Anda di halaman 1dari 3

Analisis Perpindahan Penumpang (Movement)

Secara umum pengguna jasa angkutan selalu berupaya untuk mencari jenis
angkutan yang cepat dan dengan biaya relatif murah, sehingga di upayakan dalam
melakukan perjalanan tidak berpindah dari satu jenis transportasi yang satu ke
transportasi yang lain. Perpindahan jenis transportasi lebih dari satu kali di samping
biaya relatif tinggi, juga memerlukan waktu relatif lama serta dari sisi keamanan
juga tidak terjamin.
Untuk itu perlu di lakukan evaluasi terhadap tingkat perpindahan penumpang dalam
memanfaatkan sarana transportasi. karena semakin banyak penumpang yang
berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis transportasi lain, maka dapat di
katakan bahwa manajemen angkutan kota belum memadai, sebaliknya jika relatif
sedikit penumpang yang berpindah dari satu jenis transportasi ke jenis transportasi
lainnya, maka di katakan bahwa jalur tersebut telah efisien.
Mengingat penumpang angkutan kota relatif banyak, maka untuk melakukan
analisis terhadap tingkat perpindahan penumpang di lakukan dengan model survey
secara acak, di mana survey di lakukan terhadap semua rute trayek angkutan kota
yang ada di Kota Depok yaitu sebanyak 27 trayek. Selanjutnya dari masing-masing
trayek di ambil sampel secara acak baik pada waktu sibuk maupun pada waktu
tidak sibuk, dan setiap trayek diambil sampel sebanyak 6 penumpang yang terbagibagi atas waktu sibuk dan tidak sibuk.
Dari analisis perpindahan penumpang, dapat di ketahui bahwa pelayanan dan
pembukaan jalur yang baik adalah yang memungkinkan penumpang mengadakan
perjalanan tanpa melakukan perpindahan dari tempat asal berangkat ke tempat
tujuan yang di inginkan. Jika penumpang harus berpindah dari satu rute ke rute
lainnya, atau dari mode angkutan satu ke mode angkutan lainnya akan menambah
waktu perjalanan dan biaya. Jika tingkat perpindahan penumpang tinggi
menandakan rute tersebut tidak cocok bagi penumpang dan sebaliknya jika
prosentase perpindahan rendah di katakan rute tersebut relatif baik.
Berdasarkan penelitian terlihat bahwa tingkat perpindahan penumpang untuk 1x
dari setiap trayek dari jam sibuk rata-rata di atas 47%. Hal tersebut menandakan
bahwa pembukaan jalur trayek secara keseluruhan belum efisien, di mana 47% dari
penumpang masih melanjutkan perjalanan lebih dari satu kali.

Analisis Load faktor.


Analisis load faktor ini di maksudkan untuk mengukur kapasitas penumpang setiap
kali melakukan perjalanan, sehingga dari data load faktor, nantinya dapat di ketahui
apakah setiap kendaraan dari setiap kendaraan dari setiap trayek mampu
mengangkut penumpang dalam kapasitas maksimal, bila tidak maksimal berarti

rute dari dan ke dalam tersebut tidak menguntungkan jika di evaluasi dari aspek
kapasitas penumpangnya. Namun demikian apabila di tinjau dari kepentingan
masyarakat pengguna jasa, Load faktor yang rendah akan menyenangkan karena
yang bersangkutan lebih leluasa dan longgar memanfaatkan tempat duduknya.
Akan tetapi bagi pengusaha jasa transportasi, load faktor yang rendah akan
merugikan mereka, karena kapasitas angkut setiap trayek tidak maksimal. sehingga
untuk melakukan perhitungan load faktor, yang mendekati angka kebenaran, maka
perlu di lakukan evaluasi terhadap setiap penumpang baik penumpang yang turun
maupun yang naik kendaraan. Selanjutnya perlu di analisa perhitungan load faktor
pada saat ramai dan pada saat sepi dari masing-masing rute/trayek. setidaknya
hasil perhitungan ini dapat di jadikan pedoman dalam penetapan kebijakan, baik
bagi pemerintah maupun bagi pengusaha angkutan itu sendiri.
Berdasarkan Penelitian telah dapat di ketahui bahwa secara keseluruhan tingkat
load faktor angkutan kota di Depok relatif masih belum efisien. Hal tersebut terbukti
dari masih rendahnya angka load faktor untuk seluruh trayek yang ada, di mana
tingkat kapasitas penumpang setiap perjalanan hanya terisi kurang lebih hanya
50% dari kapasitas yang tersedia. kondisi ini membuktikan bahwa jumlah armada
angkutan sudah sangat penuh, sehingga tidak di perlukan penambahan armada
yang baru.

Analisis Frekuensi Kendaraan dan Variansi Frekuensi


Analisis frekuensi penumpang di maksudkan untuk mengukur kinerja angkutan kota
dalam memberikan pelayanan pada penumpang. Secara umum para penumpang
selalu mengharapkan agar cepat mendapatkan kendaraan untuk tujuan
perjalanannya, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama dan cepat sampai ke
tujuan.
Dalam Konteks penelitian ini, Peneliti mencoba untuk mengukur frekuensi
kendaraan dari masing-masing trayek ke arah tujuan yang di tetapkan, baik pada
waktu jam sibuk maupun di luar jam sibuk. Pada jam sibuk, frekuensi kendaraan di
lakukan pada 12 kendaraan tiap jam, dan pada jam tidak sibuk frekuensi kendaraan
di lakukan paling sedikit 6 kendaraan tiap jam.
Pergantian jam sibuk, berarti pada waktu tersebut jumlah kendaraan yang di
butuhkan relatif banyak, karena banyak calon penumpang yang akan
membutuhkannya untuk kepentingan berangkat kerja, berangkat sekolah/kuliah,
maupun untuk keperluan bisnis. Sementara itu jam tidak sibuk, di artikan bahwa
pada waktu tersebut relatif sedikit permintaan terhadap sarana angkutan, karena
aktifitas calon penumpang relatif sedikit. Teknik yang di pergunakan dalam analis
frekuensi penumpang yaitu dengan cara mencatat semua kendaraan angkutan kota
yang lewat dari setiap trayek dalam satuan waktu per jam.

Sehingga dari hasil ini, rute trayek dapat di katakan baik apabila variansi antara
waktu di luar jam sibuk dengan waktu yang sibuk relatif sama, seperti misalnya
untuk trayek D02, D03, D05 dan D06, di mana waktu sepi dengan waktu sibuk
jumlah frekuensi kendaraan sama. Namun dalam kenyataannya telah di peroleh
juga temuan bahwa sebagian besar rute Angkutan Kota di Kota Depok masih belum
optimal, di mana pada saat jam sibuk kekurangan kendaraan, dan pada saat di luar
jam sibuk banyak kendaraan yang menganggur. Hal itu menandakan bahwa
manajemen angkutan kota untuk seluruh trayek perlu di perbaiki, karena banyak
trayek yang tidak efisien lagi jika di analisa dari aspek frekuensi dan variansinya.

Analisis waktu perjalanan pulang pergi (bolak-balik)


Untuk menentukan efektivitas waktu tempuh perjalanan angkutan kota, perlu
dilakukan perhitungan waktu tempuh perjalanan bolak-balik dari tempat asal ke
tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asal. Waktu perjalanan bolak-balik ini
tergantung pada kecepatan panjang rute, dan kondisi lalu lintas. Kecepatan di
asumsikan bahwa kendaraan akan berjalan sesuai dengan kecepatan normal di
jalan perkotaan yaitu 60 km/jam. Sementara itu panjang rute, artinya berapa jauh
rute/trayek dari tempat asal sampai ke tempat tujuan. Semakin jauh jaraknya
berarti semakin lama waktu tempuh untuk bolak-balik. Sedangkan kondisi lalu lintas
di artikan bahwa kelancaran perjalanan sangat tergantung pada situasi dan kondisi
jalan yang di lalui apakah terjadi hambatan atau tidak. Setiap penumpang menyukai
apabila perjalanan mereka cepat sampai, sehingga atas dasar waktu perjalanan
bolak balik tersebut dapat memperhitungkan berapa banyak kebutuhan kendaraan.
Pergantian jam sibuk, berarti pada waktu tersebut jumlah kendaraan yang di
butuhkan relatif banyak, karena banyak calon penumpang yang akan
membutuhkannya untuk kepentingan berangkat kerja, berangkat sekolah/kuliah,
maupun untuk keperluan bisnis. Sementara itu jam tidak sibuk, di artikan bahwa
pada waktu tersebut relatif sedikit permintaan terhadap sarana angkutan, karena
aktifitas calon penumpang relatif sedikit.
Berdasarkan data hasil penelitian di peroleh data tentang frekuensi kendaraan pada
waktu jam sibuk dan di luar jam sibuk untuk masing-masing trayek. Teknik yang di
lakukan yaitu dengan cara mencatat semua kendaraan angkutan kota yang lewat
dari setiap trayek dalam satuan waktu per jam. Waktu perjalanan bolak-balik di
asumsikan sebagai waktu perjalanan sekali putar dari tempat asal ke tempat tujuan
dan kembali lagi ke tempat asal, dengan memperhitungkan waktu tunggu di
terminal. hasil ini dapat di ketahui bahwa waktu perjalanan bolak-balik dari setiap
trayek relatif sangat bervariasi. Di satu sisi ada yang mempunyai waktu relatif
singkat, dan di sisi lain ada yang mempunyai waktu relatif lama, sementara itu tarif
yang di berlakukan relatif sama dengan peraturan pemerintah daerah, kondisi
tersebut tentunya berpengaruh pada penghasilan armada angkutan.

Anda mungkin juga menyukai