualitas pembuluh
darahnya. Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan lumpuh separo
(stroke) yang dapat disertai dengan pelo atau bisu, sedangkan penyumbatan
pembuluh darah jantung dapat menyebabkan kematian mendadak (infark jantung).
Penyempitan pembuluh darah tungkai dapat menyebabkan gangren diabetik, yaitu
luka diabetik yang membusuk.
Kesegaran jasmani Diabetisi akan membaik bila keadaan Diabetes Mellitusnya
dapat dikendalikan dengan sempurna, yaitu dirawat dengan baik (HbA1C atau A1C
< 7%, lihat no 7).
Mengingat jumlah Diabetisi di Kotamadya Surabaya cukup besar yakni pada saat
ini, tahun 2004 terdapat 75.000 penderita, perlu diaktifkan kegiatan PERSADIA

19
agar segala bentuk penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik, dan penderita yang
tidak mampu dapat tertolong.
(6) Jika penderita makin mengerti tentang Diabetes Mellitus dan mengadakan tindakan
pengobatan preventif, hal itu akan dapat menekan biaya pengobatan yang pada saat
ini sangat mahal.
(7) Untuk menilai prestasi diabetesi menjalankan diet, olahraga dan obat dengan baik
dapat dilihat di Rapor Diabetisi pada butir a, b, c, dan d. Ada 4 pedoman untuk
mengetahui Rapor Diabetisi, yaitu :
a. Kadar Gula Darah sebelum Makan atau Puasa (GDP), target antara 70 130 mg/dl
b. Kadar Gula Darah 1 Jam Post Prandial (G1JPP) = 1 jam sesudah makan,
target < 180 mg/dl
c. Gula Darah Rerata dalam 1 hari (GDR), target < 170 mg/dl
d. Rapor 2 3 bulan terakhir (atau sering disebut rapor akhir), yaitu A1C
(dulu namanya HbA1C) normal < 7 %.
Dari 4 macam rapor diabetisi ini, diabetisi dapat menilai sendiri rapor mana yang
paling baik salah satu atau dua. Tetapi yang paling pentina adalah GDR dan A1C.
(8) Dalam menyongsong Era Globalisasi, dengan adanya arus Westernisasi makanan
dengan kandungan tinggi kolesterol, tinggi lemak, dan tinggi kalori, maka
laksanakanlah pola hidup SINDROMA-10 = GULOH-SISAR dengan baik, karena
SINDROMA-10 ini merupakan Sepuluh Petunjuk Pola Hidup Sehat yang dapat
dilaksanakan, baik oleh para Diabetisi maupun Non-Diabetisi atau orang normal.
(9) Pelaksanaan SINDROMA-10 = GULOH-SISAR yang baik dapat menghasilkan
kualitas pembuluh darah yang baik, dan dapat menciptakan kualitas hidup yang
baik pula.
(10) Oleh karena itu, atasi dan perangilah komplikasi pembuluh darah dengan
SINDROMA-10 atau GULOH-SISAR. Dengan SENJATA SINDROMA-10 =
GULOH-SISAR, diharapkan Diabetisi akan dapat hidup bahagia bersama
diabetesnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.

3.

4.
5.
6.

ADA = American Diabetes Association (2004): Standard of Medical Care in


Diabetes. Diabetes Care 27, S.15
ADA=American Diabetes Association (2001A).Clinical Practice Recommendations:
Committee Report (2001). Report of the Expert Committee in the Diagnosis and
Classifications of the Diabetes Mellitus. Diabetes Care 24, S.5
ADA=American Diabetes Association (2001B).Clinical Practice Recommendations:
Position Statement (2001). Nutrition Recommendations and Principles for People
with Diabetes Mellitus. Diabetes Care 24, S.54
ADA=American Diabetes Association (2003): Clinical Practice Recommendations.
Diabetes Care 26, S.3
ADA (2007). Clinical Practice Recommendations 2007: Standard of Medical Care in
Diabetes. Diabetes Care 30 (Suppl 1), S442
ADA (2009A). Medical Management of Hyperglycemia in type 2 diabetes: A
consensus algorithm for the initiation and adjustment of therapy (A consensus
statement of the ADA and the EASD. Diabetes Care 32,193

20
7.

8.
9.
10.

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

18.
19.
20.
21.

22.
23.
24.

25.

ADA (2009B). Expert Committee Recommendation: The Use of Hemoglobin A1C


for Diagnosis of Diabetes (A Consensus Statement of the ADA, the IDF, the EASD).
Diabetes Care, July
ADA (2010). Standards of Medical Care in Diabetes2010. Diabetes Care 33
(Suppl 1), S11
ADA (2011). Clinical Practice Recommendations 2011: Standards of Medical Care
in Diabetes. Diabetes Care 34 (Suppl 1), S1
ADA/EASD (2012). Position statement of the ADA and the EASD in the
Management of Hyperglycemia in Type 2 Diabetes: A Patient-Centered Approach.
Diabetes Care 35, 1
Adi S (2003). Mengenal komplikasi Diabetes Mellitus. Modul Pelatihan edukator
Diabetes Mellitus bagi Dokter Puskesmas, Perawat dan Ahli Gizi
Alberti KGMM and LP Krall (1985). The Diabetes Annual/1. Elsevier, AmsterdamNew York-Oxford, 1985
Hendromartono (2003). Modul Pelatihan edukator Diabetes Mellitus bagi Dokter
Puskesmas, Perawat dan Ahli Gizi. Surabaya, 13 Desember
Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus (1998), KONAS IV PERSADI di
Denpasar, 22-25 October
Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia (2002). Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Semarang, Oktober 2002
Konsensus Pengelolaan Dislipidemia pada Diabetes Mellitus di Indonesia (1995).
PERKENI, Pertemuan Konsensus di Jakarta 5 Oktober
Murtiwi S (2003). Terapi OAD dan Insulin pada diabetes mellitus. Modul Pelatihan
edukator Diabetes Mellitus bagi Dokter Puskesmas, Perawat dan Ahli Gizi13
Desember
Pranoto A ( 2003). Olahraga pada Diabetes Mellitus. Modul Pelatihan edukator
Diabetes Mellitus bagi Dokter Puskesmas, Perawat dan Ahli Gizi 13 Desember
Sutjahjo A (1997). Pemantauan glukosa darah pada Diabetes Mellitus. Naskah
lengkap Surabaya Diabetes Update II 1997, 142
Tjokroprawiro A (1978). The Dietetic Regimen for Indonesian Patients with
Diabetes Mellitus (Thesis), January 14
Tjokroprawiro A (1983). The B, B1, B2, B3 diets in the Management of Patients
with DM, In: The Fourth Asian Congress of Nutrition. Bangkok, Thailand
November 1-4
Tjokroprawiro A (1987). Pusat Diabetes Surabaya. Pidato Pengukuhan Guru Besar
10 Januari 1987. Airlangga University Press Surabaya
Tjokroprawiro A (1991). Diabetes Mellitus : klasifikasi, diagnosis dan dasar-dasar
terapi. Edisi kedua. Publ. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991
Tjokroprawiro A (1997). Obesitas dan Penyakit Degeneratif (Sepuluh Petunjuk
Hidup Sehat Menuju Era Globalisasi 2003). Pada: Semiloka Pra Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi VI. Padang, 17-18 September
Tjokroprawiro A (2001). Management of Diabetes Mellitus in The Elderly (The
Benefits of KV-Diets and TKW-Supplements). Pada: Temu Ilmiah Regional-I
Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), Makassar, 10-11 Maret

21
26. Tjokroprawiro A (2001). Diabetes Mellitus in The Elderly: Clinical Management
(The Roles of KV-Diets and TKW-Supplements). Pada: Simposium Sehari
Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), Malang, 17 Maret
27. Tjokroprawiro A (2001). Dietary Guideline toward the Atheroprotective Diabetic
Nutrition (From the B-Diet 1978 to the KV-Diet 1999, Application of 12 Diabetics
Diets in Dr.Soetomo Teaching Hospital). Workshop on Dietary Guideline on
Nutrition and Coronary Heart Disease. PERKENI and Yayasan Jantung Indonesia,
Jakarta, 21-22 September
28. Tjokroprawiro A (2001). Petunjuk Hidup Sehat Untuk Para Diabetisi (Sosialisasi 13
Macam Diet-Diabetes RSUD Dr.Soetomo). Seminar Ilmiah Populer Reducing the
Burden: Diabetes and Cardiovascular. World Diabetes Day-2001. Surabaya, 4
Nopember
29. Tjokroprawiro A, Soebagijo Adi (2001). Obesity: Health or Disease (The Role of
Rational Intervention). Surabaya Diabetes Update-IX. Surabaya, 2-3 June
30. Tjokroprawiro A (2002). Informasi 13 macam Diet-Diabetes RSU dr. Sutomo.
Simposium Sosialisasi dan Aplikasi 13 macam Diet-Diabetes. Surabaya, 6 April
31. Tjokroprawiro A (2003). Garis Besar Kuliah Diabetes Mellitus untuk Mahasiswa
Semester-7 FK Unair. Surabaya, 30 Oktober
32. Tjokroprawiro A (2004). Diabetes and Pregnancy (Focus on Clinical Aspects in
Diabetology). Surabaya, 8 March
33. Tjokroprawiro A (2004). Current Treatment of Pts with T2DM in Indonesia. Severe
Practical Formulas Based on clinical Exp. in Surabaya. Kobe16 December
34. Tjokroprawiro A (2005). MNT: Principles of Parenteral Nutrition. Clinical
experience Based Lecture. MKDU Surabaya,1 Februari
35. Tjokroprawiro A (2006). The Metabolic Syndrome as Observed in Surabaya (Stage
0-4 Lifestyle, GULOH-CISAR, Drug Interventions). SUMETSU-2. Surabaya,18-19
February
36. Tjokroprawiro A (2006). PPN: Peripheral Parenteral Nutrition (Basic Principles and
Clinical Experiences in Diabetic Patients). SDW-6. Surabaya, 17 June
37. Tjokroprawiro A (2007). Par Enteral Nutrition In Daily Practice Oral - Enteral
Parenteral Clinical Formulas Based on Clinical Experiences (Examples of Formulas :
x12 , -1 , x2 , 2.5-1 , 5-1 , Etc.). SUDEMA 23-25 March
38. Tjokroprawiro A (2007). Diabetes Mellitus Garis Besar Kuliah untuk Mahasiswa
Semester-7 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya Surabaya14
September
39. Tjokroprawiro A (2008). Basic Principles of PEN and Maintenance Fluid Therapy
(Focus on Hyperglycemic Emergencies and Formulas -1 , x12 , x2 , and K-1234 ).
SDW 9. Surabaya, 26 Januari
40. Tjokroprawiro A (2009). Recent Advances in the Management of Diabetes Mellitus2009 (Consensus Statement of ADA-EASD 2009, Clinical Experiences, Etc) WDF.
Surabaya, 20-22 February
41. Tjokroprawiro A (2009). Diabetes Mellitus : Capita Selecta for Internits and Nurses
(From Basic Knowledge to ADA/ EASD Recommendations - 2009). Surabaya,15-19
June

22
42. Tjokroprawiro A (2010). Medical Nutrition Therapy (MNT) In Clinical Practice Oral
- Enteral Parenteral The Empirical Formulas in P.E.N. : -1 , x12 , 3 , x2 , 2.5-1 , 51 , Etc. (Based on Clinical Experiences : 1978-2010). MKDU Surabaya, 8 February
43. Tjokroprawiro A (2010). Cinula: the FDC of Cinnulin PF-250mg, ALA-300mg,
and VIT. B12-100mcg (It has Multiple Properties for Pts with Obesity, Pre DM, the
MetS and T2DM). Padang, 19-20 February
44. Turtle JR, Kaneko T, Osato S (1999). Diabetes in the New Millennium First
Published 1999. The Endocrinology and Diabetes Research Foundation of the
University of Sydney
45. Wibisono S (2003). Perawatan kaki penderita Diabetes Mellitus. Modul Pelatihan
edukator Diabetes Mellitus bagi Dokter Puskesmas, Perawat dan Ahli Gizi 13
Desember 2003
-oOo-

Anda mungkin juga menyukai